CINXE.COM

Indonesian – The Conversation

<?xml version="1.0" encoding="UTF-8"?> <feed xml:lang="en-US" xmlns="http://www.w3.org/2005/Atom" xmlns:foaf="http://xmlns.com/foaf/0.1/" xmlns:rdf="http://www.w3.org/1999/02/22-rdf-syntax-ns#" xmlns:rdfs="http://www.w3.org/2000/01/rdf-schema#"> <id>tag:theconversation.com,2011:/articles</id> <link rel="alternate" type="text/html" href="https://theconversation.com"/> <link rel="self" type="application/atom+xml" href="https://theconversation.com/articles.atom?language=id"/> <title>Indonesian – The Conversation</title> <updated>2025-04-01T02:30:48Z</updated> <entry> <id>tag:theconversation.com,2011:article/248887</id> <published>2025-04-01T02:30:48Z</published> <updated>2025-04-01T02:30:48Z</updated> <link rel="alternate" type="text/html" href="https://theconversation.com/konsumsi-banyak-obat-sekaligus-demi-sembuhkan-penyakit-apa-akibatnya-248887"/> <title>Konsumsi banyak obat sekaligus demi sembuhkan penyakit: Apa akibatnya?</title> <content type="html">&lt;blockquote&gt; &lt;p&gt;● Polifarmasi bisa tingkatkan harapan hidup, tapi juga berisiko mengganggu fungsi organ hingga picu kematian&lt;/p&gt; &lt;p&gt;● Lansia merupakan kelompok usia terbanyak melakukan polifarmasi&lt;/p&gt; &lt;p&gt;● Dibutuhkan pelayanan kolaboratif untuk mencegah risiko efek samping polifarmasi&lt;/p&gt; &lt;/blockquote&gt; &lt;hr&gt; &lt;p&gt;Jumlah penduduk lansia (lanjut usia) di Indonesia terus bertambah. Sensus Penduduk Indonesia tahun 2023, memperkirakan jumlah lansia mencapai &lt;a href="https://www.bps.go.id/id/publication/2023/12/29/5d308763ac29278dd5860fad/statistik-penduduk-lanjut-usia-2023.html"&gt;29 juta jiwa&lt;/a&gt;. Bahkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memprediksi jumlah lansia akan terus bertambah menjadi &lt;a href="https://kemkes.go.id/id/indonesia-siapkan-lansia-aktif-dan-produktif"&gt;50 juta jiwa&lt;/a&gt; pada 2045. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Bertambahnya jumlah lansia turut meningkatkan jumlah kasus multimorbiditas (pasien mengidap dua atau lebih penyakit). Ini disebabkan fungsi organ, sel, dan jaringan tubuh kita &lt;a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S1568163723003343?via%3Dihub"&gt;semakin menurun&lt;/a&gt; ketika menua.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kondisi tersebut berisiko memicu peradangan kronis yang menyebabkan berbagai masalah kesehatan di masa tua, seperti gangguan jantung, demensia, diabetes, hingga radang sendi. Lansia dengan banyak penyakit memiliki kecenderungan melakukan &lt;a href="https://journals.sagepub.com/doi/10.1177/21501319231178595?url_ver=Z39.88-2003&amp;amp;rfr_id=ori:rid:crossref.org&amp;amp;rfr_dat=cr_pub%20%200pubmed"&gt;polifarmasi&lt;/a&gt; (mengonsumsi lima atau lebih obat-obatan secara bersamaan). &lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0167494324001419"&gt;Penelitian tahun 2024&lt;/a&gt; mengungkapkan bahwa jumlah pasien polifarmasi mencapai tiga miliar pasien di seluruh dunia. &lt;a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0167494324001419"&gt;Lansia&lt;/a&gt; merupakan kelompok yang paling dominan mengonsumsi banyak obat-obatan sekaligus, disusul dengan &lt;a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532953/"&gt;orang dewasa muda&lt;/a&gt; yang berisiko mengalami penyakit. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pada dasarnya, proses pengobatan &lt;a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532953/"&gt;polifarmasi&lt;/a&gt; bertujuan untuk menyembuhkan gejala, memperlambat perkembangan penyakit, mengurangi bahayanya, serta meningkatkan harapan hidup pasien. Namun, di sisi lain, praktik ini juga berisiko membahayakan kesehatan.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Bahaya konsumsi banyak obat&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Kasus polifarmasi sering dijumpai pada pasien lansia dengan &lt;a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532953/"&gt;penyakit kardiovaskular&lt;/a&gt; (pembuluh darah dan jantung), saluran pencernaan dan metabolisme, infeksi sistemik, serta tekanan darah tinggi.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Lansia lebih rentan mengalami efek samping polifarmasi karena perubahan metabolisme akibat penuaan mengurangi kemampuan tubuh mereka dalam menghilangkan zat sisa obat dari darah maupun mengatasi efek samping interaksi obat-obatan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Risiko efek samping obat pun kian besar ketika &lt;a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532953/"&gt;jumlah obat yang digunakan semakin banyak&lt;/a&gt;. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dampak polifarmasi bisa menurunkan fungsi organ, memperpanjang durasi rawat inap, &lt;a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK574550/"&gt;mengganggu penglihatan&lt;/a&gt;, menurunkan kemampuan berpikir, serta menyebabkan delirium (linglung parah). Selain itu, polifarmasi juga bisa memicu &lt;a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK574550"&gt;kelemahan&lt;/a&gt;, disabilitas, hingga &lt;a href="https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC8865634/"&gt;kematian&lt;/a&gt; lansia. &lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Butuh pelayanan kolaboratif&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Kasus polifarmasi semakin marak karena &lt;a href="https://www.sciencedirect.com/topics/pharmacology-toxicology-and-pharmaceutical-science/polypharmacy"&gt;kian banyaknya obat bebas&lt;/a&gt; (tanpa resep), produk herbal, suplemen, vitamin, dan mineral yang diperjualbelikan di Indonesia. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Karena itu, pemerintah bersama penyedia layanan kesehatan perlu menyiapkan strategi berikut guna mencegah dampak negatif polifarmasi:&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;strong&gt;1. Kolaborasi antarnakes&lt;/strong&gt;&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Terapkan &lt;a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK574550/"&gt;pelayanan kolaboratif&lt;/a&gt; antarprofesi tenaga kesehatan, seperti ahli farmasi dengan dokter. Ahli farmasi perlu dilibatkan untuk mencermati atau meninjau pengobatan yang diresepkan dokter. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Ahli farmasi juga bisa memeriksa kemungkinan adanya &lt;a href="https://bmchealthservres.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12913-024-11339-8"&gt;interaksi obat&lt;/a&gt; yang diresepkan oleh dua atau lebih dokter. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dokter-dokter yang merawat pasien juga perlu berkolaborasi untuk mengendalikan polifarmasi pada pasien dengan banyak penyakit. Hal ini guna menghindari duplikasi peresepan obat dengan efek serupa, maupun interaksi obat yang merugikan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;strong&gt;2. Edukasi pasien&lt;/strong&gt;&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Minimnya pemahaman masyarakat mengenai manfaat dan bahaya polifarmasi bisa menimbulkan kesalahpahaman. Misalnya sebagian masyarakat mungkin tidak mempersoalkan penggunaan banyak obat secara bersamaan, tapi tidak sedikit pula yang mengkhawatirkan dampak dari pemberian beberapa jenis obat sekaligus.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kondisi yang disebutkan terakhir bisa mendorong pasien lebih memilih untuk menghentikan pengobatan tanpa berkonsultasi dengan dokter—yang justru bisa menyebabkan kegagalan pengobatan. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Fenomena ini lebih banyak terjadi pada pasien yang berobat ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut. Pasien polifarmasi sering kali &lt;a href="https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0280204"&gt;salah memahami&lt;/a&gt; seberapa banyak obat yang bisa dikonsumsi dalam sehari.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Untuk itu, penyedia layanan kesehatan perlu mengedukasi masyarakat mengenai dampak penggunaan obat sebagaimana &lt;a href="https://peraturan.bpk.go.id/Details/117572/permenkes-no-35-tahun-2014"&gt;aturan pemerintah&lt;/a&gt;. Pemerintah juga perlu lebih gencar mengedukasi masyarakat soal manfaat dan dampak polifarmasi. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;a href="https://www.thelancet.com/journals/lanhl/article/PIIS2666-7568(23)00036-3/fulltext"&gt;Edukasi kesehatan pada masyarakat&lt;/a&gt; bisa dilakukan melalui fasilitas kesehatan tingkat pertama dan tingkat lanjut melalui kader kesehatan di posyandu lansia. Hal ini bisa dilakukan dengan bekerja bersama pemangku kepentingan setempat, seperti kepala desa, tokoh agama, ataupun LSM.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;strong&gt;3. Rekonsiliasi obat&lt;/strong&gt;&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Rekonsiliasi obat merupakan upaya memverifikasi daftar obat yang diterima pasien. Cara ini penting untuk meminimalkan kelalaian dalam peresepan obat, sekaligus meresepkan pengobatan yang lebih aman dan efektif. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Melalui &lt;a href="https://link.springer.com/article/10.1007/s41999-021-00449-9"&gt;rekonsiliasi obat&lt;/a&gt;, dokter dan petugas kesehatan yang merawat mengetahui riwayat peresepan obat dari pasien yang ditangani. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dengan begitu, dokter bisa meresepkan obat yang diperlukan saja, serta menghindari duplikasi peresepan obat dengan efek serupa yang berisiko menimbulkan interaksi obat merugikan. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;strong&gt;4. Perketat regulasi&lt;/strong&gt;&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pemerintah juga perlu memperketat regulasi izin penggunaan obat dan suplemen di Indonesia—dimulai dengan membuat sistem data kesehatan pasien yang terintegrasi.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Nantinya, apoteker dan ahli farmasi terkait bisa memeriksa riwayat kesehatan pasien yang hendak membeli obat. Cara ini mungkin bisa mengurangi risiko dampak negatif polifarmasi, termasuk penyalahgunaan obat yang tidak sesuai kebutuhan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Polifarmasi yang tepat mungkin bisa meningkatkan harapan hidup pasien, tetapi di sisi lain praktik ini juga berisiko merugikan. Dengan menerapkan sejumlah langkah strategis di atas, diharapkan dapat meningkatkan keamanan dan efektivitas peresepan obat, sekaligus mencegah dampak negatif penggunaan banyak obat sekaligus.&lt;/p&gt;&lt;img src="https://counter.theconversation.com/content/248887/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" /&gt; &lt;p class="fine-print"&gt;&lt;em&gt;&lt;span&gt;Para penulis tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi di luar afiliasi akademis yang telah disebut di atas.&lt;/span&gt;&lt;/em&gt;&lt;/p&gt;</content> <summary>Dokter bisa resepkan lima obat sekaligus untuk mengatasi orang dengan banyak penyakit. Namun, cara ini juga berisiko membahayakan kesehatan.</summary> <author> <name>Eviana Budiartanti Sutanto, Dosen Fakultas Kedokteran, Unika Soegijapranata </name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/profiles/eviana-budiartanti-sutanto-2282635"/> </author> <author> <name>Luciana Sutanto, Ketua Departemen Ilmu Gizi FKIK UKRIDA</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/profiles/luciana-sutanto-2304482"/> </author> <author> <name>Perigrinus H Sebong, Pengajar, Peneliti Kesehatan Global, Planetary health dan Penyakit Tropis, Unika Soegijapranata </name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/profiles/perigrinus-h-sebong-1374306"/> </author> <rights>Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.</rights> </entry> <entry> <id>tag:theconversation.com,2011:article/252176</id> <published>2025-03-30T03:29:46Z</published> <updated>2025-03-30T03:29:46Z</updated> <link rel="alternate" type="text/html" href="https://theconversation.com/bagaimana-cara-berbahagia-dengan-yang-kita-miliki-dan-berhenti-membandingkan-diri-252176"/> <title>Bagaimana cara berbahagia dengan yang kita miliki dan berhenti membandingkan diri</title> <content type="html">&lt;figure&gt;&lt;img src="https://images.theconversation.com/files/654996/original/file-20240725-17-jdme9b.png?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;rect=0%2C0%2C1828%2C949&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=496&amp;amp;fit=clip" /&gt;&lt;figcaption&gt;&lt;span class="caption"&gt;&lt;/span&gt; &lt;span class="attribution"&gt;&lt;a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-vector/jealous-people-look-happy-positive-woman-2231548507"&gt;Alphavector/Shutterstock&lt;/a&gt;&lt;/span&gt;&lt;/figcaption&gt;&lt;/figure&gt;&lt;p&gt;Kadang-kadang, kita merasa tak seharusnya bahagia dengan apa yang kita miliki. Apalagi kita hidup di dunia yang penuh ketidakadilan dan kekejaman di berbagai lapisan lingkungan kita. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Bukan cuma itu, beberapa orang terdekat yang saya kenal juga merupakan sosok yang &lt;em&gt;denial&lt;/em&gt;: teguh menolak hal yang sulit diubah.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kita pun hidup di tengah sistem ekonomi yang mengambil keuntungan dari perasaan pribadi seperti merasa kurang (&lt;em&gt;insecure&lt;/em&gt;), menginginkan sesuatu, dorongan membandingkan diri dengan orang lain, dan rasa iri. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Perasaan iri kerap membuat kita merasa kurang dan menginginkan sesuatu, bukan kebalikannya. Ini terjadi berkat kepiawaian iklan: memunculkan kebutuhan yang “&lt;a href="https://theconversation.com/the-manipulation-of-the-american-mind-edward-bernays-and-the-birth-of-public-relations-44393"&gt;dipersepsikan&lt;/a&gt;” alias kebutuhan semu. Kita melihat seseorang yang hidupnya “ideal"—seru, seksi, kreatif, kemudian menginginkan apa yang mereka miliki: sepatu, jam tangan, liburan, atau apa pun itu.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Perasaan iri tak akan muncul tanpa adanya perbandingan. Sementara perbandingan memerlukan standar pengukuran untuk mengukur diri kita. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kultur pop menawarkan beberapa standar. Mulai dari seberapa menarik kita sebagai objek seksual (jumlah &lt;em&gt;match&lt;/em&gt; di aplikasi kencan) atau seberapa eksis kita di dunia digital (jumlah pengikut atau &lt;em&gt;likes&lt;/em&gt;). Semua ukuran ini memengaruhi konsep kesuksesan atau kegagalan kita. &lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Efek negatif ‘standar palsu’&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Terkadang, standar-standar tersebut menjadi ukuran kesuksesan palsu. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pikirkanlah salah satu contoh, misalnya seorang "pria yang punya &lt;em&gt;high-value&lt;/em&gt;”. Di internet, sosok tersebut sama dengan pria yang &lt;a href="https://knowyourmeme.com/memes/high-value-woman-man"&gt;banyak uang, pertemanan luas, dan berguna bagi banyak orang&lt;/a&gt;. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Ujung-ujungnya, definisi itu mendorong individu mengejar capaian materi dan peningkatan diri yang palsu untuk mencapai kesuksesan atau daya tarik seksual. Lagu TikTok yang viral, &lt;a href="https://www.youtube.com/watch?v=QOc74ATrR6g"&gt;&lt;em&gt;I’m Looking for a Man in Finance&lt;/em&gt;&lt;/a&gt;, cukup menggambarkan standar tersebut.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Asumsi tersembunyi di standar ini adalah: semakin banyak “hal keren” yang kita miliki, semakin bernilai pula kita sebagai individu. Di balik asumsi tersebut terdapat konsep terselubung: kita hanya bisa “memiliki” sesuatu yang bernilai dalam hidup—alih-alih &lt;a href="https://www.nytimes.com/2015/04/12/opinion/sunday/david-brooks-the-moral-bucket-list.html"&gt;menjadi sesuatu yang bernilai&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Asumsi ini biasanya berakar dari perasaan tak pantas (&lt;em&gt;shame&lt;/em&gt;): perasaan bahwa diri kita saja tidaklah cukup. Kita seakan-akan tak layak untuk menentukan standar kesuksesan atau kegagalan dalam hidup kita sendiri.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Merasa malu dengan diri sendiri sebenarnya tak melulu buruk. Perasaan negatif yang sehat membuat kita sadar ketika membuat kesalahan atau melakukan tindakan yang tak sesuai dengan standar moral kita sendiri. Perasaan rendah diri ini mengingatkan kita untuk melakukan perubahan.&lt;/p&gt; &lt;figure class="align-center "&gt; &lt;img alt="Seorang perempuan berteriak pada dirinya versi lebih muda.." src="https://images.theconversation.com/files/613622/original/file-20240814-17-fgyxz8.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/613622/original/file-20240814-17-fgyxz8.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=400&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/613622/original/file-20240814-17-fgyxz8.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=30&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=400&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/613622/original/file-20240814-17-fgyxz8.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=15&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=400&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/613622/original/file-20240814-17-fgyxz8.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=503&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/613622/original/file-20240814-17-fgyxz8.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=30&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=503&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/613622/original/file-20240814-17-fgyxz8.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=15&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=503&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"&gt; &lt;figcaption&gt; &lt;span class="caption"&gt;Rasa tak pantas bisa menjadi sangat menyakitkan secara psikologis.&lt;/span&gt; &lt;span class="attribution"&gt;&lt;a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-vector/sad-little-girl-holding-mirror-swearing-2413112945"&gt;Alphavector/Shutterstock&lt;/a&gt;&lt;/span&gt; &lt;/figcaption&gt; &lt;/figure&gt; &lt;h2&gt;Rasa tak pantas yang menyakitkan&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Versi yang tak sehat dari rasa malu adalah perasaan tak pantas. Perasaan ini lebih dalam dari sekadar malu atau keraguan moral. Peneliti sifat rentan (&lt;em&gt;vulnerability&lt;/em&gt;) &lt;a href="https://brenebrown.com/articles/2013/01/15/shame-v-guilt/"&gt;Brené Brown&lt;/a&gt; mendefinisikannya sebagai “perasaan menyakitkan yang intens atau keyakinan bahwa diri kita penuh kekurangan sehingga tak layak mendapatkan cinta”. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Perasaan tak pantas itu &lt;a href="https://cptsdfoundation.org/2019/04/11/the-neuroscience-of-shame/"&gt;benar-benar mencengkeram&lt;/a&gt; sehingga bisa membuat kita melakukan apa saja agar tak menyadari kehadiran perasaan tersebut.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sikap &lt;em&gt;denial&lt;/em&gt; tersebut dapat terbentuk saat kita mendengar suara hati (akibat pengalaman pahit masa lalu) yang seakan-akan menjadi nyata karena kita membandingkannya dengan sekitar kita. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Suara yang begitu menghakimi itu kemudian memberi tahu bahwa kita bukan sedang mengalami suatu kegagalan, tapi kita adalah orang gagal. Konsep ini sering disebut “&lt;a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3330497/#:%7E:text=In%20projection%2C%20the%20patient%20will,participate%20actively%20in%20the%20process."&gt;proyeksi&lt;/a&gt;”.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Di sisi lain, meski kita menyadari perasaan tak pantas itu, tak jarang kita malah bernegosiasi dengannya. Kita mengupayakan perbaikan ke lingkungan sekitar kita, sebagai penebusan akan perasaan tak berharga yang kita alami. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Di masa yang lebih kelam, perasaan tak pantas ini bisa mengambil alih kehidupan kita, membuat kita merasa tak berdaya, dan mendorong kita menjauhi setiap relasi yang ada.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Cara melawan perasaan tak pantas dan bahagia dengan diri sendiri&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Perasaan tak pantas bisa jadi sangat sulit untuk kita hadapi. Mengenali dan berefleksi terkait perasaan tersebut bisa menjadi langkah yang bermanfaat. Mengubah cara memahami diri dan hubungan kita dengan orang lain juga dapat membantu. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sebenarnya ada banyak cara yang bisa kita lakukan. Namun, agar lebih mudah dijelaskan, ada tiga pilihan yang cukup berkesan menurut saya.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;1. Stoikisme&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;&lt;a href="https://theconversation.com/apa-itu-stoikisme-mengenal-aliran-filsafat-pengendali-diri-dan-pencegah-depresi-214490"&gt;Stoikisme&lt;/a&gt; (&lt;em&gt;stoicism&lt;/em&gt;) merupakan sebuah aliran filsafat yang intinya meyakini bahwa sifat bawaan kita seharusnya menjadi pribadi yang stabil. Oleh karena itu, tujuan dari hidup kita seharusnya adalah memenuhi kestabilan tersebut serta mengembangkan diri.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sering kali kita menilai diri berdasarkan keadaan imajiner (“kalau saya lebih kurus, lebih bagus”) dan kepercayaan bahwa tindakan tertentu akan membuat imajinasi tersebut jadi nyata (“diet cokelat akan mengembalikan bentuk tubuh saya seperti saat remaja”).&lt;/p&gt; &lt;figure class="align-center "&gt; &lt;img alt="Anak laki-laki berjalan dengan perempuan tua" src="https://images.theconversation.com/files/613625/original/file-20240814-19-2fy3pe.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/613625/original/file-20240814-19-2fy3pe.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=400&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/613625/original/file-20240814-19-2fy3pe.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=30&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=400&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/613625/original/file-20240814-19-2fy3pe.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=15&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=400&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/613625/original/file-20240814-19-2fy3pe.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=503&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/613625/original/file-20240814-19-2fy3pe.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=30&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=503&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/613625/original/file-20240814-19-2fy3pe.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=15&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=503&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"&gt; &lt;figcaption&gt; &lt;span class="caption"&gt;Pendekatan stoik berarti menyambungkan diri dengan lingkunga sekitar.&lt;/span&gt; &lt;span class="attribution"&gt;&lt;a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-vector/young-man-helps-old-woman-carry-2342000875"&gt;Alphavector/Shutterstock&lt;/a&gt;&lt;/span&gt; &lt;/figcaption&gt; &lt;/figure&gt; &lt;p&gt;Kedua hal tersebut bisa menyesatkan. Sebab, hal-hal yang kita inginkan bisa berdampak buruk untuk diri kita. Kita pun tak bisa mengendalikan masa depan seperti yang kita bayangkan. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Para Stoik berpendapat bahwa seseorang harus menyelaraskan kondisi emosionalnya dengan hal-hal yang mereka kejar. Agar bisa berkembang, kita juga perlu terus-menerus mengendalikan diri.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Untuk mencapai tujuan tersebut, pendekatan stoikisme mendorong kita untuk mengenali dan mengembangkan kebiasaan yang mendorong kita dekat dengan lingkungan dan dunia secara lebih luas. Ini dimulai dari diri kita sendiri, lalu keluarga, komunitas, negara, kemanusiaan secara luas dan bahkan alam semesta.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;2. Eksistensialisme&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Berkebalikan dengan stoikisme, eksistensialisme justru percaya bahwa &lt;a href="https://www.jstor.org/stable/10.5325/jspecphil.30.2.0144"&gt;tak ada tujuan hidup hakiki dalam hidup manusia&lt;/a&gt;. Tak ada hal apa pun yang bisa mendefinisikan diri kita. Kita memiliki sesuatu yang tak bisa diambil oleh siapa pun: kapasitas mengubah diri, menyambut hal baru, hingga memulai gebrakan unik.&lt;/p&gt; &lt;figure class="align-center "&gt; &lt;img alt="Seorang perempuan melakukan _skydiving_" src="https://images.theconversation.com/files/613627/original/file-20240814-17-f3xly3.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/613627/original/file-20240814-17-f3xly3.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=400&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/613627/original/file-20240814-17-f3xly3.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=30&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=400&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/613627/original/file-20240814-17-f3xly3.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=15&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=400&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/613627/original/file-20240814-17-f3xly3.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=503&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/613627/original/file-20240814-17-f3xly3.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=30&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=503&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/613627/original/file-20240814-17-f3xly3.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=15&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=503&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"&gt; &lt;figcaption&gt; &lt;span class="caption"&gt;Eksistensialis menentukan tujuan hidup mereka sendiri.&lt;/span&gt; &lt;span class="attribution"&gt;&lt;a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-vector/woman-parachutist-flies-sky-showing-thumbs-2461385913"&gt;Alphavector/Shutterstock&lt;/a&gt;&lt;/span&gt; &lt;/figcaption&gt; &lt;/figure&gt; &lt;p&gt;Perasaan hampa yang terkadang muncul setelah menggapai target yang lama diimpikan (misalnya mendapat promosi jabatan yang signifikan) bisa terasa membingungkan. Namun, perasaan inilah yang menjadi pengingat bahwa tak ada yang membatasi kita untuk mencapai satu tujuan saja. Semuanya bergantung pada diri kita sendiri.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kita harus menghadapi kenyataan bahwa kita merupakan individu yang bebas sehingga kita juga bertanggung jawab untuk hal-hal yang kita lakukan dan makna yang kita berikan pada hal tersebut.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;3. Psikoterapi humanistik&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;&lt;a href="https://www.psychologytoday.com/us/therapy-types/humanistic-therapy"&gt;Perspektif psikoterapi humanistik&lt;/a&gt; menawarkan jalan tengah dari dua pandangan sebelumnya. Pandangan ini mengajak kita memandang diri dengan cinta kasih. Sebab, kita adalah individu yang kompleks dan penuh tanggung jawab, sekaligus tak sempurna dan penuh kerentanan. Kita pun selalu berada dalam hubungan yang terus berkembang sehingga memberi kita makna dan tujuan hidup.&lt;/p&gt; &lt;figure class="align-center "&gt; &lt;img alt="Orang-orang berbahagia melambaikan tangan" src="https://images.theconversation.com/files/613628/original/file-20240814-19-zy18o6.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/613628/original/file-20240814-19-zy18o6.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=400&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/613628/original/file-20240814-19-zy18o6.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=30&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=400&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/613628/original/file-20240814-19-zy18o6.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=15&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=400&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/613628/original/file-20240814-19-zy18o6.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=503&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/613628/original/file-20240814-19-zy18o6.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=30&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=503&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/613628/original/file-20240814-19-zy18o6.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=15&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=503&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"&gt; &lt;figcaption&gt; &lt;span class="caption"&gt;Dalam psikoterapi humanistik, hubungan yang kita jalani memunculkan makna hidup.&lt;/span&gt; &lt;span class="attribution"&gt;&lt;a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-vector/portrait-smiling-interracial-group-hugging-feeling-2424476209"&gt;Alphavector/Shutterstock&lt;/a&gt;&lt;/span&gt; &lt;/figcaption&gt; &lt;/figure&gt; &lt;p&gt;Dalam pendekatan ini, baik hubungan yang kita jalin maupun perhatian yang kita berikan dan terima akan menjawab pertanyaan hidup terpenting: “Siapa kita?"—terutama saat kita mengalami krisis. Menjawab pertanyaan itu akan membutuhkan ketulusan, kebaikan, serta kejujuran kita dalam menjalin hubungan apa pun. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dengan begitu, kita melihat diri sendiri dan orang lain bukan sekadar individu dengan kelemahan, tetapi sosok unik yang terus berkembang.&lt;/p&gt;&lt;img src="https://counter.theconversation.com/content/252176/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" /&gt; &lt;p class="fine-print"&gt;&lt;em&gt;&lt;span&gt;Joshua Forstenzer menerima dana dari Yale Center for Faith and Culture sebagai bagian dari proyek yang didanai Templeton yaitu Life Worth Living (&lt;a href="https://lifeworthliving.yale.edu/"&gt;https://lifeworthliving.yale.edu/&lt;/a&gt;). Ia juga menjadi konsultan untuk North Consulting sebagai bagian dari proyek LIFE Erasmus+ (&lt;a href="https://www.kmop.gr/projects-vf/news-life-worth-living/"&gt;https://www.kmop.gr/projects-vf/news-life-worth-living/&lt;/a&gt;) yang menggunakan metode pedagogik berbasis teks untuk memfasilitasi perbincangan kesejahteraan mental terkait makna dan tujuan dengan guru dan pemimpin sekolah di lima negara Eropa.&lt;/span&gt;&lt;/em&gt;&lt;/p&gt;</content> <summary>Sering kali kita menganggap bahwa memiliki lebih banyak ‘hal baik’ membuat menjadi sosok yang lebih bernilai. Namun, pandangan tersebut tak selalu benar.</summary> <author> <name>Joshua Forstenzer, Senior Lecturer in Philosophy and Co-Director of the Centre for Engaged Philosophy, University of Sheffield</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/profiles/joshua-forstenzer-341323"/> </author> <rights>Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.</rights> </entry> <entry> <id>tag:theconversation.com,2011:article/250498</id> <published>2025-03-29T05:33:02Z</published> <updated>2025-03-29T05:33:02Z</updated> <link rel="alternate" type="text/html" href="https://theconversation.com/merawat-hewan-peliharaan-yang-sakit-serius-dapat-membuat-kita-stres-burnout-dan-cemas-tak-berkesudahan-250498"/> <title>Merawat hewan peliharaan yang sakit serius dapat membuat kita stres, ‘burnout’, dan cemas tak berkesudahan</title> <content type="html">&lt;figure&gt;&lt;img src="https://images.theconversation.com/files/650531/original/file-20250129-17-c2ilp8.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;rect=0%2C14%2C4928%2C3260&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=496&amp;amp;fit=clip" /&gt;&lt;figcaption&gt;&lt;span class="caption"&gt;&lt;/span&gt; &lt;span class="attribution"&gt;&lt;a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/close-portrait-senior-woman-sitting-outdoors-1936614613"&gt;Ground Picture/Shutterstock&lt;/a&gt;&lt;/span&gt;&lt;/figcaption&gt;&lt;/figure&gt;&lt;p&gt;Hidup ditemani hewan peliharaan membawa banyak manfaat. Mereka dapat membuat kita &lt;a href="https://www.nature.com/articles/s41598-025-85254-1"&gt;merasa selalu memiliki teman, dicintai, dan mendapatkan dukungan&lt;/a&gt;. Memiliki hewan peliharaan juga berkaitan dengan &lt;a href="https://theconversation.com/is-owning-a-dog-good-for-your-health-238888"&gt;risiko kematian dini yang lebih rendah&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sebagian besar kita rela melakukan apa pun untuk anabul kesayangan kita yang sakit. Namun, sama halnya dengan merawat orang sakit, mengurus hewan sakit juga dapat &lt;a href="https://theconversation.com/family-caregivers-face-financial-burdens-isolation-and-limited-resources-a-social-worker-explains-how-to-improve-quality-of-life-for-this-growing-population-219953"&gt;membawa beban tersendiri&lt;/a&gt;. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sejumlah penelitian mengonfirmasi pemilik hewan peliharaan merasakan beban serupa setelah merawat hewan yang sakit serius.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Stres dalam kondisi ini sering disebut sebagai beban pengasuh (&lt;em&gt;&lt;a href="https://www.sciencedirect.com/topics/medicine-and-dentistry/caregiver-burden"&gt;caregiver burden&lt;/a&gt;&lt;/em&gt;).&lt;/p&gt; &lt;figure class="align-center zoomable"&gt; &lt;a href="https://images.theconversation.com/files/645431/original/file-20250129-19-p8sdil.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;rect=0%2C0%2C6606%2C4397&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=1000&amp;amp;fit=clip"&gt;&lt;img alt="Anjing tua bermain di rumput" src="https://images.theconversation.com/files/645431/original/file-20250129-19-p8sdil.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;rect=0%2C0%2C6606%2C4397&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/645431/original/file-20250129-19-p8sdil.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=400&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/645431/original/file-20250129-19-p8sdil.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=30&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=400&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/645431/original/file-20250129-19-p8sdil.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=15&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=400&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/645431/original/file-20250129-19-p8sdil.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=503&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/645431/original/file-20250129-19-p8sdil.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=30&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=503&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/645431/original/file-20250129-19-p8sdil.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=15&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=503&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"&gt;&lt;/a&gt; &lt;figcaption&gt; &lt;span class="caption"&gt;Sebagian besar dari kita rela melakukan apa saja untuk hewan peliharaan kita yang sakit.&lt;/span&gt; &lt;span class="attribution"&gt;&lt;a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/small-old-dog-grass-garden-outdoor-2483884751"&gt;Haletska Olha/Shutterstock&lt;/a&gt;&lt;/span&gt; &lt;/figcaption&gt; &lt;/figure&gt; &lt;h2&gt;Stres, depresi, &lt;em&gt;burnout&lt;/em&gt;, dan kecemasan&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Sebuah &lt;a href="https://bvajournals.onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1136/vr.104295"&gt;penelitian&lt;/a&gt; pada 2017 mencermati bagaimana kondisi orang dengan hewan peliharaan yang sehat dan membandingkannya dengan orang yang merawat hewan peliharaan dengan penyakit kritis.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Penelitian tersebut menyoroti bagaimana individu yang harus merawat hewan yang sakit serius merasa bahwa mereka tidak memiliki waktu untuk diri sendiri. Sebab, mereka harus mendedikasikan waktu untuk berfokus merawat hewan peliharaannya.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dibandingkan pemilik hewan yang sehat, pengasuh hewan peliharaan yang sakit mengalami:&lt;/p&gt; &lt;blockquote&gt; &lt;p&gt;tekanan lebih berat, stres, dan gejala depresi/kecemasan, juga penurunan kualitas hidup.&lt;/p&gt; &lt;/blockquote&gt; &lt;p&gt;&lt;a href="https://bvajournals.onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1002/vetr.3266"&gt;Riset&lt;/a&gt; kami pada 2023 berfokus pada pengalaman individu yang merawat anjing-anjing tua menunjukkan hasil mengkhawatirkan—serupa dengan penelitian sebelumnya.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kami menyurvei individu dengan anjing berusia delapan tahun ke atas. Beberapa anjing yang mereka pelihara memiliki &lt;a href="https://theconversation.com/dogs-can-get-dementia-but-lots-of-walks-may-lower-the-risk-189297"&gt;disfungsi kognitif hewan&lt;/a&gt;, mirip seperti demensia dari penyakit Alzheimer’s pada manusia.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sejumlah 16% dari total 637 responden survei kami memiliki &lt;a href="https://bvajournals.onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1002/vetr.3266"&gt;beban pengasuhan&lt;/a&gt; yang tinggi. Mereka lebih rentan pada kondisi psikologis, fisik, dan finansial yang negatif.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Salah satu responden menyampaikan:&lt;/p&gt; &lt;blockquote&gt; &lt;p&gt;Saya dan pasangan saya sama sekali tak bisa meninggalkannya di rumah sendirian […]. Saya khawatir dengan kualitas hidup [hewan peliharaan saya]. Saya merasa pasangan saya benar-benar kesulitan menghadapi penurunan kondisi [hewan peliharaan] saya dan ketika tiba waktunya melakukan eutanasia, saya tahu bahwa sayalah yang akan mendorong keputusan tersebut. Saya merasakan kecemasan terus-menerus saat keputusan tersebut makin dekat.&lt;/p&gt; &lt;/blockquote&gt; &lt;p&gt;Tekanan pengasuhan yang lebih tinggi berkaitan dengan kepemilikan anjing yang mengalami disfungsi kognitif hewan, pemilik hewan peliharaan yang berusia 25 sampai 44 tahun, dan individu yang hidup sendirian.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Temuan ini masuk akal karena individu yang hidup sendirian tidak memiliki orang lain untuk mendukung atau menolong mereka. Perilaku anjing yang paling sulit dihadapi orang antara lain gangguan di malam hari dan gonggongan.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Beban pengasuhan di situasi lainnya&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Penyakit atau kondisi ketidakmampuan apa pun pada hewan peliharaan berpeluang menjadi sumber stres bagi pengasuhnya.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Bahkan masalah perilaku pada anjing, seperti sifat agresif atau gangguan terkait perpisahan, berhubungan dengan tekanan klinis signifikan pada lebih dari &lt;a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1558787823000576"&gt;68% orang&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Mayoritas riset yang ada memang dilakukan pada anjing. Namun, pemilik kucing sakit juga dapat memiliki &lt;a href="https://journals.sagepub.com/doi/full/10.1177/1098612X221145835"&gt;beban tinggi&lt;/a&gt; meski terlihat lebih rendah dibandingkan tekanan yang dialami pemilik anjing sakit.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kami sebelumnya &lt;a href="https://bvajournals.onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/vetr.836"&gt;menemukan&lt;/a&gt; bahwa sepertiga pemilik kucing dengan epilepsi lebih berpeluang merasakan tekanan pengasuhan dan stres tinggi.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Masalah ini menjadi &lt;a href="https://bvajournals.onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/vetr.836"&gt;kian serius&lt;/a&gt; bagi pemilik hewan peliharaan yang merasa tidak didukung oleh dokter hewan mereka. Contohnya, mereka merasa janji temu dengan dokter dilakukan dengan terburu-buru atau kekhawatiran mereka disepelekan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pemilik hewan peliharaan yang lebih berpeluang mengalami beban pengasuhan ini termasuk orang berumur di bawah 55 tahun dan pemilik kucing dengan kejang tak terkontrol.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Emosi yang kuat dan kebutuhan yang rumit&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Beban mengasuh hewan peliharaan yang sakit belum cukup dipahami, bahkan oleh dokter hewan sekalipun.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Individu yang mengalami stres pengasuhan cenderung memerlukan konsultasi lebih lama di klinik hewan, datang lebih sering, dan &lt;a href="https://avmajournals.avma.org/view/journals/javma/254/1/javma.254.1.124.xml"&gt;menjadi emosional dan marah&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;a href="https://avmajournals.avma.org/view/journals/javma/254/1/javma.254.1.124.xml"&gt;Dari perspektif dokter hewan&lt;/a&gt;, klien dengan emosi kuat dan kebutuhan yang kompleks menjadi tantangan tersendiri.&lt;/p&gt; &lt;figure class="align-center zoomable"&gt; &lt;a href="https://images.theconversation.com/files/645441/original/file-20250129-15-xtz68x.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=1000&amp;amp;fit=clip"&gt;&lt;img alt="Seorang perempuan dan anjing tuanya mengunjungi dokter hewan." src="https://images.theconversation.com/files/645441/original/file-20250129-15-xtz68x.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/645441/original/file-20250129-15-xtz68x.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=400&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/645441/original/file-20250129-15-xtz68x.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=30&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=400&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/645441/original/file-20250129-15-xtz68x.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=15&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=400&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/645441/original/file-20250129-15-xtz68x.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=503&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/645441/original/file-20250129-15-xtz68x.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=30&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=503&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/645441/original/file-20250129-15-xtz68x.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=15&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=503&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"&gt;&lt;/a&gt; &lt;figcaption&gt; &lt;span class="caption"&gt;Individu yang mengalami beban pengasuhan tinggi cenderung membutuhkan waktu lebih lama berkonsultasi di klinik hewan.&lt;/span&gt; &lt;span class="attribution"&gt;&lt;a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/beautiful-sad-woman-saying-goodbye-her-1939464136"&gt;Beach Creatives/Shutterstock&lt;/a&gt;&lt;/span&gt; &lt;/figcaption&gt; &lt;/figure&gt; &lt;h2&gt;Bagaimana cara mendapatkan bantuan?&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Jika kamu atau orang yang kamu kenali sedang kesulitan merawat hewan peliharaan yang sakit kritis, temui dokter hewan yang dapat dipercaya dan membuatmu nyaman. Jika kamu dapat menceritakan kesulitan kamu, dokter tersebut dapat memberikan dukungan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Mintalah bantuan orang lain! Mintalah bantuan teman dan keluarga agar kamu bisa beristirahat sejenak. Kita terbiasa melakukannya ketika baru membawa pulang anak anjing atau kucing. Namun, kita tidak berpikir bahwa bantuan tersebut juga dapat dimanfaatkan ketika hewan peliharaan sakit, menua, atau perlu perhatian lebih.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Ketahuilah bahwa wajar untuk terkadang merasa frustrasi, kewalahan, atau bahkan kesal dengan hewan peliharaan sendiri. Perasaan tersebut bukan menandakan kita tidak mencintai mereka. Perasaan tersebut berarti kita memasuki level perawatan yang sulit.&lt;/p&gt; &lt;figure class="align-center zoomable"&gt; &lt;a href="https://images.theconversation.com/files/645444/original/file-20250129-17-p0jw2c.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=1000&amp;amp;fit=clip"&gt;&lt;img alt="Seorang perempuan menyentuhkan dahinya ke kepala anjingnya dengan penuh cinta." src="https://images.theconversation.com/files/645444/original/file-20250129-17-p0jw2c.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/645444/original/file-20250129-17-p0jw2c.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=571&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/645444/original/file-20250129-17-p0jw2c.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=30&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=571&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/645444/original/file-20250129-17-p0jw2c.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=15&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=571&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/645444/original/file-20250129-17-p0jw2c.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=718&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/645444/original/file-20250129-17-p0jw2c.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=30&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=718&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/645444/original/file-20250129-17-p0jw2c.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=15&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=718&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"&gt;&lt;/a&gt; &lt;figcaption&gt; &lt;span class="caption"&gt;Menjadi pengasuh itu sulit.&lt;/span&gt; &lt;span class="attribution"&gt;&lt;a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/woman-her-dog-tender-scene-274435256"&gt;Soloviova Liudmyla/Shutterstock&lt;/a&gt;&lt;/span&gt; &lt;/figcaption&gt; &lt;/figure&gt; &lt;p&gt;Meski banyak kesulitan, banyak pengasuh hewan peliharaan yang menemukan ketenangan dari hubungan mendalam dengan hewan peliharaan mereka. Salah satu responden kami dalam &lt;a href="https://bvajournals.onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1002/vetr.3266"&gt;studi&lt;/a&gt; terkait anjing tua menulis:&lt;/p&gt; &lt;blockquote&gt; &lt;p&gt;setiap momen yang saya miliki saat ini dengannya adalah sebuah anugerah. Ia telah memberikan banyak hal pada saya selama sepuluh tahun belakangan; inilah waktu untuk membalasnya.&lt;/p&gt; &lt;/blockquote&gt; &lt;p&gt;Hewan peliharaan juga memberi makna bagi hidup kita. Dalam &lt;a href="https://bvajournals.onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/vetr.836"&gt;studi kami terkait kucing dengan epilepsi&lt;/a&gt;, salah satu responden menulis:&lt;/p&gt; &lt;blockquote&gt; &lt;p&gt;Saya rasa kebanyakan orang tak menyadari manfaat hidup dengan kucing berkebutuhan khusus.&lt;/p&gt; &lt;/blockquote&gt; &lt;p&gt;Mendukung ikatan antara manusia dan hewan berarti mendukung manusia dan juga hewan. Kita semua akan menjadi sosok yang lebih baik ketika kita menyadari dan mendukung individu yang sedang kesulitan merawat hewan peliharaan mereka.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;em&gt;Kezia Kevina Harmoko berkontribusi dalam penerjemahan artikel ini.&lt;/em&gt;&lt;/p&gt;&lt;img src="https://counter.theconversation.com/content/250498/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" /&gt; &lt;p class="fine-print"&gt;&lt;em&gt;&lt;span&gt;Susan Hazel terafiliasi dengan Dog and Cat Management Board of South Australia dan RSPCA South Australia. Ia menerima dana dari Waltham Foundation.&lt;/span&gt;&lt;/em&gt;&lt;/p&gt;&lt;p class="fine-print"&gt;&lt;em&gt;&lt;span&gt;Tracey Taylor menerima dana dari Waltham Foundation.&lt;/span&gt;&lt;/em&gt;&lt;/p&gt;</content> <summary>Sama seperti sulitnya merawat orang sakit, merawat hewan peliharaan yang sakit serius juga membawa ‘caregiver burden’, berdasarkan beberapa penelitian.</summary> <author> <name>Susan Hazel, Associate Professor, School of Animal and Veterinary Science, University of Adelaide</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/profiles/susan-hazel-402495"/> </author> <author> <name>Tracey Taylor, PhD Candidate, School of Animal and Veterinary Sciences, University of Adelaide</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/profiles/tracey-taylor-1373303"/> </author> <rights>Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.</rights> </entry> <entry> <id>tag:theconversation.com,2011:article/251151</id> <published>2025-03-28T06:21:10Z</published> <updated>2025-03-28T06:21:10Z</updated> <link rel="alternate" type="text/html" href="https://theconversation.com/konten-brain-rot-lumpuhkan-kemampuan-kita-bercerita-penuh-makna-251151"/> <title>Konten brain rot lumpuhkan kemampuan kita bercerita penuh makna</title> <content type="html">&lt;p&gt;Saya mengajar sebuah mata kuliah tentang hubungan antara &lt;a href="https://www.pewresearch.org/global/2022/12/06/views-of-social-media-and-its-impacts-on-society-in-advanced-economies-2022/"&gt;masyarakat dengan media sosial&lt;/a&gt; di Durham College. Sebagai bagian dari tugas, saya meminta mahasiswa saya untuk merefleksikan penggunaan media sosial mereka.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Tema yang sering muncul adalah kelekatan mereka dengan ponsel. Banyak dari mereka mengakui bahwa mereka menghabiskan banyak waktu setiap harinya di media sosial untuk menonton video pendek tanpa tujuan jelas dan menunda aktivitas yang lebih produktif.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Ada sebuah istilah untuk perilaku ini dan dampaknya ke kesehatan mental. Salah satunya baru dinobatkan sebagai &lt;a href="https://corp.oup.com/news/brain-rot-named-oxford-word-of-the-year-2024/"&gt;Oxford Word of the Year 2024&lt;/a&gt;: “&lt;em&gt;brainrot&lt;/em&gt;” — penurunan kondisi mental atau intelektual seseorang. Ini terjadi terutama karena konsumsi konten receh secara berlebihan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Bagi banyak orang dewasa, adiksi internet atau disebut &lt;a href="https://www.nytimes.com/2025/02/01/magazine/anna-lembke-interview.html?smid=url-share"&gt;candu digital&lt;/a&gt; (&lt;em&gt;digital drugs&lt;/em&gt;) oleh para psikolog klinis dapat hadir dari aktivitas belanja digital, bermain &lt;em&gt;game&lt;/em&gt;, judi &lt;em&gt;online&lt;/em&gt;, hingga pornografi. Adiksi ini telah menjadi permasalahan serius terlebih setelah kita menerapkan kebijakan pembatasan jarak sosial (&lt;em&gt;social distancing&lt;/em&gt;) akibat pandemi COVID-19.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kelahiran media sosial di awal abad ini disambut antusias karena memiliki potensi untuk &lt;a href="https://doi.org/10.7551/mitpress/6115.001.0001"&gt;memberdayakan individu&lt;/a&gt;, &lt;a href="https://www.routledge.com/Digital-Storytelling-Capturing-Lives-Creating-Community/Lambert-Hessler/p/book/9781138577664?srsltid=AfmBOoqvVaYy2rJHONwTFG9Ja0Di4vE9-l5IZ6oBXf-KKD5Jmf8H9QsY"&gt;memfasilitasi proses bercerita&lt;/a&gt;, dan &lt;a href="https://doi.org/10.7551/mitpress/7105.001.0001"&gt;menghubungkan komunitas&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Meski membuka semua potensi tersebut, media sosial juga berisiko menjadi tantangan serius pada hubungan kita terhadap fakta dan rasa percaya—dua hal dasar dari demokrasi yang efektif. Penyebaran misinformasi dan pembentukan &lt;a href="https://doi.org/10.1073/pnas.2023301118"&gt;ruang gema&lt;/a&gt; (&lt;em&gt;echo chambers&lt;/em&gt;) kian menguatkan posisi komunitas yang berlawanan ketika berinteraksi di media sosial. Hasilnya, media sosial menjadi media yang subur akan &lt;a href="https://doi.org/10.1126/sciadv.adk2031"&gt;kebencian dan ekstremisme&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sebagai seorang sosiolog, saya mempelajari kultur pop. Saya dan kolega saya dari Toronto Metropolitan University (TMU) dan University of Ottawa baru saja merilis laporan tentang &lt;a href="https://www.torontomu.ca/cerc-migration/research/themes/project-brief/cultural-identity-narratives/"&gt;bagaimana narasi kultural dan identitas berevolusi di tengah lajunya perkembangan teknologi digital&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;figure class="align-center zoomable"&gt; &lt;a href="https://images.theconversation.com/files/647742/original/file-20250207-15-4dq7rk.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=1000&amp;amp;fit=clip"&gt;&lt;img alt="dua perempuan duduk di sofa sambil menggunakan ponsel pintar" src="https://images.theconversation.com/files/647742/original/file-20250207-15-4dq7rk.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/647742/original/file-20250207-15-4dq7rk.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=400&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/647742/original/file-20250207-15-4dq7rk.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=30&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=400&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/647742/original/file-20250207-15-4dq7rk.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=15&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=400&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/647742/original/file-20250207-15-4dq7rk.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=503&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/647742/original/file-20250207-15-4dq7rk.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=30&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=503&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/647742/original/file-20250207-15-4dq7rk.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=15&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=503&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"&gt;&lt;/a&gt; &lt;figcaption&gt; &lt;span class="caption"&gt;Di tengah kultur yang selalu terhubung, banyak anak muda hidup di dunia digital dengan gambaran ideal dan perbandingan yang tak realistis.&lt;/span&gt; &lt;span class="attribution"&gt;&lt;span class="source"&gt;(Shutterstock)&lt;/span&gt;&lt;/span&gt; &lt;/figcaption&gt; &lt;/figure&gt; &lt;h2&gt;Tingkat konsentrasi yang menurun&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Rata-rata anak muda di Amerika Serikat &lt;a href="https://www.commonsensemedia.org/sites/default/files/research/report/2023-cs-smartphone-research-report_final-for-web.pdf#:%7E:text=On%20a%20typical%20day%2C%20participants%20received%20a%20median%20of%20237%20notifications.&amp;amp;text=About%20a%20quarter%20(23%)%20of%20notifications%20arrived,are%20more%20dis%2D%20ruptive%20to%20young%20people"&gt;menghabiskan lebih dari 5 jam di depan layar dan mendapatkan 237 notifikasi&lt;/a&gt;—satu notifikasi setiap empat menit.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Di tengah kultur yang selalu terhubung ini, banyak anak muda hidup di dunia digital dengan gambaran ideal. Misalnya dari &lt;em&gt;influencer&lt;/em&gt; kecantikan yang menebar perbandingan tak realistis yang mendorong &lt;a href="https://www.theatlantic.com/technology/archive/2024/03/teen-childhood-smartphone-use-mental-health-effects/677722/?utm_source=copy-link&amp;amp;utm_medium=social&amp;amp;utm_campaign=share"&gt;perasaan rendah diri dan tak berharga&lt;/a&gt;. Sama halnya dengan &lt;em&gt;bro culture&lt;/em&gt;, &lt;a href="https://medium.com/@markdery/how-stoicism-became-broicism-123f3aae6aba"&gt;salah satu bentuk _toxic masculinity&lt;/a&gt;_ yang disebut-sebut jalan menuju kesuksesan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Menurut ahli budaya &lt;a href="https://www.newyorker.com/culture/infinite-scroll/the-internets-new-favorite-philosopher"&gt;Byung-Chul Han&lt;/a&gt;, hal-hal tersebut merupakan tanda menurunnya kemampuan bercerita (&lt;em&gt;storytelling&lt;/em&gt;). Pembaca modern tak lagi mampu terhubung secara mendalam dengan narasi. Tatapan “panjang, perlahan, terhanyut” yang memungkinkan kita untuk melamun dan benar-benar teralihkan telah tergantikan dengan keterikatan penuh fokus pada informasi yang tak kunjung habis.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Hasilnya, kemampuan &lt;a href="https://www.theguardian.com/books/2024/feb/18/the-crisis-of-narration-byung-chul-han-review"&gt;bernarasi benar-benar di ujung tanduk&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;a href="https://fsc-ccf.ca/wp-content/uploads/2024/08/Work-Quality-Experiences-Among-Young-Workers_TMU-FSC_Report.pdf"&gt;Tim peneliti dari TMU&lt;/a&gt; yang mempelajari lingkungan perspektif pekerja muda baru saja membuat &lt;a href="https://www.torontomu.ca/news-events/news/2024/03/tmu-research-investigates-what-better-work-looks-like-young-workers/"&gt;video berdurasi 2 menit 40 detik&lt;/a&gt; untuk mengajak pelajar memahami topik terkait apa yang pekerja muda inginkan dari pekerjaan mereka.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Para pelajar tak mampu menonton keseluruhan video karena merasa durasinya terlalu panjang. Pada akhirnya, tim peneliti harus mengedit video menjadi kumpulan video yang jauh lebih singkat—beberapa hanya berdurasi 16 detik—agar mereka dapat menjaga perhatian dari pelajar. Apakah temuan ini mengejutkan?&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Teknologi dan media modern terus-menerus mengingatkan kita untuk menjaga memori dan melindungi sejarah. Namun, &lt;a href="https://muse.jhu.edu/pub/4/article/26184"&gt;memori pun penuh dengan paradoks&lt;/a&gt;, karena setiap upaya untuk mengingat tetap melibatkan proses melupakan dan ketiadaan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Platform daring, dengan konten yang cepat berlalu, berisiko berkontribusi pada &lt;a href="https://doi.org/10.33137/ijournal.v8i2.41039"&gt;hilangnya memori kultural&lt;/a&gt;. Ini akibat dari banyaknya konten yang sifatnya hanya untuk dibagikan dan mendapat interaksi dangkal, bukan ekspresi kultural yang bermakna.&lt;/p&gt; &lt;figure class="align-center zoomable"&gt; &lt;a href="https://images.theconversation.com/files/647836/original/file-20250209-15-54jl34.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=1000&amp;amp;fit=clip"&gt;&lt;img alt="sekelompok anak muda duduk dan melihat ke ponsel pintar masing-masing" src="https://images.theconversation.com/files/647836/original/file-20250209-15-54jl34.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/647836/original/file-20250209-15-54jl34.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=403&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/647836/original/file-20250209-15-54jl34.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=30&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=403&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/647836/original/file-20250209-15-54jl34.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=15&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=403&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/647836/original/file-20250209-15-54jl34.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=507&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/647836/original/file-20250209-15-54jl34.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=30&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=507&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/647836/original/file-20250209-15-54jl34.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=15&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=507&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"&gt;&lt;/a&gt; &lt;figcaption&gt; &lt;span class="caption"&gt;Platform daring berisiko berkontribusi pada hilangnya memori kultural karena banyak konten yang dibagikan hanya untuk interaksi dangkal dan bukan ekspresi kultural mendalam.&lt;/span&gt; &lt;span class="attribution"&gt;&lt;span class="source"&gt;(Shutterstock)&lt;/span&gt;&lt;/span&gt; &lt;/figcaption&gt; &lt;/figure&gt; &lt;h2&gt;&lt;em&gt;Brain rot&lt;/em&gt; terjadi, kebenaran pergi&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Dalam memoarnya, penulis dan naturalis Henry David Thoreau menyesali penurunan kapasitas masyarakat untuk berpikir secara mendalam dan melakukan upaya intelektual. Masyarakat kini berpikir secara sederhana dan dangkal.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pada 1854, ia menulis dalam bukunya yang berjudul &lt;a href="https://www.gutenberg.org/files/205/205-h/205-h.htm"&gt;&lt;em&gt;Walden&lt;/em&gt;&lt;/a&gt;:&lt;/p&gt; &lt;blockquote&gt; &lt;p&gt;“Ketika Inggris berupaya menyembuhkan pembusukan kentang (&lt;em&gt;potato-rot&lt;/em&gt;), akankah ada upaya untuk menyembuhkan pembusukan otak (&lt;em&gt;brain rot&lt;/em&gt;) yang dampaknya lebih luas dan fatal?&lt;/p&gt; &lt;/blockquote&gt; &lt;p&gt;Thoreau bisa jadi telah memprediksi masa depan ketika AS dipimpin oleh presiden yang tak hanya tak mampu berpikir secara mendalam dan berefleksi diri, tetapi juga menyepelekan fakta sejarah dan nilai-nilai moral.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Di luar reputasinya sebagai &lt;a href="https://democracy21.org/news/freds-weekly-note/donald-trump-and-his-cult-of-liars"&gt;pembohong patologis&lt;/a&gt; (&lt;em&gt;pathological liar&lt;/em&gt;), Donald Trump menjadi contoh nyata istilah yang dicetuskan Harry Frankfurt yaitu &lt;a href="https://press.princeton.edu/books/hardcover/9780691122946/on-bullshit?srsltid=AfmBOoopbB1H9pNGEo6KcQQOs8tQj6Dv7HehPYQs0CIRSrtpS7ItEXv3"&gt;&lt;em&gt;bulshitter&lt;/em&gt;&lt;/a&gt;. Berbeda dari pembohong pada umumnya yang sengaja membuat klaim palsu tentang realitas, Trump justru berbicara tanpa mengindahkan kebenaran sama sekali.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;em&gt;Bulshitters&lt;/em&gt; menyelewengkan tata cara perbincangan dengan membuat pertanyaan tentang kebenaran dan kebohongan tak lagi relevan. Kebenaran dan kebohongan hanya menjadi alat bercerita—tak memedulikan fakta.&lt;/p&gt; &lt;hr&gt; &lt;p&gt; &lt;em&gt; &lt;strong&gt; Baca juga: &lt;a href="https://theconversation.com/bullshit-is-everywhere-heres-how-to-deal-with-it-at-work-135661"&gt;Bullshit is everywhere. Here's how to deal with it at work&lt;/a&gt; &lt;/strong&gt; &lt;/em&gt; &lt;/p&gt; &lt;hr&gt; &lt;h2&gt;Perspektif yang lebih luas&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;&lt;a href="https://www.blackwellpublishing.com/content/bpl_images/content_store/sample_chapter/0631225137/bridge.pdf"&gt;Georg Simmel&lt;/a&gt; menjadi salah satu ilmuwan sosial pertama yang mengungkapkan kekhawatiran tentang dampak kehidupan modern dengan kesehatan mental. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pada 1903 saat menulis tentang Berlin, Georg mendeskripsikan tentang &lt;em&gt;&lt;a href="https://roam.macewan.ca:8443/server/api/core/bitstreams/19031f82-a816-490b-83a1-408041120d96/content"&gt;blasé attitude&lt;/a&gt;&lt;/em&gt; sebagai kondisi psikologis yang muncul ketika otak menghadapi terlalu banyak stimulus. Untuk menghadapi banjir stimulus, otak membuat sebuah mekanisme pertahanan diri: menjadi tak peduli dengan sekeliling. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Satu abad kemudian, ketika linimasa daring kita dibanjiri konten tanpa batas, aneh rasanya untuk menilik kembali observasi Simmel. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kita harus berkembang dari diagnostik tradisional berupa &lt;a href="https://unevoc.unesco.org/home/Digital+Competence+Frameworks"&gt;kerangka literasi digital dan kompetensi&lt;/a&gt;. Masalah utamanya bukan pada teknologi, tetapi dalam sistem sosio-ekonomi yang lebih luas ketika teknologi beroperasi—sebuah &lt;a href="https://www.theoryculturesociety.org/blog/review-jonathan-crary-scorched-earth"&gt;lingkaran setan antara konsumen - kapitalis - dan dunia digital&lt;/a&gt; yang mengikis otak dan budaya kita.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Manusia pada dasarnya selalu terkagum akan cerita. Kita perlu cerita untuk &lt;a href="https://thecreativemind.substack.com/p/salman-rushdie-on-why-we-need-stories"&gt;memahami diri sendiri&lt;/a&gt;. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sayangnya, algoritma media sosial yang berorientasi pada keuntungan telah membuat pengalaman manusia seakan-akan seragam dan pada akhirnya merusak keberagaman budaya. Kita telah berubah dari seorang pencerita menjadi sekadar pedagang cerita.&lt;/p&gt;&lt;img src="https://counter.theconversation.com/content/251151/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" /&gt; &lt;p class="fine-print"&gt;&lt;em&gt;&lt;span&gt;Masoud Kianpour menerima dana dari Social Sciences and Humanities Research Council of Canada.&lt;/span&gt;&lt;/em&gt;&lt;/p&gt;</content> <summary>Media social punya potensi menguatkan kemampuan bercerita, tetapi juga dapat menyebarkan misinformasi, dan menimbulkan ‘brain rot’.</summary> <author> <name>Masoud Kianpour, Senior Research Fellow, Canada Excellence Research Chair in Migration and Integration program, Toronto Metropolitan University</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/profiles/masoud-kianpour-1378692"/> </author> <rights>Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.</rights> </entry> <entry> <id>tag:theconversation.com,2011:article/252534</id> <published>2025-03-28T04:10:15Z</published> <updated>2025-03-28T04:10:15Z</updated> <link rel="alternate" type="text/html" href="https://theconversation.com/tumbuhan-ternyata-juga-bisa-berpuasa-bagaimana-caranya-252534"/> <title>Tumbuhan ternyata juga bisa berpuasa: Bagaimana caranya?</title> <content type="html">&lt;blockquote&gt; &lt;p&gt;● Tumbuhan juga “berpuasa” sebagai strategi bertahan hidup saat kondisi lingkungan tidak mendukung, seperti kekeringan, musim dingin, atau kurangnya sumber makanan&lt;/p&gt; &lt;p&gt;● Bentuk “puasa” tumbuhan beragam, seperti dormansi biji (menunda perkecambahan), dormansi tunas (menghentikan pertumbuhan tunas), dan absisi (menggugurkan daun)&lt;/p&gt; &lt;p&gt;● Perubahan iklim bisa membuat tumbuhan lebih sering “berpuasa”&lt;/p&gt; &lt;/blockquote&gt; &lt;hr&gt; &lt;p&gt;Tahukah kamu jika puasa bukan cuma ada di dunia manusia, tapi juga di dunia tumbuhan?&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Tentu saja, jangan membayangkan tumbuhan “berpuasa” dalam arti tradisional seperti manusia—mereka punya cara sendiri. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Jika manusia biasanya berpuasa pada waktu tertentu seperti Ramadan, tumbuhan berpuasa saat kondisi tertentu. Misalnya, saat tidak ada asupan air di masa kekeringan atau saat cuaca panas ekstrem.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Selama “berpuasa”, tumbuhan memperlambat aktivitas metabolisme tubuhnya demi bertahan hidup dalam kondisi yang kurang mendukung. &lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Beragam bentuk “puasa” tumbuhan&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;“Puasa” tumbuhan biasa dilakukan dalam beberapa bentuk, seperti:&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;strong&gt;1. Dormansi biji&lt;/strong&gt;&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dormansi berarti tidur, mengurangi aktivitas pertumbuhan, atau bisa disebut juga “berpuasa tumbuh”. Biji akan dorman saat berada dalam kondisi lingkungan sekitar yang &lt;a href="https://nph.onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1469-8137.2006.01787.x"&gt;tidak cocok&lt;/a&gt; untuk perkecambahan. Misalnya, biji jatuh di bebatuan atau tanah yang kering akan menyebabkan biji “berpuasa” atau tidak banyak melakukan aktivitas pertumbuhan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Ada &lt;a href="https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/34064729/"&gt;dua hormon&lt;/a&gt; penentu kapan biji harus “berpuasa” atau berkecambah, yakni asam absisat (ABA) dan giberelin. &lt;a href="https://www.frontiersin.org/journals/plant-science/articles/10.3389/fpls.2018.00668/full"&gt;Kadar&lt;/a&gt; ABA tinggi menyebabkan biji tetap “berpuasa”, dan sebaliknya, giberelin yang tinggi akan membuat biji berkecambah. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;strong&gt;2. Dormansi tunas&lt;/strong&gt;&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Tunas adalah bagian ujung dari tumbuhan, yang biasanya ada di batang, daun, atau akar. Tunas disebut &lt;a href="https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/17416545/"&gt;dorman&lt;/a&gt; saat meristem atau jaringan tumbuhan yang aktif membelah, tidak bekerja. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dormansi tunas umum terjadi pada pohon yang hidup di negeri empat musim, seperti pohon poplar (&lt;em&gt;Populus tremula&lt;/em&gt;) atau sakura (&lt;em&gt;Prunus serrulata&lt;/em&gt;), saat mereka memasuki musim dingin.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;strong&gt;3. Absisi atau menggugurkan daun&lt;/strong&gt;&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Jika kamu pernah melihat pohon-pohon menggugurkan daun, itu juga adalah salah satu bentuk “puasa” tumbuhan. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Daun adalah “dapur” tumbuhan tempat mereka memasak bahan-bahan “makanan” yang diperoleh dari tanah (air) dan udara (karbon dioksida) dengan bantuan cahaya matahari. Proses memasak ini disebut sebagai fotosintesis. Jika tumbuhan tidak punya bahan-bahan makanan, maka “dapur” mereka akan “ditutup” sementara dengan cara &lt;a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0168945218310203"&gt;menggugurkan daun&lt;/a&gt;. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Strategi ini membantu tumbuhan menghemat air dan energi agar mereka bisa bertahan hidup lebih lama. &lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Kapan tumbuhan “berpuasa”?&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Tumbuhan biasanya “berpuasa” pada kondisi tertentu, seperti berikut ini:&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;strong&gt;1. Peralihan musim gugur-dingin-semi&lt;/strong&gt; &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Suhu yang turun drastis di musim dingin bisa mengakibatkan pembekuan seluler dan mengganggu suplai air dari perakaran di tanah. Pembekuan seluler ini seperti balon kecil dengan air membeku di dalamnya. Air beku ini dapat dengan mudah merusak kulit sel tumbuhan. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;a href="https://www.ruralrootscanada.com/dry-wind-what-is-it-and-how-does-it-impact-crops/"&gt;Angin musim dingin yang kering&lt;/a&gt; juga mengganggu kelembapan daun dan berpotensi merusak fungsi daun. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dengan “berpuasa”, tumbuhan bisa mengurangi risiko kerusakan dan bertahan hingga musim semi.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;strong&gt;2. Kekeringan&lt;/strong&gt;&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dalam kondisi kekeringan, tumbuhan umumnya “berpuasa” dengan menghemat penggunaan air hanya untuk fungsi vital, salah satunya adalah &lt;a href="https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC2707345/"&gt;fotosintesis&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Bahkan di daerah yang sering kering, beberapa tumbuhan tetap “berpuasa” meski sudah memasuki musim hujan, karena mereka terbiasa mengandalkan cadangan air daripada menyerap langsung dari tanah.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Contohnya adalah &lt;a href="https://doi.org/10.1111/j.1469-8137.2005.01618.x"&gt;Pohon Baobab&lt;/a&gt; yang menyimpan air di dalam batangnya yang besar untuk bekal menghadapi kemarau panjang. Pohon ini disebut juga semi-sukulen atau tanaman yang mampu menyimpan air. Kerabatnya dari jenis sukulen sejati, seperti kaktus, melakukan hal serupa untuk bertahan di lingkungan yang gersang.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Saat kondisi benar-benar kering, beberapa jenis tumbuhan bahkan bisa “berpuasa ekstrem”. Tumbuhan akan tampak seperti mati karena kehilangan sebagian besar kandungan airnya. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;a href="https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/14960308/"&gt;Laju metabolisme tumbuhan&lt;/a&gt; akan pulih saat kondisi air lingkungan mencukupi. Itulah mengapa mereka dikenal sebagai &lt;em&gt;ressurection plant&lt;/em&gt; atau tanaman kebangkitan, salah satu contohnya adalah &lt;em&gt;Craterostigma plantagineum&lt;/em&gt; atau &lt;em&gt;blue carpet&lt;/em&gt; yang banyak tumbuh di Afrika.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;strong&gt;3. Perubahan iklim dan polusi&lt;/strong&gt;&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Polusi dan cuaca yang tidak menentu akibat &lt;a href="https://cid-inc.com/blog/how-is-climate-change-affecting-photosynthesis/"&gt;perubahan iklim&lt;/a&gt; juga bisa membuat &lt;a href="https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/12481139/"&gt;tumbuhan stres&lt;/a&gt;. Ketika tumbuhan mengalami stres, mereka harus mengalihkan energi dari pertumbuhan dan reproduksi ke mekanisme pertahanan. Proses-proses ini membutuhkan energi, sehingga tumbuhan harus mengurangi atau menghentikan sementara pertumbuhan dan reproduksi, seperti “berpuasa”.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Selain perubahan iklim, polusi juga membuat tumbuhan harus lebih sering “berpuasa”. Polusi ozon (O3) di udara bisa &lt;a href="https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/22404461/"&gt;merusak&lt;/a&gt; daun. Sementara polusi logam berat di tanah secara umum bisa &lt;a href="https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC3783763/"&gt;mengganggu&lt;/a&gt; pertumbuhan tumbuhan dan perkecambahan biji.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Masih banyak &lt;a href="https://www.nature.com/articles/s41598-024-85080-x"&gt;informasi yang harus digali&lt;/a&gt; lewat penelitian lebih lanjut untuk mengetahui bagaimana perubahan iklim dan polusi membuat tumbuhan harus “berpuasa”.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Intinya, “berpuasa” bagi tumbuhan bukan sekadar fenomena alam, melainkan bagian dari &lt;em&gt;survival mode&lt;/em&gt; atau strategi bertahan hidup saat kondisi lingkungan tidak mendukung.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Masalahnya, jika sebelumnya mayoritas tumbuhan hanya “berpuasa” di musim dingin atau kemarau, kini cuaca yang semakin tidak menentu akibat perubahan iklim dan pencemaran yang disebabkan oleh manusia memaksa mereka “berpuasa” lebih keras, sekaligus lebih lama.&lt;/p&gt;&lt;img src="https://counter.theconversation.com/content/252534/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" /&gt; &lt;p class="fine-print"&gt;&lt;em&gt;&lt;span&gt;Mafrikhul Muttaqin tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.&lt;/span&gt;&lt;/em&gt;&lt;/p&gt;</content> <summary>Tumbuhan punya cara sendiri untuk “berpuasa”. Tumbuhan “berpuasa” sebagai strategi bertahan hidup saat kondisi lingkungan tidak mendukung</summary> <author> <name>Mafrikhul Muttaqin, Lecturer, Department of Biology, IPB University</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/profiles/mafrikhul-muttaqin-1393741"/> </author> <rights>Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.</rights> </entry> <entry> <id>tag:theconversation.com,2011:article/245170</id> <published>2025-03-27T01:58:42Z</published> <updated>2025-03-27T01:58:42Z</updated> <link rel="alternate" type="text/html" href="https://theconversation.com/kualitas-guru-di-indonesia-berisiko-tertinggal-tanpa-perbaikan-pendidikan-guru-awal-245170"/> <title>Kualitas guru di Indonesia berisiko tertinggal tanpa perbaikan Pendidikan Guru Awal</title> <content type="html">&lt;blockquote&gt; &lt;p&gt;● Kualitas lulusan guru belum sebanding dengan tingginya minat terhadap pendidikan keguruan. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;● Seleksi ketat dan integrasi teori-praktik yang kuat menjadi kunci pendidikan guru efektif di Singapura, Finlandia, Jerman, dan Korea Selatan. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;● Pendidikan Guru Awal (PGA) di Indonesia perlu meningkatkan standar seleksi masuk dan memperkuat sinkronisasi teori dan praktik. &lt;/p&gt; &lt;/blockquote&gt; &lt;hr&gt; &lt;p&gt;&lt;a href="https://pddikti.kemdiktisaintek.go.id/"&gt;Minat menjadi guru di Indonesia semakin meningkat&lt;/a&gt; setelah pemerintah mengesahkan &lt;a href="https://peraturan.go.id/id/uu-no-14-tahun-2005?"&gt;Undang-Undang Guru tahun 2005&lt;/a&gt; yang menetapkan kualifikasi guru minimal sarjana serta menjamin kesejahteraan melalui program sertifikasi.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Tak heran, program Pendidikan Guru Awal (PGA) merupakan salah satu program studi paling banyak ditawarkan di Indonesia. &lt;a href="https://www.slideshare.net/slideshow/buku-statistik-pendidikan-tinggi-indonesia-2022pdf/266602014"&gt;Dari total 31.391 program studi di Indonesia, 6.398 program (sekitar 20,38%) merupakan program pendidikan guru, dengan 2.111.556 mahasiswa terdaftar&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;PGA adalah program sarjana pendidikan selama empat tahun &lt;a href="https://www.voced.edu.au/content/ngv:84330"&gt;yang merupakan tahap terpenting&lt;/a&gt; dalam meniti karier profesi guru. Pasalnya, PGA memberikan fondasi awal berupa pedagogis (pendidikan), pengetahuan disiplin ilmu, serta nilai-nilai profesionalisme.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Setelah lulus PGA, calon guru mengikuti &lt;a href="https://ppg.dikdasmen.go.id/"&gt;program sertifikasi guru selama satu tahun&lt;/a&gt; untuk memenuhi syarat sebagai pendidik profesional. &lt;a href="https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/10476210.2014.957666"&gt;Tahapan ini berperan strategis dalam membentuk pola pikir dan praktik calon guru&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sayangnya, meski &lt;a href="https://www.researchgate.net/publication/336701991_What_Happened_to_Initial_Teacher_Education_in_Indonesia_AReview_of_the_Literature"&gt;jumlah mahasiswa yang terdaftar dalam pendidikan guru meningkat&lt;/a&gt;, banyak mahasiswa yang masuk ke program pendidikan guru bukan berdasarkan minat mengajar, &lt;a href="https://www.jesma.net/index.php/jesma/article/view/78"&gt;sehingga karir menjadi guru bukanlah pilihan utama mereka&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Selain itu, &lt;a href="https://edukasi.okezone.com/read/2018/05/16/65/1899062/kualitas-lulusan-pendidikan-masih-rendah-tenaga-pendidik-harus-naik-kelas?page=all"&gt;kualitas lulusannya dipertanyakan karena tidak ada persyaratan masuk yang kompetitif&lt;/a&gt;. Bahkan, &lt;a href="https://rise.smeru.or.id/en/publication/challenges-encountered-novice-teachers-first-years-teaching"&gt;guru pemula di Indonesia merasa kurang kompeten&lt;/a&gt; dalam menangani siswa dengan karakteristik yang berbeda, berkomunikasi dengan orang tua dan sesama rekan guru, serta kesulitan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Artinya, PGA memerlukan proses seleksi yang lebih ketat serta kombinasi teori dan praktik yang lebih banyak agar para calon guru lebih siap menghadapi tantangan di lapangan.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Memperketat proses seleksi&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Penelitian yang dilakukan oleh OECD (Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi) di Australia, Jepang, Korea, Belanda, Norwegia, Amerika Serikat, dan Wales (Inggris) tahun 2018 menunjukan bahwa proses seleksi &lt;a href="https://www.oecd.org/en/publications/a-flying-start_cf74e549-en/full-report.html"&gt;yang ketat dapat meningkatkan kualitas calon guru dan mempertahankan motivasi mereka sepanjang program&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dengan menilai tidak hanya pencapaian akademis tetapi juga keterampilan komunikasi, hasrat untuk mengajar, dan komitmen terhadap pendidikan, &lt;a href="https://facultyaffairs.gwu.edu/guidelines-developing-selection-criteria"&gt;program PGA dapat menarik kandidat yang benar-benar tertarik pada profesi guru&lt;/a&gt;. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;a href="https://asiasociety.org/global-cities-education-network/how-singapore-developed-high-quality-teacher-workforce"&gt;Singapura, contohnya,&lt;/a&gt; menerapkan seleksi rekrutmen yang ketat dan selektif dengan hanya memilih calon guru dari sepertiga teratas lulusan sekolah menengah. Selain prestasi akademis, komitmen calon guru terhadap profesi merupakan faktor utama dalam seleksi.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;a href="https://link.springer.com/chapter/10.1007/978-981-16-9785-2_8#:%7E:text=A%20unique%20feature%20of%20teacher,on%20each%20of%20these%20characteristics."&gt;Proses rekrutmen juga dilakukan dalam dua tahap melibatkan kementerian pendidikan dan National Institute of Education (NIE)—lembaga utama yang bertanggung jawab atas pendidikan dan pelatihan guru di Singapura),&lt;/a&gt; berdasarkan seleksi kriteria yang meliputi keterampilan komunikasi, minat mengajar, tujuan dan aspirasi, serta kemauan untuk terus belajar. Kandidat yang telah lolos seleksi awal masih harus mengikuti &lt;a href="https://scholar.google.com/scholar?&amp;amp;q=Lim%2C%20K.%20M.%20%282013%2C%20September%29.%20Teacher%20education%20in%20Singapore.%20Paper%20presented%20at%20the%20SEAMEO%20RIHED%20Regional%20Seminar%20on%20Teacher%20Education%2C%20Singapore"&gt;masa percobaan mengajar di sekolah sebelum secara formal memulai pendidikan guru awal di NIE.&lt;/a&gt;. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sementara itu, Finlandia dan Korea Selatan menerapkan kriteria seleksi yang ketat untuk memastikan &lt;a href="https://www.wiley.com/en-us/Empowered+Educators%3A+How+High-Performing+Systems+Shape+Teaching+Quality+Around+the+World-p-9781119369608"&gt;hanya kandidat yang sangat termotivasi dan kompeten yang memasuki program pendidikan guru.&lt;/a&gt;&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Di Finlandia, &lt;a href="https://gpseducation.oecd.org/revieweducationpolicies/#!node=&amp;amp;filter=all"&gt;hanya sekitar 10% dari total pendaftar yang berhasil diterima dalam program pendidikan guru di universitas.&lt;/a&gt; Proses seleksi ini mencakup uji akademis, wawancara, serta penilaian keterampilan sosial dan motivasi. Finlandia menekankan bahwa calon guru tidak hanya harus memiliki kemampuan akademis tinggi, tetapi juga komitmen dan keterampilan mendidik yang kuat.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Sinkronisasi praktik dan teori&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Dengan beragamnya karakter demografi dan dinamika kebijakan pendidikan, &lt;a href="https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC6314359/?"&gt;guru harus memiliki kemampuan menerjemahkan teori ke dalam praktik&lt;/a&gt;. Ini bisa dilakukan melalui:&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;strong&gt;1. Pendidikan guru berbasis riset dan berbasis bukti&lt;/strong&gt;&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Salah satu pendekatan yang terbukti efektif di negara maju, seperti Finlandia, adalah pendidikan guru berbasis riset. &lt;a href="https://eric.ed.gov/?id=ED496378"&gt;Pendekatan ini menekankan penguatan keterampilan analitis dan reflektif calon guru melalui keterampilan meneliti. &lt;/a&gt;&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pendidikan guru berbasis riset diterapkan melalui mata kuliah &lt;a href="https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/02619760701844993"&gt;metodologi riset dan aplikasinya dalam praktik pengajaran&lt;/a&gt; yang bertujuan untuk membantu guru &lt;a href="https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1111/j.1465-3435.2010.01432.x"&gt;melakukan observasi, analisis, dan mengembangkan praktik mengajar mereka&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Opsi lainnya adalah praktik pengajaran berbasis bukti (&lt;em&gt;evidence-based teaching practices&lt;/em&gt;) yang telah diterapkan di &lt;a href="https://ed.stanford.edu/step"&gt;Stanford Teacher Education Program (STEP)&lt;/a&gt;, yaitu &lt;a href="https://www.education.gov.au/quality-initial-teacher-education-review/resources/aero-evidence-based-teaching-practices"&gt;praktik pengajaran berdasarkan hasil riset yang telah terbukti efektif.&lt;/a&gt; Penerapan praktik pengajaran berbasis bukti &lt;a href="https://www.frontiersin.org/journals/education/articles/10.3389/feduc.2020.559192/full#B25"&gt;membantu calon guru menggabungkan temuan riset, pengalaman, dan penilaian mereka sendiri sebagai dasar dalam mengajar&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;strong&gt;2. Perkuat pengalaman praktik&lt;/strong&gt;&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Calon guru di Singapura wajib menyelesaikan praktik mengajar di sekolah sebagai bagian integral dari pendidikan mereka. Praktik ini adalah hasil kemitraan antara National Institute of Education (NIE), kementerian pendidikan, dan sekolah-sekolah, &lt;a href="https://www.taylorfrancis.com/books/mono/10.4324/9780429433641/singapore-approach-developing-teachers-woon-chia-liu"&gt;untuk memastikan calon guru mendapatkan pengalaman lapangan yang esensial dengan durasi praktik mengajar 16 bulan&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Di Jerman, praktik mengajar bagi mahasiswa calon guru berdurasi antara 18-24 bulan dan &lt;a href="https://oxfordre.com/education/display/10.1093/acrefore/9780190264093.001.0001/acrefore-9780190264093-e-377?d=%2F10.1093%2Facrefore%2F9780190264093.001.0001%2Facrefore-9780190264093-e-377&amp;amp;p=emailA4OH9dxxtHWuo#:%7E:text=The%20structure%20of%20teacher%20education,of%20teacher%20education%20in%20Germany."&gt;terdiri dari 2 fase&lt;/a&gt;. &lt;em&gt;Pertama&lt;/em&gt;, fase mahasiswa calon guru belajar di Universitas termasuk magang di sekolah dengan total durasi 5 tahun. &lt;em&gt;Kedua&lt;/em&gt; pelatihan di institusi khusus pendidikan guru yang berfokus pada praktik mengajar di kelas dengan durasi 2 tahun.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Di Korea Selatan, calon guru diwajibkan menjalani program mengajar penuh waktu &lt;a href="https://jhe.researchcommons.org/journal/vol4/iss1/9/"&gt;selama 4-6 minggu, sementara di Hong Kong, durasi kewajiban mengajar minimal adalah 8-10 minggu&lt;/a&gt;. &lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Mengoptimalkan program sarjana pendidikan&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Pemerintah Indonesia telah berupaya meningkatkan kualitas guru melalui &lt;a href="https://ppg.dikdasmen.go.id/ppg-calon-guru"&gt;Program Profesi Guru (PPG)&lt;/a&gt; berdurasi 1 tahun, yang dirancang untuk membekali lulusan pendidikan dengan kompetensi mengajar yang lebih baik sebelum mereka memasuki dunia kerja.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Namun, program ini kurang efektif, mengingat hanya ada &lt;a href="https://ppg.dikdasmen.go.id/page/info-lptk"&gt;139 Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang menyediakan PPG&lt;/a&gt;, sementara terdapat &lt;a href="https://www.slideshare.net/slideshow/buku-statistik-pendidikan-tinggi-indonesia-2022pdf/266602014"&gt;6.398 program studi pendidikan di seluruh Indonesia.&lt;/a&gt;. Dengan kapasitas yang terbatas, PPG belum mampu menjangkau seluruh calon guru, sehingga tidak cukup untuk mengatasi &lt;a href="https://www.tanotofoundation.org/id/news/pemenuhan-kebutuhan-guru-di-indonesia-prof-dr-nunuk-suryani-m-pd/"&gt;tantangan pasokan dan permintaan tenaga pendidik di Indonesia&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sebaliknya, sistem PGA memiliki potensi besar untuk menjembatani kesenjangan ini dengan cara yang lebih efisien. Selain karena durasi program pendidikan sarjana cukup panjang yaitu 4 tahun, jumlah institusi penyedia program sarjana pendidikan juga lebih banyak.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Artinya, PGA dapat menjadi langkah yang lebih strategis dalam membekali calon guru dengan kompetensi inti dan pengalaman praktik yang lebih mendalam. Caranya adalah dengan memberlakukan proses seleksi masuk yang tidak hanya mempertimbangkan aspek akademis tetapi juga motivasi, membekali mahasiswa dengan pengajaran berbasis bukti, dan memberikan pengalaman praktik yang memadai agar mereka mampu menghadapi realitas saat lulus nanti.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sudah saatnya sistem PGA di Indonesia berorientasi pada kualitas, bukan sekadar kuantitas. Sebab, memastikan calon guru yang masuk benar-benar berkualitas dan siap bertahan di dunia pendidikan merupakan investasi masa depan.&lt;/p&gt; &lt;hr&gt; &lt;p&gt;&lt;em&gt;Artikel ini merupakan hasil kerja sama TCID bersama para penulis dan IDEAS, lembaga think-tank di bawah naungan Yayasan Dompet Dhuafa.&lt;/em&gt;&lt;/p&gt;&lt;img src="https://counter.theconversation.com/content/245170/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" /&gt; &lt;p class="fine-print"&gt;&lt;em&gt;&lt;span&gt;Para penulis tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi di luar afiliasi akademis yang telah disebut di atas.&lt;/span&gt;&lt;/em&gt;&lt;/p&gt;</content> <summary>Program Pendidikan Guru Awal di Indonesia memerlukan proses seleksi yang lebih ketat serta kombinasi teori dan praktik yang lebih banyak. Mengapa?</summary> <author> <name>Alies Poetri Lintangsari, Assistant lecturer, Universitas Brawijaya</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/profiles/alies-poetri-lintangsari-709858"/> </author> <author> <name>Ibrahim, Dosen, Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/profiles/ibrahim-2278693"/> </author> <rights>Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.</rights> </entry> <entry> <id>tag:theconversation.com,2011:article/253092</id> <published>2025-03-27T01:37:43Z</published> <updated>2025-03-27T01:37:43Z</updated> <link rel="alternate" type="text/html" href="https://theconversation.com/indonesia-di-tiga-bulan-pertama-tahun-2025-gemerlap-atau-tambah-gelap-253092"/> <title>Indonesia di tiga bulan pertama tahun 2025: gemerlap atau tambah gelap?</title> <content type="html">&lt;p&gt;Tiga bulan pertama tahun 2025 menjadi periode penuh gejolak bagi Indonesia. Negeri menghadapi badai multidimensi, mulai dari kebijakan kontroversial pemerintah, gelombang demonstrasi, hingga tekanan ekonomi yang kian mencekik masyarakat.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Salah satu kebijakan paling kontroversial adalah pemangkasan anggaran besar-besaran di sektor-sektor strategis seperti subsidi energi, pendidikan, dan layanan kesehatan. Meskipun pemerintah mengeklaim langkah ini sebagai upaya untuk mengatasi defisit anggaran, publik menilai bahwa kebijakan tersebut berpotensi memperburuk ketimpangan sosial. Sebab, pada saat yang sama, pendanaan untuk proyek infrastruktur berskala besar dan program modernisasi militer tetap dipertahankan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Ketegangan seketika mencuat ke permukaan. Di media sosial, tagar #IndonesiaGelap menyebar luas bukan hanya sebagai bentuk kritik atas kondisi demokrasi, tetapi juga sebagai ungkapan frustasi atas tekanan ekonomi yang makin berat. Daya beli menurun, kebutuhan pokok naik, dan banyak orang merasa semakin jauh dari rasa aman—baik secara ekonomi maupun politik.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kondisi makin memanas ketika muncul pembahasan revisi Undang-Undang TNI, yang membuka peluang bagi militer untuk terlibat lebih dalam dalam urusan sipil. Usulan ini ditanggapi dengan penolakan keras dari banyak kalangan. Koalisi mahasiswa, aktivis HAM, dan organisasi masyarakat sipil turun ke jalan, menyuarakan kekhawatiran bahwa ruang demokrasi makin tergerus.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Ketidakpastian ini pun menjalar ke sektor keuangan. Sejak kabinet baru mulai bekerja Oktober lalu, &lt;a href="https://finance.yahoo.com/quote/%5EJKSE/history/?guccounter=1&amp;amp;guce_referrer=aHR0cHM6Ly93d3cuZ29vZ2xlLmNvbS8&amp;amp;guce_referrer_sig=AQAAACvVV2S0OlxODKoX0Puaqosk_flm0RuT90ryr0wOXIvV-fYt-U-AUbldiQii6CivonIGvqz0gEVbkVmef7z2OIUPstLmXpPEkvx5HtJKS3NyucCdBrpZdNb-yhIspxv3ihoEyc4L5Hr1Q27Cr9B3myI7jvHT7vItXJBAzW5h-huM&amp;amp;period1=1729382400&amp;amp;period2=1743033600"&gt;Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat anjlok hingga 23%&lt;/a&gt;—penurunan paling tajam sejak krisis pandemi 2020. Investor asing memilih menarik dananya, khawatir dengan arah kebijakan pemerintah dan lambannya penanganan situasi yang berkembang cepat.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Lalu, bagaimana pendapat tim The Conversation Indonesia melihat situasi yang terjadi di Indonesia selama 3 bulan pertama tahun ini?&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dalam episode terbaru SuarAkademia, Podcast Producer The Conversation Indonesia, Muammar Syarif, berbincang dengan tiga anggota tim redaksi: Anggi Lubis (Acting Chief Editor), Robby Irfany Maqoma (Acting Managing Editor), dan Andi Ibnu Masri Rusli (Editor Ekonomi).&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Anggi menyoroti bahwa dalam situasi transisi seperti tiga bulan ke belakang, kebijakan yang diterapkan tanpa kesiapan sosial dan komunikasi publik yang memadai berpotensi menimbulkan resistensi. Beberapa kebijakan yang diluncurkan pada awal tahun ini, menurutnya, justru memicu ketidakpuasan publik karena dianggap terburu-buru dan tidak inklusif dalam proses perumusannya. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Ditambah lagi, kebijakan efisiensi anggaran yang diambil oleh pemerintah pusat menuai kritik, terutama karena dilakukan secara menyeluruh tanpa memperhatikan konteks sektor yang terdampak. Ia menilai bahwa efisiensi yang tidak disertai strategi mitigasi yang memadai dapat berujung pada gangguan terhadap stabilitas nasional&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Robby menambahkan dunia pendidikan tinggi juga tidak lepas dari sorotan. Adanya pemangkasan anggaran pendidikan tinggi dikhawatirkan berdampak langsung pada kesejahteraan dosen dan komunitas akademik secara luas yang berujung melemahkan iklim riset dan kualitas pendidikan yang selama ini menjadi pilar pembangunan pengetahuan di Indonesia.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Robby juga menyoroti bagaimana cara pemerintah dalam merespons isu atau kritik yang disampaikan oleh masyarakat. Menurutnya, jawaban dari pemerintah terkait beberapa isu justru membuat publik makin geram dan tidak mendinginkan situasi.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sedangkan Andi melihat penurunan tajam di pasar saham harus menjadi perhatian yang serius. Situasi ini mencerminkan menurunnya kepercayaan investor dan mengindikasikan ketidakpastian ekonomi yang perlu direspons secara serius oleh pemerintah. Ia menambahkan kestabilan politik dan kejelasan arah kebijakan sangat menentukan iklim investasi ke depan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Simak episode lengkapnya hanya di &lt;em&gt;SuarAkademia&lt;/em&gt;— ngobrol seru isu terkini, bareng akademisi.&lt;/p&gt;&lt;img src="https://counter.theconversation.com/content/253092/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" /&gt; </content> <summary>Tiga bulan pertama tahun 2025 menjadi periode penuh gejolak bagi Indonesia. Negeri menghadapi badai multidimensi, mulai dari kebijakan kontroversial pemerintah, gelombang demonstrasi, hingga tekanan ekonomi…</summary> <author> <name>Andi Ibnu Masri Rusli, Economy Editor, The Conversation Indonesia</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/id/team#andi-ibnu-masri-rusli"/> </author> <author> <name>Anggi M. Lubis, Managing Editor</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/id/team#anggi-m-lubis"/> </author> <author> <name>Muammar Syarif, Podcast Producer</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/id/team#muammar-syarif"/> </author> <author> <name>Robby Irfany Maqoma, Environment Editor</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/id/team#robby-irfany-maqoma"/> </author> <rights>Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.</rights> </entry> <entry> <id>tag:theconversation.com,2011:article/252941</id> <published>2025-03-26T06:31:56Z</published> <updated>2025-03-26T06:31:56Z</updated> <link rel="alternate" type="text/html" href="https://theconversation.com/komunikasi-tone-deaf-pemerintah-kritik-dianggap-ancaman-dialog-dibalas-candaan-252941"/> <title>Komunikasi ‘tone-deaf’ pemerintah: Kritik dianggap ancaman, dialog dibalas candaan</title> <content type="html">&lt;figure&gt;&lt;img src="https://images.theconversation.com/files/657505/original/file-20250325-56-6p5l5b.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;rect=0%2C0%2C5148%2C3421&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=496&amp;amp;fit=clip" /&gt;&lt;figcaption&gt;&lt;span class="caption"&gt;Ilustrasi warga mengepalkan tangan saat berdemonstrasi.&lt;/span&gt; &lt;span class="attribution"&gt;&lt;a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/raised-fist-protestor-political-demonstration-1135501646"&gt;Ink Drop/Shutterstock&lt;/a&gt;&lt;/span&gt;&lt;/figcaption&gt;&lt;/figure&gt;&lt;blockquote&gt; &lt;p&gt;● Petinggi negara, bahkan Presiden Prabowo Subianto, kerap melontarkan pernyataan yang bersifat &lt;em&gt;tone deaf&lt;/em&gt; terhadap situasi sosial.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;● Sikap &lt;em&gt;tone-deaf&lt;/em&gt; memiliki kecenderungan apatisme dan erat dengan sikap represif.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;● Pemerintah bisa memperbaiki komunikasi dengan publik melalui pendekatan &lt;em&gt;psychological first aid&lt;/em&gt;.&lt;/p&gt; &lt;/blockquote&gt; &lt;hr&gt; &lt;p&gt;Istilah &lt;a href="https://www.merriam-webster.com/dictionary/tone-deaf."&gt;&lt;em&gt;tone-deaf&lt;/em&gt;&lt;/a&gt; jika merujuk pada kamus Merriam-Webster dapat didefinisikan sebagai sikap yang menunjukkan ketidakpekaan atau ketidakpedulian terhadap perasaan individu/pihak lain, situasi emosional, atau norma sosial yang berlaku. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dalam konteks bernegara, pemerintah yang &lt;em&gt;tone deaf&lt;/em&gt; seolah-olah menganggap aspirasi publik penting untuk didengar, namun tidak mempedulikannya.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Inilah situasi yang tengah terjadi di Indonesia. Di tengah kecemasan publik, yang terdengar bukan empati, melainkan &lt;a href="https://www.kompas.id/artikel/komunikasi-pemerintah-dan-ketidakpekaan-terhadap-krisis-di-masyarakat?utm_source=chatgpt.com"&gt;candaan tak pada tempatnya&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Salah satu contoh nyata &lt;em&gt;tone-deaf&lt;/em&gt; pejabat pemerintah adalah &lt;a href="https://megapolitan.kompas.com/read/2025/03/24/22123421/pernyataan-hasan-nasbi-soal-kepala-babi-dinilai-menyepelekan-harkat-hidup"&gt;pernyataan Hasan Nasbi&lt;/a&gt;, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, terkait teror pengiriman kepala babi ke kantor media Tempo. Alih-alih menunjukkan empati dan mengecam tindakan intimidatif tersebut, Hasan justru menanggapi dengan candaan, mengatakan, “Dimasak saja lah,” untuk kepala babi tersebut. Tentu saja, pernyataan ini menuai kritik dari begitu banyak kalangan. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Ada banyak pernyataan lainnya dari petinggi negara yang berbau &lt;em&gt;tone-deaf&lt;/em&gt;. Mulai dari istilah “&lt;a href="https://www.bbc.com/indonesia/articles/cy0p075wxpwo"&gt;ndasmu&lt;/a&gt;” yang dilontarkan Presiden Prabowo Subianto, “&lt;a href="https://www.tempo.co/politik/ksad-sebut-pengkritik-ruu-tni-otak-kampungan-usman-hamid-apakah-kosakata-itu-yang-diajarkan-ke-anggota--1221185"&gt;kampungan&lt;/a&gt;” oleh KSAD Jenderal Maruli Simanjuntakntak, dan perumpamaan “&lt;a href="https://nasional.kompas.com/read/2025/03/20/14343561/sebut-masa-depan-gemilang-prabowo-biar-anjing-menggonggong-kita-maju-terus"&gt;anjing menggonggong&lt;/a&gt;” oleh Prabowo yg merujuk pada pengkritiknya, hingga kepala Badan Gizi Nasional (BGN) yang mengomentari &lt;a href="https://news.detik.com/berita/d-7838200/pssi-sulit-menang-karena-gizi-tak-bagus-jadi-sorotan-kepala-bgn-bersuara"&gt;gizi pemain tim nasional (timnas) tidak bagus sehingga sulit menang&lt;/a&gt;. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Ketika suara rakyat menuntut kejelasan, yang muncul justru sikap meremehkan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pemerintah harus belajar bagaimana merespons publik dengan lebih baik dan empatik, terutama di saat krisis. Selayaknya konseling, langkah pertama bukan dengan membantah apa yang dirasakan masyarakat, tetapi mendengarkan, lalu hadir dan mengakui.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;‘Tone-deafness’ bukan sekedar miskomunikasi&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Jika dibiarkan, &lt;em&gt;tone-deafness&lt;/em&gt; bisa menjadi indikator keretakan hubungan emosional dan psikologis antara negara dan warganya. Sebab, salah satu &lt;a href="https://doi.org/10.1057/s41599-020-00701-w"&gt;aspek penting&lt;/a&gt; dalam komunikasi pemerintahan yang efektif, khususnya di tengah krisis, adalah kemampuan untuk memahami konteks sosial, budaya, dan kebutuhan spesifik dari audiens.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Meskipun miskomunikasi adalah bagian dari masalah, &lt;em&gt;tone-deafness&lt;/em&gt; lebih dari sekadar kesalahan dalam penyampaian informasi. Pemerintah yang &lt;em&gt;tone deaf&lt;/em&gt; artinya telah gagal secara sistematis untuk mendengarkan suara masyarakat dan merespons dengan cara yang sesuai. Masalah ini juga mencerminkan ketidaktahuan atau bahkan ketidakpedulian terhadap emosi masyarakat. &lt;/p&gt; &lt;figure class="align-center "&gt; &lt;img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/657659/original/file-20250326-56-i0nppx.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/657659/original/file-20250326-56-i0nppx.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=400&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/657659/original/file-20250326-56-i0nppx.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=30&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=400&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/657659/original/file-20250326-56-i0nppx.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=15&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=400&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/657659/original/file-20250326-56-i0nppx.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=503&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/657659/original/file-20250326-56-i0nppx.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=30&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=503&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/657659/original/file-20250326-56-i0nppx.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=15&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=503&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"&gt; &lt;figcaption&gt; &lt;span class="caption"&gt;Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka (kanan).&lt;/span&gt; &lt;span class="attribution"&gt;&lt;a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/solo-central-java-january-14-2020-1626450412"&gt;Reca Ence AR/Shutterstock&lt;/a&gt;&lt;/span&gt; &lt;/figcaption&gt; &lt;/figure&gt; &lt;p&gt;&lt;em&gt;Tone deaf&lt;/em&gt; tidak hanya terjadi ketika pemerintah melakukan respons langsung pada kritik. Sebagai contoh, di tengah polemik revisi UU TNI, &lt;a href="https://www.suara.com/tekno/2025/03/21/092135/unggah-konten-ai-di-tengah-polemik-uu-tni-gibran-disebut-wapres-tone-deaf?page=all#google_vignette"&gt;Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mengunggah konten AI&lt;/a&gt; yang tidak relevan dengan keresahan publik. Netizen segera bereaksi, menyebutnya sebagai “&lt;em&gt;Wapres tone-deaf&lt;/em&gt;”.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dalam konteks ini, Gibran menunjukkan sikap &lt;em&gt;tone deaf&lt;/em&gt;, bukan karena ia merespons kritik dengan candaan maupun karena salah bicara, tetapi karena ia gagal membaca situasi publik yang sedang genting. Sikapnya seolah negara ini baik-baik saja.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Respons semacam ini memperlihatkan ketimpangan empati antara penguasa dan rakyat. Padahal, komunikasi publik tidak hanya dituntut informatif, tetapi juga harus mampu menangkap dan merespons realitas psikologis masyarakat. &lt;a href="https://doi.org/10.1080/10841806.2019.1700459"&gt;Empati&lt;/a&gt; menjadi salah satu nilai fundamental dalam komunikasi publik, khususnya bagi pelayan publik.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Apatisme dan kecenderungan represif&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Sikap &lt;em&gt;tone-deaf&lt;/em&gt; sering datang bersama dua hal: &lt;a href="https://dergipark.org.tr/tr/download/article-file/253799"&gt;apatisme&lt;/a&gt; dan kecenderungan represif. Apatisme ini erat dengan sikap &lt;a href="https://doi.org/10.1017/S026505252100011X"&gt;represif&lt;/a&gt;. Sementara &lt;a href="https://doi.org/10.1177/00220027231188896."&gt;represi terhadap kritikan&lt;/a&gt; merupakan salah satu dari pilar-pilar utama yang digunakan rezim otoriter untuk mempertahankan stabilitas dan kekuasaan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pernyataan yang bersifat &lt;em&gt;tone deaf&lt;/em&gt; seakan menunjukkan bahwa suatu kejadian bukanlah hal penting. Celetukan Hasan soal teror kepala babi, contohnya, seakan ingin menegaskan bahwa ada rasa aman yang dipaksakan. Padahal, ucapannya tersebut justru menyakitkan bagi publik, bukan karena bahasanya, tetapi karena publik merasa tidak aman.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;em&gt;Tone deaf&lt;/em&gt; juga dapat membuka pintu terjadinya represi terhadap rakyat oleh negara. Represi tidak selalu bersifat brutal, tetapi juga dapat berbentuk &lt;a href="https://doi.org/10.1177/0022343313519808"&gt;&lt;em&gt;soft-repression&lt;/em&gt;&lt;/a&gt;, yaitu pembatasan ruang kritik secara simbolik dan kultural. Dalam konteks ini, komunikasi &lt;em&gt;tone-deaf&lt;/em&gt; menjadi strategi tidak langsung untuk mengontrol narasi, menghindari konfrontasi langsung, dan menstabilkan kekuasaan dengan cara melemahkan legitimasi kritik.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Alih-alih membuka ruang diskusi, nada bicara yang sumbang justru menyingkirkan suara rakyat secara perlahan. Dalam jangka panjang, ini bisa sama merusaknya dengan represi formal, karena masyarakat merasa tak punya tempat untuk menyuarakan kekecewaan mereka secara sehat dan terbuka.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Akibatnya, rakyat merasa diabaikan, bahkan dianggap tidak layak didengar. &lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Cara menangani rakyat yang terluka: Panduan untuk pemerintah&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Untuk merespons publik yang kecewa, pemerintah harus belajar satu hal penting: bersikap seperti seseorang yang tahu bagaimana menghadapi orang yang sedang terluka. Hal pertama yang harus dilakukan pemerintah adalah tidak membantah perasaan rakyat. Kemudian, pemerintah bisa mendengarkan, sehingga rakyat dapat merasakan kehadirannya.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Salah satu pendekatan yang relevan yang bisa menjadi panduan bagi pemerintah dalam memperbaiki komunikasi dengan publik adalah &lt;a href="https://cpmh.psikologi.ugm.ac.id/2020/10/12/pertolongan-pertama-psikologis-langkah-untuk-membantu-meredam-luka-batin-seseorang/?utm_source=chatgpt.com."&gt;&lt;em&gt;psychological first aid&lt;/em&gt;&lt;/a&gt;. Pertolongan pertama ini terdiri dari tiga prinsip utama.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pertama adalah mengamati (&lt;em&gt;look&lt;/em&gt;). Amati lingkungan serta kondisi masyarakat yang sedang mengalami krisis. Kalau perlu, pahami luka dalam bahasa generasi saat ini yang menyuarakannya. Harus muncul pemahaman yang jelas terhadap situasi yang sedang dihadapi.&lt;/p&gt; &lt;figure class="align-center "&gt; &lt;img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/657660/original/file-20250326-62-ccwzet.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/657660/original/file-20250326-62-ccwzet.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=400&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/657660/original/file-20250326-62-ccwzet.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=30&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=400&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/657660/original/file-20250326-62-ccwzet.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=15&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=400&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/657660/original/file-20250326-62-ccwzet.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=503&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/657660/original/file-20250326-62-ccwzet.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=30&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=503&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/657660/original/file-20250326-62-ccwzet.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=15&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=503&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"&gt; &lt;figcaption&gt; &lt;span class="caption"&gt;Presiden Prabowo Subianto (tengah).&lt;/span&gt; &lt;span class="attribution"&gt;&lt;a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/jakarta-indonesia-april-9th-2023-minister-2286830705"&gt;Donny Hery/Shutterstock&lt;/a&gt;&lt;/span&gt; &lt;/figcaption&gt; &lt;/figure&gt; &lt;p&gt;Contohnya, saat publik menunjukkan keresahan terhadap revisi UU TNI, pemerintah bisa mengamati tagar-tagar yang muncul dari warganet di dunia maya, lalu menyelenggarakan diskusi publik di ruang-ruang daring. Ini bisa menjadi dasar penyusunan respons yang peka.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kedua, pemerintah perlu mendengar (&lt;em&gt;listen&lt;/em&gt;). Mendekati masyarakat dengan membangun hubungan dan mendengarkan secara aktif untuk memahami perasaan serta kebutuhan mereka. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pemerintah bisa mengadakan forum dialog terbuka atau konsultasi publik daring, sehingga masyarakat bisa menyampaikan kritik terhadap kebijakan. Seperti saat menyusun UU baru, pemerintah bisa mengadakan &lt;em&gt;live discussion&lt;/em&gt; yang benar-benar ditanggapi, bukan sekadar formalitas. Atau, pemerintah bisa mengundang perwakilan-perwakilan dari kelompok masyarakat yang menyuarakan keresahan untuk berdialog.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Ketiga, penting untuk bisa menghubungkan (&lt;em&gt;link&lt;/em&gt;). Membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dasar dan mengatasi permasalahan dengan menghubungkan mereka kepada sumber daya atau dukungan yang diperlukan. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dalam kasus pengiriman kepala babi kepada kantor Tempo, pemerintah bisa menghubungkan Tempo dengan proteksi dan penegakan hukum pemerintah secara langsung. Selain itu, pemerintah juga bisa mengedukasi publik tentang kebebasan pers dan bagaimana hak tersebut dijamin oleh negara.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Penerapan prinsip-prinsip ini dalam komunikasi publik dapat meningkatkan efektivitas pemerintah dalam merespons kebutuhan dan kekhawatiran masyarakat. Dengan mengamati situasi secara cermat, mendengarkan aspirasi publik secara aktif, dan menghubungkan mereka dengan solusi yang tepat, pemerintah dapat membangun kepercayaan dan memperkuat hubungan dengan warga negara.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip konseling ini ke dalam strategi komunikasi, pemerintah dapat menunjukkan empati yang tulus dan responsivitas terhadap kebutuhan masyarakat, sehingga memperkuat legitimasi dan efektivitas kebijakan publik.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pemerintah harus sadar, komunikasi bukan alat untuk mengendalikan narasi, tetapi jembatan membangun relasi. Relasi bisa rusak bukan karena kebijakan yang salah, melainkan karena cara bicara yang tak lagi menyentuh rasa. Kalau negara ingin didengar, ia harus terlebih dulu belajar mendengar.&lt;/p&gt;&lt;img src="https://counter.theconversation.com/content/252941/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" /&gt; &lt;p class="fine-print"&gt;&lt;em&gt;&lt;span&gt;Benyamin Imanuel Silalahi tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.&lt;/span&gt;&lt;/em&gt;&lt;/p&gt;</content> <summary>Ketika rakyat bicara dengan luka, pemerintah menjawab dengan candaan. Komunikasi tanpa empati ini perlahan meretakkan kepercayaan antara negara dan masyarakat.</summary> <author> <name>Benyamin Imanuel Silalahi, Peneliti, Universitas Gadjah Mada </name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/profiles/benyamin-imanuel-silalahi-2352767"/> </author> <rights>Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.</rights> </entry> <entry> <id>tag:theconversation.com,2011:article/249726</id> <published>2025-03-26T01:17:36Z</published> <updated>2025-03-26T01:17:36Z</updated> <link rel="alternate" type="text/html" href="https://theconversation.com/riset-pulau-jawa-produsen-sekaligus-konsumen-jejak-emisi-terbesar-di-indonesia-249726"/> <title>Riset: Pulau Jawa produsen sekaligus konsumen jejak emisi terbesar di Indonesia</title> <content type="html">&lt;p&gt;Terkenal sebagai daerah kaya sumber daya alam, Pulau Sumatra dan Kalimantan dianggap menjadi kawasan penghasil emisi terbesar nasional. Sebab, di daerah-daerah tersebut banyak terjadi aktivitas perkebunan dan pertambangan yang menyebabkan &lt;a href="https://doi.org/10.1002/ece3.7562"&gt;kerusakan lingkungan akibat deforestasi&lt;/a&gt; untuk alih fungsi lahan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Tapi jika ditelisik lebih jauh, jejak emisi dan dampak kerusakan lingkungan yang dihasilkan di daerah tersebut sebenarnya tidak terlepas dari aktivitas perdagangan antardaerah. Wilayah lain konsumen hasil alam daerah sumber juga punya andil dalam jejak emisi dan kerusakan lingkungan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;a href="https://doi.org/10.1016/j.nexus.2024.100334"&gt;Penelitian kami&lt;/a&gt; menganalisis bagaimana rekam jejak sebaran tiga jenis &lt;a href="https://aplanet.org/resources/what-is-the-environmental-footprint-and-how-is-it-measured/"&gt;jejak lingkungan (&lt;em&gt;environmental footprints&lt;/em&gt;)&lt;/a&gt; yakni air, penggunaan lahan, dan emisi gas rumah kaca—di berbagai provinsi di Indonesia. Kami mempertimbangkan sisi produksi atau lokasi di mana jejak lingkungan dihasilkan dan juga sisi konsumsi atau lokasi di mana jejak lingkungan dikonsumsi atau digunakan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Jejak lingkungan ini menjadi indikator untuk menggambarkan dampak suatu aktivitas, baik konsumsi maupun produksi, terhadap lingkungan. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Riset kami menunjukkan, meskipun aktivitas pertanian banyak terjadi di Pulau Sumatra dan Kalimantan, secara keseluruhan produsen sekaligus konsumen jejak lingkungan terbesar di Indonesia adalah Pulau Jawa. &lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Kenapa Pulau Jawa?&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Hasil studi menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi Indonesia, mencakup produksi produk maupun jasa, secara total menghasilkan jejak emisi gas rumah kaca sebesar 476 juta ton CO₂eq (karbon dioksida ekuivalen). Lalu, produksi air sebanyak 105 miliar m³ dan penggunaan lahan pertanian seluas 60 juta hektare. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dari total produksi tersebut, sekitar 415 juta ton CO₂eq emisi gas rumah kaca, 85 miliar m³ air, dan 50 juta hektare lahan pertanian dikonsumsi di dalam negeri. Sisanya, dikonsumsi oleh negara lain melalui ekspor.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Studi ini menggunakan model ekonomi yang menggabungkan analisis input-output antarwilayah atau &lt;a href="https://www.bps.go.id/id/publication/2021/12/29/3ea49c0d856eceaba836792d/tabel-interregional-input-output-indonesia-tahun-2016-tahun-anggaran-2021.html"&gt;&lt;em&gt;Environmentally-extended Interregional Input Output&lt;/em&gt; tahun 2016 dari Badan Pusat Statistik (BPS)&lt;/a&gt;. Data ini memungkinkan kami untuk mengevaluasi distribusi spasial jejak lingkungan di berbagai provinsi di Indonesia. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Grafik di atas menggambarkan jejak lingkungan per kapita atau ukuran dampak lingkungan yang dihasilkan oleh setiap individu di tingkat provinsi. Jika titik berada di atas garis diagonal, maka jejak lingkungan lebih banyak dihasilkan dari proses konsumsi ketimbang produksi, begitu pun sebaliknya untuk titik yang berada di bawah garis. Kami membagi wilayah ke dalam enam kelompok pulau terbesar di Indonesia, yakni Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku &amp;amp; Papua, serta Bali &amp;amp; Nusa Tenggara.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pada grafik emisi gas rumah kaca (paling kiri), terlihat bahwa kebanyakan provinsi berkumpul di sekitar garis diagonal, namun ada tiga titik ekstrem, yakni Pulau Jawa (penyumbang terbesar adalah DKI Jakarta) di titik tertinggi, baik dalam produksi maupun konsumsi.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sedangkan titik ekstrem di bawah garis 45° merepresentasikan Banten (di Pulau Jawa) dan Kepulauan Riau (di Pulau Sumatra) sebagai wilayah yang memproduksi emisi jauh lebih besar dibanding konsumsi—hal ini sehubungan dengan banyaknya jumlah &lt;a href="https://gatrik.esdm.go.id/assets/uploads/download_index/files/6e4c6-statistik-2021-rev-2-.pdf"&gt;PLTU batu bara di Banten&lt;/a&gt; dan &lt;a href="https://regionalinvestment.bkpm.go.id/pir/kawasan-industri-kek/"&gt;kawasan industri yang besar di Kepulauan Riau&lt;/a&gt;. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sementara itu, pada grafik penggunaan air (tengah) dan lahan pertanian (kanan), distribusi titik-titik tersebut cenderung tersebar di bawah garis 45°. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia merupakan salah satu pengekspor air dan lahan pertanian di tingkat global. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Data ini didukung oleh analisis gambar di bawah, yang menunjukkan distribusi jejak lingkungan dan kaitannya dengan perdagangan antardaerah. Aliran berwarna abu-abu muda menujukan konsumsi domestik, sedangkan aliran berwarna abu-abu tua menunjukkan dinamika impor-ekspor jejak lingkungan atau perdagangan antardaerah. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Temuan paling mencolok dari gambar tersebut adalah Pulau Jawa mendominasi produksi dan konsumsi barang produksi beremisi tinggi, penggunaan air, sekaligus menjadi eksportir jejak lingkungan terbesar. Sedangkan, Pulau Sumatra dan Kalimantan merupakan produsen utama jejak lahan pertanian dengan Pulau Jawa merupakan importir dalam negeri terbesar produk-produk intensif lahan pertanian. &lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Daerah kaya berkontribusi lebih besar pada perubahan iklim&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Penelitian ini juga mencoba melihat korelasi antara konsumsi emisi gas rumah kaca, air, dan lahan pertanian dengan produk domestik regional bruto (PDRB) per kapita, sebagai proksi tingkat pembangunan daerah.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Terlihat PDRB per kapita berbanding lurus dengan produksi emisi gas rumah kaca dan penggunaan air. Semakin tinggi pendapatan daerah, semakin banyak CO₂ yang dikonsumsi dan juga air yang digunakan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Temuan ini sesuai dengan temuan di &lt;a href="https://doi.org/10.1007/s11111-010-0101-5"&gt;beberapa&lt;/a&gt; &lt;a href="https://doi.org/10.1016/j.ecolecon.2017.09.004"&gt;penelitian&lt;/a&gt; sebelumnya, di mana daerah yang lebih kaya, seperti daerah perkotaan, memiliki gaya hidup dan pola konsumsi yang lebih intensif emisi.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kesimpulannya, peningkatan polusi CO₂ dan penggunaan air meningkat sejalan dengan laju pertumbuhan ekonomi. Dan meski tidak selalu bergantung pada pertanian, daerah kaya sumber daya alam mendatangkan produk-produk pertanian dari luar daerah untuk konsumsi mereka. Hal ini merupakan tantangan besar bagi Indonesia yang memiliki komitmen untuk &lt;a href="https://indonesia2045.go.id/aspirasi"&gt;mencapai emisi nol bersih setidaknya tahun 2060&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Implikasi terhadap kebijakan publik&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Kerusakan lingkungan yang terjadi di daerah-daerah yang kaya sumber daya alam, seperti Sumatra dan Kalimantan, juga disebabkan tingginya konsumsi dan permintaan dari tempat lain, seperti Pulau Jawa. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Oleh karenanya, daerah-daerah yang merupakan produsen jejak lingkungan tinggi perlu mengimplementasikan kebijakan yang menyasar produsen, misalnya dengan menciptakan &lt;a href="https://www.climateworkscentre.org/project/net-zero-industrial-precincts/"&gt;kawasan industri emisi nol bersih&lt;/a&gt; serta menegakkan atau mewajibkan standar lingkungan, seperti &lt;a href="https://www.climateworkscentre.org/project/net-zero-industrial-precincts/"&gt;standar industri hijau&lt;/a&gt; yang lebih ketat dan mewajibkan &lt;em&gt;eco-labelling&lt;/em&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Untuk daerah-daerah konsumen jejak lingkungan yang tinggi, kebijakan harus dititikberatkan pada konsumsi dan pengadaan untuk memastikan kemudahan akses pada produk yang berkelanjutan, seperti subsidi barang rendah karbon atau, sebaliknya, pajak karbon.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dua hal ini tentu relevan untuk Pulau Jawa karena pulau ini merupakan produsen dan konsumen jejak lingkungan terbesar di Indonesia.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Perlu dicatat bahwa kondisi ini terjadi karena kebijakan pembangunan yang Jawa-sentris atau pola pembangunan yang terpusat di Pulau Jawa. Saat ini, lebih dari &lt;a href="https://www.bps.go.id/id/statistics-table/2/MTg4NiMy/jumlah-penduduk-hasil-proyeksi-menurut-provinsi-dan-jenis-kelamin--ribu-jiwa-.html"&gt;setengah populasi di Indonesia&lt;/a&gt; tinggal di Pulau Jawa, dengan &lt;a href="https://www.bps.go.id/id/statistics-table/2/MjI2NyMy/-seri-2010--pdrb-triwulanan-atas-dasar-harga-konstan-menurut-lapangan-usaha-di-provinsi-seluruh-indonesia--milyar-rupiah-.html/"&gt;kontribusi PDRB sekitar 55%&lt;/a&gt;. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Untuk itu, &lt;a href="https://indonesia.go.id/galeri/foto/469"&gt;pemerintahan daerah terutama yang baru dilantik&lt;/a&gt; harus mereformasi tata kelola pemerintahan daerah dan membuahkan kebijakan-kebijakan yang lebih bertanggungjawab dan berkelanjutan.&lt;/p&gt;&lt;img src="https://counter.theconversation.com/content/249726/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" /&gt; &lt;p class="fine-print"&gt;&lt;em&gt;&lt;span&gt;Fikri Muhammad menerima dana dari Hibah Riset Skema Dana Masyarakat Universitas Indonesia Tahun 2023—2024. &lt;/span&gt;&lt;/em&gt;&lt;/p&gt;&lt;p class="fine-print"&gt;&lt;em&gt;&lt;span&gt;Djoni Hartono menerima dana dari Hibah Riset Skema Dana Masyarakat Universitas Indonesia Tahun 2023—2024.&lt;/span&gt;&lt;/em&gt;&lt;/p&gt;</content> <summary>Jejak lingkungan yang dihasilkan di daerah-daerah yang kaya sumber daya alam tak terlepas dari andil perdagangan antardaerah.</summary> <author> <name>Fikri Muhammad, Senior Analyst (Economics and Governance), Climateworks Centre</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/profiles/fikri-muhammad-1331377"/> </author> <author> <name>Djoni Hartono, Associate Professor at the Department of Economics, Faculty of Economics and Business, Universitas Indonesia., Universitas Indonesia</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/profiles/djoni-hartono-1205657"/> </author> <rights>Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.</rights> </entry> <entry> <id>tag:theconversation.com,2011:article/252926</id> <published>2025-03-24T14:59:25Z</published> <updated>2025-03-24T14:59:25Z</updated> <link rel="alternate" type="text/html" href="https://theconversation.com/makna-kiriman-kepala-babi-pesan-politik-yang-mengancam-kebebasan-pers-di-indonesia-252926"/> <title>Makna kiriman kepala babi: Pesan politik yang mengancam kebebasan pers di Indonesia</title> <content type="html">&lt;figure&gt;&lt;img src="https://images.theconversation.com/files/657139/original/file-20250324-56-4ggcqx.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;rect=0%2C0%2C5184%2C3181&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=496&amp;amp;fit=clip" /&gt;&lt;figcaption&gt;&lt;span class="caption"&gt;Ilustrasi babi.&lt;/span&gt; &lt;span class="attribution"&gt;&lt;a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/pig-figure-isolated-on-white-background-2556296825"&gt;Tom Korcak/Shutterstock&lt;/a&gt;&lt;/span&gt;&lt;/figcaption&gt;&lt;/figure&gt;&lt;p&gt;Beberapa waktu lalu publik dikejutkan dengan rentetan ancaman terhadap kantor media massa Tempo. Mereka mendapatkan kiriman paket berisi &lt;a href="https://www.tempo.co/politik/breaking-news-kantor-tempo-mendapat-kiriman-kepala-babi-1222156"&gt;kepala babi&lt;/a&gt; pada Rabu, 19 Maret 2025. Lalu disusul paket berisi &lt;a href="https://www.tempo.co/politik/tempo-kembali-mendapat-kiriman-bangkai-hewan-kali-ini-tikus-yang-dipenggal-1222972"&gt;bangkai tikus dengan kepala terpenggal&lt;/a&gt; pada 22 Maret 2025.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Peristiwa tersebut terjadi bersamaan dengan mencuatnya kontroversi dan penolakan pengesahan Undang-Undang (UU) TNI yang baru. Selama ini, Tempo menjadi salah satu media massa terkemuka di Indonesia yang berani dan lugas mengulas dinamika politik elite dan kekuasaan, termasuk soal polemik revisi UU TNI.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Apa yang terjadi pada Tempo membuat mayoritas publik geram. Masyarakat awam pun bisa menilai bahwa kejadian tersebut jelas merupakan ancaman terhadap kebebasan pers dan kerja-kerja media sebagai salah satu pilar demokrasi. Sayangnya, petinggi negara justru memberikan respons nirempati. Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi justru &lt;a href="https://www.youtube.com/watch?v=dgNIfVznWXk"&gt;menanggapi&lt;/a&gt; dengan sepele, “Udah, dimasak aja”.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kali ini, perspektif antropologis sedikit membuka ruang dalam menjelaskan makna yang terkandung dalam peristiwa kiriman kepala babi kepada Tempo. Beberapa antropolog terkemuka seperti (&lt;a href="https://archive.org/details/rawcooked00lvis/page/n15/mode/2up"&gt;Lévi-Strauss,&lt;/a&gt; &lt;a href="https://archive.org/details/cowspigswarswitc00marv/page/n5/mode/2up"&gt;Harris,&lt;/a&gt;, &lt;a href="https://web.mit.edu/allanmc/www/douglas.powersdangers.pdf"&gt;Douglas&lt;/a&gt; dan &lt;a href="https://archive.org/details/remembranceofrep0000sutt"&gt;Sutton&lt;/a&gt;) pernah mengadakan eksplorasi terkait dengan babi (tidak spesifik terkait dengan organ khusus babi) sebagai objek studi mereka. Menurut mereka, babi merupakan hewan yang memiliki kaitannya dengan manusia, serta mengandung dimensi sosial-budaya, bahkan juga politik. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Lebih dari sekadar objek fisik, babi atau kepala babi sarat dengan makna simbolis yang mampu memengaruhi persepsi dan tindakan sosial, serta menggambarkan ketegangan antara nilai-nilai budaya dan kekuasaan politik yang ada. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Setidaknya ada dua konteks yang bisa kita terjemahkan dari simbolisasi kiriman kepala babi maupun bagian tubuh hewan lainnya, yakni pesan kengerian dan pesan politik. Ini bukan hal yang layak kita sepelekan dan anggap sebagai bahan candaan.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Kepala babi sebagai pesan kengerian&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Berdasarkan perspektif komunitas masyarakat yang beragam, babi kerap menjadi bahasan menarik ketika kita membedah hubungannya dengan manusia maupun penggunaannya sebagai simbol-simbol budaya.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Antropolog terkemuka Roy Rappaport dalam “Pigs for the Ancestors” tahun 1968 mengungkapkan dalam &lt;a href="https://books.google.co.id/books?hl=en&amp;amp;lr=&amp;amp;id=sY4bAAAAQBAJ&amp;amp;oi=fnd&amp;amp;pg=PR1&amp;amp;dq=+Pigs+for+the+Ancestors+(1968)+roy+rappaport&amp;amp;ots=H3slEwDkWo&amp;amp;sig=pAeerfj_UTsRCVR3ze_6yiUVUxQ&amp;amp;redir_esc=y#v=onepage&amp;amp;q=Pigs%20for%20the%20Ancestors%20(1968)%20roy%20rappaport&amp;amp;f=false"&gt;studinya&lt;/a&gt; tentang suku Miwok di Papua Nugini bahwa pemanfaatan babi dalam ritual tidak sekadar berkaitan dengan ekonomi semata, tetapi dipandang sebagai simbol tatanan sosial dan kosmologis.&lt;/p&gt; &lt;figure class="align-center "&gt; &lt;img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/657140/original/file-20250324-56-vqo3zx.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/657140/original/file-20250324-56-vqo3zx.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=400&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/657140/original/file-20250324-56-vqo3zx.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=30&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=400&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/657140/original/file-20250324-56-vqo3zx.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=15&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=400&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/657140/original/file-20250324-56-vqo3zx.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=503&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/657140/original/file-20250324-56-vqo3zx.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=30&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=503&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/657140/original/file-20250324-56-vqo3zx.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=15&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=503&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"&gt; &lt;figcaption&gt; &lt;span class="caption"&gt;Jurnalis tengah menggunakan kamera untuk meliput aksi demonstrasi mahasiswa di depan gedung DPR/MPR RI di Jakarta pada 23 Agustus 2024.&lt;/span&gt; &lt;span class="attribution"&gt;&lt;a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/jakarta-indonesia-august-23-2024-several-2506782265"&gt;Oryzapratama/Shutterstock&lt;/a&gt;&lt;/span&gt; &lt;/figcaption&gt; &lt;/figure&gt; &lt;p&gt;Sementara itu, &lt;a href="http://jolly1984.pdf"&gt;studi etnografi&lt;/a&gt; Margaret Jolly tahun 1984 tentang signifikansi babi dalam berbagai konteks budaya, khususnya di Kepulauan Pasifik, menemukan bahwa ada babi yang dianalogikan sebagai manusia, jauh lebih dari sekadar hewan. Mereka adalah aktor sosial vital yang mencerminkan dan membentuk praktik budaya, hubungan sosial, dan bahkan dinamika kekuatan politik.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Berdasarkan perspektif Rappaport dan Jolly, babi bukan sekadar alat/material ritual belaka, tetapi juga simbol budaya dan erat kaitannya dengan manusia. Bahkan di dalam ritual komunitas di Papua Nugini dan Kepulauan Pasifik, babi seolah-olah memiliki jiwa seperti manusia, karena kerap difungsikan sebagai persembahan untuk leluhur.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Di era kontemporer, babi dianggap sebagai simbol yang tidak hanya berhubungan dengan kehidupan sosioekonomi dan kepercayaan, tetapi juga kehidupan politik. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kepala babi dapat diartikan sebagai simbol ancaman atau teror yang dimaksudkan untuk membungkam atau mengintimidasi kerja-kerja jurnalistik yang meliput isu-isu sensitif atau kontroversial. Kepala babi tidak hanya bicara tentang objek fisik tetapi juga efek psikologis yang ditimbulkannya pada penerima.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Ini adalah bentuk terorisme, yang tujuannya adalah untuk menanamkan rasa takut, menghambat kebebasan berekspresi, dan mencegah pers meminta pertanggungjawaban kekuasaan. Ini adalah taktik yang umum digunakan oleh mereka yang ingin menekan perbedaan pendapat atau mengendalikan narasi.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Kepala babi sebagai pesan politik&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Dalam &lt;a href="http://diener1978.pdf"&gt;banyak budaya&lt;/a&gt;, kepala babi merupakan simbol yang memiliki konotasi negatif dalam konteks agama tertentu, terutama dalam Islam–yang menganggap babi sebagai hewan yang haram atau najis.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Oleh karena itu, penggunaan kepala babi sebagai simbol dalam serangan terhadap media seperti Tempo tidak hanya dimaksudkan untuk menakut-nakuti atau mengintimidasi, tetapi juga sebagai alat untuk menyampaikan pesan politik yang mendalam—bahwa tindakan atau pemberitaan dari media tersebut dianggap bertentangan dengan norma-norma atau nilai-nilai tertentu yang diyakini oleh pihak yang melakukan serangan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Tindakan intimidasi simbolik ini mencerminkan usaha untuk menghalau kritik yang mengancam kepentingan kelompok atau elite tertentu. Hal ini menjadi semacam ritus politik yang memperlihatkan dinamika kekuasaan yang khas.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Rezim yang mengancam pers&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Tindakan intimidatif terhadap lembaga pers dan insan jurnalistik di Indonesia bukan barang baru, dan tidak hanya terjadi pada Tempo saja.&lt;/p&gt; &lt;figure class="align-center "&gt; &lt;img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/657142/original/file-20250324-62-4o2jk4.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/657142/original/file-20250324-62-4o2jk4.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=400&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/657142/original/file-20250324-62-4o2jk4.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=30&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=400&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/657142/original/file-20250324-62-4o2jk4.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=15&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=400&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/657142/original/file-20250324-62-4o2jk4.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=503&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/657142/original/file-20250324-62-4o2jk4.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=30&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=503&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/657142/original/file-20250324-62-4o2jk4.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=15&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=503&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"&gt; &lt;figcaption&gt; &lt;span class="caption"&gt;Tumpukan koran dari sejumlah media massa di Indonesia.&lt;/span&gt; &lt;span class="attribution"&gt;&lt;a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/bandung-indonesia-03-september-2024-close-2511546601"&gt;Abel Regy/Shutterstock&lt;/a&gt;&lt;/span&gt; &lt;/figcaption&gt; &lt;/figure&gt; &lt;p&gt;Menurut &lt;a href="https://advokasi.aji.or.id/data-kekerasan"&gt;data&lt;/a&gt; Aliansi Jurnalis Independen (AJI), selama tahun 2024 hingga Maret 2025 terdapat 90 tindakan kekerasan, baik secara fisik (seperti intimidasi dan kekerasan) maupun nonfisik (seperti, peretasan &lt;em&gt;website&lt;/em&gt; dan serangan digital lainnya) terhadap lembaga dan jurnalis di beberapa media nasional maupun lokal.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Selama satu dekade rezim Joko “Jokowi” Widodo, penyelenggaraan negara dipenuhi skandal dan kontroversi. AJI mencatat selama periode 2014-2024 setidaknya terdapat &lt;a href="https://advokasi.aji.or.id/data-kekerasan"&gt;709 tindakan kekerasan terhadap pers&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kondisi tersebut mencederai kebebasan pers, serta mencoreng kedudukan pers sebagai &lt;a href="https://www.mkri.id/index.php?page=web.Berita&amp;amp;id=2307&amp;amp;menu=2"&gt;pilar keempat demokrasi&lt;/a&gt;. Di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka saat ini, kondisi kebebasan pers tampaknya semakin memburuk. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Padahal peran pers sangat dibutuhkan untuk mengontrol laju pemerintahan yang kian mengkhawatirkan dengan berbagai gebrakan dan skandal kontroversialnya, mulai dari kasus mega korupsi Pertamina hingga PT Timah, polemik program Makan Bergizi Gratis (MBG), hingga pendirian Danantara. Belum lagi berbagai kebijakan rezim Prabowo yang menyebabkan penurunan daya beli, maraknya PHK, melemahnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), hingga masalah penegakan hukum yang tak berkesudahan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Konsekuensi dari segala polemik tersebut adalah praktik pengawasan publik melalui pers sebagai bagian dari kehidupan berdemokrasi yang lebih masif. Namun, jika kerja-kerja jurnalistik direspons dengan teror dan intimidasi, demokrasi Indonesia terancam berada dalam &lt;a href="https://www.eiu.com/n/campaigns/democracy-index-2024/"&gt;kecacatan&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Terakhir, teringat karya sastrawan Inggris terkemuka, George Orwell yang menulis novel alegoris berjudul “Animal Farm” tahun 1945, di mana dia secara satir menjelaskan bahwa hewan babi yang dianalogikannya dalam novel tersebut sebagai jelmaan rezim otoriter dan korup.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kepala babi, yang dikirim ke redaksi Tempo, selain merepresentasikan simbol kengerian dan pesan politik, juga dapat dikatakan dari simbolisasi dari kondisi politik Indonesia hari ini.&lt;/p&gt;&lt;img src="https://counter.theconversation.com/content/252926/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" /&gt; &lt;p class="fine-print"&gt;&lt;em&gt;&lt;span&gt;Khalid Walid Djamaludin tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.&lt;/span&gt;&lt;/em&gt;&lt;/p&gt;</content> <summary>Ada dua konteks simbolisasi kiriman kepala babi, yakni pesan kengerian dan pesan politik. Ini bukan hal yang layak kita sepelekan dan anggap candaan.</summary> <author> <name>Khalid Walid Djamaludin, Antropolog, University of Latvia</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/profiles/khalid-walid-djamaludin-1559191"/> </author> <rights>Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.</rights> </entry> <entry> <id>tag:theconversation.com,2011:article/247915</id> <published>2025-03-24T01:46:25Z</published> <updated>2025-03-24T01:46:25Z</updated> <link rel="alternate" type="text/html" href="https://theconversation.com/riset-orang-yang-kekurangan-gizi-berisiko-lebih-besar-kena-tb-247915"/> <title>Riset: Orang yang kekurangan gizi berisiko lebih besar kena TB</title> <content type="html">&lt;p&gt;&lt;em&gt;Artikel ini untuk memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia pada 24 Maret 2025.&lt;/em&gt;&lt;/p&gt; &lt;hr&gt; &lt;blockquote&gt; &lt;p&gt;● Penelitian mengungkap orang dengan kekurangan gizi berisiko lebih besar terkena TB&lt;/p&gt; &lt;p&gt;● Banyak pasien TB mengalami kekurangan gizi akibat kesulitan finansial&lt;/p&gt; &lt;p&gt;● Penanganan TB lewat pemenuhan pangan dan gizi di Indonesia harus multisektoral&lt;/p&gt; &lt;/blockquote&gt; &lt;hr&gt; &lt;p&gt;Sebagai negara &lt;a href="https://www.tbindonesia.or.id/peringatan-hari-tuberkulosis-sedunia-2024-gerakan-indonesia-akhiri-tuberkulosis-giat/"&gt;berperingkat kedua&lt;/a&gt; dengan kasus tuberkulosis (TB) terbanyak di dunia, Indonesia &lt;a href="https://kemkes.go.id/id/pemerintah-kejar-eliminasi-tuberkulosis-pada-tahun-2030"&gt;menyumbang 10%&lt;/a&gt; (sekitar satu juta kasus) dari total kasus TB global. Salah satu faktor signifikan yang meningkatkan risiko seseorang mengidap penyakit infeksi akibat bakteri &lt;em&gt;Mycobacterium tuberculosis&lt;/em&gt; ini adalah &lt;a href="https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/30949541/"&gt;status gizi yang buruk&lt;/a&gt;. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;TB dikaitkan dengan &lt;a href="https://www.who.int/docs/librariesprovider2/default-document-library/booklet_200424.pdf?sfvrsn=384958c_1&amp;amp;download=true#:%7E:text=There%20is%20a%20bidirectional%20relationship,with%20RR%2FMDR%2DTB"&gt;berbagai bentuk malnutrisi&lt;/a&gt;, seperti kekurangan gizi (&lt;em&gt;undernutrition&lt;/em&gt;), defisiensi mikronutrien (kekurangan vitamin dan mineral), maupun &lt;a href="https://theconversation.com/obesitas-mengancam-remaja-pentingnya-pendidikan-pola-makan-sehat-sejak-dini-250272"&gt;kelebihan berat badan&lt;/a&gt; (obesitas).&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Penelitian menunjukkan bahwa orang dengan kekurangan gizi berisiko &lt;a href="https://doi.org/10.5588/ijtld.21.0488"&gt;tiga kali lebih besar&lt;/a&gt; terinfeksi TB.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Kekurangan gizi perbesar risiko TB&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Kondisi kekurangan energi dan zat gizi penting yang dibutuhkan tubuh bisa melemahkan &lt;a href="https://www.clinicalnutritionjournal.com/article/S0261-5614(23)00025-0/fulltext"&gt;imunitas seluler&lt;/a&gt; (respons kekebalan yang libatkan sel T, makrofag, dan NK sel) yang berperan penting melawan bakteri penyebab TB. Akibatnya, orang dengan kekurangan gizi rentan mengalami tuberkulosis.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Di sisi lain, TB bisa memicu dan memperburuk kondisi kekurangan gizi. Infeksi ini menyebabkan orang dengan tuberkulosis mengalami &lt;a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441916/"&gt;penurunan berat badan&lt;/a&gt; yang signfikan. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Penurunan berat badan dapat meningkatkan risiko efek samping pengobatan, salah satunya hepatotoksisitas (kerusakan sel-sel hati akibat senyawa toksik) yang pada akhirnya bisa &lt;a href="https://doi.org/10.1016/j.jceh.2012.12.001"&gt;mengurangi efektivitas pengobatan&lt;/a&gt;. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;a href="https://doi.org/10.1093/jn/130.12.2953"&gt;Defisiensi mikronutrien&lt;/a&gt; juga umum terjadi pada penderita TB, meskipun hubungan sebab akibatnya belum dapat dipastikan. Sebuah &lt;a href="https://doi.org/10.1093/jn/130.12.2953"&gt;studi di Indonesia&lt;/a&gt; menemukan bahwa pasien TB dengan kekurangan gizi cenderung memiliki kadar vitamin A dan zink yang lebih rendah. &lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Ketahanan pangan lemah perburuk risiko TB&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Selain faktor fisik, TB juga bisa disebabkan oleh berbagai aspek sosial, antara lain ketidaksetaraan akses terhadap layanan kesehatan, sanitasi yang buruk, serta ketidakmampuan untuk menyediakan pangan sehat yang memadai.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;a href="https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/24696973/"&gt;Sebuah studi kasus di Etiopia&lt;/a&gt; menunjukkan bahwa kekurangan pangan di rumah tangga meningkatkan risiko terinfeksi TB paru aktif hingga dua kali lipat. &lt;a href="https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10288987/"&gt;Studi lain&lt;/a&gt; juga menemukan bahwa hampir satu dari lima pasien TB mengalami kerawanan pangan serta tidak memiliki cukup makanan untuk dikonsumsi. Kondisi ini bisa menyebabkan kekurangan gizi dan meningkatkan risiko terkena TB.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;a href="https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/24525439/"&gt;Kesulitan finansial&lt;/a&gt; merupakan penyebab utama pasien TB memiliki ketahanan pangan yang lemah. Di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, sekitar 60% beban finansial orang dengan TB disebabkan oleh kehilangan pekerjaan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Akibatnya, sekitar setengah dari pasien TB dan keluarganya harus mengeluarkan biaya tambahan (termasuk biaya medis dan nonmedis) yang melampaui 20% pendapatan tahunan rumah tangga mereka. Bahkan di negara-negara dengan layanan pengobatan TB gratis yang dilengkapi saluran bantuan pangan, tantangan finansial masih menjadi hambatan dalam pemenuhan nutrisi yang diperlukan orang dengan tuberkulosis. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;a href="https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0266356"&gt;Tekanan finansial&lt;/a&gt; mempersulit akses mereka terhadap pangan bergizi secara memadai dan pada akhirnya memperburuk kondisi malnutrisi pasien TB.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Butuh pendekatan sistematis&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Di Indonesia, upaya penanganan tuberkulosis lewat pemenuhan pangan dan gizi perlu dilakukan secara multisektoral—yang mengintegrasikan sektor kesehatan, pertanian, dan kesejahteraan sosial. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Program nasional untuk eliminasi TB dapat diintegrasikan dengan kebijakan pangan dan gizi seperti yang dilakukan di &lt;a href="https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10835822/#CR20"&gt;berbagai negara&lt;/a&gt; dan &lt;a href="https://www.who.int/publications/i/item/9789241506410"&gt;direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)&lt;/a&gt;, di antaranya: &lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;strong&gt;1. Bantuan tunai dan pangan&lt;/strong&gt;&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Meski penyaluran &lt;a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2214109X23003248"&gt;bantuan pangan&lt;/a&gt; mungkin tidak selalu menjadi solusi terbaik, program ini masih menjadi pendekatan utama untuk mengatasi masalah gizi pada pasien TB. Pendekatan sosial serupa sebenarnya telah diterapkan di Indonesia, melalui program &lt;a href="https://www.stoptbindonesia.org/single-post/stop-tb-partnership-indonesia-berharap-temuan-obat-baru-untuk-sembuh-lebih-cepat-kolaborasi-menj"&gt;&lt;em&gt;cash transfer&lt;/em&gt; hingga &lt;em&gt;food basket&lt;/em&gt; (keranjang pangan)&lt;/a&gt; yang bertujuan membantu mengatasi kerawanan pangan dan masalah gizi pasien TB.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Namun, sederet program tersebut perlu dilakukan dalam kerangka sistem pangan. Tujuannya agar benar-benar bisa mengatasi kerawanan pangan dan gizi, serta memperoleh dampak positif jangka panjang. Di sinilah kolaborasi antara sektor kesehatan, bidang pertanian, dan lembaga pemerintah terkait menjadi sangat penting. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;strong&gt;2. Gencarkan promosi dan edukasi&lt;/strong&gt;&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pemerintah perlu gencar mempromosikan praktik pertanian yang mendorong keragaman dan kualitas pangan, peningkatan akses masyarakat rentan terhadap pangan bergizi, hingga &lt;a href="https://badanpangan.go.id/blog/post/gerakan-konsumsi-pangan-beragam-bergizi-seimbang-dan-aman-b2sa"&gt;edukasi untuk mengonsumsi pangan lokal&lt;/a&gt; kepada masyarakat. Ini dilakukan mulai dari unit layanan masyarakat terkecil, seperti puskesmas. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Tenaga kesehatan pun perlu mempertimbangkan isu kerawanan pangan dan gizi saat merawat pasien TB, agar pasien mendapatkan pelayanan kesehatan yang holistik dan komprehensif.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dengan komitmen dan usaha kolektif dari berbagai pemangku kepentingan, kita dapat memastikan setiap orang (termasuk pasien TB dan keluarganya) memiliki akses pangan bergizi, mendukung pola makan sehat, serta mengatasi tantangan sosial ekonomi yang meningkatkan risiko masalah TB.&lt;/p&gt;&lt;img src="https://counter.theconversation.com/content/247915/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" /&gt; &lt;p class="fine-print"&gt;&lt;em&gt;&lt;span&gt;Sepriani Timurtini Limbong terafiliasi dengan foodagogik Research Institute on Food-Climate-Health Dynamics. &lt;/span&gt;&lt;/em&gt;&lt;/p&gt;</content> <summary>Penelitian menunjukkan bahwa orang dengan kekurangan gizi berisiko tiga kali lebih besar terkena TB. Pemerintah perlu segera lakukan ini.</summary> <author> <name>Sepriani Timurtini Limbong, Co-founder and Director of Partnership, Foodagogik</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/profiles/sepriani-timurtini-limbong-2257580"/> </author> <rights>Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.</rights> </entry> <entry> <id>tag:theconversation.com,2011:article/251837</id> <published>2025-03-23T22:17:39Z</published> <updated>2025-03-23T22:17:39Z</updated> <link rel="alternate" type="text/html" href="https://theconversation.com/menghitung-untung-rugi-energi-nuklir-bagi-indonesia-251837"/> <title>Menghitung untung rugi energi nuklir bagi Indonesia</title> <content type="html">&lt;blockquote&gt; &lt;p&gt;● Pemerintah menargetkan energi nuklir menyumbang 8% dari kapasitas listrik nasional pada 2060 untuk memastikan pasokan energi stabil di tengah transisi ke energi bersih&lt;/p&gt; &lt;p&gt;● Indonesia memiliki potensi besar energi terbarukan, tetapi mayoritas bersifat variabel dan belum bisa memenuhi kebutuhan listrik di masa depan&lt;/p&gt; &lt;p&gt;● Nuklir memiliki risiko dan biaya awal tinggi, namun daya tahannya untuk jangka panjang bisa menjadi pertimbangan. Secara hitungan ekonomi, nuklir juga bersaing dengan energi terbarukan&lt;/p&gt; &lt;/blockquote&gt; &lt;hr&gt; &lt;p&gt;Pemerintah Indonesia resmi memasukkan energi nuklir ke dalam &lt;a href="https://gatrik.esdm.go.id/assets/uploads/download_index/files/2f251-rukn-2024.pdf"&gt;Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) 2024&lt;/a&gt;, yang merupakan dokumen kebijakan jangka panjang sektor kelistrikan. Dalam rencana ini, pemerintah menargetkan listrik dari energi nuklir mencapai hampir 8% dari total kapasitas pembangkit listrik nasional pada 2060.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Nuklir rencananya akan menjadi pemasok listrik dasar (&lt;em&gt;baseload&lt;/em&gt;) untuk memastikan kesetabilan di tengah upaya transisi energi dan pencapaian &lt;a href="https://brin.go.id/news/120225/brin-kembangkan-desain-reaktor-nuklir-peluit-40-dukung-energi-bersih-di-indonesia"&gt;target nol emisi&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sebagai negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia membutuhkan pasokan energi yang stabil dan terjangkau untuk mendukung pertumbuhan industri. Tapi pertanyaannya: apakah energi nuklir adalah pilihan yang tepat?&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Belajar dari krisis energi Eropa&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Tragedi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir &lt;a href="https://www.nei.org/resources/fact-sheets/comparing-fukushima-and-chernobyl"&gt;Chernobyl 1986 dan Fukushima 2011&lt;/a&gt; menunjukkan dampak fatal dari kegagalan teknis, bencana alam, atau kesalahan manusia dalam mengelola reaktor nuklir.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Selain risiko keamanan yang tinggi, kritikus juga sering menyoroti modal awal jumbo untuk membangun reaktor nuklir yang mencapai &lt;a href="https://ieefa.org/articles/oppositions-nuclear-costings-are-unrealistic"&gt;US$10 miliar atau Rp163,9 triliun per gigawatt (GW)&lt;/a&gt;, dengan masa pembangunan sekitar 8-10 tahun.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Namun, &lt;a href="https://www.nytimes.com/2025/02/03/business/ukraine-russia-energy-europe.html"&gt;krisis energi di Eropa&lt;/a&gt; akibat perang Ukraina membuka mata banyak negara soal pentingnya pasokan energi yang stabil. Untuk itu, setiap negara harus berpikir ulang dalam menyusun strategi untuk beralih ke energi yang lebih bersih. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Prancis, misalnya, memutuskan tetap mempertahankan reaktor nuklirnya, yang kini menyuplai hampir &lt;a href="https://world-nuclear.org/information-library/country-profiles/countries-a-f/france"&gt;70% dari total listrik&lt;/a&gt; negara.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sementara Jerman kukuh memilih &lt;a href="https://www.worldnuclearreport.org/Q-A-Germany-s-nuclear-exit-One-year-after"&gt;menghapus energi nuklir&lt;/a&gt; sepenuhnya pada tahun 2023 dan beralih pada energi terbarukan variabel (VRE) seperti tenaga angin dan surya. Sayangnya, produksi listrik dari dua energi ini &lt;a href="http://large.stanford.edu/courses/2024/ph240/yuan2/"&gt;kurang stabil&lt;/a&gt; lantaran bergantung pada kondisi cuaca.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Selama periode “Dunkelflaute"—saat intensitas matahari dan angin sangat rendah—produksi listrik di Jerman &lt;a href="https://unherd.com/newsroom/germanys-dunkelflaute-is-causing-an-energy-crisis-in-europe/"&gt;turun drastis&lt;/a&gt;. Untuk mengatasi kekurangan pasokan, Jerman akhirnya bergantung pada &lt;a href="https://www.ffe.de/en/publications/electricity-imports-to-germany-significantly-increased-in-the-summer-of-2023/"&gt;impor listrik&lt;/a&gt; dari negara tetangga seperti Prancis dan Swedia, yang mayoritas menggunakan tenaga nuklir.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Ketergantungan ini menyebabkan harga listrik di Jerman melonjak drastis, hingga mencapai &lt;a href="https://english.elpais.com/international/2024-12-12/cold-without-wind-german-dunkelflaute-brings-electricity-prices-to-crisis-levels-and-depletes-gas-reserves.html"&gt;EUR936/MWh&lt;/a&gt; atau Rp16,6 juta per MWh selama &lt;em&gt;dunkelflaute&lt;/em&gt; pada Desember tahun lalu. Angka ini tertinggi dalam 18 tahun terakhir. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dari Jerman, banyak negara Eropa akhirnya belajar bahwa transisi ke energi terbarukan harus mempertimbangkan keseimbangan antara energi &lt;em&gt;baseload&lt;/em&gt; dan VRE. Menurut sejumlah studi, komposisi bauran energi idealnya &lt;a href="https://link.springer.com/chapter/10.1007/978-3-319-92594-3_8"&gt;60–70% energi &lt;em&gt;baseload&lt;/em&gt; dan 30–40% VRE&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Kebutuhan energi 2050: EBT tidak akan cukup&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Dalam pidatonya di pertemuan G20 di Brasil tahun lalu, Presiden Prabowo Subianto menyebut &lt;a href="https://setkab.go.id/en/g20-summit-president-prabowo-subianto-highlights-indonesias-green-energy-vision-global-climate-role/"&gt;Indonesia berkomitmen mencapai target nol emisi pada 2050&lt;/a&gt; dengan memensiunkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan menggantinya dengan energi baru dan terbarukan (EBT).&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Indonesia memiliki potensi EBT yang besar mencapai &lt;a href="https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/miliki-potensi-ebt-3686-gw-sekjen-rida-modal-utama-jalankan-transisi-energi-indonesia"&gt;3.686 GW&lt;/a&gt;, tetapi 93,6% di antaranya adalah energi variabel seperti tenaga angin dan surya. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Untuk sumber listrik &lt;em&gt;baseload&lt;/em&gt;, Indonesia memiliki panas bumi (geotermal), hidro (air), dan bioenergi dengan potensi kapasitas terpasang masing-masing sebesar &lt;a href="https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/miliki-potensi-ebt-3686-gw-sekjen-rida-modal-utama-jalankan-transisi-energi-indonesia"&gt;24 GW, 95 GW, dan 57 GW&lt;/a&gt;. Namun, tidak semua pembangkit &lt;em&gt;baseload&lt;/em&gt; dapat beroperasi penuh sepanjang waktu. Pembangkit listrik geotermal misalnya hanya bisa menghasilkan listrik maksimum &lt;a href="https://nuclear.duke-energy.com/2021/05/18/capacity-factor-it-s-a-measure-of-reliability"&gt;74,3% dari kapasitasnya&lt;/a&gt;, sedangkan air 41,5%, dan bioenergi 67,1%.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pemanfaatan ketiga sumber energi ini juga masih sangat rendah, baru mencapai sekitar 7% dari total potensinya. Seandainya seluruh potensi energi terbarukan dimanfaatkan secara maksimal pada 2050, total energi yang dihasilkan hanya sekitar 837 terawatt jam (TWh). Angka ini masih jauh di bawah proyeksi kebutuhan listrik pada tahun tersebut, yang mencapai &lt;a href="https://katadata.co.id/ekonomi-hijau/energi-baru/61851598d4986/konsumsi-listrik-2050-capai-2000-twh-den-ri-butuh-1000-gw-plts"&gt;2.000 TWh&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Energi surya dan angin mungkin bisa menjadi sumber energi sepanjang waktu apabila didukung oleh teknologi penyimpanan energi skala besar. Namun, harga baterai penyimpanan yang berskala besar amat mahal dan memiliki risiko keamanan, seperti insiden terbakarnya fasilitas penyimpanan baterai lithium terbesar di dunia, &lt;a href="https://www.reuters.com/world/us/vistras-battery-storage-facility-goes-up-flames-spurs-evacuation-orders-2025-01-17/"&gt;Moss Landing&lt;/a&gt; di AS pada Januari lalu.&lt;/p&gt; &lt;figure&gt; &lt;iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/_tyCV5RpLIY?wmode=transparent&amp;amp;start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""&gt;&lt;/iframe&gt; &lt;/figure&gt; &lt;hr&gt; &lt;p&gt; &lt;em&gt; &lt;strong&gt; Baca juga: &lt;a href="https://theconversation.com/berapa-kapan-dan-di-mana-teknologi-penyimpanan-energi-yang-dibutuhkan-untuk-mencapai-100-energi-terbarukan-di-indonesia-238781"&gt;Berapa, kapan, dan di mana teknologi penyimpanan energi yang dibutuhkan untuk mencapai 100% energi terbarukan di Indonesia?&lt;/a&gt; &lt;/strong&gt; &lt;/em&gt; &lt;/p&gt; &lt;hr&gt; &lt;h2&gt;Kelayakan ekonomis energi nuklir&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Secara ekonomi, energi nuklir memiliki biaya awal yang tinggi, tapi bersaing dengan energi terbarukan. Perbandingan kelayakan ekonomi nuklir dan energi terbarukan bisa diukur dengan metode &lt;a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0360544222018035"&gt;&lt;em&gt;levelized full system cost of electricity (LFSCOE)&lt;/em&gt;&lt;/a&gt;. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Berbeda dengan metode konvensional &lt;em&gt;levelized cost of electricity (LCOE)&lt;/em&gt; yang hanya menghitung biaya rata-rata produksi listrik dari suatu pembangkit listrik selama masa operasi, LFSCOE menghitung seluruh biaya tambahan yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan sistem listrik, termasuk penyimpanan energi, infrastruktur &lt;em&gt;grid&lt;/em&gt; tambahan, serta cadangan daya yang diperlukan untuk menyokong energi terbarukan variabel seperti surya dan angin.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Jika memakai hitungan ini, biaya produksi listrik tenaga nuklir di Jerman adalah &lt;a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2214629624004882"&gt;US$106/MWh&lt;/a&gt; atau Rp1,7 juta/MWh, jauh lebih murah dari tenaga surya yang mencapai US$1.548/MWh atau setara Rp25,3 juta/MWh dan tenaga angin US$504/MWh atau Rp8,2 juta/MWh. &lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Alternatif bagi Indonesia&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Indonesia sedang menghadapi dilema energi yang tidak sederhana: beralih ke energi bersih sambil menjaga kestabilan pasokan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Energi nuklir, meski berisiko tinggi, menawarkan kapasitas dan kestabilan yang tinggi. Opsi energi ini dipertimbangkan berbagai negara, seperti &lt;a href="https://www.hhs.se/en/about-us/news/site-publications/2024/nuclear-renaissance-powering-swedens-climate-policy/"&gt;Prancis dan Swedia&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Lantas apa alternatif terbaik bagi Indonesia?&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pemerintah berencana membangun reaktor nuklir di Pulau Kelasa, &lt;a href="https://babel.antaranews.com/berita/379806/pemerintah-bangka-tengah-gandeng-thorcon-power-bangun-reaktor-nuklir"&gt;Provinsi Bangka Belitung&lt;/a&gt; dengan menggandeng perusahaan AS, ThorCon. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Ketimbang langsung membangun pembangkit nuklir skala besar yang risikonya tinggi, Indonesia mungkin bisa mempertimbangkan pendekatan bertahap dengan mengembangkan &lt;a href="https://www.energy.gov/ne/benefits-small-modular-reactors-smrs"&gt;&lt;em&gt;Small Modular Reactors&lt;/em&gt; (SMR)&lt;/a&gt; yang lebih fleksibel dan lebih aman. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Indonesia juga perlu menimbang cadangan mineral nuklir yang terbatas, dengan &lt;a href="https://news.detik.com/berita/d-7705064/bamsoet-dorong-unud-lakukan-kajian-akademis-pemanfaatan-nuklir-hijau-di-ri"&gt;90.000 ton uranium dan 150.000 ton thorium&lt;/a&gt; yang hanya cukup untuk beberapa tahun, sehingga diperlukan kemitraan strategis dengan negara-negara kaya sumber daya seperti Kazakhstan, Kanada, Australia, dan Namibia. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Selain itu, standar keamanan super ketat mutlak diperlukan. Transisi energi tidak bisa ditawar. Namun setiap opsi memiliki tantangan. Jika nuklir menjadi salah satu pilihan, maka semua untung ruginya harus ditimbang dengan sangat cermat.&lt;/p&gt;&lt;img src="https://counter.theconversation.com/content/251837/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" /&gt; &lt;p class="fine-print"&gt;&lt;em&gt;&lt;span&gt;Agus Hasan tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.&lt;/span&gt;&lt;/em&gt;&lt;/p&gt;</content> <summary>● Pemerintah menargetkan energi nuklir menyumbang 8% dari kapasitas listrik nasional pada 2060 untuk memastikan pasokan energi stabil di tengah transisi ke energi bersih ● Indonesia memiliki potensi besar…</summary> <author> <name>Agus Hasan, Professor, Norwegian University of Science and Technology</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/profiles/agus-hasan-2320365"/> </author> <rights>Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.</rights> </entry> <entry> <id>tag:theconversation.com,2011:article/252628</id> <published>2025-03-21T09:00:29Z</published> <updated>2025-03-21T09:00:29Z</updated> <link rel="alternate" type="text/html" href="https://theconversation.com/basa-basi-bonus-hari-raya-bukan-solusi-perbaikan-nasib-pengemudi-ojol-dan-pekerja-platform-252628"/> <title>Basa-basi bonus hari raya bukan solusi perbaikan nasib pengemudi ojol dan pekerja platform</title> <content type="html">&lt;blockquote&gt; &lt;p&gt;● Kekosongan regulasi membuat pengemudi ojol terus berada dalam posisi rentan tanpa perlindungan hak yang layak. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;● Nilai ekonomi digital yang besar tidak sebanding dengan kesejahteraan pengemudi yang bekerja sangat panjang demi penghasilan layak. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;● Status “mitra” memperlemah posisi tawar pengemudi, dan negara perlu hadir melalui regulasi yang melindungi hak-hak pekerja platform.&lt;/p&gt; &lt;/blockquote&gt; &lt;hr&gt; &lt;p&gt;Pengumuman Presiden Prabowo Subianto tentang pemberian &lt;a href="https://nasional.kompas.com/read/2025/03/10/15555901/prabowo-umumkan-pengemudi-ojol-dapat-thr-berapa-besarannya?page=all"&gt;“THR” bagi para pengemudi ojek ‘online’ (ojol)&lt;/a&gt; hanyalah janji kosong.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Benar saja, &lt;a href="https://www.detik.com/sulsel/berita/d-7819758/thr-ojol-grab-gojek-2025-syarat-jadwal-pencairan-dan-taksiran-besarannya"&gt;bonus hari raya&lt;/a&gt; yang hanya bersifat imbauan berbeda dengan &lt;a href="https://glints.com/id/lowongan/tunjangan-hari-raya-thr-adalah/"&gt;tunjangan hari raya&lt;/a&gt; yang merupakan mandatori undang-undang. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Polemik tunjangan hari raya (THR) bagi pengemudi ojol yang terus berulang menandakan bahwa ini bukan cuma sengketa antara aplikator dan pengemudi, melainkan adanya kekosongan regulasi yang dibiarkan. Negara tidak hanya abai mengatur hubungan kerja yang timpang, tetapi juga gagal mengenali kekerasan implisit dalam sistem ketenagakerjaan transportasi daring yang termasuk ekonomi gig (termasuk ojol dan &lt;em&gt;cleaning service&lt;/em&gt;). &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kekerasan implisit dalam ekonomi gig terjadi melalui tiga jalur utama: (1) pelabelan pekerja gig sebagai mitra, (2) kerentanan kondisi kerja yang dianggap lumrah atas nama perjuangan mencapai kesejahteraan, dan (3) absennya regulasi dari negara untuk mengatur pekerjaan berbasis platform secara keseluruhan. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kekerasan ini—yang membuat mereka berada dalam posisi rentan tanpa perlindungan hak yang memadai—dialami secara umum oleh pekerja platform, bukan hanya pengemudi ojol.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Terdapat sekitar &lt;a href="https://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=4349942"&gt;430 ribu hingga 2,3 juta orang atau sekitar 0,3-1,7% dari total angkatan kerja&lt;/a&gt; yang menjadikan aktivitas gig sebagai pekerjaan utamanya. Bahkan menurut &lt;a href="https://www.tempo.co/ekonomi/4-juta-pengemudi-ojol-ancam-turun-ke-jalan-bila-bahlil-cabut-subsidi-bbm-untuk-ojek-online-1174533"&gt;Gabungan Aksi Roda Dua (GARDA, asosiasi pengemudi ojol) total jumlah pengemudi berbagai platform &lt;em&gt;ride-hailing&lt;/em&gt; di Indonesia telah mencapai 4 juta&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Jumlah ini seharusnya menjadi alarm bagi pemerintah untuk segera menerbitkan aturan yang melindungi pengemudi ojol dan pekerja gig lainnya dari kekerasan. &lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Omzet jumbo yang tidak menetes ke mitra&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Per akhir 2024, ekonomi digital Indonesia merupakan yang terbesar di Asia Tenggara, mencapai &lt;a href="https://www.temasek.com.sg/content/dam/temasek-corporate/news-and-views/resources/reports/e_Conomy_SEA_2024_report.pdf"&gt;US$90 miliar&lt;/a&gt; yang setara Rp1.440 triliun dalam bentuk &lt;em&gt;gross merchandise value&lt;/em&gt; (GMV) atau nilai transaksi kotor dari seluruh platform per akhir 2024. Dari total GMV itu, &lt;a href="https://services.google.com/fh/files/misc/indonesia_e_conomy_sea_2024_report.pdf"&gt;layanan transportasi dan pengiriman makanan berkontribusi sebesar USD9 miliar&lt;/a&gt; (setara Rp144 triliun)—bisa bertambah hingga US$20 miliar (Rp330,5 triliun) pada 2030—alias terbesar kedua setelah &lt;em&gt;e-commerce&lt;/em&gt;. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Ini berarti pengemudi ojol dan kurir makanan berada di garda depan ekonomi digital. Sayangnya, nilai ekonomi fantastis ini tidak tercermin dalam pendapatan dan kesejahteraan mereka. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Bekerja penuh pada platform digital memang memungkinkan mereka mengumpulkan penghasilan bulanan di atas upah minimum lokal. Namun, untuk mencapai target tersebut para pengemudi harus bekerja dengan jam yang sangat panjang: &lt;a href="https://cfds.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/1423/2021/12/211209_Fairwork_Report_Indonesia-2021.pdf"&gt;rata-rata lebih dari 70 jam per minggu. Beberapa bahkan bekerja lebih dari 100 jam per minggu&lt;/a&gt;. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Mayoritas aksi unjuk rasa pengemudi ojol antara Maret 2020-Maret 2022 pun &lt;a href="https://fair.work/wp-content/uploads/sites/17/2023/09/Fairwork-Indonesia-Ratings-2023-ID-FINAL.pdf"&gt;menuntut tarif layak, penurunan komisi untuk platform, serta perbaikan upah dan kondisi kerja&lt;/a&gt;. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;a href="https://www.newmandala.org/indonesian-gig-workers-the-quest-for-labour-protection/"&gt;Penetapan harga/tarif transportasi daring sesungguhnya mencerminkan pasar bebas ojek konvensional&lt;/a&gt;. Sejak kehadirannya pada 1960-an, tidak pernah ada aturan tarif ojek konvensional. Penetapan harganya diserahkan pada pengemudi. Perusahaan &lt;em&gt;ride-hailing&lt;/em&gt; seperti Gojek dan Grab kemudian memanfaatkan kondisi ini dengan menawarkan harga sangat rendah dibanding ojek konvensional.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;a href="https://www.tempo.co/ekonomi/bahaya-di-balik-perang-tarif-grab-dan-go-jek-bisnis-terancam-766710"&gt;Perang tarif antara Gojek dan Grab sempat menyentuh harga serendah Rp1.200/km&lt;/a&gt;, sampai pemerintah turun tangan memberi panduan tarif menyusul serangkaian protes besar-besaran pengemudi ojol di tahun 2018. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pola di atas cenderung berulang pada tahun-tahun berikutnya: perang tarif antarplatform ditambah kenaikan harga bahan bakar minyak membuat biaya operasional pengemudi membengkak lebih dari pendapatannya. Pengemudi ojol kemudian melancarkan protes besar, disusul dengan pemerintah mengeluarkan aturan penyesuaian tarif.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Status dan sistem canggih yang mengabaikan hak&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Status pengemudi ojol sebagai “mitra” jadi hulu masalah lemahnya posisi para pengemudi ojek dan taksi &lt;em&gt;online&lt;/em&gt;. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dalam hal perubahan skema insentif, misalnya, platform kerap mengambil keputusan sepihak tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan pekerja atau “mitra”. Padahal, perubahan skema insentif ini berdampak besar bagi &lt;a href="https://ldfebui.org/wp-content/uploads/2019/11/Lembaga-Demografi-University-of-Indonesia-GOJEK%E2%80%99s-Impact-on-the-Indonesian-Economy-ENG-Nov-2019.pdf"&gt;pengemudi—terutama yang bekerja ‘&lt;em&gt;full-time’&lt;/em&gt; untuk transportasi daring&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Platform juga menerapkan aturan dan algoritma untuk membentuk perilaku pengemudi dalam menjalankan tugasnya. Misalnya pengemudi dapat menerima bonus berdasarkan poin yang mereka kumpulkan dalam sehari atau pada jam-jam tertentu. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Akumulasi poin tersebut bergantung pada sejumlah kriteria, seperti jumlah pesanan yang diselesaikan, rating dari pelanggan, dan jenis pesanan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sementara pengemudi berhadapan dengan risiko skorsing atau penonaktifan jika ikut dalam unjuk rasa. Ini bisa jadi membuat &lt;a href="https://igpa.map.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/274/2021/12/Ebook_Menyoal-Kerja-Layak-dan-Adil-dalam-Ekonomi-Gig-di-Indonesia_IGPA-Press.pdf"&gt;perlawanan yang sempat sengit dari para pengemudi pada periode awal &lt;em&gt;booming&lt;/em&gt; platform Gojek, Uber, dan Grab di Indonesia&lt;/a&gt; belakangan ini cenderung melunak. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kini bentuk perlawanan sehari-hari pengemudi ojol adalah dengan memanfaatkan celah sistem platform. Mereka &lt;a href="https://www.vice.com/en/article/7kvpng/delivery-drivers-are-using-grey-market-apps-to-maketheir-jobs-suck-less"&gt;menggunakan aplikasi mod dan titik GPS palsu untuk mengurangi beban kerja&lt;/a&gt;, ataupun &lt;a href="https://fair.work/wp-content/uploads/sites/17/2023/09/Fairwork-Indonesia-Ratings-2023-ID-FINAL.pdf"&gt;bekerja di lebih dari satu platform&lt;/a&gt;. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Demikian, ketimbang pekerja kerah biru yang dilindungi oleh UU Ketenagakerjaan, posisi pekerja platform jauh lebih rentan: tanpa jaminan terkait pekerjaan, keamanan kerja, perlindungan sosial, dan upah minimum.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Menanti kehadiran negara untuk menjamin hak-hak pekerja platform&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Aturan ketenagakerjaan Indonesia sebenarnya tidak mengenal istilah ‘kemitraan’. &lt;a href="https://fair.work/wp-content/uploads/sites/17/2023/09/Fairwork-Indonesia-Ratings-2023-ID-FINAL.pdf"&gt;Istilah ini justru berasal dari Undang Undang tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)&lt;/a&gt;, yang diterapkan antara klien dan kontraktor independen dengan kedudukan yang setara. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Melalui label “mitra”, pekerja gig diposisikan seolah setara dengan platform digital. Padahal, kenyataannya kendali platform begitu besar atas banyak hal, seperti syarat dan ketentuan kerja, kapan dan bagaimana pekerja dibayar, sistem penilaian (&lt;em&gt;rating&lt;/em&gt;), dan algoritma untuk mencocokkan permintaan kerja dengan pekerja.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Beberapa tahun belakangan, persoalan klasifikasi tenaga kerja dan hak-hak pekerja gig/pekerja platform menjadi perbincangan hukum di sejumlah negara.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sebagai contoh, &lt;a href="https://fair.work/en/fw/blog/uber-driversrecognised-as-workers-uk/"&gt;Keputusan Mahkamah Agung Inggris pada Februari 2021 menegaskan pengemudi Uber adalah pekerja&lt;/a&gt;. Waktu kerjanya dihitung sejak mereka masuk (&lt;em&gt;log in&lt;/em&gt;) hingga mereka keluar (&lt;em&gt;log out&lt;/em&gt;) dari aplikasi.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sementara itu, awal 2025 ini &lt;a href="https://www.employmentlawworldview.com/platform-workers-a-new-era-of-labour-protection-in-singapore/"&gt;Singapura memberlakukan Platform Workers Act&lt;/a&gt; untuk menjamin hak-hak pekerja platform, tetapi tanpa reklasifikasi pekerja.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Perubahan dinamika dunia kerja menuntut hukum untuk menyesuaikan perkembangan zaman. Sudah saatnya pemerintah Indonesia mengambil langkah sistematis untuk menjamin pemenuhan hak-hak pekerja platform, alih-alih membiarkan mereka menggantungkan nasib pada belas kasih algoritma.&lt;/p&gt;&lt;img src="https://counter.theconversation.com/content/252628/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" /&gt; &lt;p class="fine-print"&gt;&lt;em&gt;&lt;span&gt; Mahasiswa Pascasarjana STF Driyarkara, Centre for Innovation Policy and Governance Centre for Innovation Policy and Governance (CIPG) berkolaborasi dengan Oxford Internet Institute University of Oxford dan Wissenschaftszentrum für Sozialforschung (WZB Berlin Social Center) mempublikasikan Fairwork Indonesia Ratings 2023: Labour Standards in the Platform Economy.&lt;/span&gt;&lt;/em&gt;&lt;/p&gt;</content> <summary>Polemik THR bagi pengemudi ojol terus berulang tanpa solusi jelas, bukti negara abai mengatur hubungan kerja yang timpang.</summary> <author> <name>Klara Esti, Mahasiswa Pascasarjana STF Driyarkara, Senior Research Associate, Centre for Innovation Policy and Governance</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/profiles/klara-esti-1345268"/> </author> <rights>Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.</rights> </entry> <entry> <id>tag:theconversation.com,2011:article/252747</id> <published>2025-03-21T04:30:32Z</published> <updated>2025-03-21T04:30:32Z</updated> <link rel="alternate" type="text/html" href="https://theconversation.com/4-dampak-psikologis-uu-tni-baru-bagi-masyarakat-indonesia-252747"/> <title>4 dampak psikologis UU TNI baru bagi masyarakat Indonesia</title> <content type="html">&lt;figure&gt;&lt;img src="https://images.theconversation.com/files/656573/original/file-20250320-56-9jpsxk.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;rect=17%2C0%2C5973%2C3359&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=496&amp;amp;fit=clip" /&gt;&lt;figcaption&gt;&lt;span class="caption"&gt;Prajurit TNI menggenggam senjata saat parade dalam sebuah upacara.&lt;/span&gt; &lt;span class="attribution"&gt;&lt;a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/jakarta-indonesia-april-7-2018-indonesian-2014063541"&gt;Owl Yellow/Shutterstock&lt;/a&gt;&lt;/span&gt;&lt;/figcaption&gt;&lt;/figure&gt;&lt;p&gt;Indonesia pernah mengalami masa kelam ketika militer bercokol di hampir seluruh sendi pemerintahan dalam sistem dwifungsi ABRI pada masa &lt;a href="https://www.kompas.com/skola/read/2021/03/19/133958069/dwifungsi-abri-sejarah-dan-penghapusan"&gt;Orde Baru&lt;/a&gt;. Tak hanya urusan pertahanan, militer juga mengisi jabatan-jabatan strategis sipil di pemerintahan pusat hingga daerah, bahkan menduduki kursi legislatif dengan fraksi tersendiri.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Situasi tersebut menciptakan budaya kekuasaan yang kaku, menekan aspirasi masyarakat, dan sering kali merespons kritik dengan represi. Peristiwa &lt;a href="https://www.amnesty.id/referensi-ham/artikel-ham/jalan-panjang-menanti-mereka-yang-belum-pulang-indonesia-harus-usut-tuntas-kasus-penghilangan-paksa/08/2023/"&gt;penangkapan aktivis&lt;/a&gt;, pembubaran &lt;a href="https://journal.unnes.ac.id/sju/lslr/article/view/19484"&gt;paksa demonstrasi&lt;/a&gt;, hingga berbagai kasus &lt;a href="https://journal.appisi.or.id/index.php/risoma/article/view/289"&gt;pelanggaran HAM&lt;/a&gt; menjadi bukti konkret bagaimana militerisasi ruang publik berpotensi menciptakan ekosistem kekerasan yang mengganjal proses demokrasi.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pascareformasi 1998, Indonesia seperti mendapatkan harapan baru untuk menjadi negara demokrasi. &lt;a href="https://scholarhub.ui.ac.id/mjs/vol19/iss2/4/"&gt;Pemisahan peran antara militer dan sipil&lt;/a&gt; menjadi tonggak penting dalam membangun tatanan masyarakat yang lebih egaliter, transparan, dan partisipatif. Militer tidak lagi menjadi aktor utama dalam kehidupan politik dan pemerintahan, melainkan kembali ke baraknya sebagai alat pertahanan negara.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sialnya, saat ini terlihat indikasi sinyal gelap, melalui pengesahan revisi Undang-Undang (UU) TNI yang dipaksakan oleh pemerintah dan DPR. Bayang-bayang Orde Baru kembali mencuat.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Setidaknya akan ada empat dampak psikologis yang akan terjadi dengan dibukanya ruang yang lebih luas bagi militer untuk mengintervensi urusan sipil.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;1. Memicu sentimen ketidakamanan sosial&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Kehadiran militer dalam ruang publik sering kali &lt;a href="https://jurnal.dpr.go.id/index.php/kajian/article/view/571"&gt;diasosiasikan&lt;/a&gt; dengan kekuasaan koersif. &lt;a href="https://journal.uwks.ac.id/index.php/juispol/article/view/2133"&gt;Kekuasaan koersif&lt;/a&gt; adalah bentuk kekuasaan yang didasarkan pada ancaman atau penggunaan kekerasan, paksaan, atau hukuman untuk mengendalikan perilaku orang lain. Memang masyarakat terlihat tertib dan patuh bukan karena wibawa hukum yang tinggi tapi karena takut pada konsekuensi negatif (hukuman, kekerasan, intimidasi, penangkapan, dll).&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Masyarakat menjadi cemas untuk menyuarakan kritik atau perbedaan pendapat karena takut dianggap mengganggu stabilitas. Kecemasan ini tidak hanya bersifat individual, tetapi juga &lt;a href="https://books.google.co.id/books?hl=id&amp;amp;lr=&amp;amp;id=Lr_8DwAAQBAJ&amp;amp;oi=fnd&amp;amp;pg=PA1&amp;amp;dq=kecemasan+kolektif+militer&amp;amp;ots=kX2FpBf9is&amp;amp;sig=KgXf110nOt91OZeK9Y5WQQdbKo4&amp;amp;redir_esc=y#v=onepage&amp;amp;q&amp;amp;f=false"&gt;kolektif &lt;/a&gt;, membentuk suasana psikis masyarakat yang penuh kehati-hatian dan ketakutan.&lt;/p&gt; &lt;figure class="align-center "&gt; &lt;img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/656574/original/file-20250320-56-amy8fe.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/656574/original/file-20250320-56-amy8fe.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=400&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/656574/original/file-20250320-56-amy8fe.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=30&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=400&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/656574/original/file-20250320-56-amy8fe.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=15&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=400&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/656574/original/file-20250320-56-amy8fe.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=503&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/656574/original/file-20250320-56-amy8fe.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=30&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=503&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/656574/original/file-20250320-56-amy8fe.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=15&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=503&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"&gt; &lt;figcaption&gt; &lt;span class="caption"&gt;Prajurit TNI menjaga kerumunan orang di pinggir jalan yang tengah menunggu Prabowo Subianto melewati mereka pada Oktober 2024.&lt;/span&gt; &lt;span class="attribution"&gt;&lt;a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/jakarta-indonesia-october-2024-prabowo-subianto-2539709967"&gt;Wulandari Wulandari/Shutterstock&lt;/a&gt;&lt;/span&gt; &lt;/figcaption&gt; &lt;/figure&gt; &lt;p&gt;Pada masa Orde Baru yang dipimpin Presiden Suharto, kehadiran militer di ruang publik sangat dominan berkat berlakunya &lt;a href="https://www.tempo.co/politik/kilas-balik-penghapusan-dwifungsi-abri-yang-jadi-tuntutan-gerakan-reformasi-1998-1222020"&gt;kebijakan Dwifungsi ABRI&lt;/a&gt;. Situasi ini menciptakan &lt;a href="https://www.carnegiecouncil.org/explore-engage/classroom-resources/lesson-plan-ideas-film-reviews-syllabi-and-more/fourfreedoms/5227"&gt;budaya ketakutan&lt;/a&gt; yang meluas karena hanya dengan menyuarakan pendapat yang berbeda pemerintah menganggapnya sebagai tindakan subversif atau ancaman terhadap stabilitas nasional. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;a href="https://kompaspedia.kompas.id/baca/paparan-topik/asal-usul-gerakan-mahasiswa-1998-dari-yang-dibungkam-hingga-penggerak-reformasi"&gt;Demonstrasi mahasiswa dibubarkan paksa &lt;/a&gt;, aktivis &lt;a href="https://www.kompas.com/stori/read/2021/10/28/080000779/daftar-aktivis-yang-diculik-dan-hilang-tahun-1997-1998"&gt;ditangkap&lt;/a&gt;, dan &lt;a href="https://www.kompas.com/stori/read/2022/06/21/110000079/pemberedelan-media-massa-pada-masa-orde-baru"&gt;media disensor secara ketat&lt;/a&gt;. Akibatnya, masyarakat hidup dalam ketegangan psikologis yang kronis, di mana rasa aman hanya bisa didapat jika tunduk dan diam.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;a href="https://www.aljazeera.com/features/2018/7/2/egyptian-society-being-crushed-five-years-after-military-coup"&gt;Di Mesir&lt;/a&gt; pascakudeta militer terhadap pemerintahan sipil, militer menjadi aktor sentral dalam represi terhadap kebebasan berekspresi dan oposisi politik. Militer Mesir menjadi otoritas dominan yang membatasi ruang gerak masyarakat sipil.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Jika dominasi militer di ranah sipil terjadi di Indonesia, warga akan takut berbicara kritis bahkan di ruang privat seperti rumah atau media sosial. Mereka khawatir akan dampak hukuman. Secara psikologis, ini membentuk &lt;a href="https://link.springer.com/article/10.1007/s11158-011-9145-3"&gt;&lt;em&gt;self-censorship&lt;/em&gt;&lt;/a&gt; dan &lt;a href="https://imaji.ikj.ac.id/index.php/IMAJI/article/view/9"&gt;ketakutan kolektif yang&lt;/a&gt; membekas lama.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;2. Disorientasi identitas sipil&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Militerisasi ruang publik &lt;a href="https://www.crisisgroup.org/asia/south-east-asia/myanmar/312-identity-crisis-ethnicity-and-conflict-myanmar"&gt;berisiko&lt;/a&gt; mengaburkan peran dan identitas warga negara sebagai aktor demokratis yang bebas, setara, dan otonom. Ketika warga terbiasa diperintah, dikontrol, atau dikondisikan dalam suasana militeristik, maka identitas sebagai subjek politik yang kritis, partisipatif, dan deliberatif melemah. Hal ini juga dapat dilihat melalui penjelasan &lt;em&gt;political efficacy&lt;/em&gt;. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;a href="https://www.cambridge.org/core/journals/ps-political-science-and-politics/article/abs/limits-of-political-efficacy-educating-citizens-for-a-democratic-society/EFC896B2BB0E61616F8E6F08A9BFC72B"&gt;Political efficacy&lt;/a&gt; merujuk pada sejauh mana individu merasa mampu memahami politik (&lt;em&gt;internal efficacy&lt;/em&gt;) dan sejauh mana mereka percaya bahwa sistem politik akan merespons aspirasi mereka (&lt;em&gt;external efficacy&lt;/em&gt;). Ketika warga terus-menerus hidup dalam bayang-bayang kekuasaan koersif yang menekankan kepatuhan dan kontrol, maka rasa percaya diri untuk memahami isu-isu politik maupun keberanian untuk menyuarakan pendapat akan terkikis. Akibatnya, partisipasi publik tidak lagi didasarkan pada kesadaran politik, melainkan pada kepasrahan atau bahkan apatisme.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Demokrasi sejati memerlukan warga negara yang merasa dirinya sebagai aktor politik yang bermakna, bukan sekadar objek yang dikendalikan oleh negara. Namun, jika warga merasa bahwa suara mereka tidak akan berdampak, atau bahwa proses politik adalah ranah eksklusif elit atau militer, maka mereka akan cenderung menarik diri dari ruang publik. &lt;/p&gt; &lt;figure class="align-center "&gt; &lt;img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/656577/original/file-20250320-62-kdoxos.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/656577/original/file-20250320-62-kdoxos.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=399&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/656577/original/file-20250320-62-kdoxos.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=30&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=399&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/656577/original/file-20250320-62-kdoxos.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=15&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=399&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/656577/original/file-20250320-62-kdoxos.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=502&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/656577/original/file-20250320-62-kdoxos.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=30&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=502&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/656577/original/file-20250320-62-kdoxos.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=15&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=502&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"&gt; &lt;figcaption&gt; &lt;span class="caption"&gt;Prajurit TNI bekerja sama dengan relawan dalam mendistribusikan bantuan kemanusiaan untuk korban gempa dan tsunami Palu, Sulawesi Tengah, pada tahun 2018.&lt;/span&gt; &lt;span class="attribution"&gt;&lt;a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/palu-central-sulawesi-indonesia-october-8-1199301880"&gt;Tino Adi P/Shutterstock&lt;/a&gt;&lt;/span&gt; &lt;/figcaption&gt; &lt;/figure&gt; &lt;p&gt;Akibatnya, masyarakat bisa mengalami kebingungan nilai: apakah harus menjadi warga sipil yang berdaulat atau hanya objek yang patuh pada kekuasaan?&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Secara psikologis, disorientasi identitas sipil yang terjadi akibat militerisasi ruang publik dapat dijelaskan melalui teori &lt;a href="https://psycnet.apa.org/record/2013-44424-001"&gt;&lt;em&gt;Internalized Oppression&lt;/em&gt; (David &amp;amp; Derthick, 2014) &lt;/a&gt;. Teori ini menjelaskan bagaimana individu atau kelompok yang hidup dalam struktur kekuasaan hierarkis dan represif cenderung menginternalisasi nilai-nilai dominan dan menyesuaikan perilakunya untuk bertahan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Jika berlanjut, fenomena ini berbahaya karena menciptakan masyarakat yang terbiasa diperintah daripada berdialog. Alhasil demokrasi pun berubah menjadi formalitas belaka—kosong dari daya kritis yang hidup.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;3. Mewajarkan otoritarianisme&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Ketika sistem kekuasaan dibangun atas hierarki dan sitem khas militer, masyarakat cenderung menginternalisasi &lt;a href="https://www.jurnal.unismabekasi.ac.id/index.php/kybernan/article/view/555"&gt;nilai-nilai otoritarian&lt;/a&gt;. Hal ini dapat membentuk mentalitas tunduk, pasif, dan permisif terhadap kontrol dari atas. Dalam jangka panjang, hal ini dapat mengikis kemampuan individu untuk bertindak, membuat pilihan, dan memperjuangkan perubahan sosial karena terbiasa mengikuti komando penguasa.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Fenomena internalisasi nilai-nilai otoritarian ini dapat dilihat secara nyata dalam konteks Korea Selatan pada masa pemerintahan &lt;a href="https://historia.id/politik/articles/park-chung-hee-napoleon-dari-korea-selatan-vqZw8"&gt;militer Park Chung-hee&lt;/a&gt; (1961–1979). Selama periode tersebut, struktur kekuasaan yang kaku dan berbasis hierarki militer tidak hanya mendisiplinkan institusi pemerintahan, tetapi juga meresap ke dalam budaya kerja, pendidikan, hingga kehidupan sosial masyarakat.&lt;/p&gt; &lt;figure class="align-center "&gt; &lt;img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/656581/original/file-20250320-56-nnub9b.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/656581/original/file-20250320-56-nnub9b.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=400&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/656581/original/file-20250320-56-nnub9b.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=30&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=400&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/656581/original/file-20250320-56-nnub9b.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=15&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=400&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/656581/original/file-20250320-56-nnub9b.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=503&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/656581/original/file-20250320-56-nnub9b.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=30&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=503&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/656581/original/file-20250320-56-nnub9b.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=15&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=503&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"&gt; &lt;figcaption&gt; &lt;span class="caption"&gt;Presiden ke-7 Joko&lt;/span&gt; &lt;span class="attribution"&gt;&lt;a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/jakarta-indonesia-october-5-2024-indonesian-2526517609"&gt;Aan Herman Yulianto/Shutterstock&lt;/a&gt;&lt;/span&gt; &lt;/figcaption&gt; &lt;/figure&gt; &lt;p&gt;Generasi yang tumbuh dalam sistem ini cenderung mengutamakan kepatuhan dan menghindari konflik daripada kebebasan berpikir atau partisipasi kritis. Masyarakat menjadi terbiasa menerima perintah dari atas tanpa mempertanyakan legitimasi kebijakan. Ruang untuk mendorong perubahan sosial pun semakin sempit.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Hal serupa juga terlihat dalam konteks Cili di bawah &lt;a href="https://www.hoover.org/research/what-pinochet-did-chile"&gt;rezim militer Augusto Pinochet (1973–1990)&lt;/a&gt;. Militerisasi kehidupan sipil tidak hanya berdampak pada pelanggaran HAM secara langsung, tetapi juga menanamkan ketakutan psikologis yang mengakar dalam kesadaran kolektif masyarakat. Banyak warga sipil belajar untuk “diam” sebagai mekanisme bertahan hidup, karena ekspresi politik atau aktivisme dapat berujung pada pengawasan, intimidasi, atau penghilangan paksa.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dalam iklim seperti itu, kepercayaan diri masyarakat untuk memengaruhi kebijakan atau memperjuangkan perubahan sosial melemah drastis. Bahkan setelah transisi demokrasi, sisa trauma psikologis dan pola pikir otoritarian masih terbaca dalam budaya politik yang cenderung konservatif, penuh kehati-hatian, dan minim keberanian untuk menggugat struktur kuasa.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;4. Memantik kekerasan dan degradasi empati&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Ruang publik yang dikuasai &lt;a href="https://www.tempo.co/politik/hari-tni-kontras-sebut-tendensi-kekerasan-masih-jadi-masalah-utama-467079"&gt;militer rentan menumbuhkan kekerasan&lt;/a&gt; sebagai alat penyelesaian konflik, baik secara simbolik maupun fisik. Ketika masyarakat terbiasa melihat tindakan represif sebagai hal “wajar demi ketertiban”, maka empati terhadap korban represi akan menurun, melemahkan solidaritas sosial, dan mengikis sensitivitas terhadap ketidakadilan struktural yang dialami kelompok rentan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dalam jangka panjang, proses ini mengikis kemampuan manusia untuk merasakan empati terhadap korban. Dampaknya, toleransi terhadap pelanggaran HAM akan menguat. Berdasarkan konsep &lt;a href="https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1002/9780470672532.wbepp165"&gt;&lt;em&gt;moral disengagement&lt;/em&gt;&lt;/a&gt;, manusia dapat membenarkan tindakan tidak etis sebagai sesuatu yang sah dalam konteks tertentu, seperti demi “keamanan nasional” atau “stabilitas sosial.” &lt;/p&gt; &lt;figure class="align-center "&gt; &lt;img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/656794/original/file-20250321-68-aoibdy.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/656794/original/file-20250321-68-aoibdy.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=400&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/656794/original/file-20250321-68-aoibdy.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=30&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=400&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/656794/original/file-20250321-68-aoibdy.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=15&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=400&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/656794/original/file-20250321-68-aoibdy.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=503&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/656794/original/file-20250321-68-aoibdy.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=30&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=503&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/656794/original/file-20250321-68-aoibdy.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=15&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=503&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"&gt; &lt;figcaption&gt; &lt;span class="caption"&gt;Personel militer berbaris melalui jalan yang dipenuhi puing-puing akibat kerusuhan pada November 2024.&lt;/span&gt; &lt;span class="attribution"&gt;&lt;a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/jakarta-indonesia-20-november-2024-military-2547862603"&gt;Stagehunter.id/Shutterstock&lt;/a&gt;&lt;/span&gt; &lt;/figcaption&gt; &lt;/figure&gt; &lt;p&gt;Akibatnya, solidaritas sosial melemah karena masyarakat tidak lagi melihat korban sebagai “sesama manusia” yang layak dibela, tetapi sebagai “gangguan ketertiban” yang bisa diabaikan. Ini menciptakan masyarakat yang secara psikologis &lt;a href="https://www.cambridge.org/core/journals/ps-political-science-and-politics/article/abs/limits-of-political-efficacy-educating-citizens-for-a-democratic-society/EFC896B2BB0E61616F8E6F08A9BFC72B"&gt;tumpul terhadap ketidakadilan&lt;/a&gt;), serta cenderung permisif terhadap kekuasaan koersif.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Jika ini dibiarkan, kita bukan hanya mundur ke masa lalu yang kelam, tetapi juga sedang menciptakan generasi baru yang kehilangan keberanian untuk bersuara dan terbiasa menyaksikan kekerasan sebagai hal yang lumrah.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pertarungan kita hari ini bukan sekadar soal menolak militerisasi, tetapi soal menyelamatkan jiwa demokrasi kita yang hanya bisa hidup jika masyarakatnya berpikir bebas, berani berbeda, dan tetap peduli pada sesama.&lt;/p&gt;&lt;img src="https://counter.theconversation.com/content/252747/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" /&gt; &lt;p class="fine-print"&gt;&lt;em&gt;&lt;span&gt;Wawan Kurniawan tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.&lt;/span&gt;&lt;/em&gt;&lt;/p&gt;</content> <summary>Ada empat dampak psikologis yang akan terjadi dengan dibukanya ruang yang lebih luas bagi militer untuk mengintervensi urusan sipil.</summary> <author> <name>Wawan Kurniawan, Peneliti di Laboratorium Psikologi Politik Universitas Indonesia, Universitas Indonesia</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/profiles/wawan-kurniawan-1171031"/> </author> <rights>Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.</rights> </entry> <entry> <id>tag:theconversation.com,2011:article/251230</id> <published>2025-03-21T03:31:26Z</published> <updated>2025-03-21T03:31:26Z</updated> <link rel="alternate" type="text/html" href="https://theconversation.com/mengapa-orang-tetap-mudik-lebaran-meski-harga-tiket-mahal-251230"/> <title>Mengapa orang tetap mudik Lebaran meski harga tiket mahal?</title> <content type="html">&lt;blockquote&gt; &lt;p&gt;● Mudik lebaran tetap dilakukan meski mahal karena dianggap bagian dari tradisi sosial yang penting.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;● Ada ekspektasi sosial dari keluarga dan masyarakat agar perantau pulang saat lebaran.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;● Mudik menjadi cara untuk membangun kembali koneksi dengan “rumah psikologis” dan identitas diri.&lt;/p&gt; &lt;/blockquote&gt; &lt;hr&gt; &lt;p&gt;&lt;a href="https://theconversation.com/id/topics/lebaran-71694"&gt;Lebaran&lt;/a&gt; tak lepas dari fenomena pulang kampung atau mudik tahunan para penduduk ke kampung halaman untuk merayakan &lt;a href="https://theconversation.com/id/topics/idul-fitri-71695"&gt;Idulfitri&lt;/a&gt; dan &lt;a href="https://theconversation.com/mengapa-kita-mudah-saling-memaafkan-saat-idul-fitri-tapi-amat-sulit-di-luar-lebaran-118122"&gt;bermaafan&lt;/a&gt; dengan seluruh anggota keluarga.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Tahun lalu, ada lebih dari &lt;a href="https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20240419115923-92-1088052/pemudik-lebaran-2024-tembus-242-juta-lampaui-survei-kemenhub"&gt;242 juta&lt;/a&gt; &lt;a href="https://theconversation.com/id/topics/mudik-85741"&gt;pemudik&lt;/a&gt; di seluruh Indonesia: angka tertinggi sepanjang sejarah. Kamu mungkin termasuk salah satu di antaranya.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Para pemudik pun rela mengeluarkan uang yang tak sedikit untuk mudik, rata-rata sekitar &lt;a href="https://www.kompas.id/baca/riset/2024/04/19/lebih-dari-rp-200-triliun-dibelanjakan-pada-lebaran-2024"&gt;Rp3,88 juta per orang&lt;/a&gt;—setara lebih dari separuh &lt;a href="https://www.hukumonline.com/berita/a/ump-dan-ums%C3%A2%E2%82%AC%E2%80%9Cdki-2025-lt678f3d55ad7c3/"&gt;upah minimum pekerja di Jakarta&lt;/a&gt;. Apalagi, saat musim lebaran harga tiket biasanya melambung. Tahun lalu, sekitar &lt;a href="https://www.kompas.id/baca/riset/2024/04/19/lebih-dari-rp-200-triliun-dibelanjakan-pada-lebaran-2024"&gt;Rp71,8 triliun uang berputar&lt;/a&gt; dari aktivitas mudik saja.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Tingginya kebutuhan perjalanan pun membuat Presiden Prabowo Subianto memerintahkan para penyedia layanan transportasi untuk &lt;a href="https://www.detik.com/bali/bisnis/d-7781619/prabowo-minta-tiket-pesawat-turun-lagi-saat-libur-lebaran-begini-solusinya"&gt;menurunkan harga&lt;/a&gt;. Tujuannya untuk menjaga daya beli masyarakat di tengah perekonomian tahun ini yang &lt;a href="https://www.cnbcindonesia.com/market/20250207082050-17-608711/pertumbuhan-ekonomi-ri-lesu-bankir-ungkap-dampaknya-ke-bisnis-bank"&gt;cenderung loyo&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Lantas, di tengah tren harga tiket mudik mahal dan kondisi perekonomian yang tidak baik-baik saja, mengapa orang tetap rela mudik saat lebaran? &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Secara psikologis, jawabannya bermuara pada alasan kita untuk memenuhi ekspektasi sosial dan pulang ke “rumah psikologis”.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Ekspektasi sosial&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Lebaran merupakan &lt;a href="https://link.springer.com/referenceworkentry/10.1007/978-3-030-93789-8_45-1"&gt;&lt;em&gt;habitus&lt;/em&gt; atau kebiasaan kolektif&lt;/a&gt; masyarakat Indonesia yang telah lama berfungsi sebagai momen keluarga untuk berkumpul dan saling bermaafan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sebagai kebiasaan kolektif, lebaran juga memuat norma dan adat-istiadat untuk menjelaskan apa yang baik, apa yang patut, dan apa yang dianggap bernilai. Norma dan adat istiadat ini diwariskan lintas generasi dan dilaksanakan secara bersama, berulang-ulang. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Norma ini juga membuktikan bahwa manusia tidak hidup dalam ruang hampa. Kita tumbuh bersama orang lain di sebuah lokasi dengan serangkaian adat istiadat yang telah berlaku untuk mengatur kehidupan masyarakat. Mayoritas norma bahkan telah hidup jauh sebelum kita lahir. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Momen lebaran pun menciptakan ekspektasi sosial bahwa seluruh anggota keluarga hadir secara fisik, bersatu dalam sebuah nuansa perayaan setelah menuntaskan ibadah puasa. Mereka pun terhubung untuk &lt;a href="https://theconversation.com/mengapa-kita-mudah-saling-memaafkan-saat-idul-fitri-tapi-amat-sulit-di-luar-lebaran-118122"&gt;bermaafan&lt;/a&gt; dengan tetangga. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Selain ekspektasi untuk bermaafan, jenis makanan seperti ketupat, opor ayam, dan makanan lainnya merupakan ekspektasi lain yang membingkai ekspektasi umum tentang seperti inilah lebaran seharusnya. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Nah, mudik juga menjadi salah satu ekspektasi sosial tersebut. Saat lebaran, ada harapan para orang tua agar anak-anaknya yang merantau pulang kembali atau mudik. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Jadi, seseorang yang merantau akan rela untuk pulang meskipun harus menempuh perjalanan jauh dan membeli tiket yang mahal. Sebab, melalui mudik, kita berusaha merawat tradisi dan harapan keluarga.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Singkatnya, mudik merupakan sebuah pernyataan spasial (terkait lokasi) bahwa kita menghidupi nilai-nilai kultural sebagai anggota masyarakat di mana kita dibesarkan.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Kebutuhan membangun rumah psikologis&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Alasan kedua mengapa masyarakat tetap pulang meskipun harga tiket sangat mahal adalah karena kita sedang memenuhi kebutuhan dalam membangun “rumah psikologis”. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;a href="https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/17450128.2024.2402396"&gt;Penelitian saya&lt;/a&gt; menunjukkan bahwa upaya membangun rumah psikologis tidak hanya merujuk kepada bangunan (&lt;em&gt;house&lt;/em&gt;) atau ruang tertentu di rumah yang memberikan rasa nyaman. “Rumah” merupakan sebuah fenomena ketika kita terkoneksi kembali dengan semua komponen positif yang ada di sana.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kebutuhan rumah psikologis ini terkait dengan identitas sebagai hal yang penting untuk manusia. Tengoklah kebiasaan kita mengenali orang lain dengan bertanya dan menjawab dengan menggunaan lokasi tertentu. “Kamu orang mana?”, “Saya adalah orang Nganjuk”. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Para ahli menyebutnya sebagai &lt;a href="https://bpspsychub.onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1348/014466609X450465"&gt;identitas spasial (&lt;em&gt;place-based identity&lt;/em&gt;)&lt;/a&gt;. Lokasi tertentu memberikan perasaan nyaman untuk kita, dan membuat kita menyebutnya sebagai rumah. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Selain bangunan atau lokasi, rumah psikologis juga merujuk pada komponen lainnya seperti insan-insan yang kita sayangi seperti anggota keluarga. Komponen lainnya juga termasuk berbagai objek material yang penting untuk kita seperti benda-benda favorit, teknologi yang kita pakai, binatang peliharaan, aktivitas-aktivitas bersama, termasuk suasana yang ada di sana. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Seluruh komponen ini, ketika saling terkait dan memberikan rasa nyaman, menjadi material penyusun rumah psikologis bagi kita.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dalam konteks lebaran, pulang merupakan ritual untuk terkoneksi dengan rumah psikologis karena menciptakan suasana khusus. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Ada momen spesial yang membuat komponen-komponen rumah psikologis saling berkelindan: makanan khas lebaran seperti opor dan kue nastar, kehangatan dan gelak tawa keluarga besar, suara latar bedug dan iklan sirup, perasaan sebagai satu keluarga, ingar bingar promosi di berbagai toko, dan masih banyak lagi. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Komponen-komponen ini merupakan sebuah himpunan (&lt;em&gt;assemblage&lt;/em&gt;). Itulah mengapa, apabila komponennya tidak lengkap, misalnya ketika kue nastar atau opor tidak terhidang di meja suasananya menjadi tidak lagi sama. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dua alasan mengenai inilah yang membuat kita merasa bahwa mudik merupakan sebuah aktivitas penting untuk kesejahteraan psikologis kita.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Ini juga yang membuat harga tiket yang mahal dan perjalanan jauh tidak menghalangi keputusan seseorang untuk tetap mudik dan bertemu dengan keluarga saat lebaran tiba. Apakah kamu salah satu di antaranya?&lt;/p&gt; &lt;iframe src="https://tally.so/embed/n0aNVN?alignLeft=1&amp;amp;hideTitle=1&amp;amp;transparentBackground=1&amp;amp;dynamicHeight=1" loading="lazy" width="100%" height="316" frameborder="0" marginheight="0" marginwidth="0" title="Umpan Balik - Mengapa orang tetap mudik lebaran meski harga tiket mahal?"&gt;&lt;/iframe&gt;&lt;img src="https://counter.theconversation.com/content/251230/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" /&gt; &lt;p class="fine-print"&gt;&lt;em&gt;&lt;span&gt;Jony Eko Yulianto pernah menerima beasiswa Massey University Doctoral Scholarship untuk menyelesaikan pendidikan doktoral di Massey University, Auckland, Selandia Baru.&lt;/span&gt;&lt;/em&gt;&lt;/p&gt;</content> <summary>Mudik merupakan komponen dari ‘rumah psikologis’ kita saat lebaran, selain ketupat dan tradisi bermaafan kolektif yang turun-temurun. Kita, sebagai manusia, memiliki kebutuhan untuk kembali ke “rumah” ini.</summary> <author> <name>Jony Eko Yulianto, Community and Applied Social Psychologist, Universitas Ciputra</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/profiles/jony-eko-yulianto-749490"/> </author> <rights>Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.</rights> </entry> <entry> <id>tag:theconversation.com,2011:article/251359</id> <published>2025-03-20T12:30:30Z</published> <updated>2025-03-20T12:30:30Z</updated> <link rel="alternate" type="text/html" href="https://theconversation.com/buntut-ketegangan-trump-zelensky-akan-seperti-apa-hubungan-as-dengan-ukraina-eropa-dan-global-251359"/> <title>Buntut ketegangan Trump-Zelensky: Akan seperti apa hubungan AS dengan Ukraina, Eropa, dan global?</title> <content type="html">&lt;figure&gt;&lt;img src="https://images.theconversation.com/files/656205/original/file-20250319-56-jcsmfq.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;rect=0%2C0%2C5203%2C3466&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=496&amp;amp;fit=clip" /&gt;&lt;figcaption&gt;&lt;span class="caption"&gt;Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump (kiri) menyambut Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Gedung Putih untuk penandatanganan akses AS terhadap mineral langka Ukraina.&lt;/span&gt; &lt;span class="attribution"&gt;&lt;a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/washington-feb-28-2025-president-donald-2592092763"&gt;Joshua Sukoff/Shutterstock&lt;/a&gt;&lt;/span&gt;&lt;/figcaption&gt;&lt;/figure&gt;&lt;p&gt;Pada 28 Februari 2025, pertemuan antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Oval Office berakhir dengan &lt;a href="https://www.kompas.id/artikel/pertengkar-panas-akhiri-pertemuan-trump-zelenksyy-tanpa-hasil"&gt;cara yang menegangkan dan tidak terduga&lt;/a&gt;. Agenda awal untuk &lt;a href="https://www.csis.org/analysis/breaking-down-us-ukraine-minerals-deal"&gt;membahas kerja sama sumber daya mineral&lt;/a&gt; dan upaya perdamaian Ukraina-Rusia justru &lt;a href="https://thehill.com/homenews/house/5169941-trump-zelensky-ukraine-clash-congress/"&gt;berubah menjadi adu mulut&lt;/a&gt; yang disaksikan langsung oleh awak media.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Trump terang-terangan memarahi Zelenskyy, &lt;a href="https://www.tempo.co/internasional/kronologi-zelensky-diusir-trump-disebut-tak-tahu-berterima-kasih--1213715"&gt;bahkan terkesan “mengusirnya”&lt;/a&gt; dari pertemuan tersebut. Zelenskyy meninggalkan Gedung Putih tanpa menuai kesepakatan apa pun.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Konfrontasi ini memengaruhi dinamika diplomasi global. Perseteruan Trump dan Zelenskyy berisiko mengubah sikap AS terhadap Ukraina, serta memengaruhi hubungan AS dengan Eropa secara umum. Indonesia pun perlu belajar banyak dari insiden ini.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Keretakan hubungan AS-Ukraina&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Ketegangan antara Trump dan Zelenskyy membuka awal keretakan hubungan antara Washington dan Kyiv di periode kedua kepemimpinan Trump. Seluruh dunia tahu bahwa selama tiga tahun terakhir, Ukraina &lt;a href="https://www.state.gov/bureau-of-political-military-affairs/releases/2025/01/u-s-security-cooperation-with-ukraine"&gt;sangat bergantung pada dukungan AS&lt;/a&gt; dalam perang melawan invasi Rusia.&lt;/p&gt; &lt;figure class="align-center "&gt; &lt;img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/656219/original/file-20250319-56-jvv15i.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/656219/original/file-20250319-56-jvv15i.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=450&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/656219/original/file-20250319-56-jvv15i.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=30&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=450&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/656219/original/file-20250319-56-jvv15i.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=15&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=450&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/656219/original/file-20250319-56-jvv15i.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=566&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/656219/original/file-20250319-56-jvv15i.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=30&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=566&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/656219/original/file-20250319-56-jvv15i.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=15&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=566&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"&gt; &lt;figcaption&gt; &lt;span class="caption"&gt;Sebuah koran di Amerika Serikat (AS) memberitakan mengenai pertemuan Presiden Donald Trump dan Presiden Volodymyr Zelensky di Gedung Putih.&lt;/span&gt; &lt;span class="attribution"&gt;&lt;a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/nottinghamshire-uk-01-mar-2025-attitude-2592577771"&gt;Steve Travelguide/Shutterstock&lt;/a&gt;&lt;/span&gt; &lt;/figcaption&gt; &lt;/figure&gt; &lt;p&gt;Insiden ini sejatinya dapat &lt;a href="https://www.washingtonpost.com/politics/2025/02/28/trump-presidency-news/"&gt;merusak hubungan personal kedua pemimpin&lt;/a&gt; dan menimbulkan kekhawatiran mendalam mengenai &lt;a href="https://www.aljazeera.com/news/2025/3/1/ukrainians-fear-losing-us-support-as-trump-zelenskyy-clash-shocks-world"&gt;keberlanjutan dukungan AS&lt;/a&gt; terhadap Ukraina. Pemerintah Ukraina berada pada posisi dilematis.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;a href="https://www.dw.com/en/ukraine-updates-zelenskyy-says-peace-talks-will-include-us/live-71806397"&gt;Zelenskyy sebenarnya sadar&lt;/a&gt; bahwa Ukraina tidak bisa sepenuhnya berseberangan dengan AS, mengingat nasib negaranya masih sangat bergantung pada bantuan militer dan finansial dari Washington.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Di sisi lain, ia juga perlu menjaga martabat negara, kepercayaan rakyat dan moral pasukannya yang berada di tengah perang. Pemerintah Ukraina kemudian &lt;a href="https://carnegieendowment.org/europe/strategic-europe/2025/02/how-ukraine-remains-resilient-three-years-on?lang=en"&gt;memberi sinyal&lt;/a&gt; bahwa Ukraina teguh pada posisinya melawan agresi Rusia meski mendapat tekanan dari sekutu sendiri.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Langkah Zelenskyy &lt;a href="https://www.bbc.com/news/articles/c0rz178el8go"&gt;menghubungi berbagai pemimpin Eropa&lt;/a&gt;, seperti Presiden Prancis Emmanuel Macron, Sekjen NATO Mark Rutte, dan Presiden Dewan Eropa Antonio Costa untuk berkonsultasi dan menggalang dukungan menunjukkan upaya Ukraina dalam memvariasikan dukungan internasionalnya. Upaya ini mencerminkan kekhawatiran Ukraina bahwa ketegangan dengan Trump bisa berujung pada berkurangnya bantuan AS.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kepercayaan Ukraina terhadap AS kurang lebih akan berkurang, meski hubungan diplomatik tampaknya akan tetap dijaga di depan layar. Konfrontasi di Oval Office menunjukan bahwa politik domestik AS bisa sewaktu-waktu mengorbankan kepentingan sekutu kecil seperti Ukraina.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Hubungan AS-Eropa ikut goyah&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Trump rupanya membawa &lt;a href="https://thefridaytimes.com/04-Feb-2025/trump-s-unpredictable-madman-diplomacy-shaping-global-geopolitics-with-bold-moves"&gt;gaya diplomasi AS&lt;/a&gt; memasuki fase baru yang lebih keras dan tidak terduga. Jika sebelumnya pemimpin negara berusaha menjaga perbedaan dan perdebatan tetap tertutup rapat demi stabilitas aliansi, gaya Trump yang konfrontatif cukup mengguncang tatanan diplomasi global pascaperang dingin. &lt;/p&gt; &lt;figure class="align-center "&gt; &lt;img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/656221/original/file-20250319-56-pymywf.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/656221/original/file-20250319-56-pymywf.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=400&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/656221/original/file-20250319-56-pymywf.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=30&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=400&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/656221/original/file-20250319-56-pymywf.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=15&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=400&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/656221/original/file-20250319-56-pymywf.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=503&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/656221/original/file-20250319-56-pymywf.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=30&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=503&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/656221/original/file-20250319-56-pymywf.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=15&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=503&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"&gt; &lt;figcaption&gt; &lt;span class="caption"&gt;Para kepala negara anggota NATO pada upacara pembukaan KTT NATO 2018 di depan markas besar NATO di Brussel, Belgia, 11 Juli 2018.&lt;/span&gt; &lt;span class="attribution"&gt;&lt;a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/heads-governments-member-countries-nato-opening-1132604732"&gt;Alexandros Michailidis/Shutterstock&lt;/a&gt;&lt;/span&gt; &lt;/figcaption&gt; &lt;/figure&gt; &lt;p&gt;Bagi negara-negara sekutu di Eropa, insiden Trump-Zelenskyy menjadi alarm bagi &lt;a href="https://edition.cnn.com/2025/02/28/europe/western-allies-zelensky-trump-hnk-intl/index.html"&gt;arah kebijakan luar negeri AS di bawah Trump&lt;/a&gt;. Trump terlihat &lt;a href="https://english.elpais.com/usa/2025-03-03/americas-u-turn-as-demanding-with-ukraine-as-it-is-kind-to-russia.html"&gt;“melunak” terhadap Putin&lt;/a&gt; dan lebih realistis dalam mendukung Kyiv.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Banyak pemimpin negara Uni Eropa &lt;a href="https://kumparan.com/hady-pradnyana/kebuntuan-di-oval-office-trump-zelensky-dan-geopolitik-dunia-24bIH2ZHwqk"&gt;terang-terangan menyatakan dukungan mereka&lt;/a&gt; kepada Zelensky pascainsiden tersebut melalui berbagai platform dan kesempatan. Reaksi ini &lt;a href="https://getthewordout.com.au/press-release/press-release-trumps-america-an-increasingly-unreliable-untrustworthy-and-unprincipled-partner/"&gt;mencerminkan kekhawatiran mendalam&lt;/a&gt; bahwa AS akan jadi mitra yang sulit diandalkan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pada periode pertama, Trump telah melemahkan kepercayaan transatlantik, contohnya dengan &lt;a href="https://edition.cnn.com/2018/07/15/politics/donald-trump-european-union-foe/index.html"&gt;menyebut Uni Eropa sebagai “musuh”&lt;/a&gt; dalam perdagangan, &lt;a href="https://www.brookings.edu/articles/trump-remains-a-nato-skeptic/"&gt;meragukan komitmen NATO&lt;/a&gt;, dan &lt;a href="https://www.europarl.europa.eu/thinktank/en/document/EPRS_ATA(2025)767230"&gt;menarik AS dari perjanjian iklim Paris dan WHO&lt;/a&gt;. Pada periode kedua, ia tidak hanya mengulangi kebijakan tersebut, bahkan &lt;a href="https://www.pbs.org/newshour/economy/trudeau-says-trade-war-between-canada-and-u-s-expected-for-the-foreseeable-future"&gt;meluncurkan perang dagang dengan Kanada&lt;/a&gt;. Kembalinya gaya konfrontatif Trump sekarang tentu membuat Eropa lebih waspada terhadap AS. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Buntunya pertemuan Trump-Zelenskyy ini mendorong Eropa agar &lt;a href="https://www.ndtv.com/world-news/donald-trump-volodymyr-zelensky-row-prompts-europe-to-regroup-evaluate-its-securityoptions-7829773"&gt;lebih siap mengambil tindakan mandiri&lt;/a&gt;. &lt;a href="https://apnews.com/article/russia-ukraine-war-zelenskyy-london-bf158d8f9e10a7c049ea90f8fd917ab6"&gt;Inggris&lt;/a&gt; segera mengagendakan pertemuan darurat para pemimpin Eropa bersama Zelenskyy di London untuk membahas jaminan keamanan bagi Ukraina. Uni Eropa juga menegaskan komitmen &lt;a href="https://www.npr.org/2025/03/01/g-s1-51506/european-leaders-react-to-zelenskyy-oval-office"&gt;melanjutkan bantuan militer maupun ekonomi ke Ukraina&lt;/a&gt; secara kolektif.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Jika Washington di era Trump terus bersikap unilateral dan sulit ditebak, Eropa bisa saja memandang AS bukan lagi sebagai pelindung yang konsisten dan bisa diandalkan, melainkan mitra yang setiap saat bisa berbelok arah. Lunturnya rasa saling percaya akan menjadi tantangan serius bagi aliansi Barat dalam menghadapi ancaman bersama seperti Rusia.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Babak baru diplomasi global&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Konfrontasi di Oval Office tersebut menjadi semacam &lt;em&gt;wake-up call&lt;/em&gt; bahwa era diplomasi global mungkin tengah berubah memasuki babak baru yang lebih tidak pasti. Ke depan, stabilitas global akan sangat bergantung pada bagaimana para pemimpin negara menyeimbangkan sikap tegas dengan kebijaksanaan dalam menjalankan diplomasi.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Meskipun tidak terlibat langsung dalam ketegangan ini, Indonesia dapat mengambil pelajaran dalam menghadapi tekanan dari negara-negara besar, baik dalam negosiasi perdagangan, pertahanan, maupun isu strategis lainnya.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dengan posisi strategis di Indo-Pasifik, Indonesia memiliki peluang untuk memperkuat peran diplomatiknya melalui pendekatan berbasis dialog dan konsensus, memastikan bahwa hubungan internasional tidak didominasi oleh praktik kekerasan yang merugikan kedaulatan dan kepentingan nasionalnya.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Ini termasuk memastikan keterlibatan dalam blok ekonomi apa pun (seperti BRICs+) tetap sejalan dengan prinsip bebas aktif, menghindari diri terjebak dalam persaingan kekuatan besar yang dapat membatasi fleksibilitas diplomasi Indonesia.&lt;/p&gt;&lt;img src="https://counter.theconversation.com/content/251359/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" /&gt; &lt;p class="fine-print"&gt;&lt;em&gt;&lt;span&gt;Ayu Anastasya Rachman tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.&lt;/span&gt;&lt;/em&gt;&lt;/p&gt;</content> <summary>Perseteruan Trump dan Zelenskyy berisiko mengubah sikap AS terhadap Ukraina dan memengaruhi hubungan AS dengan Eropa secara umum.</summary> <author> <name>Ayu Anastasya Rachman, Dosen Hubungan Internasional, Universitas Bina Mandiri Gorontalo</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/profiles/ayu-anastasya-rachman-1017207"/> </author> <rights>Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.</rights> </entry> <entry> <id>tag:theconversation.com,2011:article/251951</id> <published>2025-03-20T03:42:37Z</published> <updated>2025-03-20T03:42:37Z</updated> <link rel="alternate" type="text/html" href="https://theconversation.com/kisah-dari-content-creator-bootcamp-tcid-langkah-awal-menuju-perubahan-nyata-251951"/> <title>Kisah dari Content Creator Bootcamp TCID: Langkah Awal Menuju Perubahan Nyata</title> <content type="html">&lt;p&gt;Di era digital, konten datang dan pergi dalam hitungan detik. Banyak yang viral sesaat, namun hanya sedikit yang benar-benar berdampak. Isu lingkungan pun kerap terjebak dalam pusaran opini tanpa dasar, membuat pesan penting sulit tersampaikan secara efektif. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Tapi bagaimana kalau ada cara untuk menghadirkan narasi yang tidak hanya menarik, tetapi juga berbasis data dan mampu menggerakkan perubahan di kalangan anak muda?&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Inilah alasan di balik Content Creator Bootcamp TCID, sebuah program yang lebih dari sekadar pelatihan membuat konten. Selama Desember 2023 hingga Februari 2024, bootcamp ini membekali anak muda dengan keterampilan storytelling berbasis riset, membantu mereka membangun kredibilitas, memperluas wawasan, dan bahkan membuka peluang karier di dunia digital. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dan hasilnya? Beberapa bulan setelah kegiatan berakhir, tiga peserta &lt;em&gt;bootcamp&lt;/em&gt; membuktikan bahwa konten yang berkualitas bisa menjadi pintu menuju masa depan yang lebih besar.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;strong&gt;Doni: Dari Konten Biasa ke Storytelling Berbasis Data&lt;/strong&gt;&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Salah satu peserta &lt;em&gt;bootcamp&lt;/em&gt;, Doni Chairullah yang berasal dari Pontianak sudah lama membuat konten di media sosial, tetapi merasa ada yang kurang dalam karyanya. Ia ingin lebih dari sekadar menciptakan postingan menarik dengan membuat konten yang berbobot dan berpengaruh. Selama mengikuti &lt;em&gt;bootcamp&lt;/em&gt; TCID, Doni mulai membiasakan diri merujuk pada jurnal ilmiah sebagai dasar dari setiap kontennya.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;“Selama &lt;em&gt;bootcamp&lt;/em&gt;, saya dipaksa untuk mencari jurnal relevan untuk pengembangan konten. Tanpa disadari, kebiasaan ini terbentuk dan sekarang saya selalu memastikan setiap konten yang saya buat berbasis minimal satu hingga tiga jurnal ilmiah,” ujarnya.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Perubahan ini membawa dampak besar bagi Doni. Ia mulai lebih percaya diri dalam menyajikan informasi yang kompleks dengan cara yang lebih menarik dan mudah dipahami. Dengan pendekatan baru ini, ia berhasil membangun &lt;em&gt;engagement&lt;/em&gt; yang lebih kuat dengan audiensnya dan menarik perhatian berbagai komunitas serta organisasi lingkungan. Salah satunya adalah EcoCamp, yang akhirnya merekrut Doni sebagai &lt;em&gt;content creator&lt;/em&gt; di tahun 2024. Selain berkarya di media sosial pribadinya, Doni sekarang juga turut serta dalam mengangkat isu-isu lingkungan, sosial, maupun ekonomi ke audiens yang lebih luas.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;strong&gt;Thisdiara: Ilmu dari Bootcamp Jadi Kunci Pekerjaan Impian&lt;/strong&gt;&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Bagi Thisdiara Shalsabila, peserta dari Tasikmalaya yang baru lulus dari jurusan Managemen di Universitas Terbuka, pengalaman di &lt;em&gt;bootcamp&lt;/em&gt; ini adalah titik balik dalam perjalanan kariernya. Sebelumnya, ia sering merasa bahwa dunia &lt;em&gt;content creation&lt;/em&gt; hanya sekadar hobi yang sulit dijadikan profesi. Namun, setelah mengikuti pelatihan ini, pandangannya berubah.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Saat menghadiri wawancara kerja untuk posisi PR Specialist di salah satu anak perusahaan STMIK DCI Tasikmalaya, ia mempresentasikan konsep &lt;em&gt;content pillar&lt;/em&gt; — yang telah ia pelajari di bootcamp. Pewawancara langsung tertarik dengan pendekatan sistematis yang ditawarkan dalam membangun strategi media sosial. Konsep yang dijelaskan Thisdiara tidak hanya menunjukkan pemahamannya yang mendalam, tetapi juga memberikan solusi konkret bagi perusahaan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;“Bener-bener nggak nyangka materi dari &lt;em&gt;bootcamp&lt;/em&gt; ini bisa jadi kunci utama saya diterima kerja,” katanya penuh semangat.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pelatihan bersama The Conversation Indonesia dan para ahli tidak hanya memberi bekal ilmu bagi Thisdiara, tetapi juga kepercayaan diri untuk menerapkan strategi komunikasi digital secara lebih profesional. Kesempatan yang awalnya tampak jauh kini menjadi kenyataan, membuktikan bahwa &lt;em&gt;storytelling&lt;/em&gt; berbasis data dapat membuka peluang yang lebih luas.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;strong&gt;Ruroh: Dari Content Writer ke Program Officer&lt;/strong&gt;&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Siti Masruroh atau Ruroh dari Lamongan, Jawa Timur awalnya adalah seorang &lt;em&gt;content writer&lt;/em&gt; di Aksara Institute. Ia terbiasa menulis, tetapi tidak pernah berpikir untuk tampil di depan kamera atau berbicara langsung kepada audiens. Namun, &lt;em&gt;bootcamp&lt;/em&gt; bersama The Conversation Indonesia telah mengubah cara pandangnya terhadap dunia konten dan cara bercerita.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;“Banyak banget ilmu dan &lt;em&gt;skill&lt;/em&gt; baru yang bisa dipraktikkan, terutama soal isu lingkungan dan pembuatan konten. Buku catatanku hampir penuh dengan materi, jawaban mentor, dan studi kasus yang disampaikan,” ungkapnya.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Setelah mengikuti &lt;em&gt;bootcamp&lt;/em&gt;, Ruroh mulai berani menerapkan teknik &lt;em&gt;storytelling&lt;/em&gt; yang lebih kuat dan membangun kepercayaan dirinya saat berbicara di depan kamera. Tak lama kemudian, ia mendapatkan promosi menjadi Program Officer di lembaga tempatnya bekerja.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;“Tingkat percaya diri tampil di depan kamera dari minus jadi 90%,” tambahnya. Kini, Ruroh tidak hanya membuat konten, tetapi juga dipercaya untuk mengelola program, memimpin diskusi, dan menyampaikan suatu isu dengan lebih efektif.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;strong&gt;Konten yang Berdampak, Bukan Sekadar Viral&lt;/strong&gt;&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Content Creator Bootcamp TCID dirancang agar peserta tidak sekadar bisa membuat konten yang menarik, tetapi juga memahami isu lingkungan secara mendalam dan menyampaikannya dengan cara yang kreatif dan berbasis data. Dalam pelatihan peningkatan kapasitas ini, 20 anak muda terpilih dari berbagai daerah di Indonesia mendapatkan kesempatan belajar langsung dari pakar lingkungan, praktisi digital media, dan kreator konten berpengalaman. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;a href="https://www.youtube.com/watch?v=XRh-ToQV8lk"&gt;Tonton rekap perjalanan Content Creator Bootcamp TCID di sini&lt;/a&gt; &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Selama hampir tiga bulan, peserta &lt;em&gt;bootcamp&lt;/em&gt; mengikuti 14 sesi pelatihan dan mengerjakan berbagai tugas. Bahkan, beberapa peserta telah berkolaborasi dengan pemerintah daerah setempat untuk menciptakan konten yang relevan dengan isu lokal, seperti pengelolaan sampah, polusi, dan penghijauan. Ini adalah bukti bahwa konten berbasis riset tidak hanya meningkatkan kredibilitas, tetapi juga bisa membuka peluang karier dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kisah Doni, Thisdiara, dan Ruroh hanyalah sebagian kecil dari hasil yang tercipta. Dengan keterampilan yang tepat, anak muda Indonesia memiliki potensi besar untuk mengubah cara kita melihat dan bertindak terhadap isu lingkungan maupun isu lainnya. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kami di The Conversation Indonesia selalu percaya, ketika anak muda dibekali dengan keterampilan yang benar, bukan hanya karier dan masa depan mereka yang semakin cerah, namun masyarakat pun juga akan ikut merasakan dampak baiknya.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Lihat karya peserta TCID Content Creator Bootcamp 2023/2024 di Instagram dan berbagai platform media sosial lain dengan menelusuri tagar #KontenKreatorTCID #TheFutureIsGreen&lt;/p&gt;&lt;img src="https://counter.theconversation.com/content/251951/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" /&gt; </content> <summary>Content Creator Bootcamp TCID tidak sekedar mengajarkan teknik pembuatan konten, tapi juga membekali peserta dengan kemampuan storytelling berbasis riset.</summary> <author> <name>Aprilia Rina, Project Manager</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/id/team#aprilia-rina"/> </author> <rights>Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.</rights> </entry> <entry> <id>tag:theconversation.com,2011:article/249734</id> <published>2025-03-20T03:12:41Z</published> <updated>2025-03-20T03:12:41Z</updated> <link rel="alternate" type="text/html" href="https://theconversation.com/di-balik-nikmatnya-kopi-gayo-ada-sejumlah-tantangan-dihadapi-petani-249734"/> <title>Di balik nikmatnya kopi gayo, ada sejumlah tantangan dihadapi petani</title> <content type="html">&lt;p&gt;Dataran Tinggi Gayo, Kabupaten Aceh Tengah tersohor dengan produk kopinya. Sekitar &lt;a href="https://acehprov.go.id/berita/kategori/ekonomi/tahukah-anda-ternyata-80-persen-kopi-starbucks-dari-gayo"&gt;80%&lt;/a&gt; pasokan bahan baku kopi &lt;em&gt;Starbucks&lt;/em&gt;—perusahaan kedai kopi terbesar dunia—merupakan jenis Arabika yang berasal dari daerah tersebut.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Namun di balik harum dan nikmat khas kopi yang telah mendunia itu, tersimpan kisah perjuangan berat para petani. Gurihnya bisnis kopi Gayo tidak bisa dinikmati oleh para pekerja di belakangnya. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Hasil penelitian kami (belum dipublikasi) dari Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada sepanjang 2023-2024 mengidentifikasi sejumlah permasalahan yang membebani para petani kopi Gayo, dari perubahan iklim yang menyebabkan &lt;a href="https://theconversation.com/kopi-gayo-mendorong-pemulihan-aceh-tapi-menyisakan-persoalan-lingkungan-244946"&gt;produktivitas&lt;/a&gt; menurun, hingga sistem pasar yang tidak berpihak pada mereka.&lt;/p&gt; &lt;hr&gt; &lt;p&gt; &lt;em&gt; &lt;strong&gt; Baca juga: &lt;a href="https://theconversation.com/usai-bergulat-dengan-pandemi-petani-kopi-kehilangan-produksi-akibat-perubahan-iklim-208101"&gt;Usai bergulat dengan pandemi, petani kopi kehilangan produksi akibat perubahan iklim&lt;/a&gt; &lt;/strong&gt; &lt;/em&gt; &lt;/p&gt; &lt;hr&gt; &lt;h2&gt;1. Penurunan produksi akibat perubahan iklim&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Perubahan iklim telah meningkatkan suhu permukaan udara yang mengubah pola curah hujan di Dataran Tinggi Gayo. Selama 30 tahun terakhir, data Stasiun Meteorologi Sutan Iskandar Muda menunjukkan adanya tren &lt;a href="https://nasional.kontan.co.id/news/bmkg-ungkap-dampak-serius-perubahan-iklim-pada-penurunan-produksi-kopi"&gt;peningkatan laju suhu udara sebesar 0,3°C/sepuluh tahun&lt;/a&gt;. Sementara menurut data Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Tengah, curah hujan mengalami &lt;a href="https://acehtengahkab.go.id/media/2022.08/kabupaten_aceh_tengah_dalam_angka_20161.pdf"&gt;penurunan dari 5558,8 mm pada 2015&lt;/a&gt; menjadi &lt;a href="https://acehtengahkab.bps.go.id/id/publication/2023/02/28/1d14c0baebb2e8b3b1ac6551/kabupaten-aceh-tengah-dalam-angka-2023.html"&gt;2310,38 mm pada 2023&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kondisi ini menyebabkan lokasi kebun kopi pada area ketinggian 800-1200 meter di atas permukaan laut (MDPL) tidak lagi optimal menghasilkan kopi Arabika berkualitas. Perubahan iklim yang menyebabkan kemarau ekstrem juga membuat tanaman kopi susah berbunga dan memudahkan &lt;a href="https://web.faperta.ugm.ac.id/guru-besar-bidang-hama-dan-penyakit-tumbuhan-soroti-dampak-perubahan-iklim-terhadap-penyakit-karat-daun-kopi-pada-konferensi-internasional/"&gt;penyebaran penyakit&lt;/a&gt;. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Hal ini tidak hanya menyebabkan penurunan produktivitas kopi, tapi juga berisiko gagal panen. Alhasil, petani merugi, penghasilan mereka turun drastis. &lt;/p&gt; &lt;hr&gt; &lt;p&gt; &lt;em&gt; &lt;strong&gt; Baca juga: &lt;a href="https://theconversation.com/kopi-gayo-mendorong-pemulihan-aceh-tapi-menyisakan-persoalan-lingkungan-244946"&gt;Kopi gayo mendorong pemulihan Aceh, tapi menyisakan persoalan lingkungan&lt;/a&gt; &lt;/strong&gt; &lt;/em&gt; &lt;/p&gt; &lt;hr&gt; &lt;h2&gt;2. Pasar yang tidak adil&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Sebagian besar &lt;a href="https://doi.org/10.25015/penyuluhan.v12i2.11606"&gt;petani Gayo&lt;/a&gt; menjual kopi mereka dalam bentuk &lt;em&gt;cherry&lt;/em&gt; alias buah kopi mentah, yang harganya jauh lebih rendah dibandingkan kopi yang sudah diolah.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sebagai perbandingan, harga kopi dalam bentuk &lt;em&gt;cherry&lt;/em&gt; hanya dihargai Rp15 ribu/kilogram. Sebanyak 11 kilogram ceri kopi dapat diolah menjadi 1 kilogram bubuk kopi yang harganya bisa mencapai Rp450 ribu/kilogram. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Keterbatasan peralatan produksi menjadi penyebab utama petani tidak bisa mandiri mengolah kopi hasil panen mereka. Pengolahan pascapanen membutuhkan banyak peralatan canggih dan mahal seperti &lt;em&gt;pulper&lt;/em&gt; (mesin pengupas kulit kopi), alat fermentasi, pencucian, hingga pengeringan. Petani kecil tentu tidak mampu membeli peralatan tersebut yang diperburuk minimnya akses terhadap permodalan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kondisi infrastruktur dasar seperti jalanan di daerah yang rusak kian memperburuk keadaan. Petani terpaksa menjual hasil panen kepada pengepul yang bersedia menjemput bola. Walhasil, para pengepul atau tengkulak bisa seenaknya menentukan harga ketika bernegosiasi dengan petani karena berada di atas angin. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sementara petani harus segera menjual hasil panen agar tidak busuk. Akibatnya, pada saat panen raya, harga kopi pasti anjlok karena kelebihan suplai dan sebaliknya harga naik ketika suplai terbatas—hasil penjualan kopi sering kali tidak cukup menutup biaya produksi. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Saat posisi petani terjepit, para pengepul lokal atau rentenir justru mengambil kesempatan. Mereka datang menawarkan pinjaman dengan bunga tinggi, membuat petani semakin bergantung. Pada akhirnya banyak petani kopi yang terjebak dalam siklus utang yang tidak bisa diputus.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;3. Tipu-tipu sertifikasi&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Persyaratan sertifikasi produk menjadi penghalang besar bagi petani untuk bisa masuk ke pasar global atau menjual biji kopi langsung ke konsumen akhir. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sertifikasi produk seperti &lt;em&gt;fair trade&lt;/em&gt;, organik, atau &lt;em&gt;Geographical Indication&lt;/em&gt; (GI) mensyaratkan &lt;a href="https://www.mdpi.com/2071-1050/16/13/5669"&gt;standar yang sangat tinggi&lt;/a&gt;. Di antaranya, mengharuskan kualitas dan kuantitas produk harus stabil, yang tentu membutuhkan biaya besar. Petani harus membayar pelatihan, penilaian, dan pengawasan—sesuatu yang sulit mereka jangkau. Jadi, lagi-lagi ujungnya petani kembali bergantung pada pengepul lokal dengan imbalan harga yang rendah.&lt;/p&gt; &lt;blockquote&gt; &lt;blockquote&gt; &lt;p&gt;“Bagi kami petani, bersertifikat atau tidak, harga &lt;em&gt;cherry&lt;/em&gt; tetap sama segitu saja. Kami tidak tahu harga premium yang dijanjikan oleh sertifikasi untuk siapa” —Raje, petani kopi Gayo. &lt;/p&gt; &lt;/blockquote&gt; &lt;/blockquote&gt; &lt;h2&gt;4. Kelembagaan bisnis yang lemah&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Di Kabupaten Aceh Tengah, terdapat beberapa koperasi yang seharusnya bisa menjadi perantara antara petani dan pasar untuk memastikan harga jual kopi yang adil. Namun dalam praktiknya, para petani merasa bahwa koperasi tidak mewakili kepentingan mereka. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Harga kopi yang ditetapkan koperasi sering kali terlalu rendah, dengan sistem pembagian keuntungan dan pengelolaan keuangan yang kurang transparan. Kesenjangan akses dan informasi membuat tidak semua anggota koperasi terlibat dalam pengambilan keputusan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pemerintah daerah melalui &lt;a href="https://jdih.acehprov.go.id/dih/detail/a3871c70-7be1-4c3d-b84b-1eabc2476943"&gt;Peraturan Gubernur Aceh Nomor 32 Tahun 2022 tentang Pedoman Tata Kelola Kopi Arabika Gayo sebagai Kopi Spesialti&lt;/a&gt; telah menetapkan Masyarakat Perlindungan Kopi Gayo (MPKG) bertanggung jawab sebagai penjamin mutu, rantai pasok, dan keberlanjutan usaha kopi, tapi kenyataan di lapangan menunjukkan petani harus berjuang sendiri. &lt;/p&gt; &lt;h2&gt;5. Kurangnya dukungan pemerintah&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Dukungan pemerintah terhadap pengembangan industri kopi berkelanjutan, termasuk pemberian insentif, pendidikan, pelatihan bagi petani kopi Arabika Gayo masih sangat minim. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dalam penelitian yang kami lakukan, tercatat hanya ada enam pelatihan dengan 18 peserta per sesi yang dilakukan sepanjang 2022–2024. Angka ini sangat kecil dibandingkan jumlah petani kopi di Aceh Tengah yang mencapai &lt;a href="https://theconversation.com/kopi-gayo-mendorong-pemulihan-aceh-tapi-menyisakan-persoalan-lingkungan-244946#:%7E:text=Berdasarkan%20data%20Dinas%20Perkebunan%20Kabupaten,kopi%20arabika%20gayo%20pada%202021"&gt;39.475 orang&lt;/a&gt;&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kami juga menemukan banyak petani masih menggunakan bahan tanam seadanya dan bibit yang tidak berkualitas serta tidak mampu menerapkan manajemen kebun yang baik. Tak ayal, produktivitas kebun kopi pun rendah. Rata-rata produktivitas kebun kopi di lokasi penelitian hanya 800 kg per hektare, jauh dari potensi optimal Arabika Gayo yang seharusnya bisa mencapai &lt;a href="https://journal.ipb.ac.id/index.php/JIPI/article/view/32534"&gt;1,5 ton per hektare&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Apa yang bisa dilakukan?&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Dari kelima permasalahan di atas, jelas, bahwa petani kopi Gayo menanggung beban yang sangat berat untuk mempertahankan mata pencaharian utama mereka. Padahal kopi merupakan komoditas utama yang menyokong &lt;a href="https://acehtengahkab.bps.go.id/id/publication/2024/02/28/9514a05ddeb7675e8606cf6b/kabupaten-aceh-tengah-dalam-angka-2024.html"&gt;perekonomian daerah&lt;/a&gt;. Kontribusinya signifikan terhadap pendapatan Provinsi Aceh, bahkan membantu daerah ini bangkit usai pandemi COVID-19.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pada 2022 misalnya, rata-rata pertumbuhan ekonomi di Aceh Tengah tumbuh &lt;a href="https://acehtengahkab.bps.go.id/id/publication/2023/02/28/1d14c0baebb2e8b3b1ac6551/kabupaten-aceh-tengah-dalam-angka-2023.html"&gt;4,90%&lt;/a&gt;, lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi Provinsi Aceh yang hanya &lt;a href="https://aceh.bps.go.id/id/publication/2023/02/28/71d342c099d759579815e775/provinsi-aceh-dalam-angka-2023.html"&gt;3,80%&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Untuk meningkatkan produktivitas, petani butuh pelatihan manajemen kebun, pendampingan pasca panen guna meningkatkan nilai tambah, serta sertifikasi produk agar mutu kopi tetap terjaga. Program seperti &lt;em&gt;farmer field school&lt;/em&gt; atau pelatihan klasik patut dilakukan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Penguatan kelembagaan petani, baik dalam bentuk kelompok tani maupun koperasi, juga penting. Mereka perlu didukung dalam hal pengelolaan usaha, keuangan, pemasaran, standar ekspor, serta rantai pasok global&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Skema kemitraan dengan &lt;em&gt;buyer&lt;/em&gt; atau &lt;em&gt;trader&lt;/em&gt; juga dapat dikembangkan untuk mendorong investasi pada praktik pengelolaan kebun kopi berkelanjutan. Kemitraan ini membantu berbagi risiko—seperti gagal panen—serta meningkatkan keterlacakan (&lt;em&gt;traceability&lt;/em&gt;) produk. Dengan rantai pasok yang lebih pendek, petani berpeluang mendapatkan harga kopi yang lebih adil.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pemerintah memegang peran kunci dalam mendorong industri kopi berkelanjutan, terutama dengan mengoptimalkan peran desa sebagai lembaga administrasi yang berinteraksi langsung dengan petani. Koordinasi antara desa, kabupaten, provinsi, hingga kementerian terkait harus diperkuat agar alokasi anggaran untuk pembangunan desa berbasis kopi bisa lebih optimal.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Riset kami menunjukkan bahwa produktivitas bisa meningkat jika strategi ini diterapkan, terutama dengan melibatkan petani muda. Studi kami menunjukkan bahwa petani yang lebih tua cenderung menjual hasil panen langsung ke pengepul, sementara generasi muda lebih aktif mencari berbagai cara dalam pengolahan pasca panen. Mereka menjual kopi dalam bentuk &lt;em&gt;green beans&lt;/em&gt; atau &lt;em&gt;roasted beans&lt;/em&gt;, sehingga nilai jualnya lebih tinggi.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;em&gt;Arsy Widowangi dari Fakultas Kehutanan UGM berkontribusi dalam riset ini sebagai asisten peneliti.&lt;/em&gt;&lt;/p&gt;&lt;img src="https://counter.theconversation.com/content/249734/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" /&gt; &lt;p class="fine-print"&gt;&lt;em&gt;&lt;span&gt;Para penulis tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi di luar afiliasi akademis yang telah disebut di atas.&lt;/span&gt;&lt;/em&gt;&lt;/p&gt;</content> <summary>Para petani kopi Gayo menghadapi sejumlah tantangan, mulai dari perubahan iklim yang menyebabkan produktivitas menurun, hingga sistem pasar yang tidak berpihak pada mereka.</summary> <author> <name>Ari Susanti, Dosen di Fakultas Kehutanan UGM, Universitas Gadjah Mada </name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/profiles/ari-susanti-2265464"/> </author> <author> <name>Cut Maila Hanum, Dosen STIK Pante Kulu Aceh</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/profiles/cut-maila-hanum-2271289"/> </author> <author> <name>Dahlan Dahlan, Dosen, Universitas Syiah Kuala</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/profiles/dahlan-dahlan-2271300"/> </author> <rights>Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.</rights> </entry> <entry> <id>tag:theconversation.com,2011:article/252559</id> <published>2025-03-20T01:51:36Z</published> <updated>2025-03-20T01:51:36Z</updated> <link rel="alternate" type="text/html" href="https://theconversation.com/revisi-uu-tni-modernisasi-atau-langkah-mundur-demokrasi-252559"/> <title>Revisi UU TNI: Modernisasi atau langkah mundur demokrasi?</title> <content type="html">&lt;p&gt;Rencana revisi Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (TNI) kembali menjadi perbincangan hangat. Pemerintah mengusulkan perubahan regulasi ini dengan alasan menyesuaikan peran TNI terhadap tantangan keamanan yang semakin kompleks, seperti kejahatan transnasional, serangan siber, dan ancaman terorisme. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Namun, di balik niat untuk memperkuat pertahanan negara, revisi ini memunculkan kekhawatiran akan kembalinya militer ke ranah sipil, sebuah langkah yang dianggap bisa menggerus semangat Reformasi 1998 yang telah membatasi peran TNI dalam politik praktis.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kritik terhadap revisi ini datang dari berbagai pihak, mulai dari aktivis hak asasi manusia (HAM), akademisi, hingga masyarakat sipil yang masih menyimpan trauma terhadap dominasi militer pada masa Orde Baru. Sejumlah organisasi menilai bahwa perubahan UU TNI berpotensi menjadi kemunduran bagi demokrasi, terutama jika memberikan kewenangan lebih luas kepada militer dalam operasi keamanan dalam negeri tanpa pengawasan yang transparan dan akuntabel.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Lantas, apakah ini adalah bentuk kemunduran demokrasi? Atau justru ini adalah jawaban dari tantangan era modern untuk membuat Indonesia menjadi lebih kuat?&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dalam episode SuarAkademia terbaru, kami berbincang dengan Rahadian Diffaul Barraq Suwartono, dosen hukum tata negara dari Universitas Islam Indonesia (UII).&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Rahadian menyoroti bahwa perubahan ini awalnya dirancang untuk dibahas dalam jangka menengah, tetapi tiba-tiba mengalami percepatan tanpa alasan yang jelas.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Rahadian menyoroti dua isu kritis dalam proses revisi Undang-Undang TNI yang tengah berlangsung: keterbatasan transparansi dan ancaman terhadap keseimbangan sipil-militer.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pertama, ia mengkritisi minimnya akses publik terhadap draf revisi yang berpotensi mengubah struktur militer dan dinamika hubungan sipil-militer. Menurutnya, ketertutupan ini tidak hanya menghambat partisipasi masyarakat dalam pengawasan legislasi, tetapi juga berisiko memicu spekulasi mengenai agenda politis di balik percepatan proses revisi. Dalam demokrasi, ia menegaskan, proses pembentukan kebijakan publik—terutama yang berdampak sistemik—harus melibatkan akuntabilitas dan ruang kritik yang inklusif.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kedua, Rahadian memperingatkan implikasi revisi ini terhadap stabilitas tata kelola sipil-militer. Ia melihat indikasi kuat bahwa revisi berpotensi mengembalikan peran militer ke jabatan sipil dan administratif yang bertentangan dengan semangat reformasi 1998. Padahal, pemisahan tegas antara ranah militer dan sipil merupakan prasyarat fundamental demokrasi sehat untuk mencegah konflik kepentingan dan konsolidasi kekuasaan sepihak.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Lebih dari sekadar persoalan teknis-legislatif, Rahadian menekankan bahwa partisipasi publik dan transparansi adalah penopang utama legitimasi kebijakan. Proses revisi yang eksklusif, hanya melibatkan elit politik dan militer, dinilainya sebagai bentuk pengabaian terhadap prinsip kedaulatan rakyat. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sebaliknya, dialog terbuka dengan masyarakat sipil dapat memperkuat kualitas kebijakan sekaligus mencegah dominasi kepentingan sepihak. Dalam konteks ini, ia mengingatkan bahwa inklusivitas bukan hanya tentang keadilan prosedural, tetapi juga langkah strategis untuk melindungi masa depan demokrasi Indonesia dari intervensi yang berpotensi otoriter.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Simak episode lengkapnya hanya di &lt;em&gt;SuarAkademia&lt;/em&gt;— ngobrol seru isu terkini, bareng akademisi.&lt;/p&gt;&lt;img src="https://counter.theconversation.com/content/252559/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" /&gt; </content> <summary>Rencana revisi Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (TNI) kembali menjadi perbincangan hangat. Pemerintah mengusulkan perubahan regulasi ini dengan alasan menyesuaikan peran…</summary> <author> <name>Muammar Syarif, Podcast Producer</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/id/team#muammar-syarif"/> </author> <rights>Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.</rights> </entry> <entry> <id>tag:theconversation.com,2011:article/250051</id> <published>2025-03-19T05:50:47Z</published> <updated>2025-03-19T05:50:47Z</updated> <link rel="alternate" type="text/html" href="https://theconversation.com/mengenal-7-pemanis-buatan-mana-yang-berbahaya-untuk-ibu-hamil-250051"/> <title>Mengenal 7 pemanis buatan: Mana yang berbahaya untuk ibu hamil?</title> <content type="html">&lt;p&gt;Pemanis buatan kian banyak digunakan dalam produk makanan dan minuman. Hal ini karena pemanis buatan menawarkan sejumlah &lt;a href="https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC3982014/"&gt;keunggulan&lt;/a&gt; dibandingkan gula, seperti rendah kalori, jumlah penggunaannya bisa lebih sedikit, dan dinilai lebih ekonomis. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Meski begitu, pemanis buatan tidak bisa dikonsumsi sembarangan. Takarannya harus dibatasi, bahkan beberapa jenis pemanis buatan dilarang untuk kelompok rentan, seperti ibu hamil (bumil) maupun ibu menyusui (busui).&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sayangnya, belum lama ini &lt;a href="https://x.com/tanyarlfes/status/1881853080246812979?t=r9rRixAXz_dYNsl5grgLAg&amp;amp;s=06"&gt;media sosial&lt;/a&gt; dihebohkan dengan temuan pemanis buatan dalam produk susu khusus bumil.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Padahal, &lt;a href="https://standarpangan.pom.go.id/dokumen/peraturan/2019/PerBPOM_No_11_Tahun_2019_tentang_BTP.pdf"&gt;Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)&lt;/a&gt; sudah melarang penggunaan pemanis buatan dalam produk pangan khusus ibu hamil dan menyusui. Sebab, jenis pemanis buatan tertentu diduga berisiko menyebabkan ibu mengalami diabetes selama kehamilan (gestasional) hingga melahirkan bayi dengan &lt;a href="https://hellosehat.com/kehamilan/kandungan/prenatal/pemanis-buatan-saat-hamil-apakah-aman/"&gt;cacat lahir&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Masalahnya, bumil mungkin saja tidak sengaja mengonsumsi produk pangan harian yang mengandung pemanis buatan. Lalu, apa saja pemanis buatan dalam produk pangan yang harus diwaspadai ibu hamil?&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;1. Sakarin&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Sakarin merupakan salah satu &lt;a href="https://www.healthline.com/nutrition/saccharin-good-or-bad#:%7E:text=Saccharin%20is%20one%20of%20the,popular%20as%20a%20sugar%20replacement."&gt;pemanis buatan tertua&lt;/a&gt; di pasaran. Secara umum, pemanis ini tergolong &lt;a href="https://www.efsa.europa.eu/en/news/saccharin-safety-threshold-increased"&gt;aman dikonsumsi manusia&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Menurut European Food Safety Authority (ESFA), &lt;em&gt;acceptable daily intake&lt;/em&gt; (ADI) alias &lt;a href="https://www.efsa.europa.eu/en/news/saccharin-safety-threshold-increased"&gt;batas konsumsi harian maksimal&lt;/a&gt; sakarin adalah 5 hingga 9 mg/kg berat badan (BB) per hari. Namun, di negara lain, seperti Kanada, penggunaan pemanis ini &lt;a href="https://www.canada.ca/en/health-canada/services/food-nutrition/food-safety/food-additives/sugar-substitutes.html"&gt;sangat dibatasi&lt;/a&gt; pada produk pangan tertentu.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;a href="https://standarpangan.pom.go.id/dokumen/peraturan/2019/PerBPOM_No_11_Tahun_2019_tentang_BTP.pdf"&gt;Di Indonesia&lt;/a&gt;, sakarin termasuk pemanis buatan yang dilarang digunakan dalam produk pangan khusus bumil dan busui. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;a href="https://www.ajog.org/article/S0002-9378(20)30385-9/abstract"&gt;Penelitian&lt;/a&gt; mengenai efek samping sakarin pada ibu hamil sendiri memang masih sangat terbatas, tetapi penggunaannya cenderung tidak disarankan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;a href="https://www.ajog.org/article/S0002-9378(20)30385-9/abstract"&gt;Ada penelitian&lt;/a&gt; yang menyebutkan bahwa sakarin yang dikonsumsi bumil berisiko membahayakan janin. Sebab, proses pengeluaran sakarin dari janin lebih lambat sehingga dapat mengakibatkan akumulasi pada janin. Kendati &lt;a href="https://efsa.onlinelibrary.wiley.com/doi/epdf/10.2903/j.efsa.2024.9044"&gt;sakarin pada konsentrasi tinggi&lt;/a&gt; dikategorikan tidak berbahaya, tetapi sakarin yang diproses dengan metode tertentu bisa menghasilkan cemaran yang bersifat &lt;em&gt;genotoxic&lt;/em&gt; (dapat merusak DNA). &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sementara itu, &lt;a href="https://www.cancer.gov/about-cancer/causes-prevention/risk/diet/artificial-sweeteners-fact-sheet"&gt;penelitian terbaru&lt;/a&gt; membantah temuan awal yang menduga bahwa sakarin dapat memicu kanker kandung kemih pada bayi. Sakarin pun resmi &lt;a href="https://ntp.niehs.nih.gov/ntp/roc/content/appendix_b.pdf"&gt;dihapus dari daftar zat penyebab kanker&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;2. Siklamat&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Sebuah &lt;a href="https://www.cancer.gov/about-cancer/causes-prevention/risk/diet/artificial-sweeteners-fact-sheet"&gt;studi awal&lt;/a&gt; menduga bahwa siklamat maupun jenis garamnya (kalsium siklamat, natrium siklamat, dan magnesium siklamat) dikaitkan dengan risiko kejadian kanker. Namun, &lt;a href="https://www.cancer.gov/about-cancer/causes-prevention/risk/diet/artificial-sweeteners-fact-sheet"&gt;penelitian lebih lanjut&lt;/a&gt; menunjukkan bahwa siklamat tidak terbukti secara ilmiah menyebabkan kanker. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Hal ini menimbulkan kontroversi. Beberapa negara, seperti Amerika Serikat (AS) masih &lt;a href="https://www.fda.gov/food/food-additives-petitions/aspartame-and-other-sweeteners-food"&gt;melarang secara total&lt;/a&gt; penggunaan siklamat pada produk pangan. Sementara di Indonesia, pemanis ini boleh digunakan dalam jumlah yang sangat terbatas pada beberapa jenis makanan. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;a href="https://standarpangan.pom.go.id/dokumen/peraturan/2019/PerBPOM_No_11_Tahun_2019_tentang_BTP.pdf"&gt;Sesuai peraturan yang berlaku&lt;/a&gt;, batas konsumsi siklamat diperketat pada beberapa produk pangan seperti makanan diet. Bumil dan busui yang ingin menjaga pola makan harus berhati-hati mengecek produk makanan diet yang mungkin saja mengandung siklamat.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;3. Aspartam&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Aspartam merupakan salah satu pemanis yang paling banyak digunakan dalam produk makanan dan minuman. Pemanis ini bisa memberikan rasa &lt;a href="https://www.fda.gov/food/food-additives-petitions/aspartame-and-other-sweeteners-food"&gt;200 kali lipat lebih manis&lt;/a&gt; dibandingkan dengan gula biasa, sehingga penggunaannya bisa lebih sedikit dan hemat ongkos produksi. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Namun, keamanan penggunaan aspartam sempat menimbulkan &lt;a href="https://www.pom.go.id/penjelasan-publik/PENJELASAN-BPOM-RI-NOMOR-HM.01.1.2.07.23.24-TANGGAL-25-JULI-2023-TENTANG-KEAMANAN-PEMANIS-BUATAN-ASPARTAM"&gt;kontroversi&lt;/a&gt;. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Berdasarkan kajian International Agency for Research on Cancer, pemanis ini dilabeli sebagai zat yang diduga menyebabkan kanker bagi populasi umum, tetapi &lt;a href="https://www.fda.gov/food/food-additives-petitions/aspartame-and-other-sweeteners-food"&gt;FDA&lt;/a&gt; dan beberapa badan pengawas di Eropa masih mengizinkan penggunaan aspartam dalam kadar tertentu. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Selain itu, aspartam sama sekali tidak terdeteksi &lt;a href="https://www.fda.gov/food/food-additives-petitions/aspartame-and-other-sweeteners-food"&gt;menyeberangi plasenta&lt;/a&gt; karena sepenuhnya dicerna dalam saluran cerna. Di &lt;a href="https://standarpangan.pom.go.id/dokumen/peraturan/2019/PerBPOM_No_11_Tahun_2019_tentang_BTP.pdf"&gt;Indonesia&lt;/a&gt; sendiri, batas konsumsi aspartam bagi populasi umum adalah 40 mg/kg berat badan. Adapun untuk makanan diet kadarnya lebih diperketat.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;BPOM sendiri tetap tidak mengizinkan penggunaan aspartam dalam produk pangan bumil dan busui.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;4. Sukralosa&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Sukralosa memiliki tingkat kemanisan &lt;a href="https://www.fda.gov/food/food-additives-petitions/aspartame-and-other-sweeteners-food"&gt;600 kali lipat&lt;/a&gt; lebih tinggi dibandingkan dengan gula atau sukrosa. Riset menunjukkan bahwa pemanis ini diduga dapat berpindah dari ibu hamil karena zatnya &lt;a href="https://www.ajog.org/article/S0002-9378(20)30385-9/abstract"&gt;ditemukan&lt;/a&gt; pada urine bayi baru lahir. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Seperti halnya pemanis lainnya, BPOM melarang penggunaan sukralosa pada produk pangan khusus ibu hamil dan menyusui. Meski begitu, bumil dan busui harus berhati-hati, karena pemanis dengan &lt;a href="https://standarpangan.pom.go.id/dokumen/peraturan/2019/PerBPOM_No_11_Tahun_2019_tentang_BTP.pdf"&gt;ADI sebesar 15 mg/kgBB&lt;/a&gt; ini mungkin saja digunakan dalam produk pangan harian.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;5. Asesulfam potasium&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Asesulfam potasium sering kali ditemukan pada berbagai makanan, minuman, maupun produk farmasi dengan ADI &lt;a href="https://standarpangan.pom.go.id/dokumen/peraturan/2019/PerBPOM_No_11_Tahun_2019_tentang_BTP.pdf"&gt;sebesar&lt;/a&gt; 15 mg/kgBB. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;a href="https://www.ajog.org/article/S0002-9378(20)30385-9/abstract"&gt;Penelitian pada hewan&lt;/a&gt; menunjukkan bahwa pemanis ini ditemukan pada cairan ketuban dan urine janin, bahkan konsentrasi tingginya ditemukan pada plasenta. &lt;a href="https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC4229159/"&gt;Studi&lt;/a&gt; pada hewan lainnya menunjukkan bahwa janin yang terpapar pemanis ini memiliki kecenderungan untuk memiliki kebiasaan mengonsumsi minuman manis saat dewasa. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sebagai catatan, konsumsi asesulfam potasium pada penelitian hewan tersebut lebih besar dibandingkan dengan takaran konsumsi yang disarankan pada manusia.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;6. Neotame&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;&lt;em&gt;Neotame&lt;/em&gt; disetujui sebagai pemanis, baik di Indonesia maupun AS. Pemanis ini mampu memberikan 13 ribu kali lipat rasa yang lebih manis daripada gula dapur. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;em&gt;Neotame&lt;/em&gt; stabil terhadap panas, sehingga cocok digunakan pada produk makanan yang dipanggang. &lt;a href="https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC4229159/"&gt;Belum ada data yang cukup&lt;/a&gt; terkait efek konsumsi &lt;em&gt;neotame&lt;/em&gt; selama kehamilan, tetapi penggunaannya pada populasi umum dinyatakan &lt;a href="https://www.fda.gov/food/food-additives-petitions/aspartame-and-other-sweeteners-food"&gt;aman&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;FDA menyetujui &lt;em&gt;neotame&lt;/em&gt; sebagai pemanis serbaguna (kecuali pada produk daging dan unggas). Namun, BPOM tetap melarang penggunaan &lt;em&gt;neotame&lt;/em&gt; sebagai pemanis dalam produk pangan khusus bumil dan busui.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;7. Gula alkohol&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Gula alkohol (poliol), merupakan gula alami berjumlah kecil dalam buah dan sayur. Dalam jumlah massal, pemanis ini diproses secara kimia, sehingga pada beberapa negara dikategorikan dalam kelas lain, yaitu &lt;a href="https://www.canada.ca/en/health-canada/services/food-nutrition/food-safety/food-additives/sugar-substitutes.html"&gt;pengganti gula&lt;/a&gt;. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Di &lt;a href="https://farmalkes.kemkes.go.id/unduh/permenkes-033-2012/#:%7E:text=Peraturan%20Menteri%20Kesehatan%20Nomor%20033%20Tahun%202012%20tentang%20Bahan%20Tambahan%20Pangan,-Oleh%20Setditjen%20Farmalkes&amp;amp;text=Mencabut:,88%20tentang%20Bahan%20Tambahan%20Makanan."&gt;Indonesia&lt;/a&gt;, gula alkohol digolongkan sebagai pemanis alami. Beberapa contoh golongan gula alkohol adalah manitol, sorbitol, atau silitol. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Bukti ilmiah mengenai efek poliol terhadap kehamilan masih terbatas. Namun, senyawa poliol ditemukan pada sampel ibu hamil dan janin dengan kehamilan normal. Karena itu, kemungkinan besar pemanis ini &lt;a href="https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC11180503/#:%7E:text=Context,maternal%20metabolic%20disorders%20during%20pregnancy."&gt;aman&lt;/a&gt; dikonsumsi dalam batas normal. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Hanya saja &lt;a href="https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC11180503/#:%7E:text=Context,maternal%20metabolic%20disorders%20during%20pregnancy."&gt;penelitian terbaru&lt;/a&gt; menduga adanya keterkaitan antara kejadian diabetes gestasional dengan konsumsi gula alkohol sorbitol dan &lt;em&gt;erythritol&lt;/em&gt;. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kendati belum ada penelitian yang secara jelas menyatakan dampak negatif konsumsi pemanis buatan selama kehamilan, penggunaan bahan tambahan pangan ini tetap tidak dianjurkan untuk ibu hamil dan menyusui. &lt;a href="https://standarpangan.pom.go.id/dokumen/peraturan/2019/PerBPOM_No_11_Tahun_2019_tentang_BTP.pdf"&gt;BPOM secara tegas juga melarang&lt;/a&gt; semua jenis pemanis buatan dalam produk pangan khusus ibu hamil maupun menyusui.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Karena itu, bumil dan busui harus berhati-hati mengonsumsi produk pangan harian yang mungkin saja mengandung pemanis buatan dalam kadar tertentu.&lt;/p&gt;&lt;img src="https://counter.theconversation.com/content/250051/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" /&gt; &lt;p class="fine-print"&gt;&lt;em&gt;&lt;span&gt;Para penulis tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi di luar afiliasi akademis yang telah disebut di atas.&lt;/span&gt;&lt;/em&gt;&lt;/p&gt;</content> <summary>BPOM melarang penggunaan pemanis buatan dalam produk khusus bumil dan busui. Namun, bahan ini bisa saja tercampur dalam produk pangan lain sehingga harus diwaspadai.</summary> <author> <name>Sharon Susanto, Lecturer in Pharmacy, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya </name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/profiles/sharon-susanto-1527658"/> </author> <rights>Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.</rights> </entry> <entry> <id>tag:theconversation.com,2011:article/250831</id> <published>2025-03-19T05:35:20Z</published> <updated>2025-03-19T05:35:20Z</updated> <link rel="alternate" type="text/html" href="https://theconversation.com/riset-itu-keren-tapi-harus-disebarluaskan-250831"/> <title>Riset Itu Keren, Tapi Harus Disebarluaskan!</title> <content type="html">&lt;p&gt;Banyak penelitian luar biasa yang bisa mengubah kebijakan dan menginspirasi perubahan, tetapi sering kali hanya tersimpan di jurnal akademik atau laporan tahunan yang nyaris tak tersentuh publik. Padahal, riset yang kuat tidak cukup hanya diteliti, melainkan juga harus dikomunikasikan agar bisa menjangkau lebih banyak orang dan membawa dampak nyata. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Menulis dan berbicara di depan publik merupakan dua kunci agar riset tidak hanya beredar di kalangan akademisi, peneliti, atau organisasi serupa, tetapi juga bisa memengaruhi kebijakan, industri, dan masyarakat luas. Sayangnya, banyak peneliti merasa kesulitan menyampaikan temuan mereka dalam bahasa yang menarik dan mudah dipahami. Tanpa keterampilan ini, riset yang berharga bisa saja terabaikan. Inilah mengapa kemampuan menulis ilmiah populer dan berbicara dengan percaya diri di ruang publik menjadi semakin penting.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;strong&gt;Menjadikan Riset Lebih Dekat dengan Masyarakat&lt;/strong&gt;&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Banyak peneliti memiliki riset yang berharga, tetapi tantangan terbesar mereka adalah menerjemahkannya ke dalam bahasa yang lebih mudah dipahami tanpa kehilangan esensi ilmiahnya. The Conversation Indonesia (TCID) bersama Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI), Lembaga Kajian dan Advokasi Independensi Peradilan (LeIP), dan Indonesian Centre for Environmental Law (ICEL) berupaya menjembatani kesenjangan ini dengan mengadakan pelatihan menulis ilmiah populer.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sebagai bagian dari upaya ini, pada 21 November 2024, TCID menjadi mitra utama dalam pelatihan menulis yang diadakan di kantor IOJI, Jakarta. Dalam workshop ini, TCID tidak hanya memberikan materi tentang teknik penulisan ilmiah populer, tetapi juga menyediakan sesi coaching bagi peserta untuk mengembangkan tulisan mereka. Pelatihan ini menjadi wadah bagi para peneliti untuk mengasah kemampuan menyampaikan riset mereka secara lebih efektif kepada publik.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;“Saya terbiasa menulis dengan sangat deskriptif untuk hasil penelitian dan sangat kesulitan untuk menyingkat tulisan. Selalu ada kekhawatiran informasi yg ingin saya sampaikan tidak tersampaikan dengan baik apabila menulis secara singkat.” ungkap Muhammad Tanziel Aziezi dari LeIP.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dari pelatihan ini, muncul 22 usulan artikel yang menunjukkan bahwa semakin banyak peneliti ingin membagikan gagasannya kepada publik. Tidak hanya itu, kesempatan lanjutan dalam sesi coaching 1:1 dengan editor TCID memberikan ruang bagi peserta untuk memperdalam tulisan mereka. Dampaknya, pascapelatihan ini, artikel yang menjadi ide peserta menjadi lebih tajam, lebih relevan, dan lebih siap menjangkau audiens luas, membuka peluang lebih besar bagi riset untuk memengaruhi kebijakan dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;strong&gt;Dari Ruang Riset ke Panggung Publik&lt;/strong&gt;&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Tak hanya menulis, kemampuan berbicara di depan publik juga menentukan sejauh mana sebuah riset bisa memengaruhi perubahan. Banyak peneliti memiliki gagasan brilian, tetapi kesulitan menyampaikannya dengan jelas dan meyakinkan. TCID kembali berperan sebagai mitra utama dalam pelatihan &lt;em&gt;public speaking&lt;/em&gt; yang berlangsung pada 6 Februari 2025, bekerja sama dengan IOJI, LeIP, dan ICEL.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dalam pelatihan ini, peneliti dibekali keterampilan menyusun narasi yang menarik, memahami audiens, serta menyampaikan pesan dengan percaya diri. Dengan pendekatan yang interaktif dan berbasis praktik, peserta tidak hanya belajar teori tetapi juga langsung mempraktikkan cara berbicara yang lebih efektif dan berdampak.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;“Workshop Public Speaking ini tidak hanya memberikan tips-tips baru atau kesempatan berlatih &lt;em&gt;public speaking&lt;/em&gt; bagi saya, tetapi juga memberi pengetahuan baru tentang bagaimana menyusun argumentasi dan narasi singkat yang sesuai dengan sasaran audiens saya,” kata Johanna Poerba, peneliti dari LeIP.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;November tahun lalu, TCID juga memberikan pendampingan intensif bagi Fadilla Octaviani dari IOJI dalam mempersiapkan presentasinya di forum internasional. Dengan struktur pidato yang lebih kuat dan strategi penyampaian yang lebih efektif, ia kini lebih siap menyampaikan gagasannya di panggung global. Ini menunjukkan bahwa dengan pelatihan yang tepat, peneliti Indonesia bisa lebih percaya diri menyuarakan riset mereka dan berkontribusi dalam percakapan internasional.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Tak sedikit peneliti yang merasa ragu atau canggung ketika harus berbicara di hadapan banyak orang, apalagi di forum internasional. Namun, pelatihan ini membuktikan bahwa dengan latihan dan strategi yang tepat, mereka bisa tampil lebih percaya diri. Kemampuan &lt;em&gt;public speaking&lt;/em&gt; bukan hanya soal berbicara lancar, tetapi juga tentang bagaimana menyampaikan pesan dengan jelas, menarik, dan berdampak bagi audiens yang lebih luas.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;strong&gt;Saatnya Ilmu Tidak Hanya Didiskusikan, tapi Didengar dan Disebarluaskan&lt;/strong&gt;&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Ilmu pengetahuan yang hebat tidak hanya ditulis atau dibahas dalam laporan tahunan, seminar tertutup, atau hasil kajian semata, tetapi juga harus menjangkau lebih banyak orang, menginspirasi, dan memantik perubahan. Ketika riset dapat disampaikan dengan jelas dan menarik, dampaknya bisa lebih luas, mulai dari kebijakan hingga kesadaran masyarakat.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;TCID akan terus menjadi ruang bagi peneliti untuk berbagi dan memastikan ilmu pengetahuan hadir dalam percakapan publik. Dengan semakin banyaknya peneliti yang bisa menulis dan berbicara dengan percaya diri, kita membuka jalan bagi penelitian yang lebih berdampak dan lebih dekat dengan kehidupan masyarakat.&lt;/p&gt; &lt;hr&gt; &lt;p&gt;Ingin belajar menulis dan berbicara lebih efektif untuk membawa risetmu ke audiens yang lebih luas? Bergabunglah dengan pelatihan TCID dan dapatkan pendampingan langsung dari para editor dan ahli. Hubungi kami di kemitraan@theconversation.com untuk informasi lebih lanjut.&lt;/p&gt;&lt;img src="https://counter.theconversation.com/content/250831/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" /&gt; </content> <summary>Pelatihan menulis dan public speaking TCID membekali para akademisi dan peneliti dengan keterampilan penting agar suara mereka lebih terdengar.</summary> <author> <name>Aprilia Rina, Project Manager</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/id/team#aprilia-rina"/> </author> <rights>Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.</rights> </entry> <entry> <id>tag:theconversation.com,2011:article/251813</id> <published>2025-03-19T03:14:55Z</published> <updated>2025-03-19T03:14:55Z</updated> <link rel="alternate" type="text/html" href="https://theconversation.com/hutan-wakaf-warisan-hijau-untuk-masa-depan-kelestarian-alam-dan-pemberdayaan-masyarakat-251813"/> <title>Hutan wakaf: Warisan hijau untuk masa depan kelestarian alam dan pemberdayaan masyarakat</title> <content type="html">&lt;p&gt;&lt;em&gt;Artikel ini merupakan bagian dari serial Jejak Islam Lestari.&lt;/em&gt;&lt;/p&gt; &lt;hr&gt; &lt;p&gt;Masyarakat Indonesia umumnya menganggap kegunaan wakaf, khususnya tanah wakaf hanya terbatas untuk pembangunan &lt;a href="https://www.bwi.go.id/5800/2021/01/19/wakaf-tak-terbatas-3m-masjid-madrasah-makam/"&gt;3M&lt;/a&gt;: madrasah, masjid, dan makam.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sistem Informasi Wakaf Kementerian Agama (&lt;a href="https://siwak.kemenag.go.id/siwak/index.php"&gt;Siwak Kemenag&lt;/a&gt;) mencatat, sekitar 72% tanah wakaf di Indonesia dimanfaatkan untuk masjid dan musala, 14% untuk sekolah dan pesantren, 4% digunakan untuk lahan pemakaman, dan hanya 9% sisanya untuk berbagai kegiatan sosial lainnya.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Tidak ada yang salah dengan pemanfaatan wakat untuk 3M. Namun, wakaf sejatinya memiliki dimensi ekonomi, sosial, hingga ekologi yang semestinya bisa memberikan dampak langsung terhadap kehidupan masyarakat. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Jika melihat sejarah masa lalu, kita bisa menemukan bentuk-bentuk wakaf yang lebih menekankan pada kegiatan ekonomi masyarakat hingga pelestarian lingkungan. Misalnya, wakaf sumur &lt;a href="https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/65269/1/2.%202022-IJOES-Designing%20simple%20productive%20waqf%20models%20for%20Indonesia.pdf"&gt;Usman bin Affan &lt;/a&gt;—khalifah ketiga setelah Nabi Muhammad SAW dalam sejarah Islam—dikelola menjadi kebun kurma. Sebanyak &lt;a href="https://www.bwi.go.id/literasiwakaf/wakaf-sumur-sahabat-utsman-bin-affan/"&gt;1.550 pohon kurma&lt;/a&gt; yang dipelihara oleh pemerintah terus berbuah sampai sekarang dan sebagian hasilnya disumbangkan kepada masyarakat. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Di Indonesia, inisiatif wakaf hijau mulai berkembang melalui hutan wakaf. &lt;a href="https://www.researchgate.net/profile/Khalifah-Ali/publication/384770342_Hutan_Wakaf_Teori_dan_Praktik/links/67074feeffe5b728123e025c/Hutan-Wakaf-Teori-dan-Praktik.pdf"&gt;Lahan untuk hutan wakaf&lt;/a&gt; ini bisa berasal dari tanah yang diwakafkan atau tanah yang dibeli dari sumbangan dana masyarakat kemudian dijadikan hutan wakaf. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;a href="https://ppim.uinjkt.ac.id/2025/02/11/menjawab-krisis-iklim-bagaimana-komunitas-muslim-lokal-menggerakkan-inovasi-lingkungan/"&gt;Riset&lt;/a&gt; (belum dipublikasi) yang saya lakukan bersama tim di bawah proyek &lt;em&gt;Religious Environmentalism Action&lt;/em&gt; (REACT) Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, menunjukkan bahwa wakaf untuk kawasan hutan berpotensi besar mendukung konservasi alam sekaligus pemberdayaan masyarakat.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Praktik baik: Hutan Wakaf Bogor&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Di Indonesia, terdapat empat kawasan hutan wakaf, yakni; Hutan Wakaf Aceh, Hutan Wakaf Bogor, Hutan Wakaf Mojokerto, dan Hutan Wakaf Sukabumi. Dalam riset ini, kami mengobservasi langsung perkembangan &lt;a href="https://www.hutanwakaf.org/en/lokasi-hutan-wakaf-bogor/"&gt;hutan wakaf di Bogor&lt;/a&gt;, Jawa Barat, yang dikelola oleh Yayasan Hutan Wakaf Bogor. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pada 2018, hutan wakaf di Bogor semula hanya ada di satu zona seluas 1,5 hektare (ha) di Desa Cibunian, Bogor, Jawa Barat. Hingga 2025, hutan wakaf di Bogor terus bertambah luas menjadi 2,5 ha di enam lokasi pada empat zona yang terletak di desa Cibunian dan Purwabakti.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dua desa yang terletak di Kecamatan Pamijahan, Jawa Barat ini masuk kategori rawan tanah longsor. Sebuah studi menunjukkan Pamijahan memiliki &lt;a href="https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/33570"&gt;17 titik sebaran longsor&lt;/a&gt; pada tahun 2011-2015 dan memiliki tingkat kerawanan longsor sebesar 81,5% atau seluas 10.215 ha. Dengan kehadiran hutan wakaf, warga berharap ancaman longsor semakin berkurang di dua desa itu.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Lokasi hutan wakaf Bogor tidak jauh dari kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), sehingga hutan ini bisa sekaligus berfungsi sebagai zona penyangga yang membantu melindungi kelestarian TNGHS dari erosi tanah dan polusi air. &lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Pemberdayaan masyarakat&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Hutan wakaf Bogor juga bermanfaat membantu perekonomian masyarakat setempat. Pada zona pertama, tanah itu semula adalah lahan sawah yang digunakan untuk bercocok tanam padi. Setelah pemiliknya mewakafkan tanah untuk kepentingan umum, pengelola Yayasan Hutan Wakaf mengubah tanah tersebut menjadi lahan agroforestri.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Hutan ditanami tumbuhan produktif seperti alpukat, durian, mangga, manggis. Selain tanaman hutan, ada juga tanaman pangan seperti jagung dan jahe merah. Dengan pendekatan ini, masyarakat mendapatkan manfaat ganda dari sistem diversifikasi tanaman. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Di samping panen tanaman pertanian, produksi lain, seperti madu, juga berkembang di kawasan hutan wakaf. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Untuk mendukung perkembangan hasil produksi hutan wakaf ini, Yayasan Hutan Wakaf Bogor membentuk kelompok tani yang berasal dari warga setempat. Mereka dilatih mengelola produk-produk pertanian hingga bisa dipasarkan. Salah satu hasil pertanian yang sudah diproduksi adalah merek &lt;a href="https://forestamart.bp2sdm.menlhk.go.id/index.php/detail-produk/madu-trigona-/4d7a633d"&gt;Madu Trigona&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Selain membentuk kelompok tani, pengelola juga membangun &lt;em&gt;Waqf Forest Coffee&lt;/em&gt; di kawasan hutan yang membuka lapangan pekerjaan bagi warga setempat. Keberadaan hutan wakaf di Bogor telah menghidupkan ekonomi masyarakat sekitar. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Untuk menjaga kelestarian hutan dan mengoptimalkan pemanfaatan potensi desa melalui hutan wakaf, pengelola bekerja sama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan kapasitas masyarakat setempat. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Warga diedukasi melalui kegiatan-kegiatan keagamaan maupun &lt;a href="https://mosaic-indonesia.com/hutan-wakaf-bogor-gelar-pelatihan-penghitungan-kredit-karbon"&gt;pelatihan lingkungan&lt;/a&gt; yang melibatkan tokoh-tokoh agama. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Keberadaan hutan wakaf juga memicu berkembangnya inisiatif-inisiatif lingkungan di desa sekitarnya. Berdasarkan observasi riset kami, kelompok karang taruna setempat aktif mengembangkan aksi-aksi lingkungan, seperti mengelola sampah organik menjadi kompos hingga membuat sumur biopori. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pada Oktober 2024, dengan dukungan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan beberapa organisasi nirlaba, karang taruna setempat sukses menyelenggarakan Saung Manfaat untuk memamerkan produk-produk pro-lingkungan mereka. Kegiatan tersebut dihadiri sejumlah lembaga-lembaga internasional dari Malaysia, Mesir, dan &lt;a href="https://mosaic-indonesia.com/inisiatif-hutan-wakaf-inspirasi-dunia-289"&gt;Jepang&lt;/a&gt;. &lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Hutan wakaf patut diperluas&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Keberadaan hutan wakaf terbukti sangat bermanfaat untuk kelestarian alam sekaligus membantu perekonomian masyarakat di sekitarnya. Oleh karena itu, program ini patut direplikasi di berbagai daerah di Indonesia. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Saat ini, Kementerian Agama tengah menginisiasi program &lt;a href="https://kemenag.go.id/nasional/gaungkan-wakaf-hutan-untuk-kelestarian-lingkungan-kemenag-gagas-program-green-theology-Ly1Q2"&gt;“Green Theology”&lt;/a&gt; untuk mendorong pertumbuhan wakaf hutan di Indonesia. Langkah ini mesti kita pantau agar terus berorientasi pada penguatan inisiatif pelestarian lingkungan. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Secara prinsip, hutan wakaf setidaknya harus memenuhi &lt;a href="https://www.researchgate.net/publication/384770342_Hutan_Wakaf_Teori_dan_Praktik"&gt;empat kriteria&lt;/a&gt;, yaitu aspek legal, aspek fisik dan biofisik, aspek konservasi dan manfaat hutan, serta manajemen yang baik.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pada aspek legal, hutan wakaf harus berada di area penggunaan lain (APL) atau di luar area kawasan hutan yang sudah ditentukan oleh pemerintah, memiliki kelengkapan administrasi lahan, dan sesuai dengan rencana tata ruang wilayah setempat. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pada aspek fisik dan biofisik, salah satu indikator utamanya adalah tutupan dan penggunaan lahan. Ada dua opsi pemilihan tipe lahan, antara merehabilitasi lahan kritis atau melestarikan sumber daya hutan yang sudah ada. &lt;/p&gt; &lt;figure&gt; &lt;iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/hHoTTmR8Cv8?wmode=transparent&amp;amp;start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""&gt;&lt;/iframe&gt; &lt;/figure&gt; &lt;p&gt;Kerentanan lahan terhadap bencana alam dan alih fungsi lahan juga patut menjadi pertimbangan. Lahan yang rentan terhadap salah satu atau kedua hal tersebut bisa menjadi pilihan untuk dikembangkan sebagai hutan wakaf, seperti yang dipraktikkan di Hutan Wakaf Bogor yang merupakan kawasan rawan longsor. Menumbuhkan hutan akan memperbaiki keadaan di lokasi rawan bencana.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pengelola juga perlu mempertimbangkan HCV (&lt;em&gt;High Conservation Value&lt;/em&gt;) atau nilai konservasi suatu lahan dalam memilih lokasi hutan wakaf. Semakin tinggi nilai hutan dan keanekaragaman hayati, maka semakin penting pula kawasan tersebut untuk dilestarikan. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Aspek krusial lainnya dalam pengelolaan hutan wakaf adalah manajemen. Dalam hal ini, sepengamatan kami kemampuan manajemen setiap hutan wakaf tidaklah sama. Di sebagian wilayah, pengelolaannya masih mengandalkan kapasitas individu dan organisasi yang tidak selalu berada di kawasan hutan, sehingga pengelolaan hutan wakaf tidak maksimal. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Praktik di Bogor mungkin bisa dicontoh, di mana pengelola juga melibatkan masyarakat setempat dan publik agar pengelolaan hutan optimal. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pada dasarnya, pengelolaan hutan wakaf membutuhkan kolaborasi yang melibatkan setidaknya enam elemen, yakni, pengelola wakaf (nadzir), pengurus lokal atau masyarakat setempat, pemerintah, media, pengusaha, dan akademisi. Dengan kolaborasi tersebut, pemanfaatan hutan wakaf bisa terus dimaksimalkan untuk kepentingan masyarakat luas.&lt;/p&gt;&lt;img src="https://counter.theconversation.com/content/251813/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" /&gt; &lt;p class="fine-print"&gt;&lt;em&gt;&lt;span&gt;Savran Billahi terafiliasi dengan Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sebagai peneliti. &lt;/span&gt;&lt;/em&gt;&lt;/p&gt;</content> <summary>Wakaf untuk kawasan hutan berpotensi besar mendukung konservasi alam sekaligus pemberdayaan masyarakat.</summary> <author> <name>Savran Billahi, Dosen, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/profiles/savran-billahi-1297017"/> </author> <rights>Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.</rights> </entry> <entry> <id>tag:theconversation.com,2011:article/251489</id> <published>2025-03-18T07:07:38Z</published> <updated>2025-03-18T07:07:38Z</updated> <link rel="alternate" type="text/html" href="https://theconversation.com/algoritma-moneter-negara-bagaimana-bank-indonesia-harus-memitigasi-risikonya-251489"/> <title>Algoritma moneter negara: Bagaimana Bank Indonesia harus memitigasi risikonya?</title> <content type="html">&lt;p&gt;Sistem keuangan global di era modern kini semakin didorong oleh sentuhan kecerdasan buatan (AI) dan algoritma canggih. Sistem berbasis algoritmik mengotomatisasi banyak aspek industri keuangan mulai dari proses pembayaran hingga penilaian kredit yang menjanjikan efisiensi dan inklusivitas yang lebih besar. Namun, di balik keunggulannya, algoritma ini juga menghadirkan tantangan, seperti potensi bias data dan dampak struktural yang dapat memengaruhi stabilitas moneter.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dalam konteks Indonesia, di saat digitalisasi sektor keuangan kian berkembang pesat, peran Bank Indonesia (BI) makin fundamental dalam mengawasi dan mengatur sistem keuangan berbasis teknologi ini. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;a href="https://github.com/arifperdana/publications/blob/main/1-s2.0-S0160791X25000284-main.pdf"&gt;Penelitian terbaru dari tim kami &lt;/a&gt; mengusulkan kerangka kerja &lt;em&gt;Governance, Ethics, Legal, and Social Implications&lt;/em&gt; (GELSI) untuk membantu BI mengelola tantangan yang ditimbulkan oleh algoritma dalam sektor keuangan. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kerangka ini tidak hanya mempertimbangkan aspek teknis dan regulasi, tetapi juga faktor etis dan sosial yang sering kali diabaikan dalam diskusi seputar AI di dunia keuangan. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Menggunakan pendekatan &lt;a href="https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC8861624/"&gt;&lt;em&gt;Multiple Streams Approach&lt;/em&gt; (MSA)&lt;/a&gt;, penelitian kami memberikan perspektif baru dalam merancang kebijakan berbasis algoritma yang selaras dengan kebutuhan stabilitas moneter dan inovasi teknologi. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;MSA adalah teori kebijakan yang menjelaskan bagaimana keputusan dibuat di tengah ketidakpastian. MSA membagi proses kebijakan menjadi tiga aliran: masalah (isu yang butuh perhatian), solusi (ide yang diajukan), dan politik (kesempatan untuk bertindak). Kebijakan terjadi saat ketiganya bertemu dalam “jendela kebijakan.”&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sebagai bagian dari studi ini, para peneliti melakukan penelitian kualitatif berbasis wawancara mendalam dengan 18 ahli dari berbagai disiplin ilmu, termasuk akademisi yang memiliki spesialisasi dalam hukum, teknologi informasi (TI), dan data science, serta praktisi dari sektor keuangan, perbankan, dan teknologi finansial (&lt;em&gt;fintech&lt;/em&gt;).&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Para responden ini dipilih berdasarkan pengalaman mereka dalam memahami dan mengimplementasikan sistem berbasis algoritma di sektor keuangan Indonesia. Pendekatan &lt;em&gt;Interpretive Phenomenological Analysis&lt;/em&gt; (IPA) digunakan untuk mengeksplorasi bagaimana para ahli ini menavigasi aspek tata kelola, etika, hukum, dan dampak sosial dari sistem algoritmik dalam regulasi keuangan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Selain itu, penelitian ini juga menggunakan metode &lt;a href="https://binus.ac.id/malang/2021/06/konsep-ahp-analytical-hierarchy-process/"&gt;&lt;em&gt;Analytic Hierarchy Process&lt;/em&gt; (AHP) &lt;/a&gt;untuk menentukan bobot kepentingan dari masing-masing dimensi dalam kerangka kerja GELSI. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dengan membandingkan berbagai elemen risiko dan regulasi dalam sistem keuangan berbasis algoritma, AHP memungkinkan analisis yang lebih terstruktur dalam memahami prioritas kebijakan yang harus diambil BI. Konsistensi rasio yang dihasilkan dari perhitungan AHP menunjukkan bahwa data yang dikumpulkan memiliki tingkat koherensi tinggi, sehingga hasil penelitian ini dapat dijadikan landasan yang kuat dalam perumusan kebijakan.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Mencegah bias algoritmik dalam pengambilan keputusan&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Salah satu temuan utama dari penelitian ini adalah potensi risiko besar dari &lt;a href="https://www.ibm.com/think/topics/algorithmic-bias"&gt;bias algoritmik&lt;/a&gt; dalam keputusan keuangan. Karena algoritma dilatih menggunakan data historis, ada kemungkinan besar bahwa pola diskriminatif yang ada dalam data masa lalu akan terulang dalam keputusan keuangan masa kini. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dalam perkreditan, misalnya, jika data historis menunjukkan bahwa kelompok tertentu memiliki akses kredit yang lebih rendah, &lt;a href="https://www.technologyreview.com/2021/06/17/1026519/racial-bias-noisy-data-credit-scores-mortgage-loans-fairness-machine-learning/"&gt;algoritma dapat memperkuat diskriminasi&lt;/a&gt; ini dengan menolak permohonan kredit dari individu dalam kelompok tersebut. Temuan ini diperkuat dengan wawasan dari para praktisi perbankan yang menyatakan bahwa sistem skor kredit otomatis sering kali gagal menangkap nuansa kontekstual dari calon peminjam, yang mengakibatkan eksklusi finansial terhadap kelompok tertentu.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Di sisi lain, penelitian ini juga menemukan bahwa penggunaan algoritma dalam pengelolaan risiko keuangan menghadirkan tantangan baru dalam hal transparansi dan akuntabilitas. Banyak sistem berbasis kecerdasan buatan beroperasi dengan pendekatan “&lt;a href="https://www.ibm.com/think/topics/black-box-ai"&gt;&lt;em&gt;black box&lt;/em&gt;&lt;/a&gt;” yang keputusannya dibuat tanpa ada pemahaman mendalam terhadap faktor-faktor yang mempengaruhinya.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dalam konteks regulasi, hal ini menimbulkan dilema bagi BI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) karena sulit untuk menentukan apakah sebuah keputusan keuangan telah dibuat secara adil dan sesuai dengan prinsip-prinsip hukum yang berlaku. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Oleh karena itu, studi ini merekomendasikan bahwa BI harus mewajibkan institusi keuangan meningkatkan transparansi dalam pengembangan dan penerapan algoritma, termasuk dengan menyediakan mekanisme audit algoritmik yang dapat diakses oleh regulator.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Mencegah krisis keuangan&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Akumulasi keputusan salah akibat bias algoritmik bisa memantik guncangan stabilitas keuangan secara makro. Sejarah telah menunjukkan bahwa sistem otomatis dapat memperburuk krisis keuangan, seperti yang terjadi pada &lt;a href="https://www.lawfaremedia.org/article/selling-spirals--avoiding-an-ai-flash-crash"&gt;&lt;em&gt;flash crash&lt;/em&gt; di pasar saham akibat algoritmik perdagangan (&lt;em&gt;trading algorithms&lt;/em&gt;)&lt;/a&gt;. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Jika sistem yang mengelola transaksi atau kebijakan moneter BI bergantung pada model yang tidak teruji dengan baik, konsekuensinya bisa sangat berbahaya bagi stabilitas rupiah dan perekonomian nasional. Oleh karena itu, BI perlu mengadopsi pendekatan yang lebih proaktif dalam pengujian ketahanan model AI yang digunakan di sektor keuangan, serta menerapkan standar yang lebih ketat untuk memastikan bahwa model ini tidak rentan terhadap guncangan ekonomi.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Selain itu, keamanan siber juga menjadi salah satu perhatian utama dalam studi ini. Meningkatnya ketergantungan pada sistem berbasis AI membuka celah bagi serangan siber yang semakin kompleks. Jika sistem pembayaran atau pemantauan transaksi BI diretas atau dimanipulasi oleh aktor jahat, dampaknya bisa jauh lebih besar daripada sekadar pencurian data individu—ini bisa mengguncang kepercayaan publik terhadap sistem keuangan nasional. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Oleh karena itu, BI harus memanfaatkan &lt;a href="https://www.hukumonline.com/berita/a/kenali-7-kategori-utama-dari-regulatory-technology-lt64a5a3415a60a/"&gt;&lt;em&gt;Regulatory Technology&lt;/em&gt;&lt;/a&gt; (RegTech) dan &lt;a href="https://ojk.go.id/id/berita-dan-kegiatan/siaran-pers/Documents/Pages/OJK-Terapkan-Supervisory-Technology-Awasi-Fintech/SP%20-%20OJK%20Terapkan%20Supervisory%20Technology%20Awasi%20Fintech.pdf"&gt;&lt;em&gt;Supervisory Technology&lt;/em&gt;&lt;/a&gt; (SupTech) untuk memperkuat pengawasan mereka terhadap industri keuangan digital. Dengan teknologi ini, BI dapat memantau pola transaksi dalam skala besar secara &lt;em&gt;real-time&lt;/em&gt;, mendeteksi anomali, serta memastikan bahwa sistem AI yang digunakan oleh bank dan &lt;em&gt;fintech&lt;/em&gt; beroperasi sesuai regulasi. &lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Masa depan regulasi keuangan berbasis algoritma&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Penelitian ini juga menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam perumusan kebijakan keuangan berbasis AI. Regulasi tidak boleh hanya menjadi urusan BI seorang diri. Perlu ada kerja sama erat antara BI, OJK, akademisi, pelaku industri, serta masyarakat sipil dalam merancang kebijakan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Studi ini menekankan bahwa pendekatan MSA dapat membantu dalam mengidentifikasi titik temu antara masalah, kebijakan, dan faktor politik untuk menghasilkan regulasi yang lebih efektif. Dengan menghubungkan permasalahan yang ada dengan solusi kebijakan yang dapat diterima secara politis, BI dapat lebih proaktif dalam mencegah risiko-risiko struktural yang ditimbulkan oleh algoritma dalam sektor keuangan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dalam dunia keuangan berbasis algoritma, ketidakpastian bukanlah alasan untuk tidak bertindak. BI harus mengambil langkah progresif dalam mengatur dan mengawasi penggunaan algoritma di sektor keuangan sebelum kita menghadapi risiko yang tidak terkendali. Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi contoh dalam regulasi keuangan berbasis AI yang adil dan transparan. Namun, tanpa tindakan yang tepat, teknologi yang seharusnya meningkatkan efisiensi dan inklusivitas justru bakal menjadi sumber ketimpangan baru. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Jika BI dan pemangku kepentingan lainnya tidak segera mengantisipasi tantangan ini, kita bukan hanya menghadapi risiko kegagalan sistem, tetapi juga kehilangan kepercayaan publik terhadap lembaga keuangan. Seperti yang disampaikan oleh salah satu responden dalam penelitian ini: “Kita tidak bisa mengelola apa yang tidak kita pahami. Saatnya Bank Indonesia memahami, mengawasi, dan bertindak!”&lt;/p&gt;&lt;img src="https://counter.theconversation.com/content/251489/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" /&gt; &lt;p class="fine-print"&gt;&lt;em&gt;&lt;span&gt;Para penulis tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi di luar afiliasi akademis yang telah disebut di atas.&lt;/span&gt;&lt;/em&gt;&lt;/p&gt;</content> <summary>Kegagalan algoritmik bisa memicu krisis keuangan yang melanda satu negarak</summary> <author> <name>Arif Perdana, Associate Professor in Digital Strategy and Data Science, Monash University</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/profiles/arif-perdana-1294046"/> </author> <author> <name>Novi Quadrianto, Professor of Machine Learning</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/profiles/novi-quadrianto-2345498"/> </author> <author> <name>Saru Arifin, Associate professor in International Human Rights Law at Faculty of Law, Universitas Negeri Semarang</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/profiles/saru-arifin-2215745"/> </author> <rights>Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.</rights> </entry> <entry> <id>tag:theconversation.com,2011:article/251812</id> <published>2025-03-18T02:16:47Z</published> <updated>2025-03-18T02:16:47Z</updated> <link rel="alternate" type="text/html" href="https://theconversation.com/dari-dusun-sangurejo-kita-belajar-framing-agama-ampuh-gerakkan-aksi-lingkungan-251812"/> <title>Dari Dusun Sangurejo kita belajar: ‘Framing’ agama ampuh gerakkan aksi lingkungan</title> <content type="html">&lt;p&gt;&lt;em&gt;Artikel ini merupakan bagian dari serial Jejak Islam Lestari.&lt;/em&gt;&lt;/p&gt; &lt;hr&gt; &lt;blockquote&gt; &lt;blockquote&gt; &lt;p&gt;Jika sekarang ada turis datang, lalu ditanya oleh warga sekitar dusun, menginap di mana dan menjawab di Sangurejo, pasti mereka akan berkomentar, ‘oh dulu kampung itu padat dan kotor'— ujar Agus Kurniawan, aktivis lingkungan setempat.&lt;/p&gt; &lt;/blockquote&gt; &lt;/blockquote&gt; &lt;p&gt;Dusun Sangurejo di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) lekat dengan citra PaKuMis alias padat, kumuh dan miskin. Tapi, itu dulu. Sejak 2022, Sangurejo mulai bersolek. Masyarakat bergotong-royong membersihkan dusun. Kebiasaan membuang sampah sembarangan berganti dengan memilah dan mengolah sampah sendiri, bahkan mengubah limbah menjadi 'cuan’. Masyarakat menanam pohon-pohon sehingga daerah itu menjadi asri. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Berbagai gerakan lingkungan yang dilakukan warga beberapa tahun terakhir mengantarkan Dusun Sangurejo meraih &lt;a href="https://www.kompasiana.com/triardhi9327/66be96b934777c7a607cf6c2/pahlawan-proklim-dari-sangurejo-meraih-penghargaan-di-festival-like"&gt;penghargaan&lt;/a&gt; Program Kampung Iklim (ProKlim) Utama dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI pada Agustus 2024 lalu. Perwakilan utama United Nations Economic and Social Council (&lt;a href="https://jogja.tribunnews.com/2024/09/15/pembangunan-berkelanjutan-kampung-iklim-sangurejo-sleman-dapat-pujian-dari-pbb"&gt;UN-ECOSOC)&lt;/a&gt; turut memuji inisiatif dusun ini. Kini, Sangurejo menjadi desa wisata yang banyak menarik pelancong. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Lantas, apa yang membuat Sangurejo berubah drastis? &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kesadaran masyarakat tentu tidak muncul dalam satu malam. Pada 2012, &lt;a href="https://ldii.or.id/langkah-warga-dusun-sangurejo-bendung-pemanasan-global/"&gt;wabah demam berdarah&lt;/a&gt; melanda dusun. Saat itu warga kurang menjaga kebersihan, sampah dituang serampangan sehingga membuat saluran air mampet dan nyamuk betah bersarang. Selama bertahun-tahun, Sangurejo bergulat dengan masalah sampah yang mencemari waduk Embung Kaliaji dan beberapa bantaran sungai yang melewati wilayah Sleman.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Para tokoh agama—yang sebagian juga merupakan aktivis lingkungan— lantas turun tangan mendorong perubahan perilaku masyarakat lewat bahasa agama dan aksi lingkungan berbasis agama seperti “Dari Sampah Menjadi Jariyah”, “Sedekah Sampah”, “Kiai Peduli Sampah”, dan lain-lain. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dalam &lt;a href="https://ppim.uinjkt.ac.id/wp-content/uploads/2025/02/PPT-REACT-Team-2-Inovasi-Akar-Rumput-2.pdf"&gt;riset&lt;/a&gt; (belum dipublikasi) yang saya lakukan bersama tim Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di bawah program &lt;em&gt;Religious Environmentalism Action (REACT)&lt;/em&gt; dukungan Kerajaan Belanda, kami membuktikan bahwa agama bisa menjadi instrumen strategis untuk menyebarkan pesan-pesan lingkungan.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Pesan lingkungan dari masjid&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Kampanye lingkungan di Sangurejo berangkat dari masjid dan majelis taklim. Para tokoh agama rutin menyampaikan imbauan-imbauan tentang pelestarian lingkungan lewat khotbah seusai salat. Salah satu motor penggeraknya adalah kader-kader Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) DIY. Dari ceramah, warga kemudian diajak melakukan aksi nyata.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pada 2022, muncul inisiasi gerakan “Dari Sampah Jadi Jariyah” yang bertujuan untuk mengajak masyarakat mengumpulkan sampah masing-masing dan menyumbangkan sampah yang masih bisa didaur ulang seperti botol plastik, kaleng, dan kardus. Masjid dimanfaatkan sebagai &lt;a href="https://kumparan.com/pandangan-jogja/kyai-sampah-ldii-diy-masjid-jadi-bank-sampah-hasilnya-untuk-bantu-fakir-miskin-20y3HeU6JJX"&gt;bank sampah&lt;/a&gt;, di mana sampah yang dikumpulkan warga akan dipilah dan dijual, lalu hasilnya disumbangkan kepada fakir miskin.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dari sana, kesadaran masyarakat mulai tumbuh dan mendorong munculnya aksi kolektif. Pada 2023, masyarakat setempat mendeklarasikan Dusun Sangurejo menjadi kampung iklim.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Lalu, melalui gerakan amal saleh “&lt;a href="https://ldii.or.id/atasi-darurat-sampah-ldii-diy-luncurkan-program-kyai-peduli-sampah/"&gt;Kiai Peduli Sampah&lt;/a&gt;”, LDII DIY mengajak kelompok-kelompok pengajian dan majelis taklim di bawah naungannya berperan aktif mengurangi dan mengelola sampah di masyarakat.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pada tahun yang sama, warga sukses meresmikan &lt;a href="https://ldii-diy.org/313-kelompok-sedekah-sampah-berbasis-masjid-naungan-ldii-diy-diresmikan-kepala-dlhk-provinsi//"&gt;313 kelompok sedekah sampah berbasis masjid bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan setempat&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kini, hampir tak ada lagi warga yang membuang sampah di saluran air. Sampah anorganik diolah menjadi berbagai produk yang memiliki nilai jual. Sementara sampah organik ditampung dalam &lt;em&gt;jugangan&lt;/em&gt; atau galian tanah sebagai wadah sampah. Setelah penuh, lubang itu akan ditimbun kembali. Sampah organik yang terurai nantinya akan menjadi kompos yang kaya nutrisi dan meningkatkan kesuburan tanah.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Selain kompos, limbah organik seperti daun juga bisa diolah warga menjadi bahan pewarna alami untuk kain. Dengan pembentukan sanggar usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) Ecoprint &amp;amp; Craft Sangurejo (ECSA), warga kini sudah bisa menghasilkan kain atau &lt;a href="https://www.krjogja.com/yogyakarta/1243599466/emrda-dan-nca-etiopia-kagumi-proklim-di-kampung-sangurejo-sleman"&gt;batik ecoprint&lt;/a&gt; mandiri. Alhasil, upaya pelestarian lingkungan juga menggerakkan ekonomi lokal.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Mencetak kader-kader pro-lingkungan&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Untuk memperkuat pemahaman masyarakat, terutama anak-anak muda tentang urgensi pelestarian lingkungan, LDII juga melakukan langkah kaderisasi untuk mencetak kader-kader pro-lingkungan. Kelompok remaja kompleks masjid dan majelis taklim mendapatkan pelatihan Da'i Program Kampung Iklim atau Da’i ProKlim—program yang telah dicanangkan LDII sebelumnya. Salah satu materi pelatihannya adalah mengupas dalil-dalil alquran dan hadis berkenaan dengan isu-isu lingkungan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Usai pelatihan, warga yang dianggap sudah memiliki kemampuan berdakwah selanjutnya akan didorong untuk menjadi &lt;em&gt;mubaligh&lt;/em&gt; atau pendakwah lingkungan. Dalam dakwah, mereka memakai narasi bahwa pelestarian lingkungan adalah bagian dari ibadah, mendatangkan pahala, dan menjadi amal jariyah yang akan terus mengalir setelah seseorang wafat. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dalam observasi kami, bahasa-bahasa agama seperti ini ternyata “sampai di hati” masyarakat setempat yang memang mayoritas beragama Islam. Program-program pengelolaan sampah yang identik dengan Islam, seperti “sedekah sampah” membuatnya dekat dengan masyarakat, sehingga mereka terdorong untuk terlibat dalam berbagai kegiatan pelestarian lingkungan. &lt;/p&gt; &lt;hr&gt; &lt;p&gt; &lt;em&gt; &lt;strong&gt; Baca juga: &lt;a href="https://theconversation.com/green-mosque-masjid-sebagai-agen-aksi-mitigasi-perubahan-iklim-249411"&gt;'Green mosque': Masjid sebagai agen aksi mitigasi perubahan iklim&lt;/a&gt; &lt;/strong&gt; &lt;/em&gt; &lt;/p&gt; &lt;hr&gt; &lt;h2&gt;‘Framing’ agama memperkaya solusi lingkungan&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Berdasarkan temuan &lt;a href="https://ppim.uinjkt.ac.id/download/dilema-environmentalisme-seberapa-hijau-masyarakat-indonesia/"&gt;survei PPIM&lt;/a&gt;, persoalan lingkungan masuk dalam urutan tiga teratas dari persoalan yang dikhawatirkan masyarakat Indonesia, namun partisipasi aksi lingkungan publik relatif rendah. Sebanyak 49,51 persen responden mengaku tidak pernah berpartisipasi dalam kegiatan terkait peningkatan kesadaran terhadap lingkungan. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Beberapa kajian mengungkapkan, kesenjangan antara atensi dan aksi ini terjadi akibat kurangnya &lt;a href="https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/17524030903529749"&gt;&lt;em&gt;framing&lt;/em&gt;&lt;/a&gt; atau bingkai bahasa yang tepat dalam isu lingkungan. Hal tersebut membuat isu ini sulit dipahami dan diterima oleh masyarakat umum.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Isu lingkungan sering berada pada kondisi hipokognisi—kekurangan ide-ide atau konsep yang relevan untuk menjelaskan suatu isu—sehingga masyarakat bersikap acuh atau antipati terhadap persoalan lingkungan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;em&gt;Framing&lt;/em&gt; agama membuat solusi pelestarian lingkungan semakin kaya. Penggunaan bahasa agama untuk membingkai isu lingkungan memberikan &lt;a href="https://www.mdpi.com/2413-4155/3/2/24"&gt;bobot etis&lt;/a&gt; pada proses penguatan kebijakan tentang lingkungan yang selama ini cenderung dianggap sekuler.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Aktivis lingkungan dan tokoh agama yang mampu mengemas bahasa agama dalam isu lingkungan memiliki kemampuan berharga untuk meredefinisi, mengevaluasi ulang, dan merekonstruksi ajaran religius agar relevan dengan tantangan ekologis masa kini.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sebuah studi yang meneliti &lt;a href="https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/17565529.2023.2183073#abstract"&gt;&lt;em&gt;framing&lt;/em&gt; keagamaan dalam kampanye lingkungan oleh 50 aktor agama global&lt;/a&gt; menunjukkan bahwa pendekatan berbasis agama mampu menggabungkan berbagai dimensi perubahan iklim yang saling terkait ke dalam kerangka kerja moral dan agama. Temuan itu juga mengungkapkan bahwa pendekatan berbasis agama dapat meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam aksi lingkungan secara signifikan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Ilmu pengetahuan tentu penting untuk menggambarkan dan mengukur masalah-masalah lingkungan, namun budaya dan agama juga memainkan peran krusial dalam mendorong perubahan di tingkat masyarakat. Dan hal ini, tampaknya sering dilupakan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dari Sangurejo, kita belajar bahwa tokoh agama tidak sekadar mengimpor konsep lingkungan dan perubahan iklim dari narasi-narasi global, tetapi juga sukses mengadaptasinya dalam kearifan lokal. Pendekatan ini menghasilkan solusi yang lebih riil dan relevan. &lt;/p&gt; &lt;hr&gt; &lt;p&gt; &lt;em&gt; &lt;strong&gt; Baca juga: &lt;a href="https://theconversation.com/mayoritas-muslim-indonesia-salah-paham-tentang-transisi-energi-238092"&gt;Mayoritas muslim Indonesia salah paham tentang transisi energi&lt;/a&gt; &lt;/strong&gt; &lt;/em&gt; &lt;/p&gt; &lt;hr&gt; &lt;p&gt;Potensi ini perlu ditangkap serius oleh pihak-pihak yang berkepentingan, termasuk pemerintah, organisasi masyarakat sipil, dan juga organisasi masyarakat keagamaan. Kampanye lingkungan harus lebih kreatif dengan bahasa-bahasa yang dekat dengan mayoritas masyarakat serta melibatkan tokoh-tokoh setempat. Dengan begitu, gerakan pelestarian lingkungan bisa semakin meluas dan berkelanjutan.&lt;/p&gt;&lt;img src="https://counter.theconversation.com/content/251812/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" /&gt; &lt;p class="fine-print"&gt;&lt;em&gt;&lt;span&gt;Savran Billahi terafiliasi dengan Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sebagai peneliti. &lt;/span&gt;&lt;/em&gt;&lt;/p&gt;</content> <summary>Dari Sangurejo kita belajar bahwa agama bisa menjadi alat strategis untuk menyebarkan pesan-pesan lingkungan dan ampuh menggerakkan aksi iklim.</summary> <author> <name>Savran Billahi, Dosen, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/profiles/savran-billahi-1297017"/> </author> <rights>Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.</rights> </entry> <entry> <id>tag:theconversation.com,2011:article/252029</id> <published>2025-03-17T07:10:06Z</published> <updated>2025-03-17T07:10:06Z</updated> <link rel="alternate" type="text/html" href="https://theconversation.com/plus-minus-sistem-rekomendasi-online-antara-manfaat-personalisasi-dan-risiko-privasi-data-252029"/> <title>Plus-minus sistem rekomendasi online: Antara manfaat personalisasi dan risiko privasi data</title> <content type="html">&lt;p&gt;&lt;em&gt;Nadia H. adalah seorang pekerja kantoran berusia 28 tahun yang gemar berbelanja online. Bagaimana tidak, melalui platform belanja online dia dengan mudahnya menemukan barang yang diinginkan kapan dan di mana pun. Semua berkat fitur rekomendasi yang disediakan oleh aplikasi belanja favoritnya.&lt;/em&gt; &lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;em&gt;Suatu hari, Nadia mencari sepatu lari baru di aplikasi tersebut. Setelah beberapa menit menelusuri pilihan, ia memutuskan untuk menunda pembelian dan menutup aplikasi. Namun, saat membuka media sosial, ia mulai melihat berbagai iklan sepatu yang serupa dengan yang ia lihat sebelumnya.&lt;/em&gt;&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;em&gt;Awalnya, Nadia merasa senang. Algoritma seolah memahami dirinya dan membantu pencariannya. Namun, kegembiraan itu berubah menjadi rasa tidak nyaman. Ia mulai bertanya-tanya, “Bagaimana media sosial ini tahu aku sedang mencari sepatu? Kok mereka tahu preferensi aku?”&lt;/em&gt;&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;em&gt;Rasa ingin tahunya mendorongnya untuk menelusuri pengaturan privasi di aplikasi e-commerce tersebut. Ternyata, riwayat pencarian, serta kebiasaan berbelanjanya telah dicatat, diproses, dan disebar oleh pihak ketiga untuk keperluan pemasaran.&lt;/em&gt;&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;em&gt;Ia menyukai kemudahan yang ditawarkan oleh sistem rekomendasi, tetapi di sisi lain, ia merasa privasinya diobrak-abrik. Memang fitur ini bisa dinonaktifkan, tetapi risikonya rekomendasi produk yang ia terima bakal tak lagi relevan dengan kebutuhannya. Kenikmatan berubah menjadi dilema&lt;/em&gt;&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Begitulah ilustrasi kisah Nadia. Meski fiksi, tapi kami yakin banyak di antara pembaca yang mengalami pengalaman serupa. Itulah fenomena yang terjadi dari sebuah fitur bernama &lt;a href="https://www.intel.co.id/content/www/id/id/learn/recommendation-systems.html"&gt;sistem rekomendasi&lt;/a&gt; yang telah menjadi &lt;a href="https://theconversation.com/mengapa-penerapan-privacy-by-design-pada-aplikasi-ponsel-tidak-cukup-untuk-menjaga-keamanan-pengguna-168099"&gt;bagian tak terpisahkan dari kehidupan digital&lt;/a&gt; sehari-hari. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dengan menggunakan, mesin pembelajaran (&lt;em&gt;machine learning&lt;/em&gt;), kecerdasan buatan (AI) dan teknis pengolahan data dan algoritma lainnya, sistem ini mampu menganalisis data pengguna untuk memberikan rekomendasi yang sesuai dengan preferensi, selera, kebiasaan, dan perilaku mereka.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Platform seperti &lt;a href="https://www.be-terna.com/insights/recommendation-systems-in-e-commerce-whats-the-thing-youve-never-known-but-always-wanted-to"&gt;&lt;em&gt;e-commerce&lt;/em&gt;, media (&lt;em&gt;streaming&lt;/em&gt;), dan media sosial&lt;/a&gt; sangat bergantung pada sistem rekomendasi untuk meningkatkan pengalaman pengguna serta mendorong interaksi dan transaksi.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dalam bisnis ritel, &lt;a href="https://aisel.aisnet.org/jais/vol16/iss2/2/"&gt;sistem rekomendasi memudahkan&lt;/a&gt; pelanggan menemukan barang yang sesuai dengan keinginan. Pengguna tidak hanya mendapatkan rekomendasi yang relevan dengan minat mereka tetapi juga diperkenalkan dengan produk atau layanan baru untuk memperkaya referensinyab.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Di layanan &lt;em&gt;streaming&lt;/em&gt; seperti Netflix dan Spotify, &lt;a href="https://doi.org/10.21002/seam.v17i2.1410"&gt;algoritma personalisasi&lt;/a&gt; memungkinkan pengguna menikmati konten yang sesuai dengan selera mereka, meningkatkan kepuasan dan retensi pelanggan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sementara itu, di media sosial seperti Facebook dan TikTok, sistem rekomendasi berperan penting dalam menentukan konten yang muncul di beranda pengguna, meningkatkan keterlibatan dan durasi penggunaan platform.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Meskipun memberikan manfaat yang signifikan, sistem rekomendasi juga menimbulkan dilema etis terkait privasi pengguna. Dengan semakin banyaknya data yang dikumpulkan dan dianalisis, muncul pertanyaan tentang &lt;a href="https://theconversation.com/chatgpt-merupakan-mimpi-buruk-bagi-privasi-data-jika-pernah-memposting-secara-online-sepertinya-perlu-khawatir-209822"&gt;bagaimana data ini digunakan dan apakah pengguna memiliki kendali penuh atas informasi pribadi mereka&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Ragam risiko yang mengintai&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Ada masalah besar terkait privasi dan etika dalam penggunaan fitur rekomendasi. Riwayat pencarian, kebiasaan belanja, dan preferensi pengguna dikumpulkan baik secara eksplisit maupun implisit. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Data ini kemudian digunakan untuk meningkatkan akurasi dan relevansi rekomendasi. Namun, karena kebutuhan data mentah pelanggan yang besar &lt;a href="https://observer.com/2023/07/what-does-amazon-do-with-your-data/"&gt;risiko muncul&lt;/a&gt; terkait penyalahgunaan data pribadi seperti termasuk pengumpulan tanpa izin, penjualan data ke pihak ketiga, serta kebocoran informasi sensitif.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Buah hasil risiko yang paling lumrah adalah &lt;a href="https://doi.org/10.1108/978-1-80382-551-920231004"&gt;penyalahgunaan data pribadi&lt;/a&gt; untuk kepentingan komersial tanpa sepengetahuan pengguna. &lt;em&gt;Profiling&lt;/em&gt; berbasis data memungkinkan perusahaan menargetkan iklan yang sangat spesifik, tetapi juga dapat memunculkan risiko manipulasi perilaku konsumen. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Selain itu, banyak pengguna &lt;a href="https://doi.org/10.56940/sc.v2.i1.5"&gt;tidak menyadari sejauh mana data mereka dikumpulkan dan bagaimana data tersebut digunakan&lt;/a&gt;. Tanpa transparansi, sulit bagi pengguna untuk memahami implikasi dari membagikan informasi pribadi mereka.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;a href="https://doi.org/10.1016/j.dss.2022.113881"&gt;&lt;em&gt;Privacy calculus theory&lt;/em&gt;&lt;/a&gt; menjelaskan bagaimana pengguna menimbang risiko dan manfaat sebelum berbagi data mereka. Pengguna cenderung bersedia memberikan data jika manfaat yang diperoleh lebih besar daripada risiko yang mereka rasakan. Namun, jika mereka merasa bahwa data mereka disalahgunakan atau mereka tidak memiliki kendali yang cukup, mereka cenderung menolak berbagi informasi.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Beberapa kasus pelanggaran privasi telah menunjukkan dampak nyata dari pengelolaan data yang buruk. &lt;a href="https://observer.com/2023/07/what-does-amazon-do-with-your-data/"&gt;Amazon &lt;/a&gt;didenda €746 juta (senilai Rp13,3 triliun) pada 2021 karena melanggar regulasi privasi. Sementara itu, peretasan terhadap Capital One melalui Amazon Web Services mengekspos data 100 juta pelanggan dengan kerugian lebih dari $250 juta atau Rp4,1 triliun.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Di &lt;a href="https://www.kompasiana.com/fidelis7/663adbbdc57afb1ad56c7612/kasus-kebocoran-data-pribadi-konsumen-pada-platform-e-commerce-di-indonesia"&gt;Indonesia&lt;/a&gt;, &lt;a href="https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20200623160834-185-516532/deretan-peristiwa-kebocoran-data-warga-ri-sejak-awal-2020"&gt;sejak tahun 2020&lt;/a&gt; kasus kebocoran data jumbo yang berisi ratusan juta data pribadi penduduk Indonesia yang dijual di &lt;em&gt;dark web&lt;/em&gt; tidak pernah berhenti hingga kini. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kasus-kasus ini menegaskan pentingnya regulasi yang lebih ketat dan praktik keamanan data yang lebih baik untuk melindungi pengguna dari penyalahgunaan informasi pribadi.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sistem rekomendasi juga dapat menciptakan &lt;a href="https://quantilus.com/article/recommender-systems-enhancing-customer-engagement/"&gt;“&lt;/a&gt;&lt;a href="https://quantilus.com/article/recommender-systems-enhancing-customer-engagement/"&gt;filter bubble&lt;/a&gt;&lt;a href="https://quantilus.com/article/recommender-systems-enhancing-customer-engagement/"&gt;”&lt;/a&gt; di mana pengguna hanya terpapar pada konten atau produk yang sesuai dengan preferensi sebelumnya. Hal ini dapat mengurangi keragaman informasi yang diterima dan membatasi eksplorasi pengguna terhadap pilihan baru.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Oleh karena itu, tantangan dalam pengembangan sistem rekomendasi tidak hanya terbatas pada akurasi atau relevansi rekomendasi tetapi juga pada aspek&lt;a href="https://theconversation.com/distraksi-dan-privasi-memakai-youtube-dan-media-sosial-dalam-pembelajaran-punya-potensi-buruk-pada-anak-160445"&gt; transparansi, keamanan, dan kepercayaan pengguna terhadap sistem tersebut&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Solusi agar tetap nyaman belanja tanpa diintai&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Untuk mengatasi paradoks personalisasi-privasi, pendekatan yang lebih transparan dan berbasis etika perlu diterapkan dalam pengelolaan data pengguna. Pengguna harus diberikan opsi untuk menyesuaikan preferensi privasi mereka, termasuk kemampuan untuk memilih keluar dari pelacakan data tertentu. Transparansi juga memupuk kepercayaan publik yang efektif. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Regulasi privasi seperti &lt;a href="https://gdpr-info.eu/"&gt;General Data Protection Regulation&lt;/a&gt; (GDPR) di Eropa dan &lt;a href="https://theconversation.com/perlukah-menghilangkan-jejak-digital-ada-dilema-dalam-menyeimbangkan-hak-atas-privasi-dan-hak-atas-informasi-242923"&gt;Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP)&lt;/a&gt; di Indonesia bisa dijadikan rujukan dasar yang ruang untuk pengembangannya masih luas dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan. &lt;a href="https://theconversation.com/wacana-super-apps-pemerintah-perlu-menjamin-akses-yang-inklusif-dan-perlindungan-data-pribadi-jangan-hanya-latah-teknologi-187001"&gt;Implementasi regulasi yang lebih ketat &lt;/a&gt;diharapkan dapat membantu industri menemukan keseimbangan yang tepat antara manfaat personalisasi dan perlindungan privasi pengguna.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Setiap entitas yang menerapkan sistem rekomendasi harus mengadopsi pendekatan yang lebih etis dengan mengutamakan transparansi dan perlindungan data. Dengan demikian, mereka tidak hanya dapat meningkatkan kepercayaan pengguna tetapi juga menciptakan pengalaman yang lebih positif dan berkelanjutan dalam ekosistem digital.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Di masa depan, sistem rekomendasi akan terus berkembang dan menjadi semakin canggih dalam memahami preferensi pengguna. Namun, tantangan utama yang harus dihadapi adalah bagaimana mempertahankan manfaat personalisasi tanpa mengorbankan privasi dan kepercayaan pengguna. Perusahaan harus menemukan keseimbangan yang tepat dengan menerapkan kebijakan transparan, meningkatkan kontrol pengguna terhadap data pribadi mereka, serta memastikan sistem keamanan yang andal.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Bagi pengguna, kesadaran akan pentingnya privasi data menjadi hal yang semakin krusial. Dengan memahami bagaimana data mereka dikumpulkan dan digunakan, mereka dapat membuat keputusan yang lebih bijak dalam berbagi informasi pribadi. Pengguna juga dapat memanfaatkan fitur privasi yang disediakan oleh platform digital untuk melindungi data mereka dari potensi penyalahgunaan.&lt;/p&gt;&lt;img src="https://counter.theconversation.com/content/252029/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" /&gt; &lt;p class="fine-print"&gt;&lt;em&gt;&lt;span&gt;Para penulis tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi di luar afiliasi akademis yang telah disebut di atas.&lt;/span&gt;&lt;/em&gt;&lt;/p&gt;</content> <summary>Sistem rekomendasi mempermudah pencarian di e-commerce, tetapi menimbulkan dilema privasi. Menyeimbangkan personalisasi dan privasi menjadi sangat penting.</summary> <author> <name>Desyra Sukma Dewanthi, Dosen dan Subject Content Coordinator for Business Management &amp; Marketing, Universitas Indonesia</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/profiles/desyra-sukma-dewanthi-2320762"/> </author> <author> <name>Imam Salehudin, Associate professor, Universitas Indonesia</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/profiles/imam-salehudin-382505"/> </author> <author> <name>Prof. Dr. Ir. T. Ezni Balqiah, M.E., M.H, Profesor dalam bidang Ilmu Manajemen, Direktur Riset dan Konsultasi,, Universitas Indonesia</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/profiles/prof-dr-ir-t-ezni-balqiah-m-e-m-h-2341130"/> </author> <rights>Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.</rights> </entry> <entry> <id>tag:theconversation.com,2011:article/251607</id> <published>2025-03-17T05:16:11Z</published> <updated>2025-03-17T05:16:11Z</updated> <link rel="alternate" type="text/html" href="https://theconversation.com/melihat-kembali-film-mudik-dan-gambaran-beban-sosial-saat-pulang-kampung-251607"/> <title>Melihat kembali film “Mudik” dan gambaran beban sosial saat pulang kampung</title> <content type="html">&lt;p&gt;Selain menjadi tradisi pulang kampung, mudik adalah arena orang-orang untuk berhadapan dengan &lt;a href="https://journal.unnes.ac.id/sju/rainbow/article/download/60687/24100"&gt;ekspektasi masyarakat&lt;/a&gt; yang sudah tertanam dari generasi ke generasi. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Keluarga dan masyarakat menggunakan momen berkumpul untuk mengevaluasi dan memperkuat nilai-nilai tradisional yang kerap diiringi dengan ekspektasi sosial tertentu. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sebagai contoh, perempuan yang belum menikah, pasangan tanpa anak, atau laki-laki yang dianggap belum sukses secara finansial &lt;a href="https://books.google.co.id/books?id=ByeczgEACAAJ&amp;amp;printsec=frontcover&amp;amp;hl=fr&amp;amp;source=gbs_ge_summary_r&amp;amp;cad=0#v=onepage&amp;amp;q&amp;amp;f=false"&gt;sering menjadi sorotan&lt;/a&gt; karena dianggap belum memenuhi harapan. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Percakapan selama mudik kerap berputar pada &lt;a href="https://www.kompas.id/baca/gaya-hidup/2022/05/06/di-balik-teror-pertanyaan-kapan-nikah"&gt;pertanyaan&lt;/a&gt;, seperti “Kapan mau punya anak?”, “Kapan nikah?”, “Kapan &lt;em&gt;nambah&lt;/em&gt; anak?”, “Kapan kerja?”, atau “Kenapa karier lebih penting daripada keluarga?”. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Jenis-jenis pertanyaan ini menciptakan tekanan terus-menerus untuk menyesuaikan diri dengan peran yang atau posisi yang dianggap ideal.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Tekanan ini tergambarkan secara kritis dalam Film &lt;em&gt;Mudik&lt;/em&gt; (2019) karya Adriyanto Dewo. Film ini menerangkan bagaimana norma sosial yang berkembang dalam masyarakat tradisional memengaruhi ekspektasi masyarakat mengenai laki-laki dan perempuan dalam institusi pernikahan.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Kisah dari &lt;em&gt;Mudik&lt;/em&gt;&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Film &lt;em&gt;Mudik&lt;/em&gt; mengisahkan Firman dan Aida, kedua tokoh yang mengalami konflik pernikahan karena tidak mampu memenuhi harapan-harapan masyarakat. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Di tengah konflik, pasangan ini—yang tinggal di Jakarta—memutuskan untuk mudik ke Yogyakarta dengan harapan memperbaiki hubungan mereka yang sedang tidak harmonis.&lt;/p&gt; &lt;hr&gt; &lt;p&gt; &lt;em&gt; &lt;strong&gt; Baca juga: &lt;a href="https://theconversation.com/seni-berbasa-basi-supaya-tetap-relevan-dengan-perbedaan-budaya-dan-perubahan-zaman-246891"&gt;Seni berbasa-basi supaya tetap relevan dengan perbedaan budaya dan perubahan zaman&lt;/a&gt; &lt;/strong&gt; &lt;/em&gt; &lt;/p&gt; &lt;hr&gt; &lt;p&gt;Namun, alih-alih membaik, mudik justru membuat konflik semakin dalam. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Aida yang berjuang melawan stigma sosial karena tak bisa memiliki anak semakin terpojok ketika Firman berniat menikah lagi. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sementara Firman tertekan ekspektasi keluarga untuk memberikan keturunan. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dalam budaya masyarakat Jawa (sekaligus latar budaya dalam film “Mudik”), laki-laki merupakan pemberi nafkah dan pelindung yang mewujudkan nilai-nilai &lt;em&gt;Lelananging Jagad&lt;/em&gt;. Nilai ini—menekankan pada kekuatan, kebijaksanaan, dan dominasi—tertanam secara mendalam dalam &lt;a href="https://books.google.co.id/books?id=ByeczgEACAAJ&amp;amp;printsec=frontcover&amp;amp;hl=fr&amp;amp;source=gbs_ge_summary_r&amp;amp;cad=0#v=onepage&amp;amp;q&amp;amp;f=false"&gt;narasi budaya&lt;/a&gt; Jawa.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Berikut penggalan kutipan dialog yang terjadi dalam adegan konflik pernikahan antara Firman dan Aida:&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Aida : Aku, aku ninggalin kamu karena kamu berubah. Kamu berubah setelah kamu tahu kalau aku gak bisa punya anak.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Firman : Itu lagi.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Aida : Kok itu lagi, kamu pikir masalah kita itu kecil, masalah kita itu Firman. Aku pergi tuh biar punya waktu untuk mikir kalau aku layak apa enggak kamu perlakukan kaya gini. Kenapa harus ada orang lain? Jawab! Jawab! Lihat aku.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Firman : Keluargaku, mereka udah kasih izin kalau aku boleh punya istri lagi.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dialog ini menyiratkan bahwa ketidakhadiran anak dianggap sebagai &lt;a href="https://books.google.co.id/books/about/Dadi_wong_wadon.html?id=-_fAjwEACAAJ&amp;amp;redir_esc=y"&gt;kegagalan&lt;/a&gt; pasangan yang sudah menikah dalam memenuhi ekspektasi sosial mengenai &lt;a href="https://mojokstore.com/product/njawani/"&gt;kepemilikan keturunan&lt;/a&gt;. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Selain itu, film ini juga menggambarkan Aida yang berjuang menghadapi ekspektasi masyarakat di kampungnya mengenai kondisi infertilitasnya. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Prinsip &lt;a href="https://unmermadiun.ac.id/repository_jurnal_penelitian/Sigit%20Sapto%20Nugroho/URL%20Buku%20Ajar/BUKU%20KONCO%20WINGKING.pdf"&gt;&lt;em&gt;Kanca Wingking&lt;/em&gt;&lt;/a&gt; dalam masyarakat Jawa menyiratkan bahwa &lt;a href="https://scholarhub.ui.ac.id/cgi/viewcontent.cgi?article=1253&amp;amp;context=hubsasia"&gt;perempuan harus memiliki kemampuan&lt;/a&gt; untuk berdandan (&lt;em&gt;Macak&lt;/em&gt;), mengurus anak (&lt;em&gt;Manak&lt;/em&gt;), dan memasak (&lt;em&gt;Masak&lt;/em&gt;). Ketidakhadiran kemampuan tersebut seringkali menimbulkan stigma sosial yang tidak memedulikan pencapaian &lt;a href="https://pjmh.ejournal.unsri.ac.id/index.php/Psychology_of_Mental_Health/article/download/56/35/"&gt;pribadi dan profesional perempuan.&lt;/a&gt;&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Harapan ini kemudian merampas hak Aida, dan menempatkannya dalam posisi subordinat (di bawah otoritas pihak lain) dalam ekspektasi sosial yang menekannya tanpa henti. Sepanjang film, Aida sering kali terdiam dan melamun, juga tenggelam dalam pikirannya yang dipenuhi tuntutan tentang perannya sebagai istri.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dalam salah satu adegan, pikiran Aida yang kalut bahkan terlihat mengganggu konsentrasinya mengemudi sehingga menyebabkan kecelakaan. Kamera juga berulang kali menyoroti momen ketika ia memandangi keluarga-keluarga lain yang bermain dengan anak mereka dan memperlihatkan tatapannya yang kosong dan penuh kesedihan. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Adegan ini diperkuat dengan momen Aida menangis dalam kesunyian. hal ini memperlihatkan penderitaan emosional yang harus ia tanggung demi mempertahankan penikahannya yang terus menghakiminya atas sesuatu yang berada di luar kendalinya.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Ekspektasi untuk menjadi sempurna&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Gambaran ini menunjukkan bagaimana kondisi infertilitas Aida memberikan tekanan sosial terhadap dirinya. Hal tersebut merupakan ekspektasi masyarakat mengenai kesempurnaan seorang istri dalam menjalankan &lt;a href="https://opac.museummultatuli.id/index.php?p=show_detail&amp;amp;id=76&amp;amp;keywords="&gt;fungsi reproduktifnya&lt;/a&gt;. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Ketegangan dalam hubungan pernikahan Firman dan Aida semakin mencuat ketika mereka terlibat dalam kecelakaan yang merenggut nyawa seseorang warga desa. Kejadian itu menjadi titik balik dengan menyoroti realitas pahit dari ekspektasi sosial yang selama ini mereka hadapi. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Adegan perpisahan Firman dan Aida menandai momen Aida mengambil kendali atas hidupnya, dan menolak tunduk pada norma yang menuntutnya untuk bertahan dalam pernikahan demi ekspektasi sosial. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sepanjang film, ia dihantui tekanan menjadi istri “sempurna.” Melalui interaksi dengan Santi, istri korban, Aida semakin menyadari betapa perempuan sering kali dipaksa untuk menerima penderitaan dalam diam demi mempertahankan pernikahan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Keputusannya untuk berpisah bukanlah kegagalan, melainkan keberanian mendefinisikan kebahagiaannya sendiri. Dengan ekspresi yang berubah dari ragu menjadi mantap, Aida menegaskan bahwa ia siap menentukan jalannya dan menjadikan perpisahan ini sebagai simbol kebebasan.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Mudik dan ekspektasi gender&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Tradisi seperti Mudik memang memiliki &lt;a href="https://www.kompas.id/baca/paparan-topik/2022/05/01/mudik-dalam-konteks-demografi-ekonomi-dan-dimensi-sosio-kultural"&gt;nilai budaya&lt;/a&gt; yang mendalam. Namun, tradisi ini perlu menyesuaikan perubahan dinamika gender. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Seiring modernisasi terjadi di Indonesia, peran gender tradisional semakin sering &lt;a href="http://library.usd.ac.id/web/index.php?pilih=search&amp;amp;p=1&amp;amp;q=0000136825&amp;amp;go=Detail"&gt;ditantang&lt;/a&gt;. Contohnya, perempuan semakin terlibat di pendidikan, dunia kerja, dan ruang publik. Selain itu, kian banyak pula laki-laki yang ikut serta dalam pengasuhan dan pekerjaan rumah tangga.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Film &lt;em&gt;Mudik&lt;/em&gt; berfungsi sebagai media yang ampuh untuk menantang ekspektasi sosial ini. Dengan mengambarkan perjuangan pribadi dalam kerangka tradisional, film ini mendorong penonton untuk merenungkan tekanan yang dihadapi individu dalam menyesuaikan diri dengan &lt;a href="https://journal.unnes.ac.id/sju/rainbow/article/download/60687/24100"&gt;norma-norma masyarakat.&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Yang lebih penting, film ini mendorong diskusi tentang bagaimana budaya dapat merangkul keberagaman dalam pilihan hidup tanpa memaksakan peran gender yang kaku. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kesuksesan seharusnya tidak ditentukan oleh status pernikahan, kemampuan reproduksi, atau kondisi ekonomi seseorang saja, tetapi oleh &lt;a href="https://journal.unpak.ac.id/index.php/albion/article/viewFile/6431/3518"&gt;kepuasan dan kebahagiaan pribadi&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Mudik sebagai tradisi seharusnya menjadi momen untuk berkumpul kembali dan berefleksi yang bebas dari beban penilaian masyarakat. Hanya dengan seperti itu, tradisi mudik dapat benar-benar menjadi sebuah kepulangan sebenarnya.&lt;/p&gt;&lt;img src="https://counter.theconversation.com/content/251607/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" /&gt; &lt;p class="fine-print"&gt;&lt;em&gt;&lt;span&gt;Jordy Satria Widodo tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.&lt;/span&gt;&lt;/em&gt;&lt;/p&gt;</content> <summary>Film ini menungkapkan bagaimana peran gender menciptakan perjuangan yang berbeda tapi saling terkait. Film ini juga menyoroti bagaimana tradisi Mudik, alih-alih menjadi momen kegembiraan dan berkumpul kembali, malah menjadi momen keraguan akan diri sendiri dan penilaian masyarakat.</summary> <author> <name>Jordy Satria Widodo, Dosen Kajian Sastra dan Budaya, Universitas Pakuan</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/profiles/jordy-satria-widodo-1328601"/> </author> <rights>Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.</rights> </entry> <entry> <id>tag:theconversation.com,2011:article/248680</id> <published>2025-03-17T03:37:35Z</published> <updated>2025-03-17T03:37:35Z</updated> <link rel="alternate" type="text/html" href="https://theconversation.com/bagaimana-oligarki-menciptakan-industri-pemerintahan-dan-memperburuk-demokrasi-248680"/> <title>Bagaimana oligarki menciptakan ‘industri’ pemerintahan dan memperburuk demokrasi</title> <content type="html">&lt;figure&gt;&lt;img src="https://images.theconversation.com/files/654347/original/file-20250311-56-3dlbs3.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=496&amp;amp;fit=clip" /&gt;&lt;figcaption&gt;&lt;span class="caption"&gt;&lt;/span&gt; &lt;span class="attribution"&gt;&lt;a class="source" href="https://www.pexels.com/photo/aerial-view-of-national-monument-of-indonesia-13340411/"&gt;Mad Ari/Pexels&lt;/a&gt;, &lt;a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/"&gt;CC BY&lt;/a&gt;&lt;/span&gt;&lt;/figcaption&gt;&lt;/figure&gt;&lt;p&gt;Sejumlah akademisi sepakat bahwa bahwa oligarki di Indonesia setelah reformasi semakin menguat. Oligarki adalah segelintir orang yang memiliki kekuasaan untuk mengatur jalannya suatu negara.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Menurut Vedi Hadiz, Profesor Studi Asia di University of Melbourne, menguatnya oligarki dapat terlihat dari pemilu yang “terindustrialisasi” akibat politik uang. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Artinya, kata Vedi, pemilihan umum (pemilu) hanya menjadi usaha oligarki menguasai sumber daya masyarakat. Mereka tak keberatan “berinvestasi” mahal untuk memenangkan pemilu.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Vedi menyampaikan pandangannya soal keburukan demokrasi yang ada di Indonesia dalam diskusi publik berjudul &lt;a href="https://www.youtube.com/watch?v=RIpTaWPkoqE"&gt;“Demokrasi Cukong: Kajian Teoritis dan Realitas Empiris”&lt;/a&gt; di Universitas Nasional pada bulan lalu. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Diskusi tersebut melibatkan narasumber dari akademisi, peneliti, dan tokoh politik untuk membahas stagnansi demokrasi Indonesia di era reformasi tak hanya dari perspektif politik, tetapi juga ekonomi-politik.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Imbalan di proyek strategis dan risiko Danantara&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Dengan “berinvestasi”, menurut Vedi, oligarki berharap bisa menerima timbal balik (&lt;em&gt;return&lt;/em&gt;) yang imbang: bisa menguasai institusi negara yang mengontrol sumber daya publik. Akhirnya, sumber daya publik dinikmati segelintir elite, bukan masyarakat.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Vedi mengatakan, bukti nyata industrialisasi demi kepentingan oligarki ini adalah proyek strategis nasional (PSN). “Banyak dari proyek tersebut yang tidak strategis dan tidak nasional, tetapi diperlukan oleh bisnis dalam kerja sama dengan negara untuk memajukan proyek yang memerlukan &lt;em&gt;displacement&lt;/em&gt; dari komunitas lokal: sertifikat bangunan, (kepemilikan) tanah,” ujar Vedi.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Contoh proyek lainnya adalah pembentukan &lt;em&gt;sovereign wealth fund&lt;/em&gt; (Danantara) yang disebut berpeluang menjadi serupa dengan 1MDB Malaysia. Badan investasi negeri jiran itu menjadi kesempatan korupsi raksasa ketika &lt;a href="https://theconversation.com/what-najib-razaks-corruption-trial-means-for-malaysia-and-the-region-114828"&gt;Najib Razak&lt;/a&gt; sang perdana menteri tertangkap melakukan korupsi tak main-main dari duit yang dikelola badan tersebut.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Vedi juga menekankan bahwa kekuasaan oligarki di Indonesia telah benar-benar menempel di setiap aspek kekuasaan pemerintahan Indonesia. Artinya, kepentingan politikus dan bisnis besar sudah membaur ke dalam seluruh aspek kehidupan masyarakat. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Bisa jadi, dalam hal kecil pun, kita telah terlibat dalam penguatan oligarki.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Apa yang akan terjadi jika demokrasi tetap stagnan?&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Demokrasi Indonesia yang stagnan dapat merusak proses pembuatan kebijakan yang seharusnya sesuai kebutuhan rakyat dan merusak susunan masyarakat sipil.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Demokrasi yang diatur oleh oligarki partai politik dan kapitalis akan menghasilkan pembangunan yang tak adil secara bawaan (&lt;em&gt;unjust by default&lt;/em&gt;). Hal ini terjadi karena dalam proses pembentukan kebijakan, anggota parlemen terpilih akan mengupayakan kepentingan oligarki kapitalis yang mendukung mereka mengamankan kursi parlemen dibandingkan kepentingan rakyat.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Oligarki kapitalis harus mendapatkan “&lt;em&gt;return&lt;/em&gt;” atas investasi yang mereka berikan pada politisi yang mereka biayai agar masuk ke parlemen. Salah satu bentuk timbal balik ini adalah kebijakan pemerintah (bisa dalam bentuk undang-undang, peraturan, dan lain-lain) yang memudahkan mereka mendapatkan keuntungan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;“Dokumen induk sudah mengandung unsur &lt;em&gt;unjust by default&lt;/em&gt;, ketika diturunkan dan dioperasionalkan akan dikawal terus oleh &lt;em&gt;shadow state&lt;/em&gt; baik di elite partai politik maupun para kapitalis. Mereka mengontrol semua proses ini sampai di ujung turun dalam bentuk program dan kegiatan,” ungkap Syarif.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Contoh kasus bukti nyata &lt;em&gt;shadow state&lt;/em&gt; adalah kasus pemagaran laut di Tangerang yang tak lepas dari campur tangan para pemerintah demi kepentingan kapitalis.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Demokrasi stagnan yang kental dengan politik transaksional ini juga merusak susunan masyarakat sipil. Pemerintah yang mendukung kepentingan oligarki akan berupaya membangun citra heroik pada masyarakat untuk melindungi praktik mereka.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Menurut Bivitri Susanti, akademisi dari Sekolah Tinggi Hukum Indonesia Jentera, pemerintah akan membangun klientelisme (atau feodalisme: sistem yang mengagungkan jabatan atas) untuk menjaga citra.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pemenuhan hak warga negara dibesar-besarkan sebagai sebuah tindakan patriotisme layaknya pahlawan. Padahal pemenuhan hak warga negara merupakan sebuah kewajiban.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;“Kita dikasih pelayanan publik yang bagus, kita akan puja-puja penguasanya. Padahal itu kewajiban negara. Itu justru secara filosofis alasan mengapa negara ada, karena warga. Bukan negara dulu yang ada lalu warga berkumpul untuk menjadi bagian sebuah negara,” kata Bivitri.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Selain menguatnya klientelisme, demokrasi yang stagnan juga merusak inisiatif masyarakat.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dengan kata lain, masyarakat menjadi tak kreatif dan tak berani untuk melakukan upaya aktivisme. Ini karena pemerintah membuat seakan-akan melakukan aktivisme harus dengan organisasi yang tersusun rapi (pembentukan LSM: lembaga swadaya masyarakat) yang sulit dilakukan.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Apa yang dapat dilakukan untuk menggerakkan demokrasi?&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Sebagai masyarakat sipil, Bivitri mengatakan terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menggerakkan demokrasi.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pertama, kita selaku masyarakat perlu mendorong diri untuk keluar dari pikiran bahwa melakukan aktivisme harus melalui organisasi terstruktur. Aktivisme di sini berarti upaya untuk menyuarakan pendapat untuk tujuan tertentu.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Perkumpulan sederhana tanpa kekuatan finansial tertentu atau status organisasi tertentu juga dapat bergerak menyuarakan pentingnya demokrasi rakyat.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kedua, kita perlu menyadari pemikiran klientelisme dan contoh nyata pandangan tersebut di keseharian kita.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kita perlu memahami posisi kita sebagai masyarakat dan posisi negara sebagai sebuah institusi yang seharusnya melakukan pemenuhan hak rakyat. Bukan pemenuhan keinginan kelompok tertentu.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Ketiga, kita perlu menguatkan kerja sama kewargaan melalui perkumpulan skala apa pun, mulai dari badan eksekutif mahasiswa (BEM), serikat buruh, hingga organisasi nonpemerintah (NGO) dan mendiskusikan soal sumber daya alternatif. Ini memperbesar peluang kolaborasi untuk memperjuangkan sumber daya publik.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Yang dimaksud dengan sumber daya publik adalah segala hal yang dimiliki oleh masyarakat luas. Mulai dari infrastruktur, kekayaan alam, bahkan diri kita sendiri.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Meski sudah lepas dari era Orde Baru, era Reformasi saat ini tak langsung berarti menandakan peningkatan kualitas demokrasi. Masih perlu banyak perubahan untuk memastikan demokrasi Indonesia tak dikuasai oligarki.&lt;/p&gt;&lt;img src="https://counter.theconversation.com/content/248680/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" /&gt; </content> <summary>Oligarki memperburuk demokrasi Indonesia dengan menjadikan pemerintahan sebagai ‘industri’.</summary> <author> <name>Kezia Kevina Harmoko, Editor</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/id/team"/> </author> <author> <name>Nurul Fitri Ramadhani, Politics + Society Editor, The Conversation Indonesia</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/id/team#nurul-fitri-ramadhani"/> </author> <author> <name>Robby Irfany Maqoma, Environment Editor</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/id/team#robby-irfany-maqoma"/> </author> <rights>Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.</rights> </entry> <entry> <id>tag:theconversation.com,2011:article/250632</id> <published>2025-03-16T11:24:37Z</published> <updated>2025-03-16T11:24:37Z</updated> <link rel="alternate" type="text/html" href="https://theconversation.com/bahaya-revisi-uu-tni-multifungsi-membuat-prajurit-jadi-kurang-militer-publik-terancam-direpresi-250632"/> <title>Bahaya revisi UU TNI: Multifungsi membuat prajurit jadi ‘kurang militer’, publik terancam direpresi</title> <content type="html">&lt;figure&gt;&lt;img src="https://images.theconversation.com/files/655462/original/file-20250315-56-qph4xc.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;rect=65%2C37%2C6165%2C4110&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=496&amp;amp;fit=clip" /&gt;&lt;figcaption&gt;&lt;span class="caption"&gt;Prajurit TNI sedang berbaris dalam sebuah upacara.&lt;/span&gt; &lt;span class="attribution"&gt;&lt;a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/indonesia-aug-17-2024-close-photo-2504417351"&gt;pakww/Shutterstock&lt;/a&gt;&lt;/span&gt;&lt;/figcaption&gt;&lt;/figure&gt;&lt;p&gt;&lt;a href="https://www.hukumonline.com/berita/a/sejumlah-pasal-diusulkan-masuk-dalam-revisi-uu-tni-lt6690ddbd0dc2a/"&gt;Wacana&lt;/a&gt; pemerintah dan parlemen untuk merevisi ketentuan dalam &lt;a href="https://peraturan.bpk.go.id/Details/40774/uu-no-34-tahun-2004"&gt;Undang-Undang TNI&lt;/a&gt; kini tengah jadi sorotan. Ada ketakutan revisi ini akan melonggarkan pembatasan peran militer di ranah sipil. Pembahasan ini masuk dalam agenda &lt;a href="https://nasional.kompas.com/read/2025/02/19/05560581/revisi-uu-tni-masuk-prolegnas-prioritas-2025-apa-saja-yang-dulu-jadi-sorotan?page=all"&gt;prioritas legislasi&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dalam rapat dengan DPR pada 11 Maret lalu, Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin &lt;a href="https://www.tempo.co/politik/revisi-uu-tni-menhan-sebut-prabowo-minta-tni-yang-ditugaskan-di-lembaga-lain-harus-pensiun-1218436"&gt;menyampaikan&lt;/a&gt; bahwa Prabowo meminta agar prajurit TNI yang akan ditugaskan di kementerian atau lembaga harus pensiun dini. Selain itu, TNI yang aktif diusulkan agar bisa menempati 15 kementerian/lembaga. Ini semua diminta dimasukkan dalam pembahasan &lt;a href="https://www.kompas.id/artikel/ditentang-mahasiswa-dpr-pemerintah-tetap-lanjutkan-revisi-uu-tni"&gt;revisi UU TNI&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pada Juni 2024, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menyatakan bahwa TNI bisa bersifat &lt;a href="https://www.kompas.com/tren/read/2024/06/07/180000865/panglima-sebut-tni-bukan-lagi-dwifungsi-tapi-multifungsi-abri-apa-itu-?page=all"&gt;multifungsi&lt;/a&gt;. Peristiwa ini mengawali pergulatan sengit antara aktivis masyarakat sipil dengan DPR-pemerintah terkait revisi UU TNI.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Revisi UU TNI mencakup beberapa &lt;a href="https://www.kompas.com/tren/read/2024/05/29/173000865/poin-poin-revisi-uu-tni-yang-tuai-sorotan?page=all"&gt;isu nonkrusial&lt;/a&gt;, seperti penambahan jabatan berupa Wakil Panglima, perluasan kewenangan untuk fungsi keamanan, hak berbisnis, dan pelonggaran pengisian jabatan publik oleh TNI aktif.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Agenda pengaturan tersebut mencederai semangat &lt;a href="https://scholarhub.ui.ac.id/mjs/vol19/iss2/1/"&gt;Reformasi TNI&lt;/a&gt; tahun 1998. Di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi dan maraknya PHK, hal ini semakin menambah kekhawatiran publik. Revisi UU TNI yang menambah peran aparat militer ditakutkan dapat mengembalikan Indonesia pada &lt;a href="https://www.hukumonline.com/berita/a/pentingnya-merawat-kebebasan-sipil-lt64c0c033be7ee/"&gt;masa kelam kebebasan sipil&lt;/a&gt; seperti pada era Orde Baru. Kala itu, kebijakan &lt;a href="https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/31/121151169/apa-arti-dwifungsi-abri"&gt;Dwifungsi ABRI&lt;/a&gt; disorot sebagai salah satu biang kerok masalah. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Padahal, Dwifungsi ABRI telah dikubur dalam agenda Reformasi TNI dan pembubaran ABRI melalui &lt;a href="https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt4ffe8d256bf00/ketetapan-mpr-nomor-vi-mpr-2000-tahun-2000/"&gt;Tap MPR No. VI/MPR/2000 Tahun 2000&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Multifungsi militer tidak hanya cenderung berbahaya bagi kehidupan demokrasi sipil, tetapi juga berpotensi membuat prajurit menjadi “kurang militer” (demiliterisasi). Pada akhirnya nanti, fokus utama TNI sebagai alat pertahanan menjadi tidak optimal.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Militerisme di segala lini&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Istilah &lt;a href="https://www.kompas.com/tren/read/2024/06/07/180000865/panglima-sebut-tni-bukan-lagi-dwifungsi-tapi-multifungsi-abri-apa-itu-?page=all"&gt;“multifungsi”&lt;/a&gt; yang dilontarkan Agus Subiyanto sebenarnya menarasikan praktik kiprah TNI yang ada di tengah masyarakat.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kita tidak asing melihat TNI berseragam bertugas mengamankan kegiatan warga hingga penanganan bencana. Militer aktif juga terlibat dalam &lt;a href="https://news.mongabay.com/2020/10/indonesia-militarized-agriculture-food-estate-kalimantan-sumatra/"&gt;proyek ketahanan pangan&lt;/a&gt;, &lt;a href="https://www.cnnindonesia.com/nasional/20250218091423-20-1199451/tni-au-kerahkan-helikopter-distribusi-makan-gratis-di-papua-tengah"&gt;distribusi program makan bergizi gratis (MBG)&lt;/a&gt;, bahkan &lt;a href="https://nasional.kompas.com/read/2025/02/26/05460691/deretan-prajurit-tni-aktif-yang-duduki-jabatan-sipil"&gt;menduduki jabatan publik&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Namun sejauh ini, kebijakan-kebijakan di atas belum memiliki payung hukum yang jelas. Kalaupun ada, posisinya masih terlalu umum dan banyak mendapatkan kritikan. Revisi UU TNI yang sedang digarap ini dimaksudkan untuk memberikan payung hukum pada kiprah-kiprah TNI tersebut.&lt;/p&gt; &lt;hr&gt; &lt;p&gt; &lt;em&gt; &lt;strong&gt; Baca juga: &lt;a href="https://theconversation.com/perlukah-tni-ikut-menjaga-pertandingan-sepak-bola-konser-musik-dan-kegiatan-sipil-lainnya-bagi-negara-demokrasi-ini-tidak-lazim-210792"&gt;Perlukah TNI ikut menjaga pertandingan sepak bola, konser musik dan kegiatan sipil lainnya? Bagi negara demokrasi, ini tidak lazim&lt;/a&gt; &lt;/strong&gt; &lt;/em&gt; &lt;/p&gt; &lt;hr&gt; &lt;p&gt;Jika revisi tersebut lolos dan menjadi &lt;em&gt;beleid&lt;/em&gt; baru, bangkitnya nuansa militer dalam pemerintahan niscaya benar terwujud. Sebab, baru beberapa bulan menjabat saja, Presiden Prabowo Subianto sudah mewarnai pemerintahan dengan nuansa &lt;a href="https://imparsial.org/imparsial-nilai-militerisme-semakin-kuat-dalam-100-hari-pemerintahan-prabowo/"&gt;militerisme&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sebagai contoh, ia mengawali masa jabatannya dengan melakukan &lt;a href="https://www.setneg.go.id/baca/index/tiba_di_akmil_magelang_presiden_prabowo_akan_hadiri_retreat_kabinet_merah_putih"&gt;retret&lt;/a&gt; bersama dengan seluruh jajaran menteri Kabinet Merah-Putih di Akademi Militer, Magelang. Tradisi ini diteruskan dengan melaksanakan &lt;a href="https://nasional.kompas.com/read/2025/02/21/07401771/jadwal-lengkap-retret-kepala-daerah-21-28-februari-2025?page=all"&gt;retret bagi seluruh Kepala Daerah&lt;/a&gt; terpilih beberapa waktu lalu.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Meskipun ia menegaskan bahwa agenda tersebut bukan untuk menjadikan urusan sipil sebagai militer, publik tentu dapat merasakan &lt;em&gt;vibe&lt;/em&gt; militer, apalagi sebagian besar &lt;a href="https://www.kompas.com/jawa-barat/read/2025/02/20/153000688/apa-itu-retret-ini-yang-akan-dilakukan-kepala-daerah-selama-8-hari-di?page=all"&gt;fasilitator&lt;/a&gt; kegiatan adalah berasal dari militer.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Di Indonesia, tampaknya militer harus ‘multitalenta’. Prajurit tidak hanya bertempur, tetapi diminta juga harus siap &lt;a href="https://tniad.mil.id/perkuat-ketahanan-pangan-nasional-tni-ad-rekrut-bintara-ahli-pertanian-dan-perkebunan/"&gt;bertani&lt;/a&gt;, mengurusi &lt;a href="https://www.rri.co.id/daerah/1346530/dapur-umum-tni-di-kodiklatal-siap-pasok-mbg"&gt;dapur makanan&lt;/a&gt;, hingga &lt;a href="https://www.kompas.com/tren/read/2025/03/14/220000765/daftar-prajurit-tni-aktif-yang-kini-duduki-jabatan-sipil"&gt;manajemen publik&lt;/a&gt; dalam birokrasi. Padahal, sejatinya tugas militer yang utama adalah berperang dan menjaga pertahanan negara dari ancaman luar.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Demiliterisasi TNI&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Wacana multifungsi TNI ini bak menuntut militer sebagai “satuan serba bisa” (&lt;em&gt;jack of all trades&lt;/em&gt;). Hal ini berisiko menjadikan keahlian utama yang seharusnya dimiliki TNI menjadi tidak optimal.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;TNI memiliki tugas utama untuk menjaga pertahanan negara, sebagaimana tercantum dalam Pasal 30 ayat (3) &lt;a href="https://jdih.mahkamahagung.go.id/legal-product/uud-1945-dalam-satu-naskah/detail"&gt;UUD NRI 1945&lt;/a&gt;. Sederhananya, TNI adalah komponen tempur nasional.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Memberikan TNI beban tugas selain fungsi utamanya dapat berisiko besar terhadap kualitas para prajurit. Jika agenda multifungsi tetap diakomodasi dalam revisi UU TNI, dapat terjadi demiliterisasi terhadap angkatan tempur nasional Indonesia.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Profesionalisme militer diwujudkan dalam fokus dan pengembangan militer nasional. Jika dioptimalkan, potensi utama militer akan terwujud.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Amerika Serikat (AS) misalnya, telah berhasil membentuk &lt;a href="https://www.spaceforce.mil/"&gt;satuan tempur luar angkasa&lt;/a&gt; pertama di dunia. Singapura, meski dengan jumlah militer yang tak banyak, telah memiliki &lt;a href="https://www.mindef.gov.sg/dis"&gt;satuan pertahanan siber&lt;/a&gt; yang tangguh di kawasan Asia Tenggara. Bahkan, Laos yang tidak memiliki wilayah maritim (&lt;em&gt;landlock&lt;/em&gt;) memiliki &lt;a href="https://dbpedia.org/page/Lao_People's_Navy"&gt;angkatan laut&lt;/a&gt; karena memprioritaskan pertahanan perairannya di Sungai Mekong. Negara-negara ini mengupayakan peningkatan potensi militernya semaksimal mungkin.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kita tidak bisa mengatakan kondisi militer nasional Indonesia saat ini tanpa cela. Prabowo telah lama menyoroti urgensi &lt;a href="https://tni-au.mil.id/berita/detail/presiden-prabowo-tegaskan-pentingnya-kekuatan-pertahanan-dalam-pengarahan-kepada-dansat-tni"&gt;peremajaan&lt;/a&gt; alutsista nasional. Selain alutsista, pada 2023, jumlah personel TNI pun masih dianggap &lt;a href="https://www.tempo.co/hukum/ksad-jenderal-dudung-sebut-jumlah-kekuatan-tni-angkatan-darat-belum-ideal-185322"&gt;kurang&lt;/a&gt; untuk menjaga teritorial negara yang begitu luas.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Bahkan, pemerintah sampai mendorong pembentukan &lt;a href="https://mediaindonesia.com/politik-dan-hukum/727461/komponen-cadangan-komcad-wujud-bela-negara-yang-siap-perkuat-pertahanan-indonesia"&gt;Komponen Cadangan&lt;/a&gt; untuk membantu tugas-tugas TNI.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Belum lagi jumlah serangan siber yang bertambah di Indonesia. Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) sampai mencetuskan pembentukan &lt;a href="https://www.tempo.co/hukum/serba-serbi-pembentukan-angkatan-siber-tni-bagaimana-perkembangan-terbarunya--6240"&gt;Angkatan Siber&lt;/a&gt; sebagai matra keempat di Indonesia. &lt;/p&gt; &lt;hr&gt; &lt;p&gt; &lt;em&gt; &lt;strong&gt; Baca juga: &lt;a href="https://theconversation.com/serangan-siber-kian-masif-akankah-angkatan-siber-tni-jadi-solusi-212804"&gt;Serangan siber kian masif, akankah Angkatan Siber TNI jadi solusi?&lt;/a&gt; &lt;/strong&gt; &lt;/em&gt; &lt;/p&gt; &lt;hr&gt; &lt;p&gt;Ini menunjukkan betapa peningkatan kapasitas militer nasional masih jauh dari kata sempurna.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Daripada “memaksa” militer untuk menambah kemampuan di ranah sipil, sebaiknya pemerintah fokus membangun kapasitas internal militer terlebih dahulu agar bisa menghasilkan prajurit yang lebih terlatih untuk menjaga pertahanan nasional.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Urusan ranah sipil dan birokrasi pemerintahan, biarlah pemerintah merekrut talenta-talenta melalui rekrutmen publik dari unsur sipil. &lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Jalan masuk potensi kekerasan&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Kala diterapkan Dwifungsi ABRI pada masa Orde Baru, banyak perwira dan jenderal militer menempati pelbagai jabatan publik yang seharusnya ditempati pemerintahan sipil. &lt;a href="https://www.jstor.org/stable/27912175"&gt;Sejarah merekam&lt;/a&gt; bagaimana campur tangan militer tersebut berujung pada penindasan, bahkan kekerasan, terhadap kritik pada pemerintah. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Memang, belum tentu adanya militer di ranah sipil akan serta merta menjadikan lembaga negara bersifat militeristik. Namun, hal ini membuka potensi bagi prajurit militer terlibat jauh dalam ranah sipil, dan menjadikan mereka rentan untuk “keceplosan” menerapkan standar militer kepada masyarakat umum: &lt;a href="https://www.antaranews.com/berita/4684365/terdakwa-satu-bambang-menyesal-dan-menangis-telah-tembak-bos-rental?utm_source=antaranews&amp;amp;utm_medium=mobile&amp;amp;utm_campaign=latest_category"&gt;lewat tindakan berbasis kekerasan&lt;/a&gt;. Pasalnya, tentara memang dilatih dalam nuansa itu. Kemungkinan terburuknya adalah terjadi penghilangan nyawa warga sipil.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Padahal, negara-negara maju seperti Amerika Serikat (AS) dan di benua Eropa, yang memiliki pengalaman panjang dengan peperangan, menerapkan diskursus untuk &lt;a href="https://www.jstor.org/stable/45346480"&gt;mengontrol&lt;/a&gt; dan &lt;a href="https://www.tempo.co/politik/dwifungsi-tni-dan-pelibatan-militer-di-dunia-409985"&gt;membatasi peran militer&lt;/a&gt; dalam kehidupan bernegara sehari-hari. Paradigma ini memiliki ide pokok untuk memisahkan militer dari ranah pemerintahan sipil dan meningkatkan profesionalisme militer.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Agenda Reformasi TNI telah menyepakati adanya pembatasan keterlibatan militer dalam pemerintahan sipil. Sehingga, semboyan “Multifungsi TNI” jelas akan menjadi langkah yang bertolak belakang.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Publik harus terus mengawasi agenda revisi UU TNI ini. Saat ini, Pemerintah dan DPR &lt;a href="https://nasional.kompas.com/read/2025/03/14/21060791/rapat-diam-diam-di-hotel-dpr-diduga-ingin-kebut-revisi-uu-tni"&gt;membahasnya dalam senyap&lt;/a&gt;. Ditambah, kita perlu waspada mengingat parlemen punya pengalaman proses legislasi &lt;a href="https://pshk.or.id/publikasi/siaran-pers/proses-legislasi-serampangan-hasilkan-cacat-formil-uu-cipta-kerja/"&gt;serampangan&lt;/a&gt;. Jangan sampai, revisi UU TNI yang dibuat malah menimbulkan masalah baru dan mengembalikan Indonesia ke masa gelapnya (&lt;em&gt;dark-time&lt;/em&gt;).&lt;/p&gt;&lt;img src="https://counter.theconversation.com/content/250632/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" /&gt; &lt;p class="fine-print"&gt;&lt;em&gt;&lt;span&gt;Rahadian Diffaul Barraq Suwartono tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.&lt;/span&gt;&lt;/em&gt;&lt;/p&gt;</content> <summary>Multifungsi militer tidak hanya berpotensi represi, tetapi juga membuat prajurit menjadi “kurang militer” (demiliterisasi).</summary> <author> <name>Rahadian Diffaul Barraq Suwartono, Pengajar di Departemen Hukum Tata Negara, Fakultas Hukum, Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/profiles/rahadian-diffaul-barraq-suwartono-1448510"/> </author> <rights>Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.</rights> </entry> <entry> <id>tag:theconversation.com,2011:article/248304</id> <published>2025-03-16T05:10:41Z</published> <updated>2025-03-16T05:10:41Z</updated> <link rel="alternate" type="text/html" href="https://theconversation.com/mengapa-pustakawan-dari-indonesia-sulit-bekerja-di-luar-negeri-248304"/> <title>Mengapa pustakawan dari Indonesia sulit bekerja di luar negeri?</title> <content type="html">&lt;p&gt;&lt;a href="https://search.worldcat.org/title/814399407?oclcNum=814399407"&gt;Ensiklopedia Internasional Ilmu Informasi dan Perpustakaan&lt;/a&gt; mendefinisikan pustakawan sebagai profesional yang bertugas mengelola perpustakaan dan mediator yang menyediakan akses antara informasi dan pengguna. Sebagai profesi, pustakawan dan pekerja informasi profesional memiliki standar kualifikasi dan akreditasi yang berbeda-beda di setiap negara. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Standar kualifikasi dan akreditasi ini umumnya dirancang oleh organisasi profesi pustakawan dan pekerja informasi profesional di negara tersebut. Australia, contohnya, memiliki &lt;a href="https://www.alia.org.au/Web/Web/Careers/ALIA-Accredited-Courses.aspx"&gt;Australian Library and Information Association (ALIA)&lt;/a&gt;. Amerika Serikat (AS) memiliki &lt;a href="https://www.ala.org/tools/atoz/certification-and-licensure"&gt;American Library Association (ALA)&lt;/a&gt;. Sementara Inggris memiliki &lt;a href="https://www.cilip.org.uk/page/Qualifications"&gt;Chartered Institute of Library and Information Professionals (CILIP)&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Standar ini disusun bersama pemangku kepentingan terkait seperti dosen, praktisi, dan instansi tempat kerja. Contoh dari standar kualifikasi ini, misalnya, untuk menjadi seorang pustakawan atau pekerja informasi profesional di Australia, &lt;a href="https://www.alia.org.au/Web/Web/Careers/Becoming-An-Information-Professional/Becoming-a-Library-and-Information-Professional.aspx"&gt;ALIA mensyaratkan gelar sarjana atau magister dari Sekolah/Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi yang sudah terakreditasi oleh ALIA&lt;/a&gt;. Begitu pula di AS, akan sulit untuk mendapatkan pekerjaan sebagai pustakawan atau pekerja informasi profesional tanpa adanya &lt;a href="https://www.ala.org/educationcareers/employment/foreigncredentialing/forjobseekers"&gt;gelar magister Ilmu Perpustakaan dan Informasi dari Sekolah/Jurusan yang terakreditasi ALA&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Di Indonesia, &lt;a href="https://ejournal.perpusnas.go.id/mp/article/download/872/854"&gt;konsep pustakawan dan pekerja informasi profesional sebagai profesi belum sepenuhnya diterima secara luas&lt;/a&gt;. Ini karena syarat jenjang pendidikan minimum terkait untuk pustakawan tidak jelas, belum banyak pustakawan dan pekerja informasi Indonesia yang mengikuti program sertifikasi profesi, dan adanya standar kerja yang terlalu mengacu pada pengetahuan, pengalaman, dan prosedur kerja di negara-negara barat. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Akibatnya, lulusan Sekolah/Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi dari Indonesia—yang tidak memiliki kualifikasi global—sulit untuk bisa bersaing mendapatkan &lt;a href="https://digitalcommons.unl.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1831&amp;amp;context=libphilprac"&gt;kesempatan kerja di perpustakaan atau kantor bidang informasi di negara lain&lt;/a&gt;. Padahal, kualifikasi global ini tidak hanya memiliki manfaat bagi karier pustakawan dan pekerja informasi profesional tapi juga meningkatkan pelayanan perpustakaan.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Dilema profesi pustakawan di Indonesia&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Dalam &lt;a href="https://jdih.kemdikbud.go.id/sjdih/siperpu/dokumen/salinan/UU%20No.%2043-2007%20Perpustakaan.pdf"&gt;UU nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan&lt;/a&gt;, Pasal 1, Ayat (8) tertera “pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan”. UU ini tidak menjelaskan secara rinci tingkat pendidikan minimum dalam bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi untuk seseorang &lt;a href="https://ejournal.perpusnas.go.id/mp/article/download/872/854"&gt;agar bisa diakui sebagai seorang pustakawan.&lt;/a&gt;&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pada tahun 2019, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI) berkolaborasi dengan Kementerian Ketenagakerjaan dan organisasi profesi pustakawan di Indonesia merumuskan &lt;a href="https://pusdiklat.perpusnas.go.id/berita/read/136/skkni-bidang-perpustakaan-sebagai-dasar-penyusunan-program-pelatihan-bagi-pustakawan"&gt;Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) bidang Perpustakaan&lt;/a&gt; yang menjadi referensi perumusan kurikulum dan pelatihan program bagi pustakawan Indonesia.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dalam praktiknya, sertifikasi pustakawan Indonesia mengacu pada sistem sertifikasi yang dirumuskan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) melalui &lt;a href="https://bnsp.go.id/lsp/eyJpdiI6Ild1RlNWUGNnNEFES1FIbTRDdFY4ZGc9PSIsInZhbHVlIjoicjdOQkFjVGphek1QTUFuVzhxbVVEQT09IiwibWFjIjoiNzIxYThjMzk5MTlkZGJlZWNlMTBjMjhkNTIyNmJhMzFhZmM2MzM3MzhkYmI1ZTVlZmQ0ZmNmZjliM2Y2ZTY2YSIsInRhZyI6IiJ9"&gt;Lembaga Sertifikasi Profesi Pustakawan&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sayangnya, belum banyak pustakawan dan pekerja informasi Indonesia yang mengikuti program sertifikasi profesi ini karena sifatnya tidak wajib dan tidak adanya tambahan insentif gaji untuk pustakawan dan pekerja informasi yang &lt;a href="https://core.ac.uk/download/pdf/188140271.pdf"&gt;bersertifikat profesional&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Selain faktor-faktor internal tersebut, terdapat juga faktor-faktor kepustakawanan yang &lt;a href="https://link.springer.com/chapter/10.1007/978-981-97-3128-2_21"&gt;barat sentris (&lt;em&gt;Western-centric librarianship&lt;/em&gt;)&lt;/a&gt;. &lt;em&gt;Western-centric librarianship&lt;/em&gt; berakar pada konsep &lt;a href="https://journals.sagepub.com/doi/10.1177/00380385221096037#body-ref-fn1-00380385221096037"&gt;&lt;em&gt;Westerncentrism&lt;/em&gt;&lt;/a&gt; yang menempatkan peradaban barat di pusat dan menganggapnya lebih unggul dibandingkan ‘budaya’ dan ‘peradaban’ lainnya. Perspektif ini juga terjadi dalam bidang kepustakawanan yang berdampak pada standar, kualifikasi, dan metode kerja di perpustakaan.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Kualifikasi global membuka akses dan memperkuat kompetensi&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Semakin banyaknya pustakawan dan pekerja informasi Indonesia dan negara berkembang lainnya yang bersertifikasi global akan berdampak positif pada perkembangan profesi dan Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Mereka akan lebih terlibat dalam penyusunan standar, kualifikasi, dan metode kerja di profesi bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi sehingga tidak terlalu mengarah kepada &lt;em&gt;Western-centric librarianship&lt;/em&gt;, untuk &lt;a href="https://www.journal.radicallibrarianship.org/index.php/journal/article/view/5"&gt;meningkatkan keberagaman dan inklusi dari negara-negara &lt;em&gt;non-Western&lt;/em&gt;&lt;/a&gt;. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Selain itu, memiliki kompetensi global dapat membawa banyak manfaat, bahkan jika para pustakawan dan pekerja informasi profesional ini tidak bekerja di luar negeri.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dengan kompetensi global, para pustakawan dan pekerja informasi profesional akan bisa meningkatkan layanan perpustakaan yang lebih baik untuk masyarakat. Contohnya, memperluas akses ke informasi berkualitas tinggi dari sumber tepercaya untuk melawan &lt;a href="https://lens.monash.edu/@politics-society/2022/02/28/1384482/indonesias-misinformation-program-undermines-more-than-it-teaches"&gt;disinformasi, misinformasi, dan berita palsu&lt;/a&gt; dengan meningkatkan literasi informasi melalui program perpustakaan yang memenuhi standar internasional.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pustakawan dan pekerja informasi Indonesia yang berkualifikasi global juga akan memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai standar dan prosedur kerja internasional dalam penanganan koleksi. Contohnya, memiliki pemahaman dan keterampilan dalam &lt;a href="https://www.youtube.com/watch?v=Vw_-535y6Q8"&gt;prosedur penanganan dan pengelolaan koleksi warisan nusantara&lt;/a&gt;, seperti naskah kuno atau artefak, untuk menjaga kelestarian warisan budaya Indonesia yang berkelanjutan. &lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Berbagai potensi solusi&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Untuk mengatasi kesenjangan kualifikasi dan akreditasi ini, ada beberapa solusi yang dapat diterapkan. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;strong&gt;1. Mengikuti pelatihan profesional&lt;/strong&gt;&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pustakawan dan pekerja informasi profesional Indonesia bisa mengikuti seminar, konferensi, atau pelatihan pengembangan profesional berkelanjutan dari organisasi profesi yang diakui global.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Contohnya, ALA memiliki &lt;a href="https://elearning.ala.org/"&gt;ALA eLearning&lt;/a&gt; yang menyediakan pelatihan &lt;em&gt;online&lt;/em&gt;, baik yang berbayar maupun gratis, yang bisa diikuti oleh pustakawan dan pekerja informasi dari semua jenis perpustakaan atau kantor informasi di seluruh dunia. ALA eLearning ini menawarkan banyak pilihan subyek, seperti Manajemen Koleksi, Advokasi, atau Hak Cipta. Selain itu, ALA juga menyediakan &lt;a href="https://www.ala.org/core/awards-scholarships/online-course-scholarship"&gt;beasiswa kursus dasar pelatihan pengelolaan perpustakaan&lt;/a&gt; yang ditujukan khusus untuk pustakawan dan pekerja informasi dari negara berkembang. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Mahasiswa Sekolah/Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi juga bisa mengajukan magang atau praktek kerja di perpustakaan atau kantor informasi yang sudah menerapkan standar internasional dalam pengelolaan perpustakaannya, sehingga mahasiswa tersebut dapat memiliki pengalaman dan terpapar dengan praktik kerja di lingkup global.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Contohnya, mahasiswa Departemen Informasi dan Perpustakaan Universitas Airlangga pernah mendapatkan kesempatan magang di &lt;a href="https://dip.fisip.unair.ac.id/keseruan-pengalaman-magang-di-iseas-library-dan-national-library-board-singapura/"&gt;Singapura&lt;/a&gt; dan di &lt;a href="https://dip.fisip.unair.ac.id/terapkan-belajar-di-luar-kampus-mahasiswa-iip-unair-berkesempatan-magang-di-malaysia/"&gt;Malaysia&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;strong&gt;2. Kerja sama dengan organisasi global&lt;/strong&gt;&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Organisasi profesi pustakawan dan pekerja informasi profesional dan Sekolah/Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Indonesia juga bisa bekerja sama dengan organisasi profesi global dalam hal pengembangan kurikulum atau penyusunan program pengembangan profesional berkelanjutan untuk memperkecil kesenjangan yang ada. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sebagai contoh, semua Sekolah/Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi yang memiliki lisensi akreditasi dari CILIP, &lt;a href="https://www.cilip.org.uk/page/Qualifications"&gt;kurikulumnya dievaluasi menggunakan &lt;em&gt;professional knowledge and skills base (PKSB)&lt;/em&gt;&lt;/a&gt; yang mengidentifikasi pengetahuan dan keterampilan inti yang wajib dimiliki oleh seorang pustakawan atau pekerja informasi profesional.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kerja sama ini bertujuan untuk memastikan kurikulum di sekolah atau jurusan tersebut relevan dan sesuai dengan kebutuhan keterampilan dan pengetahuan pustakawan yang terus berkembang.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;strong&gt;3. Melakukan advokasi&lt;/strong&gt;&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Selain itu, organisasi profesi dan Sekolah/Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi juga perlu mengadvokasi pemerintah untuk menyusun kesepakatan dengan negara lain dalam hal pengakuan kualifikasi dan akreditasi pustakawan dan pekerja informasi Indonesia di negara lain.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;a href="https://www.ala.org/educationcareers/employment/foreigncredentialing/forjobseekers"&gt;Singapura, misalnya, memiliki perjanjian pengakuan bersama (&lt;em&gt;mutual recognition agreement&lt;/em&gt;) dengan ALA &lt;/a&gt; di AS untuk saling mengakui dan menerima standar, kualifikasi, dan akreditasi satu sama lain.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kesepakatan pengakuan kualifikasi dan akreditasi juga akan memperkuat posisi tawar negara-negara terkait untuk membuat &lt;a href="https://www.journal.radicallibrarianship.org/index.php/journal/article/view/5"&gt;profesi pustakawan dan pekerja informasi menjadi lebih inklusif dan tidak terlalu mengacu pada &lt;em&gt;Western-centric Librarianship&lt;/em&gt;&lt;/a&gt;. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Indonesia juga bisa meniru langkah ini, misalnya dengan mengadvokasi pengakuan kualifikasi dan akreditasi di lingkup regional Asia Tenggara sehingga pustakawan dan pekerja informasi Indonesia bisa memiliki kesempatan untuk bekerja di perpustakaan atau kantor informasi di negara-negara Asia Tenggara.&lt;/p&gt;&lt;img src="https://counter.theconversation.com/content/248304/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" /&gt; &lt;p class="fine-print"&gt;&lt;em&gt;&lt;span&gt;Bekti Mulatiningsih tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.&lt;/span&gt;&lt;/em&gt;&lt;/p&gt;</content> <summary>Lulusan sekolah/jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi dari Indonesia sulit untuk bisa mendapatkan kesempatan kerja di perpustakaan atau kantor bidang informasi di negara lain. Mengapa?</summary> <author> <name>Bekti Mulatiningsih, Specialist Librarian, The University of Queensland</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/profiles/bekti-mulatiningsih-2293934"/> </author> <rights>Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.</rights> </entry> <entry> <id>tag:theconversation.com,2011:article/250970</id> <published>2025-03-15T11:33:21Z</published> <updated>2025-03-15T11:33:21Z</updated> <link rel="alternate" type="text/html" href="https://theconversation.com/buruknya-demokrasi-indonesia-setelah-orde-baru-dampak-dari-negara-bayangan-250970"/> <title>Buruknya demokrasi Indonesia setelah Orde Baru: dampak dari ‘negara bayangan’</title> <content type="html">&lt;figure&gt;&lt;img src="https://images.theconversation.com/files/654281/original/file-20250311-56-wxq4n7.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=496&amp;amp;fit=clip" /&gt;&lt;figcaption&gt;&lt;span class="caption"&gt;Negara bayangan membuat demokrasi Indonesia setelah Reformasi kian lapuk&lt;/span&gt; &lt;span class="attribution"&gt;&lt;a class="source" href="https://www.pexels.com/photo/people-standing-near-bonfire-11264511/"&gt;Muhammad Renaldi/Pexels&lt;/a&gt;, &lt;a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/"&gt;CC BY&lt;/a&gt;&lt;/span&gt;&lt;/figcaption&gt;&lt;/figure&gt;&lt;p&gt;Demokrasi di Indonesia tidak mengalami kemajuan, bahkan setelah sekian lama memasuki era Reformasi. Buruknya sistem demokrasi di Indonesia ini disebabkan oleh terjadinya negara bayangan (&lt;em&gt;shadow state&lt;/em&gt;).&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Demokrasi yang stagnan di Indonesia sudah terbukti melalui sejumlah data.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Berdasarkan &lt;a href="https://www.eiu.com/n/campaigns/democracy-index-2024/"&gt;Indeks Demokrasi 2024&lt;/a&gt; yang dirilis oleh The Economist Intelligence Unit (EIU), skor demokrasi Indonesia berada di angka 6.44–tergolong demokrasi cacat (&lt;em&gt;flawed democracy&lt;/em&gt;). Indonesia tak pernah naik kelas ke tingkat demokrasi penuh (&lt;em&gt;full democracies&lt;/em&gt;) yang membutuhkan skor 9 sampai 10.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Berdasarkan &lt;a href="https://dataindonesia.id/varia/detail/indeks-demokrasi-indonesia-menurun-pada-2020"&gt;Indeks Demokrasi Indonesia (IDI)&lt;/a&gt; yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), level demokrasi Indonesia juga tak ada perkembangan berarti. Level demokrasi Indonesia tetap di skala sedang (kurang dari 80 poin) selama dua dekade belakangan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Membahas tentang keburukan demokrasi yang ada di Indonesia, Universitas Nasional (UNAS) telah menyelenggarakan diskusi publik berjudul “Demokrasi Cukong: Kajian Teoritis dan Realitas Empiris” pada bulan lalu.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Diskusi tersebut melibatkan narasumber dari akademisi, peneliti, dan tokoh politik untuk membahas stagnansi demokrasi Indonesia di era reformasi tak hanya dari perspektif politik, tetapi juga ekonomi-politik.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Syarif Hidayat, Guru Besar Universitas Nasional (UNAS) sekaligus Ketua Komisi Ilmu Sosial pada Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (KIS-AIPI), menyampaikan bahwa stagnansi demokrasi Indonesia terus bertahan karena terjadinya &lt;em&gt;shadow state&lt;/em&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;“Salah satu bias reformasi pasca-Orde Baru adalah munculnya &lt;em&gt;shadow state&lt;/em&gt;. Pemerintah bayangan atau para pemangku otoritas informal di luar struktur pemerintahan yang dapat mengendalikan pemerintahan formal,” kata Syarif.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Maksud dari &lt;em&gt;shadow state&lt;/em&gt; dalam konteks Indonesia adalah negara kita diatur oleh orang-orang yang tidak secara langsung menjabat sebagai pemerintah. Dalam hal ini, negara diatur oleh oligarki, alias sekelompok orang yang memiliki kekuasaan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Ada dua oligarki yang menguasai Indonesia sebagai &lt;em&gt;shadow state&lt;/em&gt;, oligarki kapitalis (pemilik usaha besar) dan oligarki partai politik (politisi yang berkuasa di partai politik dan pemerintahan). Kedua oligarki ini bisa jadi tak memiliki jabatan di pemerintahan, tetapi memengaruhi Indonesia dari balik layar, untuk memenuhi kepentingan mereka sendiri.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Menurut Syarif, &lt;em&gt;shadow state&lt;/em&gt; dapat terjadi karena fungsi pemerintahan yang melemah. Pelemahan ini berasal dari fokus reformasi Indonesia yang salah. Bukan berfokus pada pada reformasi kapasitas negara (&lt;em&gt;state capacity&lt;/em&gt;), Indonesia justru menekankan pada reformasi kelembagaan negara (&lt;em&gt;state institutional reform&lt;/em&gt;).&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Syarif menjelaskan, dalam reformasi kelembagaan negara, upaya utama yang dilakukan adalah membangun &lt;em&gt;stage image&lt;/em&gt;. Artinya, reformasi yang dilakukan menekankan pada pembangunan citra. Aktualisasi negara dalam keseharian (&lt;em&gt;state in practice&lt;/em&gt;) justru sering kali lupa diupayakan, bahkan terlewat sama sekali.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Singkatnya, Indonesia lebih berfokus pada membuat citra positif sebagai sebuah bangsa, tetapi tidak mengembangkan kapasitas negara untuk melancarkan urusan sehari-hari.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Apa perbedaan era Orde Baru dan Reformasi?&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Indonesia telah memasuki era Reformasi sejak era Orde Baru (era pemerintahan Soeharto) selesai di tahun 1998. Syarif menjelaskan, ada perbedaan kondisi hubungan antara pemerintah dengan pemilik bisnis saat era Orde Baru dan Reformasi.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Saat Orde Baru, pemerintah punya kekuatan politik lebih besar dibanding pebisnis. Di era Reformasi, pebisnis justru jadi sosok yang mampu mengontrol negara.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pergeseran kondisi hubungan ini terjadi karena, di era Reformasi, partai politik dan pemilik modal lebih bebas masuk ke dunia politik. Kebebasan ini yang membuat oligarki partai politik dan kapitalis semakin berkuasa.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kekuasaan dua oligarki tersebut bahkan berpengaruh sampai ke pemilihan presiden maupun kepala daerah. Mereka berupaya mempertahankan dan bahkan memperbesar kekuasaan mereka dengan mendukung orang-orang yang juga dapat mendukung mereka.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pola yang disebut politik transaksional ini mungkin terjadi karena difasilitasi oleh &lt;em&gt;shadow state&lt;/em&gt;.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Oligarki di era Reformasi&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Sebenarnya oligarki sudah ada sejak Orde Baru. Vedi Hadiz, Profesor Studi Asia di University of Melbourne, menjelaskan bahwa oligarki di era Orde Baru hadir dalam bentuk pemerintahan otoriter—pemerintah yang benar-benar mengendalikan. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sementara di era Reformasi, oligarki mengambil alih lembaga legislatif dan yudikatif.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Oligarki membajak dua lembaga tersebut karena dua lembaga tersebut yang membuka peluang pemanfaatan sumber daya milik masyarakat. Cara ini juga diterapkan di era Orde Baru. Di era Reformasi, tindakan ini dilakukan melalui lembaga demokrasi.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Burhanuddin Muhtadi, dosen ilmu politik UIN Syarif Hidayatullah, lebih lanjut menjelaskan mengapa oligarki dapat semakin menguasai lembaga legislatif alias parlemen. Ini terjadi karena semakin banyak pebisnis yang masuk ke parlemen—disebut juga politikus berlatar belakang pengusaha (&lt;a href="https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/14672715.2024.2334069#abstract"&gt;&lt;em&gt;business politicians&lt;/em&gt;&lt;/a&gt;).&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Mengapa semakin banyak &lt;em&gt;business politicians&lt;/em&gt;? Karena hanya merekalah yang mampu membiayai ongkos politik yang makin mencekik.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;“Tahun 2014 sampai 2019 hanya 48% politikus yang punya latar belakang pengusaha, kemudian naik menjadi 55% di 2019 sampai 2024, dan terakhir 61%,” kata Burhanuddin.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Akibat biaya kampanye politik yang semakin mahal, politikus dengan latar belakang akademisi akan kalah dalam pertarungan politik yang dikuasai &lt;a href="https://library.oapen.org/bitstream/handle/20.500.12657/23181/1/1006972.pdf"&gt;praktik politik uang&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Politik uang umumnya dilakukan dengan cara pembelian suara (&lt;em&gt;vote buying&lt;/em&gt;) yaitu politikus memberi uang pada masyarakat agar mereka dipilih. Setelah mempelajari Pemilu 2019, Burhanuddin mendapati politik uang telah menjadi “&lt;a href="https://jurnal.kpk.go.id/index.php/integritas/article/download/413/72/1313"&gt;praktik normal baru&lt;/a&gt;” dalam pemilu Indonesia.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Memang tidak bisa dibuktikan apakah penerima uang memilih sesuai dengan kandidat yang memberi uang. Namun, politik uang tetap berdampak ke pemilu. Ditemukan bahwa sejumlah 10,2% penerima dana memilih kandidat yang memberikan duit.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Besaran itu sekilas terlihat kecil. Namun, teori &lt;em&gt;margin victory&lt;/em&gt; merumuskan bahwa hanya butuh 1,6% untuk seorang kandidat mengalahkan teman satu partainya. Ini karena pertarungan calon legislatif sangat ketat.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Makin besar pertarungan di suatu daerah pemilihan (dapil), semakin ketat juga persaingan antarcalon. Saking ketatnya, nasib seorang politikus bisa ditentukan oleh perbedaan beberapa suara saja.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Maka dari itu, meski politik uang secara statistik dampaknya kecil ke suara, beberapa suara itu sudah cukup menentukan takdir politikus.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Tidak hanya politik uang, peluang politikus pebisnis masuk parlemen juga makin besar karena mereka menjadi anak emas partai politik. Mereka diprioritaskan karena mereka merupakan sumber keuangan partai politik.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;“Menghidupi partai itu mahal, politikus ‘duafa’ akan sulit meningkat karier politiknya,” kata Burhanuddin.&lt;/p&gt;&lt;img src="https://counter.theconversation.com/content/250970/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" /&gt; </content> <summary>Demokrasi di Indonesia tidak semerta-merta membaik setelah Orde Baru karena adanya ‘negara bayangan’.</summary> <author> <name>Kezia Kevina Harmoko, Editor</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/id/team"/> </author> <author> <name>Nurul Fitri Ramadhani, Politics + Society Editor, The Conversation Indonesia</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/id/team#nurul-fitri-ramadhani"/> </author> <author> <name>Robby Irfany Maqoma, Environment Editor</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/id/team#robby-irfany-maqoma"/> </author> <rights>Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.</rights> </entry> <entry> <id>tag:theconversation.com,2011:article/252288</id> <published>2025-03-14T09:42:26Z</published> <updated>2025-03-14T09:42:26Z</updated> <link rel="alternate" type="text/html" href="https://theconversation.com/dilema-organisasi-masyarakat-sipil-pejuang-aspirasi-publik-terlilit-masalah-pendanaan-252288"/> <title>Dilema organisasi masyarakat sipil: Pejuang aspirasi publik, terlilit masalah pendanaan</title> <content type="html">&lt;figure&gt;&lt;img src="https://images.theconversation.com/files/655294/original/file-20250314-56-v16kmq.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;rect=26%2C8%2C5964%2C3979&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=496&amp;amp;fit=clip" /&gt;&lt;figcaption&gt;&lt;span class="caption"&gt;Ilustrasi mekanisme &amp;#39;grant funding&amp;#39; sebagai salah satu skema pendanaan untuk organisasi masyarakat sipil.&lt;/span&gt; &lt;span class="attribution"&gt;&lt;a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/grants-funding-concept-charitable-contributions-given-2574426045"&gt;A9 STUDIO/Shutterstock&lt;/a&gt;&lt;/span&gt;&lt;/figcaption&gt;&lt;/figure&gt;&lt;p&gt;Sejarah mencatat organisasi masyarakat sipil (OMS) berperan besar di Indonesia bahkan sejak dalam proses pembentukan negara. Dalam risalah Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) sedikitnya terdapat &lt;a href="https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/cdj/article/view/21278/15138"&gt;50 OMS yang terlibat&lt;/a&gt;, misalnya ada Boedi Oetomo (1908), Sarekat Dagang Islam (1911), Muhammadiyah (1912), Nahdlatul Ulama (1926), Sumpah Pemuda (1928), Indonesia Muda (1931), dan lain-lain.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;a href="https://penabulufoundation.org/wp-content/uploads/Indeks-Keberlanjutan-Organisasi-Masyarakat-Sipil-Indonesia-2023.pdf"&gt;Peran OMS di Indonesia&lt;/a&gt; mencakup berbagai aspek, mulai dari memperjuangkan hak asasi manusia dan hak sipil—khususnya bagi kelompok rentan, hingga mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan. OMS juga berperan penting dalam &lt;a href="https://www.civicus.org/documents/reports-and-publications/SOCS/2020/SOCS2020_Executive_Summary_en.pdf"&gt;menangani krisis&lt;/a&gt; dan menyokong &lt;a href="http://ekonomis.unbari.ac.id/index.php/ojsekonomis/article/view/1492/565"&gt;proses pembangunan berkelanjutan di Indonesia&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;OMS juga lebih efektif dalam merespons isu sosial karena mereka sudah berfokus pada isu-isu kemanusiaan dan keadilan. Lain halnya pemerintah yang terkadang lambat beraksi karena struktur birokrasi dan administrasi yang kaku.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sayangnya, pelaksanaan peran penting OMS kerap tersandung masalah pendanaan. &lt;a href="https://ugm.ac.id/id/berita/minim-sumber-pembiayaan-jumlah-organisasi-masyarakat-sipil-di-indonesia-menurun-drastis/"&gt;Sejauh ini,&lt;/a&gt;, mayoritas OMS di Indonesia bergantung pada donor (terutama dari luar negeri) ketimbang mendapatkan dukungan dari pemerintah. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pendanaan internasional bagi OMS &lt;a href="https://anantafund.org/article/tantangan-dan-peluang-organisasi-masyarakat-sipil-di-indonesia/"&gt;semakin berkurang&lt;/a&gt; setelah Indonesia bergabung dalam G20 pada dan masuk kategori negara berpendapatan menengah-atas pada 2008. Situasi ini amat memengaruhi OMS, apalagi &lt;a href="https://co-evolve.id/keberlanjutan-pendanaan-organisasi-masyarakat-sipil-di-daerah/"&gt;di tingkat lokal&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Minimnya pendanaan dari pemerintah&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Berdasarkan &lt;a href="https://penabulufoundation.org/wp-content/uploads/Indeks-Keberlanjutan-Organisasi-Masyarakat-Sipil-Indonesia-2023.pdf"&gt;laporan The Civil Society Organization Sustainability Index (CSOSI)&lt;/a&gt;, indeks kemampuan finansial OMS Indonesia dalam dua tahun terakhir (2023-2024) masih berkembang tapi cenderung terhambat. Jumlah OMS yang mencapai 300 ribu pada masa reformasi, kini &lt;a href="https://ugm.ac.id/id/berita/minim-sumber-pembiayaan-jumlah-organisasi-masyarakat-sipil-di-indonesia-menurun-drastis/"&gt;menurun drastis&lt;/a&gt; menjadi kurang dari 8 ribu organisasi akibat minimnya dukungan pemerintah dan donor internasional.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;a href="https://www.madani-indonesia.org/wp-content/uploads/2022/08/USAID-Programatic-Study_IKa-final_bahasa.pdf"&gt;Masalah utama&lt;/a&gt; sumber daya dan diversifikasi pendanaan OMS tak hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga di seluruh dunia. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Di sisi lain, ketergantungan pada donor internasional membuat &lt;a href="http://journal-old.unhas.ac.id/index.php/fs/article/view/19125/8293"&gt;akuntabilitas OMS di Indonesia meningkat&lt;/a&gt;. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh tuntutan donor untuk membuat pelaporan yang lebih transparan dan bisa dipertanggungjawabkan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Untuk &lt;a href="https://www.ksi-indonesia.org/id/wawasan/detail/2498-swakelola-tipe-iii-ciptakan-kolaborasi-berkelanjutan-antara-pemerintah-dan-ormas"&gt;pendanaan OMS dari pemerintah&lt;/a&gt;, pengelolaannya mengikuti &lt;a href="https://peraturan.bpk.go.id/Details/161828/perpres-no-12-tahun-2021"&gt;mekanisme khusus bernama Swakelola Tipe 3&lt;/a&gt;. Sejauh ini, jumlah pendanaan untuk OMS dari &lt;a href="https://penabulufoundation.org/wp-content/uploads/Indeks-Keberlanjutan-Organisasi-Masyarakat-Sipil-Indonesia-2023.pdf"&gt;mekanisme ini&lt;/a&gt; masih sangat kecil. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pengalaman tahun 2023 juga menunjukkan &lt;a href="https://penabulufoundation.org/wp-content/uploads/Indeks-Keberlanjutan-Organisasi-Masyarakat-Sipil-Indonesia-2023.pdf"&gt;banyak kesalahan pelabelan&lt;/a&gt; dalam paket Swakelola Tipe 3. Beberapa paket yang seharusnya ditujukan untuk OMS justru mencakup proyek konstruksi, operasional pemerintah, pengadaan barang, hibah, dan jasa pihak ketiga.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;OMS juga merasa kesulitan mengakses Swakelola Tipe 3. Ini terjadi karena mereka kesulitan mengakses informasi dan tidak memenuhi syarat untuk menjadi penerima dana.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Berdasarkan penelitian USAID-MADANI terhadap 437 OMS di Indonesia, sumber pendanaan dari pemerintah &lt;a href="https://www.madani-indonesia.org/wp-content/uploads/2022/08/USAID-Programatic-Study_IKa-final_bahasa.pdf"&gt;hanya mencapai 21%&lt;/a&gt;. Sementara itu, mayoritas pendanaan berasal dari internal organisasi, yaitu sebanyak 46%. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sebanyak 52% OMS yang diteliti menyampaikan bahwa kebijakan pemerintah &lt;a href="https://www.madani-indonesia.org/wp-content/uploads/2022/08/USAID-Programatic-Study_IKa-final_bahasa.pdf"&gt;tidak memberikan dukungan yang memadai atau tidak mendukung&lt;/a&gt; pemberdayaan OMS sama sekali, terutama terkait pendanaan. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Alasan mereka antara lain pemerintah tidak mendukung program OMS, akses terhadap pendanaan terbatas dan syaratnya rumit, dan pemerintah tidak mendukung penguatan OMS secara keseluruhan. Meski demikian, yang menarik adalah sebanyak 58% OMS telah berkolaborasi dengan pemerintah daerah.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Lemahnya komitmen pemerintah untuk memberikan anggaran pada sektor yang ditangani oleh OMS dapat dilihat pada penanganan HIV/AIDS dalam kerangka Target Three Zero 2030. Pada tahun 2021, pemerintah &lt;a href="https://linklsm.id/berita/target-three-zero-2030-versus-dukungan-minim-anggaran-hiv-aids-di-daerah#/"&gt;Medan, Surabaya, Makassar, Sorong, dan Jayapura&lt;/a&gt; tidak menganggarkan dana untuk program ini. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kondisi ini menggambarkan bahwa pendanaan dari kas negara minim bukan karena anggaran tak memadai, melainkan karena pemerintah tidak menjadikan bantuan dana OMS sebagai prioritas.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Minimnya pendanaan tidak hanya memengaruhi operasional organisasi tetapi juga pada para anggota dan aktivis yang terlibat di dalamnya. OMS kerap kepayahan dalam mempertahankan pekerja yang kompeten karena &lt;a href="https://infid.org/wp-content/uploads/2024/07/Bunga-Rampai_-Mengkaji-Aksesi-Indonesia-Menuju-OECD-dalam-Perspektif-Masyarakat-Sipil-NAME.pdf"&gt;keterbatasan anggaran&lt;/a&gt; untuk memberikan gaji yang stabil. Situasi ini mengancam pengembangan organisasi dan keberlanjutan program-programnya.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sebagai salah satu upaya yang dilakukan untuk mengatasi minimnya pendanaan dari pemerintah, lahirlah inisiatif bernama &lt;a href="https://anantafund.org/article/tantangan-dan-peluang-organisasi-masyarakat-sipil-di-indonesia/"&gt;Ananta Fund&lt;/a&gt; pada 2022. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Ananta Fund merupakan forum kolaborasi untuk membuka peluang kerja sama penyedia dana dari berbagai sektor, mulai dari organisasi bilateral, multilateral, filantropi, dan perusahaan. Inisiatif ini berupaya meningkatkan jumlah dana abadi Ananta Fund serta pendanaan langsung untuk program penguatan OMS.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Dukungan wajib dari pemerintah&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Kesejahteraan OMS, baik secara organisasi maupun individu, sangat bergantung pada pendanaan. Sayangnya, akses terhadap sumber dana, terutama dari pemerintah, juga sangat terbatas.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sebagai gantinya, OMS mencoba diversifikasi donor agar tidak bergantung dari satu sumber dana. Sebagai contoh, mereka mencari pendanaan dari &lt;a href="https://penabulufoundation.org/wp-content/uploads/Indeks-Keberlanjutan-Organisasi-Masyarakat-Sipil-Indonesia-2023.pdf"&gt;CSR (tanggung jawab sosial perusahaan) maupun platform urun dana atau &lt;em&gt;crowdfunding&lt;/em&gt; seperti Kitabisa.com&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Melihat situasi tersebut, pemerintah seharusnya lebih peka dan mengakui peran OMS dengan memberikan dana yang memadai. Pemerintah perlu mendefinisikan peran OMS sebagai mitra strategis dalam membantu masyarakat dan mengakui peran penting mereka dalam perubahan sosial.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Selain itu, keterbukaan pemerintah dan peluang kerja sama yang lebih luas untuk OMS akan membantu menopang keberlanjutan OMS dalam menggaungkan aspirasi publik dan merealisasikannya dalam bentuk pembangunan.&lt;/p&gt; &lt;hr&gt; &lt;p&gt;&lt;em&gt;Artikel ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Indonesia Civil Society Forum (ICSF) 2024.&lt;/em&gt;&lt;/p&gt;&lt;img src="https://counter.theconversation.com/content/252288/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" /&gt; &lt;p class="fine-print"&gt;&lt;em&gt;&lt;span&gt;Masitoh Nur Rohma tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.&lt;/span&gt;&lt;/em&gt;&lt;/p&gt;</content> <summary>Di tengah peran penting sebagai pejuang hak-hak publik, OMS dihadapkan pada masalah pendanaan. Pemerintah seharusnya lebih peka dengan pemberian dana yang memadai.</summary> <author> <name>Masitoh Nur Rohma, Assistant Professor in International Relations, Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/profiles/masitoh-nur-rohma-721701"/> </author> <rights>Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.</rights> </entry> <entry> <id>tag:theconversation.com,2011:article/251966</id> <published>2025-03-14T02:16:29Z</published> <updated>2025-03-14T02:16:29Z</updated> <link rel="alternate" type="text/html" href="https://theconversation.com/jangan-tanya-kapan-menikah-dan-punya-anak-hindari-pertanyaan-tak-berempati-saat-kumpul-keluarga-251966"/> <title>Jangan tanya kapan menikah dan punya anak–hindari pertanyaan tak berempati saat kumpul keluarga</title> <content type="html">&lt;figure&gt;&lt;img src="https://images.theconversation.com/files/655284/original/file-20250314-56-xyrfqo.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;rect=65%2C32%2C5398%2C3604&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=496&amp;amp;fit=clip" /&gt;&lt;figcaption&gt;&lt;span class="caption"&gt;Ilustrasi kumpul kerabat saat lebaran.&lt;/span&gt; &lt;span class="attribution"&gt;&lt;a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/muslim-family-ramadan-gathering-iftar-home-1394549879"&gt;pujislab/Shutterstock&lt;/a&gt;&lt;/span&gt;&lt;/figcaption&gt;&lt;/figure&gt;&lt;p&gt;Momen di bulan Ramadan, terutama saat buka bersama, dan kumpul keluarga saat lebaran seharusnya menjadi momen yang bisa digunakan untuk mengenang kembali memori baik di masa lalu atau bersilaturahmi untuk bisa mengenal keluarga yang jarang ditemui. Dengan menjalin silaturahmi, kita bisa pula mempererat koneksi.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sayangnya, di Indonesia, kini makin umum fenomena di mana perantau, termasuk diaspora, &lt;a href="https://www.idntimes.com/life/inspiration/fauzan-fadhilah/alasan-tidak-mudik-c1c2"&gt;enggan pulang kampung&lt;/a&gt; ketika lebaran. Alasannya beragam, mulai dari biaya transportasi yang mahal hingga tidak mau bertemu keluarga besar.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;a href="https://link.springer.com/article/10.1007/s10823-023-09491-5"&gt;Riset kami di Selandia Baru&lt;/a&gt;, sejak tahun 2019, menunjukkan bahwa faktor terbesar penyebab mereka tidak mau berkumpul bersama keluarga adalah menjamurnya pertanyaan basa-basi. Ini mencakup pertanyaan seperti “&lt;a href="https://theconversation.com/do-you-have-children-how-common-greetings-in-asian-communities-can-feel-loaded-with-stigma-for-women-192015"&gt;kapan punya anak?&lt;/a&gt;”, “kapan menikah?”, dan “kapan lulus kuliah?” yang berujung pada diskriminasi struktural dan bentuk pengucilan di Indonesia.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Basa-basi memang sudah menjadi bagian budaya Indonesia, karena memang tujuannya bukan sesuatu yang buruk dan dimaksudkan untuk bertanya hal-hal ringan. Namun, peserta penelitian kami mengungkapkan bahwa pertanyaan basa-basi yang mungkin datang dari maksud baik, sering kali membuat mereka merasa terkucil daripada merasa dirangkul dan merayakan kebersamaan. &lt;/p&gt; &lt;hr&gt; &lt;p&gt; &lt;em&gt; &lt;strong&gt; Baca juga: &lt;a href="https://theconversation.com/seni-berbasa-basi-supaya-tetap-relevan-dengan-perbedaan-budaya-dan-perubahan-zaman-246891"&gt;Seni berbasa-basi supaya tetap relevan dengan perbedaan budaya dan perubahan zaman&lt;/a&gt; &lt;/strong&gt; &lt;/em&gt; &lt;/p&gt; &lt;hr&gt; &lt;h2&gt;Basa-basi yang menyakiti&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Peserta penelitian kami berjumlah 23 orang yang berasal dari Asia Tenggara dan Asia Selatan, termasuk dari Indonesia. Mayoritas negara asal mereka adalah negara &lt;a href="https://www.newmandala.org/apa-yang-mendorong-perubahan-moral-indonesia/"&gt;heteronormatif&lt;/a&gt;, &lt;a href="https://link.springer.com/article/10.1007/s10823-023-09491-5"&gt;di mana menikah dan punya anak adalah sebuah konsensus sosial&lt;/a&gt;. Ini termasuk Indonesia.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Ada faktor kenormalan yang diasumsikan bahwa semua orang dianggap memiliki nilai-nilai hidup dan pengalaman yang sama, yaitu, setelah mencapai usia tertentu, diharapkan secara sosial sudah menikah, lalu mempunyai anak.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;a href="https://www.sciencedirect.com/topics/psychology/collectivistic-culture"&gt;Kolektivisme yang dianut oleh kebanyakan orang Asia&lt;/a&gt;, termasuk Asia Tenggara, dapat menjadi tolak ukur di sini. Kebebasan atau pilihan individu seakan tidak terlihat. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Beberapa peserta penelitian kami yang merupakan diaspora mengakui bahwa mereka enggan untuk pulang kampung, termasuk untuk liburan, atau bertemu dengan keluarga besar mereka. Mereka mengatakan bahwa liburan ke kampung halaman yang sudah mereka rencanakan dengan baik, seringkali menjadi pengalaman yang tidak mengenakan. Salah satunya alasannya karena mereka sering mendapatkan pertanyaan, “sudah/kapan punya anak?” atau “putranya sudah berapa?”. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Salah satu informan kami, Sari (usia akhir 30 tahunan) dan suaminya, contohnya, mengaku trauma. Mereka telah menikah beberapa tahun tapi belum memiliki anak meski sudah melakukan banyak cara, termasuk medis, untuk mendapatkan keturunan. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pertanyaan tersebut memang tidak memiliki maksud buruk, hanya basa-basi, tetapi akhirnya membangkitkan kesedihan dalam dirinya. Dengan pertanyaan ini, Sari seperti diingatkan kembali segala pengorbanan dan kesakitan, baik fisik maupun psikologis- yang ia alami saat proses IVF (bayi tabung) demi mendapatkan buah hati.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Belum lagi, ada pula pertanyaan atau komentar lain yang dimaksud sebagai candaan, namun dapat membuat orang lain tersinggung, karena bersifat pribadi dan instrusif seperti dengan mempertanyakan sebab musabab mengapa mereka susah diberikan keturunan atau mempertanyakan kejantanan suami/pasangan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Acara reuni dan kumpul keluarga yang awalnya diharapkan sebagai ajang untuk bertemu kangen dan bertukar cerita seringkali meninggalkan dampak psikologis lebih dalam bagi sebagian orang.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Mencoba lebih berempati&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Mengingat perayaan Idul Fitri dan acara buka bersama menjadi ajang untuk berkumpul dan bersilaturahmi, sebaiknya kita sebagai individu bisa mengedepankan empati sebelum mengajukan pertanyaan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sebelum bertanya, kita hendaknya menilai dari sisi orang yang kita tanyai. Sehingga, kita bisa lebih sensitif dan memikirkan apakah pertanyaan tersebut berpotensi membuka tabir kepedihan, pengalaman tidak menyenangkan, ketidaknyamanan atau kesakitan yang mereka pernah alami.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Alih-alih menanyakan hal-hal yang mungkin buat kita adalah “hal ringan”, berhentilah sebentar dan berpikir, “jika saya menanyakan hal ini, apakah akan membuat orang lain tidak nyaman?”, “apakah pertanyaan ini penting untuk ditanyakan?” atau, “jika saya berada di posisi dia, dan menerima pertanyaan ini, bagaimana perasaan saya, apakah saya akan merasa sedih, terluka, tersisih dan terkucilkan?” &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kita bisa mengganti pertanyaan basa-basi nirempati dengan yang lebih terbuka dan memang bermaksud untuk mengenal orang lain lebih baik dan tulus, bukan untuk sekedar memuaskan rasa keingintahuan kita (kepo). Misalnya, “sudah lama tidak bertemu ya, bagaimana keadaanmu akhir-akhir ini?”, “sudah lama kita tidak berjumpa, apa hal-hal baru darimu yang ingin dibagikan atau ceritakan?” atau, “ada hal baru apa yang berbeda sejak pertemuan kita beberapa waktu lalu?” atau pertanyaan lainnya yang bersifat serupa.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Karena bersifat terbuka, pertanyaan tersebut bisa memberikan ruang untuk orang lain bercerita. Kita tidak perlu mendikte topiknya, apalagi jika pertanyaan itu sifatnya justru ingin “menakar” keadaan sosial dan ekonomi orang lain. Lebih baik kita mencoba membuka ruang bagi orang di hadapan kita untuk menentukan apa yang mereka ingin bagikan (atau tidak ceritakan) kepada kita.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Yang kita perlu ingat adalah tujuan dari silaturahmi dan reuni adalah seyogyanya untuk menyambung (kembali) hubungan yang baik dan tulus, bukan hanya sekedar kepo atas pencapaian atau hal-hal yang orang lain miliki atau tidak miliki.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Di bulan Ramadan yang baik ini baiknya kita lebih berefleksi dan mulai mengedukasi diri kita dengan nilai-nilai empati terhadap pandangan hidup dan keadaan orang lain yang mungkin berbeda dari kita.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Upayakan untuk lebih mawas diri, bijaksana dan tidak menghakimi saat berhadapan dengan orang lain, dan hindari pertanyaan yang bisa menyudutkan keluarga dan kerabat kita, yang dampaknya malah berkebalikan dari tujuan silaturahmi dan reuni itu sendiri.&lt;/p&gt;&lt;img src="https://counter.theconversation.com/content/251966/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" /&gt; &lt;p class="fine-print"&gt;&lt;em&gt;&lt;span&gt;The study, that has inspired this part of the article, has received the Royal Society Te Aparangi Marsden Funds, with Sharyn Graham Davies as the Principle Investigator, and Nelly Martin-Anatias as the Lead researcher for the Asian and Muslim communities in Aotearoa New Zealand. Nelly Martin-Anatias does not work for, consult, own shares in or receive funding from any company or organisation that would benefit from this article, and has disclosed no relevant affiliations beyond their academic appointment.&lt;/span&gt;&lt;/em&gt;&lt;/p&gt;&lt;p class="fine-print"&gt;&lt;em&gt;&lt;span&gt;Sharyn Graham Davies tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.&lt;/span&gt;&lt;/em&gt;&lt;/p&gt;</content> <summary>Pertanyaan basa-basi mungkin datang dari maksud baik, namun sering kali membuat orang merasa terkucil.</summary> <author> <name>Nelly Martin-Anatias, Lecturer of Academic English at Massey University College, Te Kunenga ki Pūrehuroa – Massey University</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/profiles/nelly-martin-anatias-400777"/> </author> <author> <name>Sharyn Graham Davies, Director, Herb Feith Indonesian Engagement Centre, Monash University</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/profiles/sharyn-graham-davies-273476"/> </author> <rights>Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.</rights> </entry> <entry> <id>tag:theconversation.com,2011:article/252032</id> <published>2025-03-13T15:26:31Z</published> <updated>2025-03-13T15:26:31Z</updated> <link rel="alternate" type="text/html" href="https://theconversation.com/subur-praktik-pungli-di-tanah-pertiwi-252032"/> <title>Subur praktik pungli di tanah pertiwi</title> <content type="html">&lt;p&gt;Pungutan liar atau pungli sudah lekat dan mungkin sudah ‘dimaklumi’ dalam keseharian masyarakat Indonesia. Mulai dari hal kecil, misalnya, kita sudah akrab dengan aktivitas &lt;a href="https://otomotif.kompas.com/read/2024/04/21/115148515/ramai-soal-tukang-parkir-lebih-cocok-disebut-pungli-karena-pemerasan"&gt;juru parkir liar&lt;/a&gt; yang meminta ‘jatah’ kepada konsumen maupun pelaku usaha. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Di level lebih tinggi, pungli melibatkan oknum organisasi kemasyarakatan (ormas) hingga pejabat publik. Jika terus dibiarkan, praktik ini tidak hanya merugikan konsumen, tapi juga memengaruhi &lt;a href="https://www.merdeka.com/uang/indonesia-negara-ke-8-ekonomi-terbesar-dunia-tapi-pungli-merajalela-cerminan-masyarakat-tak-sejahtera-296449-mvk.html?page=3"&gt;iklim bisnis secara keseluruhan&lt;/a&gt;. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Tidak sedikit pengusaha yang terpaksa gulung tikar akibat tingginya biaya operasional yang disebabkan oleh praktik ini. Bagaimana tidak, pungli ini sangat banyak macamnya, mulai dari pungutan iuran keamanan, pungutan dalam proyek konstruksi, pemaksaan penggunaan tenaga kerja, paksaan donasi, sampai dengan paksaan dalam acara perayaan hari besar seperti Tunjangan Hari Raya (THR).&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Penelitian soal praktik pungli pernah dilakukan oleh &lt;a href="https://policy.paramadina.ac.id/"&gt;Paramadina Public Policy Institute&lt;/a&gt; (PPPI) dengan pendanaan dari &lt;a href="https://www.cipe.org/"&gt;Center for International Private Enterprise&lt;/a&gt; (CIPE). Dalam laporan tertutup itu, ditemukan bahwa praktik korupsi dalam bentuk iuran di luar ketentuan resmi sering kali terjadi dalam konteks hubungan pihak swasta dan pemerintah. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pihak swasta menyampaikan, mereka kerap dipersulit dalam perizinan dan kegiatan operasional jika tidak memberi ‘jatah’. Oleh karena itu, bentuk iuran di luar ketentuan resmi pada akhirnya dianggap sebagai hal yang wajar untuk memuluskan usaha dalam iklim bisnis di Indonesia.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Praktik pungli berlapis yang telah meresahkan&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Praktik ini tentu akan sangat berdampak negatif apabila dibiarkan. &lt;a href="https://money.kompas.com/read/2025/02/14/070840926/investor-resah-ormas-ganggu-industri-bikin-rugi-besar-ekonomi-ri-pemerintah?page=all"&gt;Ketua Himpunan Kawasan Industri (HKI) menyatakan&lt;/a&gt; perilaku pungli sudah sampai mengganggu investor yang ingin masuk untuk berinvestasi di Indonesia. Ketua HKI bahkan mengungkapkan bahwa kegiatan pungli ini sudah sampai ke telinga Presiden dan Kementerian Investasi dan Hilirasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang meminta jaminan keamanan untuk melakukan investasi.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pada level ini, tentu kita sebagai masyarakat Indonesia harus marah dengan praktik pungli yang merajalela. Kegiatan pungli akan menjadi &lt;em&gt;cost&lt;/em&gt; tambahan dalam pencatatan laporan keuangan perusahaan dan ini tentu saja menjadi beban. Apabila tidak ditindak, ini akan berdampak pada aspek keuangan perusahaan, apalagi di tengah situasi geopolitik dan situasi ekonomi global yang semakin sulit saat ini. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Akibatnya akan merembet kemana-mana, bisa berdampak kepada penutupan lapangan pekerjaan yang ujungnya &lt;/p&gt; &lt;p&gt;. Bayangkan berapa banyak lapangan pekerjaan yang tertutup akibat praktik pungli yang terjadi di dalam negeri.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Berita terkait &lt;a href="https://www.rubicnews.com/berita/45314719417/kalah-dari-thailand-indonesia-tak-kebagian-investasi-tiktok-alasannya-kerap-hadapi-berbagai-pungutan-liar-dari-ormas#google_vignette"&gt;TikTok yang batal melakukan investasi di Indonesia&lt;/a&gt; karena pungli menjadi tamparan keras buat kita. Ini memperjelas bahwa iklim investasi kita sedang tidak baik-baik saja, kontra dengan fakta Indonesia sebagai negara yang masuk dalam peringkat &lt;a href="https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20250113133719-532-1186584/daftar-10-negara-ekonomi-terbesar-2025-indonesia-peringkat-berapa"&gt;20 negara dengan tingkat &lt;em&gt;gross domestic bruto&lt;/em&gt; (GDP) terbesar di dunia&lt;/a&gt;. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Yang lebih menyedihkan, aktivitas pungli ibarat tidak mengenal golongan dan instansi. Belum lama ini, &lt;a href="https://news.detik.com/berita/d-7685524/15-eks-pegawai-rutan-kpk-terlibat-pungli-divonis-4-5-tahun-penjara"&gt;15 bekas pegawai Rutan Komisi Pemberantasan Korupsi&lt;/a&gt; divonis kasus pungli. Hal yang sangat ironis mengingat KPK adalah lembaga antirasuah.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Secara komprehensif, tingkat ‘kesehatan ekonomi’ suatu negara tidak bisa hanya diukur dari besaran angka GDP semata. Aksi pungli yang masif seperti di Indonesia mengindikasikan bahwa pungli memiliki porsi terhadap ketimpangan ekonomi yang tidak dapat dinikmati oleh masyarakat Indonesia secara keseluruhan.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;“Ikan busuk dimulai dari kepalanya”&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Pernyataan presiden Prabowo Subianto terkait “Ikan busuk dimulai dari kepalanya” memberikan angin segar kepada penggiat anti korupsi di Indonesia. Ini menandakan bahwa kepala tertinggi pemerintahan di negeri ini sudah memiliki kesadaran atas apa yang terjadi terkait praktik korupsi di Indonesia. Solusi terkait permasalahan pungli harus dimulai dari inisatif pemerintah sebagai ‘kepala’ pemerintahan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pungli, yang dalam bahasa Inggris yakni &lt;em&gt;extortion&lt;/em&gt;. Artinya, menurut Oxford Dictionary adalah praktik memperoleh sesuatu, terutama uang, melalui kekerasan atau ancaman. Sementara korupsi secara definisi dari &lt;a href="https://www.worldbank.org/en/news/factsheet/2020/02/19/anticorruption-fact-sheet"&gt;World Bank&lt;/a&gt; adalah penyalahgunaan jabatan publik untuk keuntungan pribadi, mencakup berbagai perilaku, dari penyuapan hingga pencurian dana publik. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Walaupun secara definisi literatur korupsi hanya dalam ranah publik dan pejabat pemerintah, tapi studi lainya mengemukakan bahwa korupsi juga masuk dalam ranah &lt;a href="https://academic.oup.com/bjc/article-abstract/45/6/793/468414?login=false"&gt;perusahaan swasta&lt;/a&gt;. Menurut &lt;a href="https://www.cmi.no/publications/1040-political-corruption"&gt;Amundsen&lt;/a&gt;, bentuk bentuk korupsi mencakup penyuapan, penggelapan, penipuan dan pemerasan. Jadi, pungli termasuk salah satu bentuk kegiatan korupsi.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Ada beberapa rekomendasi untuk membasmi praktik ini. Solusi pertama adalah dengan menghilangkan praktik ‘ternak’ oknum ormas untuk kegiatan pemerintah. Saat ini oknum ormas kerap dijadikan alat politik praktis oknum pejabat publik. Tidak sedikit oknum pejabat publik yang meminta bantuan dari oknum ormas setempat untuk mendulang suara. Keterlibatan oknum ormas dalam praktik politik praktis menjadikan mereka semakin kuat karena memiliki ‘perlindungan’ dari pejabat publik terpilih.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Solusi selanjutnya adalah untuk menerapkan &lt;em&gt;single window policy&lt;/em&gt;, yaitu sebuah sistem terintegrasi yang memungkinkan pelaku usaha, pemerintah, dan pihak terkait lainnya untuk mengakses, mengelola, serta menyelesaikan proses administrasi perdagangan dan perizinan melalui pemanfaatan teknologi. Kebijakan ini akan memperkuat faktor transparansi dalam iklim bisnis dalam negeri.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Tantangan dalam membersihkan pungli&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Kemudahan dalam proses berbisnis di Indonesia ini dapat berdampak pada penyederhanaan birokrasi sehingga akan lebih banyak investor yang masuk, baik domestik maupun asing. Ini tentu akan sejalan dengan kebijakan Presiden Prabowo terkait efisiensi dalam lembaga negara. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Namun penerapan kebijakan ini juga menghadapi beberapa tantangan seperti kesiapan infrastruktur digital dan keamanan data, serta komitmen dari pemerintah itu sendiri dan edukasi kepada pelaku usaha dan pegawai pemerintah yang terkait. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Selain itu, dari pemerintah harus melakukan penguatan praktik hukum. Aparat penegak hukum harus meningkatkan pengawasan dan menindak tegas praktik pungli yang ada di masyarakat. Aparat penegak hukum harus memiliki independensi dalam menerapkan praktik hukum yang ada di negeri ini. Jangan sampai hukum di negeri ini kalah dengan praktik pungli yang ada di negeri ini.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Keterlibatan masyarakat juga perlu diikutkan dalam memecahkan masalah bersama ini. Jangan sampai organisasi masyarakat secara umum dibuat jelek dengan perilaku oknum tertentu. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kita butuh pendekatan holistik dalam memecahkan masalah ini. Perlu ada sosialisasi dan edukasi terhadap organisasi masyarakat yang terdaftar di pemerintah dan masyarakat secara keseluruhan terhadap praktik pungli. Harapannya, dengan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, akan mengurangi bahkan memberantas praktik pungli di Indonesia.&lt;/p&gt;&lt;img src="https://counter.theconversation.com/content/252032/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" /&gt; &lt;p class="fine-print"&gt;&lt;em&gt;&lt;span&gt;Adrian Azhar Wijanarko terafiliasi dengan Paramadina Public Policy Institute.&lt;/span&gt;&lt;/em&gt;&lt;/p&gt;</content> <summary>Pungli memiliki efek domino lain seperti aspek ekonomi, keamanan, pendidikan, kesehatan sampai kesejahteraan masyarakat Indonesia</summary> <author> <name>Adrian Azhar Wijanarko, Ketua Program Studi Manajemen Universitas Paramadina, Paramadina University </name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/profiles/adrian-azhar-wijanarko-1329034"/> </author> <rights>Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.</rights> </entry> <entry> <id>tag:theconversation.com,2011:article/251609</id> <published>2025-03-13T06:01:03Z</published> <updated>2025-03-13T06:01:03Z</updated> <link rel="alternate" type="text/html" href="https://theconversation.com/kader-kesehatan-bantu-nakes-tolong-masyarakat-tapi-diupah-sangat-minim-bagian-2-251609"/> <title>Kader kesehatan: Bantu nakes tolong masyarakat, tapi diupah sangat minim (bagian 2)</title> <content type="html">&lt;p&gt;&lt;em&gt;Bagian pertama artikel &lt;strong&gt;Kader kesehatan: Bantu nakes tolong masyarakat, tapi diupah sangat minim&lt;/strong&gt; dapat diakses lewat &lt;a href="https://theconversation.com/kader-kesehatan-bantu-nakes-tolong-masyarakat-tapi-diupah-sangat-minim-bagian-1-249038"&gt;tautan ini&lt;/a&gt;&lt;/em&gt;&lt;/p&gt; &lt;hr&gt; &lt;p&gt;&lt;strong&gt;3. Bantu proses persalinan&lt;/strong&gt;&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kader kesehatan di Desa Bulo-Bulo, Sulawesi Selatan bahkan siap sedia membantu &lt;a href="https://scf.or.id/totalitas-dalam-pengabdian-kader-kesehatan-ini-menjangkau-masyarakat-tak-kenal-medan-dan-waktu/"&gt;proses persalinan&lt;/a&gt; dengan mendatangi langsung ibu hamil yang kondisinya tidak memungkinkan untuk melahirkan di puskesmas.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;strong&gt;4. Berikan pertolongan pertama&lt;/strong&gt;&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Ketika ada korban kecelakaan di wilayah kerja mereka, para kader juga selalu siap memberikan &lt;a href="https://scf.or.id/totalitas-dalam-pengabdian-kader-kesehatan-ini-menjangkau-masyarakat-tak-kenal-medan-dan-waktu/"&gt;pertolongan pertama&lt;/a&gt;. &lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Investasi jangka panjang dalam sistem kesehatan&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Kader kesehatan yang berasal dari komunitas setempat berperan penting dalam menghubungkan sistem kesehatan dengan masyarakat. Program kesehatan menjadi lebih mudah dipahami dan tepat sasaran karena para kader menggunakan bahasa daerah setempat. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Selain itu, &lt;a href="https://bmcpediatr.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12887-023-04486-0"&gt;faktor sosial dan budaya&lt;/a&gt; yang memengaruhi masalah kesehatan—seperti kekeliruan persepsi sejumlah ibu di &lt;a href="https://bmcpediatr.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12887-023-04486-0"&gt;Karangnyar, Jawa Tengah&lt;/a&gt; mengenai pemberian ASI, MPASI, dan imunisasi—dapat diintegrasikan melalui program pencegahan. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Di sejumlah daerah terpencil, peran kader sangat dibutuhkan masyarakat sehingga mereka bisa bekerja tanpa batasan waktu dengan komitmen sukarela. Sayangnya, upaya mereka sering kali terkendala oleh keterbatasan kompetensi, sarana, dan prasarana. Hak-hak para kader kesehatan juga belum diatur dengan jelas. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Padahal, kader kesehatan punya peran penting dalam upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM). Berdasarkan Undang-Undang (UU) Kesehatan Nomor 17 tahun 2023, kader kesehatan harus menguasai &lt;a href="https://cdn.cisdi.org/documents/fnm-Kader-Kesehatan---Factsheet-Peraturan-Turunan-UU-Kesehatanpdf-1700720036189-fnm.pdf"&gt;25 kompetensi dasar&lt;/a&gt; yang mencakup siklus hidup, seperti pengelolaan posyandu, pengetahuan soal kesehatan bayi dan balita, ibu hamil dan menyusui, remaja, hingga lansia. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Saat pandemi COVID-19, kader kesehatan bahkan dibutuhkan untuk membantu layanan kesehatan di masa krisis. Namun, penelitian Center for Indonesia Strategic Development Initiatives (CISDI) menemukan hanya &lt;a href="https://cdn.cisdi.org/documents/fnm-Kader-Kesehatan---Factsheet-Peraturan-Turunan-UU-Kesehatanpdf-1700720036189-fnm.pdf"&gt;57,45% puskesmas yang memberikan pelatihan&lt;/a&gt; untuk kader kesehatan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Gambaran ini menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia perlu serius memberikan pelatihan yang merata guna meningkatkan &lt;a href="https://cdn.cisdi.org/documents/fnm-Kader-Kesehatan---Factsheet-Peraturan-Turunan-UU-Kesehatanpdf-1700720036189-fnm.pdf"&gt;kompetensi para kader&lt;/a&gt;. Pemerintah juga perlu memberikan insentif yang layak—baik dalam segi finansial maupun nonfinansial—sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi mereka.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pemerintah perlu memandang kader kesehatan sebagai &lt;a href="https://cdn.cisdi.org/documents/fnm-Kader-Kesehatan---Factsheet-Peraturan-Turunan-UU-Kesehatanpdf-1700720036189-fnm.pdf"&gt;investasi jangka panjang&lt;/a&gt; dalam sistem kesehatan nasional, dengan melakukan sejumlah langkah berikut: &lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;strong&gt;1. Berikan pelatihan dan insentif nonfinansial&lt;/strong&gt;&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Jika ingin menciptakan kader kesehatan yang profesional dan kompeten, pemerintah perlu memberikan &lt;a href="https://cdn.cisdi.org/documents/fnm-Kader-Kesehatan---Factsheet-Peraturan-Turunan-UU-Kesehatanpdf-1700720036189-fnm.pdf"&gt;pelatihan kesehatan dasar&lt;/a&gt;, sebelum para kader diturunkan ke lapangan. Mereka harus diikutsertakan dalam program orientasi dan pelatihan yang sesuai.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pelatihan dibutuhkan agar kader bisa lebih efektif dalam menyebarkan pengetahuan kesehatan dan menjangkau masyarakat.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sayangnya, pelatihan yang diberikan masih kurang konsisten, tidak merata, dan tidak mencakup semua wilayah. Hal ini karena keterbatasan SDM lokal yang tidak memenuhi kriteria pemerintah maupun keterbatasan anggaran pemerintah daerah. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Selain pelatihan, berikan juga insentif nonfinansial, seperti piagam dan sertifikat sebagai bentuk pengakuan keterlibatan kader kesehatan dalam tata kelola kesehatan masyarakat. Penelitian di delapan kabupaten/kota Provinsi Jawa Barat membuktikan bahwa pemberian penghargaan menjadi &lt;a href="https://www.tandfonline.com/doi/epdf/10.2147/JMDH.S356736?needAccess=true"&gt;faktor ekternal yang memengaruhi motivasi&lt;/a&gt; kader kesehatan dalam melakukan pencegahan serta deteksi dini anak &lt;em&gt;stunting&lt;/em&gt; di lokasi kajian. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;strong&gt;2. Berikan upah yang layak&lt;/strong&gt;&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;a href="https://cdn.cisdi.org/documents/fnm-Kader-Kesehatan---Factsheet-Peraturan-Turunan-UU-Kesehatanpdf-1700720036189-fnm.pdf"&gt;Insentif kader&lt;/a&gt; kesehatan berasal dari APBN, APBD, dan dana desa sesuai kebijakan daerah. Besaran insentif ini bervariasi, tergantung kegiatan dan kompetensi kader di setiap daerah.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Contohnya, kader di Karangnyar setiap bulannya hanya diupah &lt;a href="https://solopos.espos.id/ketua-rt-hingga-kader-posyandu-di-karanganyar-dapat-insentif-jelang-lebaran-1895234"&gt;Rp50 ribu&lt;/a&gt;, sementara kader di Sragen, Jawa Tengah, hanya mendapatkan &lt;a href="https://radarsolo.jawapos.com/sragen/845015694/honor-kader-kesehatan-di-sragen-sangat-kecil-bupati-yuni-butuh-ratusan-juta-untuk-menaikkan"&gt;Rp25 ribu&lt;/a&gt;. Padahal, insentif yang layak seharusnya menjadi hak para kader setelah bertugas sesuai kompetensi yang ditetapkan Kemenkes.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Perlu ada regulasi insentif yang merata dan progresif berdasarkan kinerja para kader, &lt;a href="https://cdn.cisdi.org/documents/fnm-Kader-Kesehatan---Factsheet-Peraturan-Turunan-UU-Kesehatanpdf-1700720036189-fnm.pdf"&gt;seperti yang diterapkan di Kota Surabaya dan Provinsi NTB&lt;/a&gt;. Regulasi sejenis perlu diperluas ke daerah lain di Indonesia guna memotivasi kader kesehatan dalam bekerja.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;strong&gt;3. Jaring kader lebih muda&lt;/strong&gt;&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sebagai aset investasi jangka panjang dalam sistem kesehatan nasional, pemerintah perlu serius memikirkan regenerasi kader kesehatan. Kebanyakan kader berasal dari kalangan ibu rumah tangga ataupun pensiunan yang saat ini mulai memasuki usia lanjut.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pemerintah perlu memberikan insentif yang layak agar dapat menjaring kader lebih muda. Selain itu, dengan berkembangnya teknologi dan aplikasi kesehatan digital, diperlukan kader yang lebih melek teknologi untuk memperkuat upaya promotif dan preventif dalam layanan kesehatan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pemerintah perlu mempertimbangkan sejumlah langkah di atas agar bisa benar-benar mengoptimalkan aset investasi jangka panjang dalam sistem kesehatan nasional. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sebab, di tengah ketidakmerataan jumlah dan distribusi tenaga medis dan kesehatan, kader kesehatan adalah solusi yang menjanjikan dalam membantu pelayanan kesehatan dan meningkatkan kesadaran kesehatan masyarakat.&lt;/p&gt;&lt;img src="https://counter.theconversation.com/content/251609/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" /&gt; &lt;p class="fine-print"&gt;&lt;em&gt;&lt;span&gt;Yuly Astuti tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.&lt;/span&gt;&lt;/em&gt;&lt;/p&gt;</content> <summary>Kader kesehatan berperan penting dalam membantu pelayanan kesehatan masyarakat. Namun, pemerintah perlu tingkatkan kompetensi dan intensif mereka.</summary> <author> <name>Yuly Astuti, Peneliti, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/profiles/yuly-astuti-1396063"/> </author> <rights>Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.</rights> </entry> <entry> <id>tag:theconversation.com,2011:article/249038</id> <published>2025-03-13T06:01:01Z</published> <updated>2025-03-13T06:01:01Z</updated> <link rel="alternate" type="text/html" href="https://theconversation.com/kader-kesehatan-bantu-nakes-tolong-masyarakat-tapi-diupah-sangat-minim-bagian-1-249038"/> <title>Kader kesehatan: Bantu nakes tolong masyarakat, tapi diupah sangat minim (bagian 1)</title> <content type="html">&lt;p&gt;Kader kesehatan berperan penting dalam menjalankan program kesehatan di masyarakat, baik untuk agenda promotif (penyuluhan) maupun preventif (pencegahan). Mereka biasanya berasal dari masyarakat setempat yang bekerja sukarela atau dipilih oleh pemerintah desa untuk mendukung program kesehatan. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Tugas utama para kader, yaitu membantu pengelolaan rutin posyandu, seperti memantau tumbuh kembang anak, status gizi balita, imunisasi, hingga pemeriksaan kesehatan ibu hamil. Para kader juga aktif mengumpulkan data kesehatan dan mendukung rujukan pasien. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Lebih dari itu, &lt;a href="https://bmcpediatr.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12887-023-04486-0"&gt;penelitian kami yang dirilis tahun 2024&lt;/a&gt; menunjukkan peran kader sangat krusial dalam membantu tenaga medis dan kesehatan memberikan edukasi pencegahan penyakit serta meningkatkan kesadaran kesehatan masyarakat.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sayangnya, pemerintah belum memberikan apresiasi yang layak bagi kader kesehatan. Di Jawa Tengah, misalnya, kader hanya menerima insentif &lt;a href="https://solopos.espos.id/ketua-rt-hingga-kader-posyandu-di-karanganyar-dapat-insentif-jelang-lebaran-1895234"&gt;kurang dari Rp100 ribu per bulan&lt;/a&gt;, bahkan pembayarannya dilakukan 3-4 bulan sekali. Padahal, kader kesehatan di sejumlah daerah kecil dan terpinggirkan, bisa &lt;a href="https://scf.or.id/totalitas-dalam-pengabdian-kader-kesehatan-ini-menjangkau-masyarakat-tak-kenal-medan-dan-waktu/"&gt;bekerja siang dan malam&lt;/a&gt; demi melayani masyarakat.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Peran krusial kader kesehatan&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Peran kader sangat krusial di tengah ketimpangan jumlah maupun distribusi tenaga medis dan kesehatan yang belum bisa mengimbangi pesatnya pertumbuhan penduduk Indonesia. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada 2023, rasio dokter di Tanah Air hanya mencapai &lt;a href="https://www.kompas.id/baca/humaniora/2024/04/24/atasi-kekurangan-dokter-pendidikan-kedokteran-berbasis-rumah-sakit-akan-diperkuat"&gt;0,47 dokter untuk setiap 1.000 penduduk&lt;/a&gt;. Jumlah ini masih jauh dari target rasio dokter ideal yang ditetapkan oleh &lt;a href="https://www.who.int/data/gho/indicator-metadata-registry/imr-details/3107"&gt;Organisasi Kesehatan Dunia&lt;/a&gt; (WHO), yaitu satu dokter per 1.000 penduduk.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;a href="https://doi.org/10.1101/2024.03.31.24305126"&gt;Keterbatasan jumlah dokter&lt;/a&gt; paling banyak dialami daerah-daerah di luar Pulau Jawa, terutama daerah terpencil dan tertinggal. Beberapa provinsi yang masih &lt;a href="https://pusatkrisis.kemkes.go.id/__pub/files71827Salinan_Dokumen_Target_Rasio_Tenaga_Kesehatan.pdf"&gt;mengalami kekurangan dokter&lt;/a&gt;, antara lain Sulawesi Barat, Kalimantan Utara, dan Maluku Utara. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Bukan cuma itu, Indonesia juga kekurangan &lt;a href="https://pusatkrisis.kemkes.go.id/__pub/files71827Salinan_Dokumen_Target_Rasio_Tenaga_Kesehatan.pdf"&gt;jumlah bidan&lt;/a&gt;. Ini bahkan masih dirasakan fasilitas kesehatan di Pulau Jawa, khususnya di Banten, Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;a href="https://theconversation.com/menelisik-solusi-di-balik-peliknya-pemerataan-distribusi-dokter-di-indonesia-240209"&gt;Tidak meratanya distribusi tenaga medis dan kesehatan&lt;/a&gt; berdampak besar terhadap kualitas pelayanan, termasuk efektivitas program dan tindakan medis yang diberikan. Kekurangan tenaga medis dan kesehatan sering menyebabkan waktu tunggu panjang maupun pemeriksaan yang terbatas pada aspek fisik, tanpa disertai sesi tanya jawab atau &lt;a href="https://scholarhub.ui.ac.id/cgi/viewcontent.cgi?article=1120&amp;amp;context=ihpa"&gt;konseling dengan pasien&lt;/a&gt;. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Penelitian menunjukkan sesi konseling justru penting untuk &lt;a href="https://bmcpediatr.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12887-023-04486-0"&gt;menggali akar masalah kesehatan&lt;/a&gt;, menjadi sarana edukasi pencegahan, sekaligus upaya &lt;a href="https://he01.tci-thaijo.org/index.php/AIHD-MU/article/view/268267/182676"&gt;mengubah perilaku kesehatan pasien&lt;/a&gt;. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Karena itu, pemberdayaan kader dapat menjadi solusi dalam membantu tenaga medis dan kesehatan memberikan &lt;a href="https://he01.tci-thaijo.org/index.php/AIHD-MU/article/view/268267/182676"&gt;pelayanan yang lebih efektif dan merata&lt;/a&gt;. Peran krusial mereka antara lain:&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;strong&gt;1. Perbaiki perilaku kesehatan masyarakat&lt;/strong&gt;&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kader kesehatan berperan aktif dalam mengubah persepsi keliru dan meningkatkan pengetahuan kesehatan masyarakat. Contohnya di Karanganyar, Jawa Tengah, kader kesehatan yang &lt;a href="https://bmcpediatr.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12887-023-04486-0"&gt;kami wawancarai&lt;/a&gt; mengungkapkan bahwa kebiasaan ibu hamil dan menyusui setempat dalam memberikan makanan tradisional kepada bayi bisa meningkatkan risiko anak mengalami &lt;em&gt;stunting&lt;/em&gt; (kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi terus-menerus). &lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;a href="https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/memberi-makan-pada-bayi-kapan-apa-dan-bagaimana"&gt;Ikatan Dokter Anak Indonesia&lt;/a&gt; (IDAI) justru menganjurkan pemberian makan secara bertahap kepada bayi. Pada enam bulan pertama, bayi cukup menerima ASI saja. Setelah usia enam bulan hingga dua tahun, anak perlu mendapatkan &lt;a href="https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/memberi-makan-pada-bayi-kapan-apa-dan-bagaimana"&gt;makanan pendamping ASI&lt;/a&gt; (MPASI) guna memenuhi kebutuhan energi dan nutrisi mereka. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Alih-alih disuapi makanan tradisional, &lt;a href="https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/pemberian-makanan-pendamping-air-susu-ibu-mpasi?utm_source=newsletter&amp;amp;utm_medium=email&amp;amp;utm_campaign=idai-newsletter&amp;amp;utm_content=Booklet+Pemberian+Makanan+Pendamping+Air+Susu+Ibu+%28MPASI%29"&gt;MPASI&lt;/a&gt; harus diberikan dengan komposisi, jumlah, dan waktu yang tepat agar anak tidak mengalami kekurangan nutrisi yang berisiko mengganggu pertumbuhan dan perkembangannya.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Selain itu, berdasarkan &lt;a href="https://bmcpediatr.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12887-023-04486-0"&gt;temuan kami&lt;/a&gt;, masih banyak pandangan kesehatan masyarakat yang tidak tepat, seperti keyakinan bahwa konsumsi protein hewani selama hamil dan menyusui dapat membuat ASI berbau amis sehingga bayi enggan menyusu. Kemudian, masih ada ibu yang &lt;a href="https://bmcpediatr.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12887-023-04486-0"&gt;membuang kolostrum&lt;/a&gt; karena mengira ASI pertama setelah melahirkan ini sebagai susu basi yang dapat membahayakan bayi baru lahir. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Bahkan beberapa ibu di Karanganyar, &lt;a href="https://bmcpediatr.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12887-023-04486-0"&gt;menolak anak mereka diimunisasi&lt;/a&gt; karena beranggapan kegiatan ini dapat memicu demam, serta antibodi tubuh bisa terbentuk secara alami tanpa perlu imunisasi.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sederet &lt;a href="https://bmcpediatr.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12887-023-04486-0"&gt;pemahaman keliru ini&lt;/a&gt; sering terabaikan dalam program pencegahan &lt;em&gt;stunting&lt;/em&gt; maupun penyakit pada anak, khususnya yang berkaitan dengan aspek sosial dan budaya masyarakat. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Padahal, &lt;a href="https://he01.tci-thaijo.org/index.php/AIHD-MU/article/view/268267/182676"&gt;sebuah penelitian di empat Puskesmas di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara&lt;/a&gt;, mengungkapkan bahwa ibu yang dibimbing langsung dan diberikan jawaban spesifik oleh kader kesehatan selama dua bulan, lebih memahami urgensi pemberian ASI eksklusif, MPASI, dan pemantauan tumbuh kembang anak. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sebaliknya, ibu yang hanya menerima buku panduan tanpa pendampingan langsung, cenderung memiliki pemahaman dan perilaku kesehatan lebih rendah.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Penelitian lain di Magelang, Jawa Tengah bahkan mengungkapkan bahwa kader kesehatan bisa berperan lebih jauh sebagai &lt;a href="https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC11063463/pdf/jmdh-17-1857.pdf"&gt;motivator gerakan ASI eksklusif&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;strong&gt;2. Berikan skrining dan pengobatan gratis&lt;/strong&gt;&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kader kesehatan Desa Bulo-Bulo di Enrekang, Sulawesi Selatan, bahkan turut aktif melakukan &lt;a href="https://scf.or.id/totalitas-dalam-pengabdian-kader-kesehatan-ini-menjangkau-masyarakat-tak-kenal-medan-dan-waktu/"&gt;upaya jemput bola&lt;/a&gt; dengan memberikan pemeriksaan dan obat gratis kepada masyarakat yang kesulitan mengakses puskesmas pembantu (pustu) akibat kondisi &lt;a href="https://scf.or.id/totalitas-dalam-pengabdian-kader-kesehatan-ini-menjangkau-masyarakat-tak-kenal-medan-dan-waktu/"&gt;jalan yang licin dan jarak yang jauh&lt;/a&gt;. &lt;/p&gt; &lt;hr&gt; &lt;p&gt;&lt;em&gt;Bagian kedua artikel &lt;strong&gt;Kader kesehatan: Bantu nakes tolong masyarakat, tapi diupah sangat minim&lt;/strong&gt; dapat diakses lewat &lt;a href="https://theconversation.com/kader-kesehatan-bantu-nakes-tolong-masyarakat-tapi-diupah-sangat-minim-bagian-2-251609"&gt;tautan ini&lt;/a&gt;&lt;/em&gt;&lt;/p&gt;&lt;img src="https://counter.theconversation.com/content/249038/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" /&gt; &lt;p class="fine-print"&gt;&lt;em&gt;&lt;span&gt;Yuly Astuti tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.&lt;/span&gt;&lt;/em&gt;&lt;/p&gt;</content> <summary>Kader kesehatan berperan penting dalam membantu pelayanan kesehatan masyarakat. Apa saja peran mereka?</summary> <author> <name>Yuly Astuti, Peneliti, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/profiles/yuly-astuti-1396063"/> </author> <rights>Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.</rights> </entry> <entry> <id>tag:theconversation.com,2011:article/249407</id> <published>2025-03-13T03:22:23Z</published> <updated>2025-03-13T03:22:23Z</updated> <link rel="alternate" type="text/html" href="https://theconversation.com/nasib-nomad-laut-gamang-di-laut-tumbang-di-darat-249407"/> <title>Nasib nomad laut: Gamang di laut, tumbang di darat</title> <content type="html">&lt;p&gt;Kelompok nomad laut di Indonesia menjadi &lt;a href="https://www.tempo.co/teroka/empat-fakta-suku-bajau-inspirasi-avatar-the-way-of-water-828976"&gt;inspirasi&lt;/a&gt; sutradara James Cameron saat membuat film &lt;em&gt;&lt;a href="https://www.avatar.com/movies/avatar-the-way-of-water"&gt;Avatar: The Way of Water&lt;/a&gt;&lt;/em&gt;. Film itu berkisah tentang kaum Metkayina yang menghadapi ancaman dari “kaum langit” yang ingin mengeksploitasi sumber daya alam Pandora, tanpa memedulikan kerusakan lingkungan yang ditimbulkannya.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Konflik yang terjadi di film itu bukan hanya sekadar fiksi, melainkan benar-benar terjadi di kehidupan nyata. Bahkan, kondisi aslinya lebih parah. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Singkatnya, nomad laut merupakan kelompok masyarakat yang kehidupannya bergantung penuh kepada ekosistem dan sumber daya kelautan dan pesisir. Ada dua kelompok nomad laut di Indonesia: Sama-Bajau (yang tersebar di &lt;a href="https://apintlaw.info/"&gt;14 provinsi&lt;/a&gt;) dan Orang Laut (yang tersebar di &lt;a href="https://www.researchgate.net/publication/387675590_Stringing_The_Islands_-_The_Bajau_in_Wakatobi_Islands"&gt;lima provinsi&lt;/a&gt;).&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kami melakukan riset di beberapa daerah yang terdampak pembangunan pesisir dan eksploitasi laut, seperti Sulawesi Tenggara, Kepulauan Riau, dan Kalimantan Timur sepanjang tahun 2023-2024. Hasilnya, kami mendapati kaum nomad laut tergusur dari ruang hidup mereka. Pindah ke darat juga bukan solusi praktis, karena tidak sesuai dengan identitas mereka dan adanya tekanan pembangunan multidimensi.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kedua kelompok yang kami jadikan sampel tersebut memiliki tiga pola mukim yakni; 1) mereka yang masih hidup di atas perahu, 2) bermukim di atas laut dan 3) bermukim di daratan pesisir. Saat ini, baik Sama-Bajau atau Orang Laut umumnya sudah hidup menetap.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Semua kelompok masih melihat pesisir dan laut sebagai ‘lahan hidup dan mati, tempat ritual, tempat hiburan, tempat pemersatu dan 'kebun’. Konsep-konsep, yang mereka ungkapkan pada Temu Raya Sama-Bajau di Luwuk pada Desember 2024 lalu, menunjukkan bahwa pesisir dan laut adalah segalanya bagi masyarakat nomad laut. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Namun dalam &lt;a href="https://www.researchgate.net/publication/369724980_The_Transition_of_Co-management_Practices_in_a_Marine_Protected_Area_A_View_from_the_Bajau_Seafaring_Nomadic_Community_in_Indonesia"&gt;dua dekade terakhir&lt;/a&gt;, masyarakat nomad laut di pelbagai wilayah menghadapi ancaman penggusuran, konflik sumber daya alam, dan berbagai bentuk marginalisasi lainnya.&lt;/p&gt; &lt;hr&gt; &lt;p&gt; &lt;em&gt; &lt;strong&gt; Baca juga: &lt;a href="https://theconversation.com/film-avatar-the-way-of-water-dan-orang-bajau-indonesia-apa-saja-kemiripannya-197279"&gt;Film 'Avatar: the Way of Water' dan Orang Bajau Indonesia, apa saja kemiripannya?&lt;/a&gt; &lt;/strong&gt; &lt;/em&gt; &lt;/p&gt; &lt;hr&gt; &lt;h2&gt;Studi kasus berbagai daerah&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Di Sulawesi Tenggara terdapat 154 Izin Usaha Pertambangan (IUP) &lt;a href="https://www.esdm.go.id/id/booklet/booklet-tambang-nikel-2020"&gt;nikel&lt;/a&gt; berdampak pada wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil—rumah bagi lebih dari 80.000 jiwa orang Sama-Bajau yang tersebar di 132 perkampungan. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Aktivitas pertambangan nikel di sekitar &lt;a href="https://satyabumi.org/kabaena-di-bawah-bayang-kehancuran-akibat-ambisi-nikel/"&gt;Pulau Kabaena&lt;/a&gt;, misalnya, telah menimbulkan kerusakan parah terhadap lingkungan dan kebudayaan masyarakat Sama-Bajau. &lt;em&gt;Tailing&lt;/em&gt; yang dihasilkan mengalir ke laut, merusak terumbu karang, budi daya rumput laut, dan mencemari perairan di sekitar rumah-rumah panggung Sama-Bajau. Akhirnya, area tangkapan ikan tercemar dan mengurangi pendapatan dari tangkapan ikan secara signifikan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Walhasil, masyarakat terpaksa melaut lebih jauh dan otomatis membuat mereka merogoh kocek lebih dalam untuk bahan bakar. Menumpuknya beban ini pada akhirnya berujung pada meningkatnya utang mereka pada tengkulak ikan. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;a href="https://sultrademo.co/di-balik-kilau-nikel-pulau-kabaena-hancur-suku-bajau-terlupakan/"&gt;Survei sosial-ekonomi &lt;/a&gt; di perkampungan Sama-Bajau di Pulau Kabaena menunjukkan sebanyak 82% masyarakat melaporkan bahwa pendapatan mereka menurun drastis sejak ada tambang nikel beroperasi di sekitar perkampungan mereka.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kontak langsung dengan air laut yang tercemar menyebabkan gatal-gatal dan penyakit kulit serius pada masyarakat Sama-Bajau, khususnya anak-anak. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Di Kepulauan Riau, kaum nomad laut juga menghadapi masalah serupa. &lt;em&gt;Tailing&lt;/em&gt; tambang pasir mencemari perairan di sekitaran Pulang Lengkok dan Pulau Kojong, wilayah tempat Orang Laut mencari ikan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Ketika aktivitas kapal besar (tongkang) yang membawa pasir lewat, mereka dilarang memancing di wilayah yang merupakan area tangkap ikan tersebut. Terumbu karang dan wilayah sakral mereka di laut juga rusak. Tambang pasir membuat wilayah pesisir utara Pulau Kojong mulai mengalami abrasi. Menurut Orang Laut, jarak mulut pantai mereka ke laut semakin dekat dan pulau mereka semakin mengecil.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Di Kepulauan Derawan, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur, kaum nomad laut menghadapi tantangan kompleks yang saling terkait antara isu konservasi laut, &lt;em&gt;Illegal Unregulated and Unreported (IUU) Fishing&lt;/em&gt;, dan mobilitas lintas negara masyarakat Sama-Bajau (Indonesia, Malaysia, dan Filipina). Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Kepulauan Derawan dan Perairan Sekitarnya (KKP3K-KDPS) merupakan &lt;a href="https://www.ykan.or.id/id/publikasi/infografis/"&gt;wilayah perlindungan laut&lt;/a&gt; di bawah otoritas Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Keberadaan kaum Sama-Bajau yang semi-nomadik (Palau’) tidak diterima karena tidak mempunyai identitas kewarganegaraan. Aktivitas dan pola hidup mereka dianggap ilegal dan merusak sumber daya laut terutama pada zona inti. Pada saat patroli kawasan, masyarakat Palau’ selalu menjadi target untuk inspeksi &lt;a href="https://www.fao.org/iuu-fishing/background/what-is-iuu-fishing/en/"&gt;IUU fishing&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Tidak hanya di tiga provinsi ini, Proyek Strategis Nasional (PSN) dan rencana pembangunan infrastruktur besar-besaran yang menyasar pulau-pulau kecil memantik kekhawatiran akan kelangsungan hidup masyarakat nomad laut. Hal ini ditemukan pada Orang Laut di Batam. Dalam jangka panjang, praktik pembangunan pesisir dan pulau-pulau kecil eksploitatif ini akan menjadi genosida budaya bagi nomad laut. &lt;/p&gt; &lt;hr&gt; &lt;p&gt; &lt;em&gt; &lt;strong&gt; Baca juga: &lt;a href="https://theconversation.com/kearifan-lokal-gipsi-laut-indonesia-kian-pudar-ini-bukan-pertanda-baik-179855"&gt;Kearifan lokal ‘gipsi laut’ Indonesia kian pudar. Ini bukan pertanda baik&lt;/a&gt; &lt;/strong&gt; &lt;/em&gt; &lt;/p&gt; &lt;hr&gt; &lt;h2&gt;Multilevel marginalisasi&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Dari studi yang kami lakukan di berbagai wilayah, kami menyimpulkan bahwa kaum nomad laut menghadapi empat tantangan besar.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;strong&gt;Pertama&lt;/strong&gt;, pembangunan dan tambang eksploitatif telah mengurangi akses mereka terhadap sumber daya laut. &lt;strong&gt;Kedua&lt;/strong&gt;, tidak adanya pengakuan hukum membuat mereka sulit mempertahankan hak-haknya. &lt;strong&gt;Ketiga&lt;/strong&gt;, dipinggirkan atau tidak diajak dalam pengambilan keputusan. &lt;strong&gt;Keempat&lt;/strong&gt;, stigmatisasi dan diskriminasi yang ditunjukkan melalui stereotip negatif membuat mereka semakin tersisih dari masyarakat umum.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Semua tantangan ini saling terkait satu sama lain. Misalnya pengurangan akses terhadap sumber daya laut mendorong masyarakat nomad laut mencari alternatif mata pencarian lain, seperti &lt;a href="https://theconversation.com/akar-kekerasan-infrastruktur-yang-menjerumuskan-orang-laut-menjadi-pemulung-231003"&gt;memulung sampah&lt;/a&gt;, yang justru memperkuat stigma negatif terhadap mereka. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Di Air Mas, Batam, Orang Laut yang sudah menetap masih mendapatkan diskriminasi di lingkungan pendidikan yang menyebabkan angka partisipasi sekolah rendah. Anak-anak mereka sering dirundung oleh kelompok dominan. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Stigma negatif sebagai kelompok kelas dua masih kuat terhadap mereka. Tidak jauh berbeda dengan kegiatan jual beli hasil tangkap, harga ikan yang mereka tangkap menggunakan alat tangkap tradisional seperti tombak (&lt;em&gt;Serampang&lt;/em&gt;) relatif lebih murah. Masyarakat tempatan masih mengasosiasikan ikan yang didapat dari Serampang berelasi dengan &lt;a href="https://www.routledge.com/Indonesian-Sea-Nomads-Money-Magic-and-Fear-of-the-Orang-Suku-Laut/Chou/p/book/9781138863484?srsltid=AfmBOorhbFNEhKsfi3x1HAioMTQ0o_Ta8y9Pm_qI-QhfE028HpQ6r7Wr"&gt;ilmu hitam&lt;/a&gt; Orang Laut.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Begitu pula, tak adanya pengakuan hukum membuat masyarakat nomad laut sulit memperjuangkan hak-hak mereka dalam pengambilan keputusan, sehingga memperkuat posisi mereka sebagai kelompok terpinggirkan. &lt;/p&gt; &lt;hr&gt; &lt;p&gt; &lt;em&gt; &lt;strong&gt; Baca juga: &lt;a href="https://theconversation.com/menjaga-gipsi-laut-kita-butuh-kebijakan-khusus-yang-berbeda-dengan-masyarakat-adat-di-daratan-179851"&gt;Menjaga ‘gipsi laut’: kita butuh kebijakan khusus yang berbeda dengan masyarakat adat di daratan&lt;/a&gt; &lt;/strong&gt; &lt;/em&gt; &lt;/p&gt; &lt;hr&gt; &lt;h2&gt;Gamang di laut, tumbang di darat&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Kata “gamang di laut” menggambarkan ketidakpastian dan kesulitan yang dihadapi masyarakat nomad laut dalam mempertahankan cara hidup tradisional dan teritori mereka. Sementara itu, “tumbang di darat” menyiratkan tekanan yang semakin besar bagi mereka untuk meninggalkan laut dan beradaptasi dengan kehidupan di daratan, yang sering kali tidak sesuai dengan identitas dan keahlian mereka serta keterbatasan akses terhadap sumber daya di darat.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Marginalisasi yang dialami oleh masyarakat nomad laut di Indonesia adalah masalah kompleks yang memerlukan solusi yang komprehensif lintas pemangku kepentingan. Akar permasalahan ini terletak pada ketidakadilan dalam pengelolaan sumber daya pesisir dan laut, hilangnya sistem tata kelola sumber daya pesisir berbasis masyarakat, dan lemahnya pengakuan hak-hak adat masyarakat nomad laut.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Untuk itu, diperlukan pendekatan yang holistik dan partisipatif, yang mencakup pengakuan hak-hak adat, peningkatan partisipasi, dan penegakan hukum yang adil dalam pembangunan. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dukungan gerakan masyarakat sipil harus diperkuat. Saat ini baru tumbuh gerakan &lt;a href="https://apintlaw.info/"&gt;&lt;em&gt;Sea Nomads Contact Group (SNCG)&lt;/em&gt;&lt;/a&gt; yang menghubungkan komunitas nomad laut dengan akademisi dan aktivis di Asia Tenggara. Gerakan seperti ini harus diperluas hingga menjadi bagian dari gerakan masyarakat adat di Indonesia dan Asia Tenggara.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Masyarakat nomad laut mungkin tidak punya tanah seperti masyarakat adat lainnya, tetapi mereka telah hidup turun-temurun menjaga laut. Hilangnya kebudayaan nomad laut, akibat &lt;a href="https://www.societyfisipubb.id/index.php/society/article/view/216"&gt;pembangunan eksploitatif&lt;/a&gt; dan &lt;a href="https://www.walhi.or.id/uploads/buku/Negara%20Melayani%20Siapa_rev_compressed.pdf"&gt;cacat kebijakan&lt;/a&gt;, berkonsekuensi pada hilangnya kekayaan maritim dan kearifan lokal dalam pengelolaan sumber daya laut kita.&lt;/p&gt;&lt;img src="https://counter.theconversation.com/content/249407/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" /&gt; &lt;p class="fine-print"&gt;&lt;em&gt;&lt;span&gt;Wengky Ariando terafiliasi dengan KITLV - Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies&lt;/span&gt;&lt;/em&gt;&lt;/p&gt;&lt;p class="fine-print"&gt;&lt;em&gt;&lt;span&gt;Henry Thomas Simarmata adalah External Coordinator of the Associated Program for International Law), sekaligus Co-founder and Co-principal researcher of SNCG (Sea Nomads Contact Group). &lt;/span&gt;&lt;/em&gt;&lt;/p&gt;&lt;p class="fine-print"&gt;&lt;em&gt;&lt;span&gt;Dedi Supriadi Adhuri tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.&lt;/span&gt;&lt;/em&gt;&lt;/p&gt;</content> <summary>Selain tersingkirkan karena aktivitas eksploitasi, nomad laut tidak bisa berlindung ke aparat karena persoalan kependudukan dan catatan sipil.</summary> <author> <name>Wengky Ariando, Postdoctoral research fellow, Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/profiles/wengky-ariando-1035965"/> </author> <author> <name>Dedi Supriadi Adhuri, Peneliti pada Pusat Riset Masyarakat dan Budaya (PMB) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Indonesian Institute of Sciences (LIPI)</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/profiles/dedi-supriadi-adhuri-320664"/> </author> <author> <name>Henry Thomas Simarmata, jurist</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/profiles/henry-thomas-simarmata-2340406"/> </author> <rights>Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.</rights> </entry> <entry> <id>tag:theconversation.com,2011:article/251963</id> <published>2025-03-13T02:17:33Z</published> <updated>2025-03-13T02:17:33Z</updated> <link rel="alternate" type="text/html" href="https://theconversation.com/thr-untuk-pengemudi-ojek-online-kebijakan-reaktif-yang-berulang-251963"/> <title>THR untuk pengemudi ojek online: kebijakan reaktif yang berulang</title> <content type="html">&lt;p&gt;Pernyataan Presiden Prabowo Subianto mengimbau perusahaan transportasi daring untuk &lt;a href="https://nasional.kompas.com/read/2025/03/10/15555901/prabowo-umumkan-pengemudi-ojol-dapat-thr-berapa-besarannya"&gt;memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) bagi pengemudi ojek &lt;em&gt;online&lt;/em&gt; dan kurir&lt;/a&gt; memantik perbincangan. Pernyataan ini menarik perhatian publik, terutama mereka yang bergantung pada sektor ekonomi digital untuk mencari nafkah.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Imbauan ini muncul setelah gelombang pengemudi ojek &lt;em&gt;online&lt;/em&gt; yang &lt;a href="https://www.cnbcindonesia.com/research/20250217132501-128-611227/driver-ojol-demo-tuntut-thr-ternyata-pendapatan-bulanannya-segini"&gt;turun ke jalan&lt;/a&gt; di Jakarta pada 17 Februari 2025. Mereka menyuarakan berbagai tuntutan terkait kesejahteraan, salah satunya adalah permintaan agar perusahaan platform digital ikut memberikan THR, sebagaimana yang diterima pekerja di sektor formal. Bagi banyak pengemudi, THR bukan hanya soal uang tambahan, tetapi juga bentuk pengakuan atas kerja keras mereka yang menopang layanan transportasi dan pengantaran di kota-kota besar.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kebijakan ini memunculkan tanda tanya mengenai status hukum pengemudi ojek &lt;em&gt;online&lt;/em&gt;. Di satu sisi, mereka dianggap sebagai mitra perusahaan platform dan bukan karyawan tetap, sehingga tidak secara otomatis berhak atas tunjangan yang sama dengan pekerja formal. Di sisi lain, ketergantungan mereka pada platform digital menunjukkan adanya relasi kerja yang mendekati hubungan ketenagakerjaan konvensional, sehingga layak mendapatkan perlindungan lebih baik.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Lantas, apakah himbauan ini bentuk pemerintah peduli terhadap kesejahteraan pekerja Indonesia yang bekerja di sektor informal? Atau justru himbauan ini hanya sekedar langkah reaktif yang diambil untuk menenangkan tuntutan masyarakat?&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dalam episode SuarAkademia terbaru, kami berbincang mengenai isu ini dengan Klara Esti dan Nur Huda, peneliti dari &lt;em&gt;Centre for Innovation Policy and Governance&lt;/em&gt; (CIPG).&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Klara menyoroti tantangan sistemik yang dihadapi pengemudi. Ia menyoroti regulasi yang belum diatur oleh pemerintah terkait pengendara ojek &lt;em&gt;online&lt;/em&gt; membuat mereka kehilangan perlindungan terhadap kesejahteraan mereka sebagai pekerja.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Huda juga melihat himbauan ini sebagai pendekatan reaktif pemerintah yang dinilainya hanya sebagai solusi temporer tanpa menyentuh akar masalah: kurangnya regulasi pekerja berbasis algoritma.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Lebih lanjut, Klara mengkritik peran pemerintah sebagai regulator. Memang pemerintah terlihat berkomitmen untuk melindungi pekerja rentan. Tetapi di sisi lain, kebijakan yang dihasilkan cenderung tidak holistik. Ia menegaskan bahwa kerentanan pekerja ini membutuhkan kajian terstruktur dan kolaborasi trilateral antara pemerintah, platform, dan pekerja. Namun, Klara mengingatkan bahwa dialog ini hanya efektif jika didahului kesetaraan kedudukan dan tujuan bersama.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Huda menambahkan kalau situasi ini berulang, maka pekerja Indonesia yang bekerja di sektor nonformal (khususnya yang bekerja dalam &lt;em&gt;gig economy&lt;/em&gt;) akan semakin tidak terlindungi dan kemajuan teknologi justru mengikis prinsip keadilan sosial yang diamanatkan konstitusi.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Simak episode lengkapnya hanya di &lt;em&gt;SuarAkademia&lt;/em&gt;— ngobrol seru isu terkini, bareng akademisi.&lt;/p&gt;&lt;img src="https://counter.theconversation.com/content/251963/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" /&gt; </content> <summary>Pernyataan Presiden Prabowo Subianto mengimbau perusahaan transportasi daring untuk memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) bagi pengemudi ojek online dan kurir memantik perbincangan. Pernyataan ini menarik…</summary> <author> <name>Muammar Syarif, Podcast Producer</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/id/team#muammar-syarif"/> </author> <rights>Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.</rights> </entry> <entry> <id>tag:theconversation.com,2011:article/251821</id> <published>2025-03-12T04:01:24Z</published> <updated>2025-03-12T04:01:24Z</updated> <link rel="alternate" type="text/html" href="https://theconversation.com/menemukan-kape-bagaimana-dokumentasi-bahasa-melestarikan-bahasa-yang-terancam-punah-251821"/> <title>Menemukan ‘Kape’: Bagaimana dokumentasi bahasa melestarikan bahasa yang terancam punah</title> <content type="html">&lt;p&gt;&lt;em&gt;Shiyue Wu, anggota tim peneliti Francesco Perono Cacciafoco di Xi'an Jiaotong-Liverpool University (XJTLU), yang saat ini sedang mengembangkan kerja lapangan intensif di Pulau Alor untuk mendokumentasikan dan melestarikan bahasa yang terancam punah, menemukan dan pertama kali mendokumentasikan Kape selama kerja lapangan Dokumentasi Bahasa pada bulan Agustus 2024 dan karena itu berkontribusi secara aktif terhadap penelitian ini.&lt;/em&gt;&lt;/p&gt; &lt;hr&gt; &lt;p&gt;Pada 2025, lebih dari &lt;a href="https://www.ethnologue.com/insights/how-many-languages/"&gt;7.000&lt;/a&gt; bahasa digunakan di seluruh dunia. Namun, hanya sekitar setengahnya yang terdokumentasi dengan baik, sisanya terancam &lt;a href="https://www.visualcapitalist.com/cp/all-the-worlds-endangered-languages-by-country/"&gt;punah&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Globalisasi telah mendorong bahasa-bahasa seperti Inggris dan Mandarin menjadi bahasa utama yang kini mendominasi &lt;a href="https://www.cambridge.org/core/journals/journal-of-southeast-asian-studies/article/abs/anthropology-in-indonesia/84C8787C361FAB147D66BBC8CFF25DCE"&gt;dalam komunikasi global&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;a href="https://www.cambridge.org/core/books/abs/cambridge-handbook-of-language-learning/minority-languages-at-home-and-abroad-education-and-acculturation/F0B12FE7F62B73E3DFAD6D87ECB799A9"&gt;Orang tua masa kini&lt;/a&gt; juga cenderung mendorong anak-anak mereka mempelajari bahasa yang lebih luas digunakan. Sementara itu, bahasa asli, seperti &lt;a href="https://www.ethnologue.com/language/zoc/"&gt;Copainalá Zoque&lt;/a&gt; di Meksiko dan &lt;a href="https://journals.co.za/doi/full/10.4314/jlt.v51i1.6"&gt;Northern Ndebele&lt;/a&gt; di Zimbabwe, tidak diajarkan secara konsisten di &lt;a href="https://link.springer.com/chapter/10.1007/978-94-007-7317-2_1"&gt;sekolah&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Adapun masyarakat adat, umumnya tidak menggunakan tulisan dalam berkomunikasi selama berabad-abad. Akibatnya, bahasa mereka &lt;a href="https://www.ethnologue.com/endangered-languages/"&gt;tidak memiliki catatan tertulis kuno&lt;/a&gt; yang dapat diwariskan. Ini menyebabkan kepunahan bertahap sulit dihindari.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Untuk mencegah hal tersebut, para ahli bahasa lapangan—atau &lt;a href="https://www.oxfordbibliographies.com/display/document/obo-9780199772810/obo-9780199772810-0075.xml"&gt;dokumentaris bahasa&lt;/a&gt;—berupaya memastikan bahwa generasi mendatang memiliki akses terhadap warisan budaya mereka. Upaya mereka berhasil mengungkap kosakata dan struktur bahasa serta cerita dan tradisi yang terkandung di dalamnya.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;a href="https://scholar.xjtlu.edu.cn/en/persons/FrancescoPerono"&gt;Kami&lt;/a&gt; telah menghabiskan lebih dari 13 tahun mendokumentasikan &lt;a href="https://www.britannica.com/topic/Papuan-languages"&gt;bahasa Papua&lt;/a&gt; yang terancam punah di &lt;a href="https://www.britannica.com/place/Indonesia"&gt;Indonesia&lt;/a&gt; bagian Tenggara dan Timur, khususnya di &lt;a href="https://www.britannica.com/place/Alor-Islands"&gt;Kepulauan Alor-Pantar&lt;/a&gt;, dekat &lt;a href="https://www.britannica.com/place/Timor"&gt;Timor&lt;/a&gt;, dan &lt;a href="https://www.britannica.com/place/Moluccas"&gt;Kepulauan Maluku&lt;/a&gt;. Salah satu penemuan penting dan terkini kami adalah Kape—bahasa yang sebelumnya tidak terdokumentasi dan terabaikan—yang dituturkan oleh masyarakat pesisir kecil di Alor Tengah-Utara.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Penemuan ini tidak hanya penting untuk memetakan konteks linguistik di pulau-pulau tersebut, tetapi juga menyoroti urgensi melestarikan bahasa yang terancam punah dengan menggunakan metode dokumentasi bahasa.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Penemuan Kape&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Pada Agustus 2024, saat bekerja dengan konsultan bahasa Abui kami, asisten riset saya di &lt;a href="https://www.xjtlu.edu.cn/en"&gt;Xi'an Jiaotong-Liverpool University&lt;/a&gt;, &lt;a href="https://www.researchgate.net/profile/Shiyue-Wu-6"&gt;Shiyue Wu&lt;/a&gt;, menemukan bahasa Papua dari Alor yang sebelumnya diabaikan dan mungkin tidak terdokumentasi, yaitu ‘Kape’.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Saat itu, ia tengah mengumpulkan informasi tentang nama dan lokasi altar ritual yang dikenal sebagai &lt;a href="https://cbg.uvt.ro/wp-content/uploads/2022/04/06_Lim_Cacciafoco.pdf"&gt;‘maasang’&lt;/a&gt; di wilayah Abui, dengan bantuan dari &lt;a href="https://www.researchgate.net/profile/Benidiktus-Delpada-2"&gt;konsultan&lt;/a&gt; utama kami dan beberapa penutur asli. Di Alor Tengah, setiap desa memiliki ‘maasang’.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dalam diskusi tentang varian nama altar dalam berbagai bahasa Alor dan dialek Abui, beberapa penutur menyebutkan istilah ‘maasang’ (‘mata’) dalam bahasa Kape—bahasa yang sebelumnya tidak tercatat dan diabaikan dalam dokumentasi linguistik.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;‘Kape’ sendiri berarti ‘tali’, yang melambangkan bagaimana bahasa ini menghubungkan para penuturnya di seluruh pulau, dari pegunungan hingga pesisir laut. Secara geografis dan linguistik, bahasa ini diasosiasikan dengan &lt;a href="https://www.wikidata.org/wiki/Q11732258"&gt;Kabola&lt;/a&gt; di timur dan &lt;a href="https://endangeredlanguages.com/lang/1381"&gt;Abui&lt;/a&gt; dan &lt;a href="https://www.endangeredlanguages.com/lang/9489"&gt;Kamang&lt;/a&gt; di Alor Tengah.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pada tahap ini, belum jelas apakah Kape merupakan bahasa tersendiri atau dialek Kamang. Meski sebagian besar leksikon dasar Kape (kumpulan kata dalam satu bahasa) memiliki &lt;a href="https://www.merriam-webster.com/dictionary/cognate"&gt;kognat&lt;/a&gt; (kata-kata yang berhubungan antarbahasa) dengan Kamang, bahasa Kape dituturkan sebagai bahasa utama (asli) oleh seluruh kelompok etnis Kape di Alor. Para penutur menganggap bahasa itu sebagai identitas tersendiri.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kape juga terhubung dengan &lt;a href="https://lexirumah.model-ling.eu/languages/sibo1242"&gt;Suboo&lt;/a&gt;, &lt;a href="https://lexirumah.model-ling.eu/languages/tiay1238"&gt;Tiyei&lt;/a&gt;, dan &lt;a href="https://endangeredlanguages.com/lang/9470"&gt;Adang&lt;/a&gt;, bahasa Papua lainnya dari Pulau Alor. Para penuturnya, yang dikenal sebagai ‘Kafel’ dalam bahasa Abui, menguasai banyak bahasa, termasuk fasih dalam bahasa Kape, Kamang, Bahasa Indonesia, Bahasa Melayu Alor, dan terkadang Abui.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sejauh ini, belum ada catatan sejarah tentang bahasa Kape, meskipun penelitian arsip mungkin dapat mengungkap lebih banyak tentang asal-usulnya. Berdasarkan tipologi dan karakteristik leksikalnya, bahasa Kape tampak setua bahasa lain yang digunakan di Alor. Sayangnya, seperti banyak bahasa Papua lainnya, bahasa ini terancam punah dan memerlukan dokumentasi mendesak untuk melestarikan warisannya.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Mendokumentasikan bahasa: Tantangan yang terus-menerus&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Dokumentasi bahasa bertujuan untuk merekonstruksi sejarah masyarakat adat yang tidak tertulis dan menjamin masa depan budaya dan bahasa mereka. Ini dicapai dengan melestarikan bahasa yang terancam punah, jarang didokumentasikan, atau sama sekali tidak terdokumentasi di daerah terpencil dan terbelakang.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sumber eksternal, seperti buku harian para &lt;a href="https://www.jstor.org/stable/10.1163/j.ctv4cbgb1"&gt;misionaris&lt;/a&gt; dan dokumentasi yang dibuat oleh para &lt;a href="https://www.artoftheancestors.com/blog/colonial-official-as-ethnographer-hans-hagerdal"&gt;penjajah&lt;/a&gt;, dapat membantu merekonstruksi beberapa peristiwa sejarah. Namun, sumber-sumber tersebut tidak cukup untuk menyediakan data linguistik yang dapat diandalkan, karena penulisnya bukan ahli bahasa.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;a href="https://scholar.xjtlu.edu.cn/en/persons/FrancescoPerono"&gt;Kami&lt;/a&gt; mendokumentasikan bahasa-bahasa yang terancam punah, mulai dari leksikon hingga tata bahasanya. Kami juga mengeksplorasi tradisi kuno dan kearifan leluhur penutur asli yang bekerja sama dengan kami.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Hasilnya, kami telah berkontribusi dalam pendokumentasian beberapa bahasa Papua dari Pulau Alor, khususnya &lt;a href="https://glocal.soas.ac.uk/abui/"&gt;Abui&lt;/a&gt;, &lt;a href="https://www.endangeredlanguages.com/lang/8330"&gt;Kula&lt;/a&gt;, dan &lt;a href="https://www.omniglot.com/writing/sawila.htm"&gt;Sawila&lt;/a&gt;. Bahasa-bahasa ini dituturkan di antara komunitas-komunitas kecil masyarakat adat yang terkadang tersebar dan termasuk dalam kelompok etnis yang berbeda tetapi terkait.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Mereka berkomunikasi satu sama lain sebagian besar dalam &lt;a href="https://www.britannica.com/topic/Malay-language#ref208256"&gt;Bahasa Indonesia&lt;/a&gt; dan &lt;a href="https://glottolog.org/resource/languoid/id/alor1252"&gt;Bahasa Melayu Alor&lt;/a&gt;. Ini karena bahasa daerah mereka hampir tidak pernah diajarkan di sekolah dan jarang digunakan di luar kelompok mereka.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Seiring berjalannya waktu, selain mendokumentasikan &lt;a href="https://www.lotpublications.nl/Documents/157_fulltext.pdf"&gt;leksikon&lt;/a&gt; dan &lt;a href="https://www.lotpublications.nl/Documents/157_fulltext.pdf"&gt;tata bahasa&lt;/a&gt; mereka, kami berupaya merekonstruksi &lt;a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0024384116301784"&gt;nama-tempat&lt;/a&gt; dan &lt;a href="https://onomajournal.org/wp-content/uploads/2019/09/Onoma-51-05.-Kratochvil-et-al.-final-25.08.2019.pdf"&gt;nama lanskap&lt;/a&gt;, &lt;a href="https://cbg.uvt.ro/wp-content/uploads/2022/04/06_Lim_Cacciafoco.pdf"&gt;tradisi lisan&lt;/a&gt;, &lt;a href="https://ieeexplore.ieee.org/document/7863161"&gt;fondasi … mitos&lt;/a&gt;, &lt;a href="https://www.mdpi.com/2077-1444/9/7/211"&gt;legenda leluhur&lt;/a&gt; dan &lt;a href="https://www.mdpi.com/2409-9252/4/4/30"&gt;nama tanaman dan pohon&lt;/a&gt; yang mereka gunakan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kami juga mengeksplorasi &lt;a href="https://www.ceeol.com/search/article-detail?id=1061059"&gt;praktik medis&lt;/a&gt; tradisional dan &lt;a href="https://data.mendeley.com/datasets/mg2vrdvvth/1"&gt;etnobotani&lt;/a&gt; lokal, beserta &lt;a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2352340924003238?via%3Dihub"&gt;budaya musik&lt;/a&gt; dan &lt;a href="https://www.mdpi.com/2673-9461/4/1/3"&gt;sistem bilangan&lt;/a&gt; mereka.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Menjaga Kape tidak hanya relevan secara linguistik. Pelestarian dan dokumentasinya tidak hanya tentang membuktikan keberadaannya—tetapi juga berkontribusi dalam menghidupkan kembali bahasanya, menjaganya tetap hidup, dan memungkinkan masyarakat setempat menemukan kembali sejarah, pengetahuan, serta tradisinya untuk diwariskan kepada generasi berikutnya.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Perjalanan ini baru saja dimulai, tetapi kami—dengan kolaborasi yang sangat diperlukan dari konsultan lokal dan penutur asli—siap untuk menuntaskannya hingga selesai.&lt;/p&gt;&lt;img src="https://counter.theconversation.com/content/251821/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" /&gt; &lt;p class="fine-print"&gt;&lt;em&gt;&lt;span&gt;Francesco Perono Cacciafoco received funding from Xi&amp;#39;an Jiaotong-Liverpool University (XJTLU): Research Development Fund (RDF) Grant, &amp;quot;Place Names and Cultural Identity: Toponyms and Their Diachronic Evolution among the Kula People from Alor Island&amp;quot;, Grant Number: RDF-23-01-014, School of Humanities and Social Sciences (HSS), Xi&amp;#39;an Jiaotong-Liverpool University (XJTLU), Suzhou (Jiangsu), China, 2024-2025. &lt;/span&gt;&lt;/em&gt;&lt;/p&gt;</content> <summary>Beberapa bahasa di dunia sedang menghadapi kepunahan dengan cepat. Dokumentasi Bahasa membantu kita menjaga dan melestarikannya.</summary> <author> <name>Francesco Perono Cacciafoco, Associate Professor in Linguistics, Xi'an Jiaotong-Liverpool University</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/profiles/francesco-perono-cacciafoco-1538059"/> </author> <rights>Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.</rights> </entry> <entry> <id>tag:theconversation.com,2011:article/243587</id> <published>2025-03-12T02:13:52Z</published> <updated>2025-03-12T02:13:52Z</updated> <link rel="alternate" type="text/html" href="https://theconversation.com/menyingkap-black-box-ai-di-balik-permainan-naik-turun-tarif-ojek-online-243587"/> <title>Menyingkap “black box” AI di balik permainan naik turun tarif ojek online</title> <content type="html">&lt;p&gt;Mungkin kamu pernah memesan ojek &lt;em&gt;online&lt;/em&gt; (ojol) dengan rute perjalanan yang sama setiap hari, tapi harganya bisa saja berubah-ubah. Kadang bisa lebih murah, kadang lebih mahal. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pengalaman saya sendiri, dua bulan lalu, ketika memesan ojek &lt;em&gt;online&lt;/em&gt; untuk perjalanan dari kawasan Blok M di Jakarta Selatan ke titik rumah, saya hanya membayar Rp17.500 untuk sekali perjalanan sejauh 5,1 kilometer. Namun, selang sekitar tiga pekan kemudian, untuk rute yang sama, saya mendapat harga Rp26.500—padahal jaraknya sama, hanya waktu tempuhnya lebih lambat empat menit.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Jika kamu bertanya-tanya, kenapa bisa begitu? Jawabannya ada di balik teknologi &lt;em&gt;black box&lt;/em&gt; AI yang dipakai perusahaan transportasi &lt;em&gt;online&lt;/em&gt;. &lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Mengapa tarif ojek &lt;em&gt;online&lt;/em&gt; berubah-ubah?&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Dalam kegiatan operasionalnya, industri transportasi &lt;em&gt;online&lt;/em&gt; (&lt;em&gt;ride-hailing&lt;/em&gt;) menggunakan sistem kecerdasan buatan (AI). Bukan hanya untuk &lt;a href="https://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=3258234&amp;amp;uclick_id=e159b5f0-fea4-4809-8e0b-aae29f5ea657"&gt;menentukan tarif, sistem AI ini juga berfungsi untuk mempertemukan &lt;em&gt;driver&lt;/em&gt; dengan pengguna&lt;/a&gt; hingga &lt;a href="https://www.lyft.com/blog/posts/how-lyft-uses-ai-to-get-you-where-you-want-to-go-faster"&gt;merekomendasikan rute tercepat&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sistem AI bekerja dengan algoritma kompleks untuk memproses data, mengenali pola, dan membuat keputusan. Pada subset AI tertentu, khususnya &lt;em&gt;machine learning&lt;/em&gt;—yang terdapat dalam sistem transportasi online, algoritma memungkinkan sistem belajar sendiri tanpa diprogram secara khusus. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Canggih memang. Tapi masalahnya adalah, ketika pembelajaran AI semakin kompleks, &lt;a href="https://hdsr.mitpress.mit.edu/pub/f9kuryi8/release/8"&gt;semakin sulit pula manusia memahami cara kerja AI dalam mengambil keputusan&lt;/a&gt;. Jadi, manusia bisa mengetahui &lt;em&gt;input&lt;/em&gt; dan &lt;em&gt;output&lt;/em&gt; dari sistem AI tersebut, tetapi tidak tahu bagaimana cara &lt;em&gt;output&lt;/em&gt; tersebut dihasilkan. Hal inilah yang menyebabkan sistem kerja internal algoritma AI sering disebut sebagai &lt;a href="https://theconversation.com/what-is-a-black-box-a-computer-scientist-explains-what-it-means-when-the-inner-workings-of-ais-are-hidden-203888"&gt;&lt;em&gt;black box&lt;/em&gt;&lt;/a&gt; atau kotak hitam yang tertutup.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dalam sistem transportasi &lt;em&gt;online&lt;/em&gt;, cara kerja &lt;em&gt;black box&lt;/em&gt; yang tidak transparan ini membuat &lt;a href="https://pulitzercenter.org/stories/grab-fares-surge-under-opaque-algorithm"&gt;tarif bisa berubah-ubah tanpa alasan yang jelas&lt;/a&gt;. Algoritma AI sangat mungkin menetapkan tarif yang berbeda untuk perjalanan dengan asal dan tujuan yang sama tanpa alasan yang dapat dimengerti oleh pengguna. Ketidakjelasan dalam penentuan tarif ini tentu saja memengaruhi kepercayaan pengguna.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sistem ini juga berdampak pada &lt;em&gt;driver&lt;/em&gt;. Cara kerja AI dalam mempertemukan &lt;em&gt;driver&lt;/em&gt; dengan pengguna tidak bisa ditakar. Pengemudi mitra yang lokasinya dekat dengan pengguna, belum tentu akan mendapatkan pesanan karena algoritma bekerja dengan mempertimbangkan banyak faktor—yang tidak diketahui &lt;em&gt;driver&lt;/em&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Akibatnya, distribusi pesanan tidak merata. Hal ini berimbas pada pendapatan &lt;em&gt;driver&lt;/em&gt; yang tidak stabil serta jam kerja yang semakin panjang dan tidak menentu. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;em&gt;Driver&lt;/em&gt; pun bisa merasa dirugikan karena sistem yang berlaku cenderung eksploitatif dan tidak adil. Dalam jangka panjang, ketidakpercayaan ini bisa memperburuk kondisi kerja di industri &lt;em&gt;gig economy&lt;/em&gt;.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Membuka kotak hitam AI dalam industri &lt;em&gt;ride-hailing&lt;/em&gt;&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Untuk mengatasi masalah ini, perlu ada aturan yang mewajibkan perusahaan transportasi &lt;em&gt;online&lt;/em&gt; lebih transparan membuka sistem mereka. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Perkembangan AI dewasa ini telah memunculkan konsep yang disebut sebagai &lt;a href="https://theconversation.com/opening-the-black-box-how-explainable-ai-can-help-us-understand-how-algorithms-work-244080"&gt;&lt;em&gt;explainable AI&lt;/em&gt;&lt;/a&gt; (XAI). Melalui konsep ini, sistem AI bisa menjelaskan bagaimana mereka mengambil keputusan hingga akhirnya menghasilkan &lt;em&gt;output&lt;/em&gt; tertentu. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dalam konteks industri transportasi &lt;em&gt;online&lt;/em&gt;, XAI dapat menjelaskan bagaimana tarif dihitung dan mengapa tarif yang berbeda berlaku untuk perjalanan dari dan ke tempat yang sama. XAI juga bisa menunjukkan alasan mengapa &lt;em&gt;driver&lt;/em&gt; A yang mendapatkan pesanan, sedangkan &lt;em&gt;driver&lt;/em&gt; B tidak, meski keduanya berada di tempat yang sama, serta hal-hal lain dalam sistem AI yang saat ini belum terjelaskan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Penerapan XAI dalam industri &lt;em&gt;ride-hailing&lt;/em&gt; bisa diberlakukan jika ada regulasi yang mewajibkan penyelenggara sistem AI mengungkapkan cara kerja sistem AI mereka. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Beberapa negara sudah mulai mengatur ini. Uni Eropa, misalnya, lewat &lt;a href="https://www.euaiact.com/article/13"&gt;&lt;em&gt;EU AI Act&lt;/em&gt;&lt;/a&gt; mewajibkan sistem AI dalam layanan penting seperti kesehatan, keselamatan, atau hak-hak fundamental lainnya, didesain dengan transparan. Jika merujuk pada &lt;a href="https://artificialintelligenceact.eu/annex/3/"&gt;Annex III EU AI Act&lt;/a&gt;, industri &lt;em&gt;ride-hailing&lt;/em&gt; masuk dalam kategori hak-hak fundamental. &lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Tanggung jawab platform &lt;em&gt;ride-hailing&lt;/em&gt; menciptakan layanan yang transparan&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Regulasi yang mewajibkan transparansi dalam sistem AI akan membuat platform &lt;em&gt;ride-hailing&lt;/em&gt; bertanggung jawab menyediakan informasi tentang cara kerja sistem AI di dalam platformnya. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Salah satu hal yang dapat dilakukan misalnya dengan memberikan akses kepada pengguna maupun &lt;em&gt;driver&lt;/em&gt; untuk mengetahui komponen tarif dan cara penghitungannya, serta faktor yang memengaruhi lonjakan harga. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Selain itu, platform juga perlu menjelaskan bagaimana sistem &lt;em&gt;matching&lt;/em&gt; antara pengguna dengan &lt;em&gt;driver&lt;/em&gt; bekerja. Dengan transparansi ini, keputusan algoritma tidak akan terasa sewenang-wenang lagi. Pengguna dan &lt;em&gt;driver&lt;/em&gt; pun bakal merasa diperlakukan lebih adil dalam transaksi.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Selain menguntungkan pengguna dan &lt;em&gt;driver&lt;/em&gt;, transparansi layanan juga bermanfaat bagi penyedia platform &lt;em&gt;ride-hailing&lt;/em&gt;. Semakin transparan layanan, semakin meningkat pula kepercayaan pengguna dan &lt;em&gt;driver&lt;/em&gt;. Pengguna akan yakin bahwa mereka mendapatkan tarif yang wajar. Sementara &lt;em&gt;driver&lt;/em&gt; bisa memahami bagaimana sistem menentukan pesanan dan insentif yang mereka dapatkan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Transparansi sistem AI dalam ekosistem &lt;em&gt;ride-hailing&lt;/em&gt; merupakan elemen kunci untuk menciptakan keadilan dan keberlanjutan bagi pengguna, &lt;em&gt;driver&lt;/em&gt;, dan platform. Untuk itu, kita memerlukan regulasi yang mewajibkan penyelenggaraan sistem AI secara transparan. Dengan demikian, industri &lt;em&gt;ride-hailing&lt;/em&gt; dapat tumbuh lebih berkelanjutan dan berkeadilan bagi seluruh ekosistemnya.&lt;/p&gt;&lt;img src="https://counter.theconversation.com/content/243587/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" /&gt; &lt;p class="fine-print"&gt;&lt;em&gt;&lt;span&gt;Tulisan ini dikembangkan dari temuan focus group discussion (FGD) yang diadakan oleh Center for Digital Society (CfDS) bekerja sama dengan Pulitzer Center Indonesia.&lt;/span&gt;&lt;/em&gt;&lt;/p&gt;</content> <summary>Tarif ojol sering berubah-ubah tanpa penjelasan. Jika kamu bertanya mengapa demikian? Jawabannya ada di balik teknologi black box AI yang dipakai perusahaan transportasi online.</summary> <author> <name>M. Irfan Dwi Putra, Junior Researcher at Center for Digital Society (CfDS), Universitas Gadjah Mada </name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/profiles/m-irfan-dwi-putra-1488988"/> </author> <rights>Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.</rights> </entry> <entry> <id>tag:theconversation.com,2011:article/250655</id> <published>2025-03-11T12:51:56Z</published> <updated>2025-03-11T12:51:56Z</updated> <link rel="alternate" type="text/html" href="https://theconversation.com/kegagalan-komunikasi-pemerintah-rakyat-butuh-dialog-empatik-bukan-represi-elitis-250655"/> <title>Kegagalan komunikasi pemerintah: Rakyat butuh dialog empatik, bukan represi elitis</title> <content type="html">&lt;figure&gt;&lt;img src="https://images.theconversation.com/files/654402/original/file-20250311-56-zm9qs3.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;rect=20%2C16%2C2717%2C1802&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=496&amp;amp;fit=clip" /&gt;&lt;figcaption&gt;&lt;span class="caption"&gt;Aksi demo #IndonesiaGelap oleh ribuan mahasiswa di Jakarta pada 21 Februari 2025.&lt;/span&gt; &lt;span class="attribution"&gt;&lt;a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/jakarta-indonesia-february-21-2025-situation-2589069655"&gt;Bagus Adi Susilo/Shutterstock&lt;/a&gt;&lt;/span&gt;&lt;/figcaption&gt;&lt;/figure&gt;&lt;p&gt;Demonstrasi mahasiswa yang kerap mewarnai lanskap politik Indonesia bukan sekadar ekspresi aspirasi publik, tetapi juga ujian bagi kemampuan pemerintah dalam mengelola krisis dan komunikasi publik.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Aksi &lt;a href="https://www.reuters.com/world/asia-pacific/students-lead-dark-indonesia-protests-against-budget-cuts-2025-02-20/"&gt;“Indonesia Gelap”&lt;/a&gt; bisa dikatakan menjadi yang terbesar sejak Agustus 2024, sebelum Prabowo resmi menjabat. Ini jelas mencerminkan kekecewaan bahkan ketidakpercayaan publik pada rezim kali ini.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Satu aspek yang perlu disoroti dalam konteks ini adalah pola komunikasi pemerintah. Media sosial, yang seharusnya menjadi &lt;a href="http://www.irje.org/irje/article/view/1613"&gt;alat strategis&lt;/a&gt; untuk membangun kepercayaan publik dan memastikan transparansi kebijakan, tampaknya &lt;a href="https://ojs.unikom.ac.id/index.php/common/article/view/5123"&gt;belum dimanfaatkan maksimal&lt;/a&gt; oleh pemerintah.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sebaliknya, pemerintah justru merespons dengan pernyataan-pernyataan yang kian memperkeruh ketegangan, menyudutkan pengkritik, dan cenderung represif, yang berpotensi menyulut gerakan perlawanan dan demonstrasi yang lebih besar.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sudah saatnya pemerintah memperbaiki cara berkomunikasi guna membangun kembali kepercayaan publik, stabilitas politik, dan citra di mata rakyat. Dalam konteks ini, peran &lt;em&gt;&lt;a href="https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/10670564.2011.647434"&gt;government public relations&lt;/a&gt;&lt;/em&gt; (GPR) menjadi krusial untuk membangun komunikasi di masa krisis. &lt;/p&gt; &lt;h2&gt;GPR redam eskalasi&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;GPR bukan sekadar instrumen penyampaian informasi, tetapi juga alat strategis dalam membentuk opini publik dan meredam eskalasi konflik. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pemerintah yang efektif dalam mengelola krisis cenderung memiliki &lt;a href="https://www.degruyter.com/document/doi/10.1515/9783110554236/html"&gt;strategi komunikasi yang terencana, transparan, dan empatik.&lt;/a&gt;&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Salah satu pendekatan penting dalam GPR adalah komunikasi prakrisis. Sebelum krisis terjadi, pemerintah harus membangun narasi yang jelas mengenai kebijakan yang berpotensi menuai polemik. Misalnya, ketika mahasiswa mulai menunjukkan keresahan terhadap kebijakan tertentu, pemerintah bisa lebih proaktif dengan menjelaskan secara terbuka alasan dan implikasi kebijakan tersebut. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Gagalnya komunikasi prakrisis sering kali menjadi &lt;a href="https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC8420553/pdf/PA-21-0.pdf"&gt;penyebab utama ketidakpuasan publik&lt;/a&gt; yang kemudian berujung pada demonstrasi besar-besaran.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Saat krisis terjadi, &lt;a href="https://galacticamedia.com/index.php/gmd/article/view/388"&gt;manajemen informasi&lt;/a&gt; menjadi aspek yang tak kalah krusial. Kecepatan dan akurasi informasi yang disampaikan pemerintah menentukan apakah situasi bisa diredam atau justru semakin memanas. Keterlambatan dalam mengelola informasi hanya akan memperburuk situasi dan menurunkan kepercayaan publik.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Di era digital, media sosial menjadi arena utama dalam pertempuran opini publik. Pemerintah tidak bisa hanya mengandalkan media konvensional untuk merespons krisis, tetapi harus aktif dalam memantau dan merespons perbincangan di media sosial. &lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Utamakan dialog, bukan represi&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Demonstrasi mahasiswa, sebagai bagian dari kebebasan berekspresi, seharusnya dihadapi dengan pendekatan dialog dan komunikasi terbuka, bukan represi. Sejarah telah membuktikan bahwa penggunaan kekuatan berlebihan terhadap demonstran hanya akan &lt;a href="https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lexprivatum/article/view/53921"&gt;memperparah ketegangan&lt;/a&gt; dan memperpanjang konflik politik.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dalam banyak kasus, respons represif terhadap demonstrasi justru menimbulkan efek jangka panjang berupa menurunnya legitimasi pemerintah. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Penanganan yang kurang bijak—&lt;a href="https://link.springer.com/book/10.1007/978-3-030-49220-5"&gt;seperti tindakan represif terhadap demonstrasi mahasiswa di berbagai negara&lt;/a&gt;—menunjukkan bahwa kekerasan aparat sering kali justru memperburuk citra pemerintah. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Studi tentang &lt;a href="https://www.cambridge.org/core/journals/japanese-journal-of-political-science/article/antielab-movement-national-security-law-and-heterogeneous-institutional-trust-in-hong-kong/B54C8D2A4A3FF5BBEC770E491B5C9DC1"&gt;respons pemerintah terhadap demonstrasi&lt;/a&gt; di berbagai negara menunjukkan bahwa represi yang berlebihan dapat mengikis kepercayaan masyarakat terhadap institusi pemerintah, bahkan dalam sistem demokratis sekali pun.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sebaliknya, pendekatan berbasis komunikasi yang lebih terbuka, seperti model &lt;a href="https://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/jip.1359"&gt;komunikasi berbasi dialog&lt;/a&gt; di Inggris, menunjukkan bahwa komunikasi langsung antara aparat dan demonstran bisa meredakan ketegangan. Model komunikasi semacam inimengedepankan interaksi aktif antara kepolisian dan masyarakat dalam mengelola aksi protes. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Strategi ini melibatkan petugas kepolisian yang terlatih secara khusus untuk menjalin komunikasi yang kooperatif dengan para demonstran, sehingga eskalasi konflik dapat dicegah sejak dini. Dengan membangun saluran komunikasi yang transparan dan terbuka, petugas kepolisian dapat memahami tuntutan demonstran dan menegosiasikan solusi yang lebih konstruktif. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;a href="https://www.kompas.id/artikel/mensesneg-temui-mahasiswa-dan-setujui-penuhi-tuntutan-massa"&gt;Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi&lt;/a&gt; sudah mengambil langkah yang seharusnya dengan menemui massa mahasiswa yang melakukan demonstrasi di kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, pada 20 Februari lalu.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pendekatan ini tidak hanya mengurangi kemungkinan bentrokan fisik tetapi juga memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap institusi penegak hukum. Selain itu, pendekatan berbasis dialog juga mencakup penggunaan mediator independen dan pengamat untuk memastikan bahwa proses komunikasi berjalan secara adil dan tidak berpihak.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Perlu respons yang empatik, bukan elitis&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Hal lain yang perlu menjadi catatan adalah bagaimana agar respons pemerintah terhadap kritik publik tidak bersifat elitis dan kurang empatik.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dalam &lt;a href="https://link.springer.com/article/10.1057/palgrave.crr.1550049"&gt;teori komunikasi krisis&lt;/a&gt;, pemerintah seharusnya mengadopsi strategi yang dapat meredam kepanikan publik dan membangun kembali kepercayaan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Namun, pola komunikasi pemerintah di Indonesia—yang memperlihatkan pola komunikasi yang elitis, tidak empatik, dan defensif terhadap kritik publik—justru sering memprovokasi reaksi lebih luas.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dalam fenomena tagar viral #KaburAjaDulu, misalnya, Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer justru merespons dengan pernyataan “Mau pergi, ya silakan saja. Kalau memang tidak ingin kembali, juga tidak masalah.” Ini jelas bentuk pernyataan pejabat publik yang sangat tidak peka terhadap keresahan rakyat.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sementara terhadap tagar #IndonesiaGelap yang digunakan masyarakat di media sosial untuk memprotes pemerintah, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) &lt;a href="https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20250219112419-532-1199934/luhut-soal-tagar-indonesia-gelap-kau-yang-gelap-bukan-ri."&gt;Luhut Binsar Pandjaitan&lt;/a&gt; menepisnya dan justru menyatakan “Jadi kalau ada yang bilang itu Indonesia gelap, yang gelap kau, bukan Indonesia. Jadi kita jangan terus mengklaim sana-sini.” Respons Luhut ini terkesan menyalahkan rakyat dan mengabaikan keresahan masyarakat.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sudahlah gagal mengantisipasi dampak sosial yang timbul, pemerintah juga gagal mengomunikasikan kebijakan secara efektif kepada publik.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Tantangan untuk mengembalikan kepercayaan publik&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Tantangan terbesar dalam komunikasi krisis pemerintah bukan hanya bagaimana meredam demonstrasi, tetapi juga bagaimana mengembalikan kepercayaan publik pascakrisis.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Transparansi dan empati harus menjadi prinsip utama dalam komunikasi publik pemerintah. Komunikasi krisis bukan sekadar menjelaskan kebijakan, tetapi juga menunjukkan bahwa pemerintah mendengar dan memahami kegelisahan rakyat.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dengan strategi GPR berbasis transparansi, partisipasi, dan komunikasi yang responsif, &lt;a href="https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/14742837.2018.1530589"&gt;demonstrasi bukan lagi menjadi ancaman bagi stabilitas negara&lt;/a&gt;, melainkan kesempatan untuk memperkuat demokrasi melalui dialog yang konstruktif.&lt;/p&gt;&lt;img src="https://counter.theconversation.com/content/250655/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" /&gt; &lt;p class="fine-print"&gt;&lt;em&gt;&lt;span&gt;Yohanes Widodo tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.&lt;/span&gt;&lt;/em&gt;&lt;/p&gt;</content> <summary>Pemerintah harus memperbaiki cara berkomunikasi guna membangun kembali kepercayaan publik, stabilitas politik, dan citra di mata rakyat.</summary> <author> <name>Yohanes Widodo, Dosen Departemen Ilmu Komunikasi, peminat media dan jurnalisme, Universitas Atma Jaya Yogyakarta</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/profiles/yohanes-widodo-1356826"/> </author> <rights>Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.</rights> </entry> <entry> <id>tag:theconversation.com,2011:article/251355</id> <published>2025-03-11T07:28:51Z</published> <updated>2025-03-11T07:28:51Z</updated> <link rel="alternate" type="text/html" href="https://theconversation.com/amnesti-pajak-masuk-prolegnas-kepatuhan-pajak-justru-akan-kian-menurun-251355"/> <title>Amnesti pajak masuk Prolegnas, kepatuhan pajak justru akan kian menurun</title> <content type="html">&lt;p&gt;Lagi-lagi, pemerintah akan mengadakan program insentif pajak, yakni amnesti pajak atau &lt;em&gt;tax amnesty&lt;/em&gt; jilid ketiga. Program ini sudah masuk dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) 2025. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Berkaca dari buruknya realisasi dua kali pelaksanaan &lt;a href="https://klikpajak.id/blog/ketentuan-lengkap-pp-nomor-36-tahun-2017-untuk-pengampunan-pajak/"&gt;&lt;em&gt;tax amnesty&lt;/em&gt;&lt;/a&gt; (2008 dan 2016-2017) serta berbagai program diskon pajak lainnya, seperti &lt;a href="https://pajak.go.id/id/PPS"&gt;Program Pengungkapan Sukarela&lt;/a&gt; (PPS) 2022, &lt;a href="https://www.menpan.go.id/site/berita-terkini/berita-daerah/indonesia-perpanjang-fasilitas-tax-holiday-hingga-akhir-2025"&gt;&lt;em&gt;tax holiday&lt;/em&gt;&lt;/a&gt;, &lt;a href="https://www.pbtaxand.com/menu/detail/whats_new/781/apa-itu-tax-allowance"&gt;&lt;em&gt;tax allowance&lt;/em&gt;&lt;/a&gt;, dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM), keberhasilan program pengampunan pajak jilid ketiga ini meragukan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi terkini, amnesti pajak idealnya hanya dilaksanakan &lt;a href="https://ejournal.hukumunkris.id/index.php/binamulia/article/download/775/184/1910"&gt;satu kali per generasi pajak&lt;/a&gt;. Rajinnya pemerintah memberikan pengampunan pajak ini tampaknya cenderung didorong oleh faktor politik daripada faktor ekonomi yang berkelanjutan. Dalam konteks ini, jelas bahwa para pembuat kebijakan memandang program tersebut bukan sekadar sebagai alternatif kenaikan pajak, melainkan sebagai bentuk lain dari sumber pendapatan utama atau bahkan pelestarian kekayaan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Perlu dicatat, untuk memacu ekonomi tumbuh sebesar &lt;a href="https://www.kemenkeu.go.id/informasi-publik/publikasi/berita-utama/Kunci-Capai-Target-Pertumbuhan-Ekonomi-8-Persen"&gt;8%, butuh penerimaan pajak hingga 16% dari PDB&lt;/a&gt;. Pelonggaran pajak umumnya bertumpu pada strategi makroekonomi, seperti peningkatan kepatuhan pajak untuk menambah basis pajak di masa mendatang, repatriasi modal ke luar negeri (atau pelarian modal), dan penyediaan pendapatan negara secara cepat. &lt;/p&gt; &lt;h2&gt;APBN terlilit janji manis kampanye?&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Seperti yang diketahui, pemerintah belum lama ini menyatakan bakal ada efisiensi APBN secara besar-besaran. Presiden Prabowo Subianto menilai APBN 2025 tidak efisien karena banyak &lt;a href="https://www.voaindonesia.com/a/prabowo-pangkas-apbn-2025-hingga-rp306-6-triliun-untuk-biayai-program-program-prioritas/7953284.html"&gt;pos anggaran yang sia-sia&lt;/a&gt;. Karena itu untuk tahun ini, APBN akan dipangkas sebanyak Rp306 triliun untuk membiayai program prioritas pemerintah.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Adapun program prioritas pemerintah antara lain program makan siang gratis. Program yang digadang-gadang Prabowo sejak masa kampanye tersebut memakan &lt;a href="https://katadata.co.id/berita/nasional/67ad665e2935f/program-makan-siang-gratis-tuai-polemik-efisiensi-anggaran-hingga-isu-phk#:%7E:text=Untuk%20merealisasikan%20program%20tersebut%2C%20diperkirakan,%2C%20balita%2C%20dan%20ibu%20hamil."&gt;bujet negara kurang lebih Rp460 triliun&lt;/a&gt;. Selain itu, teranyar ada Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) yang butuh suntikan modal awal ratusan triliun, yang salah satunya berasal dari &lt;a href="https://www.idnfinancials.com/id/news/52673/danantara-akan-salurkan-rp300-triliun-ke-puluhan-proyek-prioritas"&gt;APBN&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Mengingat ruang fiskal yang terbatas namun target pertumbuhan ekonomi tinggi sebesar 8%, perolehan pendapatan bruto langsung jangka pendek melalui pengampunan pajak tampaknya dianggap jalan pintas yang paling masuk akal untuk menyediakan dana segar guna membiayai janji-janji politik. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Rencana belanja negara APBN 2025 mencapai &lt;a href="https://media.kemenkeu.go.id/getmedia/c4cc1854-96f4-42f4-95b8-94cf49a46f10/Informasi-APBN-Tahun-Anggaran-2025.pdf?ext=.pdf"&gt;Rp3.621 triliun&lt;/a&gt; atau tumbuh lebih dari 10% dari APBN 2024 yang senilai Rp3.325 triliun. Dalam ruang fiskal yang sangat sempit, pemerintah lantas menargetkan pembiayaan utang sebesar &lt;a href="https://media.kemenkeu.go.id/getmedia/c4cc1854-96f4-42f4-95b8-94cf49a46f10/Informasi-APBN-Tahun-Anggaran-2025.pdf?ext=.pdf"&gt;Rp775,8 triliun dalam APBN 2025&lt;/a&gt;. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sejak 2019, pemerintah lebih banyak mengandalkan utang pembiayaan fiskal alih-alih mengoptimalkan penyerapan pajak atas properti atau laba perusahaan dan modal, dan sebagainya. Akibatnya, bunga utang pemerintah melonjak &lt;a href="https://media.kemenkeu.go.id/getmedia/c4cc1854-96f4-42f4-95b8-94cf49a46f10/Informasi-APBN-Tahun-Anggaran-2025.pdf?ext=.pdf"&gt;289%&lt;/a&gt; dan rasio pembayaran bunga terhadap penerimaan negara mencapai 18,1%— tertinggi di Asia Tenggara. &lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Menguntungkan segelintir pihak, melunturkan kepatuhan&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Seperti yang sudah-sudah, kebijakan amnesti pajak lebih menguntungkan kelompok berpenghasilan tinggi. Padahal, prinsip pajak di negara demokrasi seharusnya berlandaskan &lt;a href="https://klikpajak.id/blog/4-prinsip-pajak-di-indonesia/"&gt;kesetaraan&lt;/a&gt;. Dalam konteks ini, program semacam ini justru memperbesar ketimpangan, karena lebih mengedepankan kemudahan bagi segelintir pihak ketimbang memastikan prinsip pemerataan. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Hal ini diperkuat dengan banyaknya politisi dengan latar belakang bisnis dalam parlemen. Pengaruh mereka terhadap perumusan kebijakan yang lebih menguntungkan pengusaha tidak dapat dihindari. Proporsi politisi bisnis yang menjadi anggota DPR &lt;a href="https://antikorupsi.org/id/61-persen-anggota-dpr-2024-2029-merupakan-politisi-pebisnis"&gt;meningkat dari waktu ke waktu&lt;/a&gt; dari 48% pada 2014-2019, 55% pada 2019-2024, dan 61% pada 2024-2029.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Berdasarkan sifat alaminya, amnesti memberikan keringanan kepada individu atau perusahaan yang telah menghindari pajak. Hal ini menimbulkan rasa ketidakadilan bagi para pembayar pajak yang patuh. Pengampunan pajak menguntungkan para penghindar pajak yang kaya, di mana mereka sejatinya memiliki segala sumber daya untuk menghindari pajak sejak awal dan melakukan aksi penghindaran pajak yang legal bernama &lt;a href="https://artikel.pajakku.com/apa-itu-tax-planning/"&gt;&lt;em&gt;tax planning&lt;/em&gt;&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dampak yang paling nyata adalah para pembayar pajak yang kaya sengaja tidak membayar pajak sesegera mungkin karena mengharapkan program amnesti serupa di masa mendatang. Publik khawatir bahwa kelas pemilik sumber daya ekonomi dapat “membeli” jalan keluar dari kepatuhan pajak. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Memberikan apresiasi atas “ketidakpatuhan” sama saja menciderai supremasi hukum dan keadilan. Implikasi demokrasi yang lebih luas, pengampunan pajak bisa melemahkan dan membatasi kemauan warga negara untuk berpartisipasi dalam tatanan ekonomi dan politik. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pemberian fasilitas khusus kepada pelaku penghindar pajak sebaiknya tidak mengabaikan prinsip keadilan bagi warga negara yang telah memenuhi kewajiban perpajakan secara konsisten. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kebijakan amnesti, dalam hal ini, dapat dipandang sebagai langkah yang kurang sejalan dengan upaya memperkuat dan menyempurnakan sistem perpajakan yang berkelanjutan. Selain itu, program ini hanya akan menuntun pada melemahnya kapasitas sistem dan prosedur inti perpajakan serta kerangka hukumnya. &lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Penguatan sistem dan hukum pajak menjadi fundamental&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Untuk mengatasi masalah kepatuhan, negara sepatutnya memperkuat administrasi perpajakan dan sistem hukum melalui reformasi struktural perpajakan. Hanya saja, reformasi membutuhkan waktu dan banyak kerja keras, karena mesti merumuskan strategi jangka menengah dan panjang. Tetapi, upaya demikian bisa dibilang sepadan mengingat desain kebijakan strategis akan memastikan kemajuan kinerja penerimaan pajak yang lebih berkelanjutan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Amnesti pajak yang merupakan “solusi instan” sebaiknya tidak mengaburkan tujuan utama upaya jangka panjang reformasi kebijakan perpajakan. Pemerintah wajib memikirkan alternatif jangka pendek di luar amnesti pajak tersebut. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pun bila program pengumpulan pendapatan jangka pendek ini terus akan tetap dilaksanakan, pemerintah berkewajiban memastikan keadilan dan menjaga akuntabilitasnya. Misalnya, dengan tidak mengurangi &lt;em&gt;net present value&lt;/em&gt; dari kewajiban pajak dasar dan bunga yang masih harus dibayar.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Mengutamakan keadilan dan akuntabilitas kebijakan amnesti pajak merupakan salah satu cara agar demokrasi dapat tumbuh subur. Dalam rangka menjaga fondasi kepercayaan publik, orang kaya tidak boleh berada di atas hukum.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Transparansi dan akuntabilitas hanya dapat terwujud dengan komunikasi politik perpajakan yang kuat. Di atas semuanya itu, pemerintah harus mengubah paradigma perpajakan dari sekadar “mesin pengumpul pendapatan” negara menjadi “instrumen demokratisasi” yang mewujudkan agenda masyarakat.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Selama satu dekade terakhir, rasio pajak terhadap produk domestik bruto (PDB) stagnan di kisaran &lt;a href="https://klikpajak.id/blog/rasio-pajak/"&gt;9-10%&lt;/a&gt;. Hal ini menandakan minimnya kontribusi perpajakan terhadap PDB dan patut menjadi topik yang harus dibenahi pemerintah serta membutuhkan kontribusi seluruh masyarakat.&lt;/p&gt;&lt;img src="https://counter.theconversation.com/content/251355/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" /&gt; &lt;p class="fine-print"&gt;&lt;em&gt;&lt;span&gt;Andi Suryadi terafiliasi dengan PRAKSIS (Jesuit Center for Research and Advocacy). &lt;/span&gt;&lt;/em&gt;&lt;/p&gt;</content> <summary>Sejak 2019, pemerintah lebih banyak mengandalkan utang pembiayaan fiskal alih-alih mengoptimalkan penyerapan pajak atas properti atau laba perusahaan dan modal</summary> <author> <name>Andi Suryadi, Researcher, PRAKSIS (Pusat Riset dan Advokasi Serikat Jesus)</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/profiles/andi-suryadi-2299794"/> </author> <rights>Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.</rights> </entry> <entry> <id>tag:theconversation.com,2011:article/251815</id> <published>2025-03-11T05:03:56Z</published> <updated>2025-03-11T05:03:56Z</updated> <link rel="alternate" type="text/html" href="https://theconversation.com/wacana-danantara-mendanai-proyek-batu-bara-dibayangi-besarnya-risiko-keuangan-dan-lingkungan-251815"/> <title>Wacana Danantara mendanai proyek batu bara dibayangi besarnya risiko keuangan dan lingkungan</title> <content type="html">&lt;p&gt;Presiden Prabowo Subianto berencana menggenjot &lt;a href="https://www.cnbcindonesia.com/news/20250303222927-4-615254/as-china-batal-prabowo-lanjut-proyek-pengganti-lpg-pakai-danantara"&gt;proyek pengolahan batu bara&lt;/a&gt; senilai &lt;a href="https://www.cnbcindonesia.com/news/20250305080728-4-615712/prabowo-garap-proyek-pengganti-lpg--dme--rp180-t-dibiayai-danantara"&gt;US$11 miliar (setara Rp179 triliun)&lt;/a&gt; menjadi salah satu prioritas nasional. &lt;a href="https://www.cnbcindonesia.com/news/20250303222927-4-615254/as-china-batal-prabowo-lanjut-proyek-pengganti-lpg-pakai-danantara"&gt;Danantara&lt;/a&gt;, Badan Pengelola Investasi yang diluncurkan akhir Februari lalu, akan menjadi penyalur dananya. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Salah satu proyek yang akan didanai Danantara adalah pengolahan batu bara menjadi dimetil eter (DME). Ini adalah &lt;a href="https://www.sciencedirect.com/topics/chemistry/dimethyl-ether"&gt;senyawa yang tidak beracun&lt;/a&gt;, pencairan dan pengangkutannya mudah, serta dapat kita gunakan sebagai bahan bakar.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Melalui produksi DME secara mandiri, pemerintah berharap Indonesia dapat mengurangi &lt;a href="https://finance.detik.com/energi/d-7485632/duh-impor-lpg-naik-terus-ini-datanya"&gt;impor &lt;em&gt;liquified petroleum gas&lt;/em&gt; (elpiji)&lt;/a&gt; yang terus naik sehingga membebani kas negara.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sayangnya, pelaksanaan proyek DME belum tentu seindah klaim pemerintah. Sebab, ada risiko-risiko yang menghantui proyek ini, mulai dari penambahan subsidi karena proyek yang tidak ekonomis, serta dampak lingkungan karena produksi batu bara. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Rencana menyerahkan proyek DME kepada Danantara pada akhirnya akan menjadi polemik yang menuai pro kontra.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Proyek mahal yang tidak &lt;em&gt;feasible&lt;/em&gt;&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;DME sebenarnya dapat diproduksi dengan bahan baku alternatif &lt;a href="https://www.ieabioenergy.com/wp-content/uploads/2020/11/19-AFF_IEABio_SuccessStories_CHEMREC_BioDME.pdf"&gt;seperti sampah kota, limbah pertanian dan biomassa lain yang lebih ramah lingkungan&lt;/a&gt;. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sayangnya, sejak ide ini digagas pada 2018, pemerintah justru mengarahkan bahan baku DME dari batu bara. Komoditas ini merupakan &lt;a href="https://news.un.org/en/story/2021/03/1086132%20sejak%20era%20praindustri"&gt;biang keladi pemanasan suhu Bumi&lt;/a&gt;. &lt;/p&gt; &lt;figure class="align-center "&gt; &lt;img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/654045/original/file-20250310-68-fefnla.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/654045/original/file-20250310-68-fefnla.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=400&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/654045/original/file-20250310-68-fefnla.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=30&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=400&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/654045/original/file-20250310-68-fefnla.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=15&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=400&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/654045/original/file-20250310-68-fefnla.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=503&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/654045/original/file-20250310-68-fefnla.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=30&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=503&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/654045/original/file-20250310-68-fefnla.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=15&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=503&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"&gt; &lt;figcaption&gt; &lt;span class="caption"&gt;Aktivitas penyimpanan dan pengangkutan batu bara di pinggir sungai Musi, Sumatra Selatan.&lt;/span&gt; &lt;span class="attribution"&gt;&lt;span class="source"&gt;(BK Awangga/Shutterstock)&lt;/span&gt;&lt;/span&gt; &lt;/figcaption&gt; &lt;/figure&gt; &lt;p&gt;Proyek DME batu bara juga cukup mahal karena berbagai faktor, mulai dari harga batu bara hingga ongkos investasi dan teknologi. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Indonesia seharusnya dapat belajar dari program batu bara menjadi DME yang diinisiasi oleh &lt;a href="https://www.ptba.co.id/berita/ptba-pertamina-dan-air-products-sepakat-bentuk-perusahaan-clean-energy-mulai-dari-syngas-hingga-dme-784"&gt;PT Bukit Asam bersama Air Products&lt;/a&gt;, perusahaan asal Amerika Serikat. Sekitar 1,4 juta ton DME yang berasal dari 6 juta ton batu bara ini akan dibeli oleh &lt;a href="https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/kerja-sama-proyek-dme-disepakati-menteri-esdm-ini-salah-satu-milestone-hilirisasi-batubara-indonesia"&gt;PT Pertamina&lt;/a&gt; untuk kemudian dioplos (&lt;em&gt;blending&lt;/em&gt;) dengan elpiji.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Namun, proyek ini tidak berlanjut karena Air Products memilih &lt;a href="https://www.cnbcindonesia.com/news/20230309180615-4-420387/gak-cuma-dme-ptba-air-products-juga-cabut-dari-proyek-bakrie"&gt;angkat kaki dari proyek ini&lt;/a&gt;. Keluarnya Air Products bisa jadi disebabkan oleh karena kelayakan finansial dan risiko produk yang hanya dibeli satu perusahaan, yaitu Pertamina.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;a href="https://ieefa.org/wp-content/uploads/2020/11/Proposed-DME-Project-in-Indonesia-Does-Not-Make-Economic-Sense_November-2020.pdf"&gt;Kajian&lt;/a&gt; Institute for Economics and Financial Analysis (IIEFA) pada 2020 menyatakan bahwa proyek DME Bukit Asam di Muara Enim, Sumatra Selatan, akan mendatangkan kerugian sebesar US$377 juta (Rp6,14 triliun) per tahun.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kerugian ini berasal dari harga elpiji saat itu yang jauh lebih rendah yakni US$365(Rp5,9 juta) per ton. Sementara biaya produksi DME dari proyek ini sebesar US$470(Rp7,6 juta) per ton. Angka tersebut secara otomatis akan meningkatkan biaya produksi elpiji Pertamina.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Perhitungan IEEFA dibantah oleh pemerintah yang mengklaim proyek DME masih menguntungkan. Namun, perlu dicatat bahwa perhitungan ini menggunakan asumsi harga gas elpiji yang jauh lebih tinggi &lt;a href="https://www.esdm.go.id/en/media-center/news-archives/investasi-proyek-dme-sangat-ekonomis-berikut-bukti-dan-dampaknya"&gt;(US$600 per ton)&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Beban subsidi pemerintah baru&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Proyek DME, menurut kajian IEEFA pada 2023, juga berisiko menambah beban subsidi pemerintah sebesar &lt;a href="https://ieefa.org/resources/keeping-indonesias-downstream-coal-projects-afloat-will-require-hefty-government"&gt;US$354(Rp5,7 juta) per ton&lt;/a&gt;. Subsidi ini bertujuan untuk menjaga agar proyek DME tetap berada di ambang batas keuntungan dan operasional.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Risiko lainnya juga akan ditanggung oleh PT Pertamina. Hal ini timbul—setidaknya hingga 10 tahun—karena Pertamina wajib membeli DME dengan harga mahal sekalipun harga elpiji impor di pasar internasional sedang murah. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Di lain pihak, harga elpiji juga akan dipengaruhi oleh faktor permintaan dan penawaran, kestabilan politik di timur tengah, aspek geopolitik, bahkan transisi energi global. Ketidakpastian ini akan membuat Pertamina sukar memprediksi kelayakan proyek.&lt;/p&gt; &lt;figure class="align-center zoomable"&gt; &lt;a href="https://images.theconversation.com/files/654044/original/file-20250310-56-swe7cn.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=1000&amp;amp;fit=clip"&gt;&lt;img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/654044/original/file-20250310-56-swe7cn.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/654044/original/file-20250310-56-swe7cn.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=400&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/654044/original/file-20250310-56-swe7cn.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=30&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=400&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/654044/original/file-20250310-56-swe7cn.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=15&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=400&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/654044/original/file-20250310-56-swe7cn.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=503&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/654044/original/file-20250310-56-swe7cn.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=30&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=503&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/654044/original/file-20250310-56-swe7cn.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=15&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=503&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"&gt;&lt;/a&gt; &lt;figcaption&gt; &lt;span class="caption"&gt;Antrean warga membeli tabung gas elpiji di Tangerang. Gangguan pasokan elpiji akan berdampak pada masyarakat Indonesia dan usaha kecil.&lt;/span&gt; &lt;span class="attribution"&gt;&lt;span class="source"&gt;(Wulandari/Shutterstock)&lt;/span&gt;&lt;/span&gt; &lt;/figcaption&gt; &lt;/figure&gt; &lt;p&gt;Pertamina juga harus bergelut dengan kendala produksi dalam jangka panjang yang berisiko mengganggu rencana pengoplosan DME dan LPG maupun distribusinya. Ini mengharuskan Pertamina menyiapkan rencana darurat (&lt;em&gt;contigency&lt;/em&gt;) termasuk mencari alternatif pasokan ke sumber lain, seperti impor.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Risiko-risiko ini akan berdampak pada kinerja keuangan dan mengancam rencana transformasi bisnis Pertamina dalam jangka panjang. Ujung-ujungnya ini bahkan mengganggu keamanan pasokan energi domestik.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kelayakan proyek juga akan ditentukan oleh kinerja lingkungan dari produksi DME dari batubara. Walaupun DME lebih bersih daripada LPG, tapi emisi dari produksinya harus menjadi pertimbangan. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Proses pengerukan batubara dan produksi DME berisiko menghasilkan &lt;a href="https://www.aeer.or.id/wp-content/uploads/2023/07/Coal-Downstreaming-will-increase-Indonesias-GHG-1.pdf"&gt;4,6 juta ton CO2 per tahun&lt;/a&gt;. Sementara upaya pengurangan emisi akan menciptakan biaya baru sehingga ongkos produksi bakal semakin mahal. &lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Tiga langkah berat&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Terhentinya proyek DME di Indonesia pada 2023 seharusnya menjadi pelajaran berharga bagi Danantara. Sebagai lembaga pengelola investasi, Danantara seharusnya menggelontorkan dana dengan hati-hati dan &lt;em&gt;prudent&lt;/em&gt;, tidak berdasarkan perintah atau tekanan politik. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Apalagi, uang yang dikelola Danantara berasal dari pemangkasan anggaran negara. Pengguntingan bujet ini &lt;a href="https://www.kompas.com/tag/dampak-pemangkasan-anggaran-kementerian"&gt;telah berdampak&lt;/a&gt; bagi program-program esensial—seperti pendidikan dan kesehatan—serta pelayanan publik.&lt;/p&gt; &lt;hr&gt; &lt;p&gt; &lt;em&gt; &lt;strong&gt; Baca juga: &lt;a href="https://theconversation.com/gasifikasi-dan-pencairan-batu-bara-cara-indonesia-melanggengkan-kecanduan-terhadap-batu-bara-172421"&gt;Gasifikasi dan pencairan batu bara: Cara Indonesia melanggengkan "kecanduan" terhadap batu bara&lt;/a&gt; &lt;/strong&gt; &lt;/em&gt; &lt;/p&gt; &lt;hr&gt; &lt;p&gt;Jika tetap ingin melaksanakan proyek DME, paling tidak ada tiga pilihan bagi pemerintah yang ujungnya adalah subsidi sehingga akan membebani keuangan negara. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;strong&gt;Pertama,&lt;/strong&gt; menurunkan harga batu bara untuk DME menjadi di bawah US$ 20/ton. Ini artinya pemerintah harus menanggung sebagian biaya produksi plus margin agar proyek DME bisa cuan. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Jika mengacu pada &lt;a href="https://www.ptba.co.id/uploads/ptba_laporan_audit_keuangan/20240305063056-2024-03-05ptba_laporan_audit_keuangan063051.pdf"&gt;laporan keuangan PT Bukit Asam 2023&lt;/a&gt;, perkiraan biaya produksi batu bara plus margin 15% adalah sekitar US$52/ton. Dengan biaya segitu, dalam setahun pemerintah harus memberikan subsidi harga batu bara sebesar US$192 juta(Rp3,1 triliun). &lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;strong&gt;Kedua,&lt;/strong&gt; memberikan insentif penihilan royalti dan pajak-pajak untuk batubara yang dipakai untuk produksi DME. Ini akan berdampak pada penerimaan negara dari batu bara. Sayangnya, pengecualian royalti ini tidak akan berdampak signifikan pada penurunan biaya produksi DME. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;strong&gt;Ketiga,&lt;/strong&gt; menyiapkan penambal keuangan kepada Pertamina apabila sewaktu-waktu harga elpiji menurun sehingga yang penggunaan DME menjadi tidak ekonomis. Kompensasi ini diluar subsidi yang diberikan kepada Pertamina untuk penjualan epiji 3kg—jumlahnya sebesar &lt;a href="https://emedia.dpr.go.id/2025/02/04/banggar-dpr-alokasi-anggaran-subsidi-lpg-2025-sangat-mencukupi/#:%7E:text=%E2%80%9CPada%20APBN%202025%2C%20Badan%20Anggaran,2024%20sebesar%20Rp85%2C6%20triliun"&gt;Rp87 triliun pada 2025&lt;/a&gt;. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dengan tantangan pada kelayakan ekonomi dan finansial dan segudang risiko proyek konversi batu bara menjadi DME, Danantara seharusnya tidak menjadi pendana proyek ini. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Apalagi, berbagai macam subsidi dan fasilitas anggaran dari negara akan jatuh pada proyek batu bara. Hal ini berlawanan dengan &lt;a href="https://unsdg.un.org/latest/stories/cop28-ends-call-%E2%80%98transition-away%E2%80%99-fossil-fuels-un-chief-says-phaseout-inevitable"&gt;semangat global&lt;/a&gt; yang ingin menjauhi pengerukan dan pemanfaatan batu bara.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sebaliknya, pemerintah perlu mencari opsi bahan baku lain untuk memproduksi DME yang lebih layak secara teknis dan ekonomis guna menghindari beban keuangan negara di masa depan.&lt;/p&gt;&lt;img src="https://counter.theconversation.com/content/251815/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" /&gt; &lt;p class="fine-print"&gt;&lt;em&gt;&lt;span&gt;Fabby Tumiwa tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.&lt;/span&gt;&lt;/em&gt;&lt;/p&gt;</content> <summary>Danantara harus lebih hati-hati membuat keputusan bisnis dan mengabaikan tekanan politik. Apalagi sudah ada kasus proyek yang sama tidak berjalan karena mundurnya investor asal Amerika Serikat pada 2023. Kenapa Prabowo mau mencobanya kembali?</summary> <author> <name>Fabby Tumiwa, Direktur Eksekutif, Institute for Essential Services Reform</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/profiles/fabby-tumiwa-1129266"/> </author> <rights>Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.</rights> </entry> <entry> <id>tag:theconversation.com,2011:article/251608</id> <published>2025-03-10T08:08:16Z</published> <updated>2025-03-10T08:08:16Z</updated> <link rel="alternate" type="text/html" href="https://theconversation.com/penghematan-apbn-2025-mengikis-kepercayaan-publik-251608"/> <title>Penghematan APBN 2025, mengikis kepercayaan publik?</title> <content type="html">&lt;p&gt;Jumat, 14 Februari 2025 yang seharusnya dirayakan sebagai hari kasih sayang, malah berubah menjadi momen mengecewakan karena pemerintah mengumumkan &lt;a href="https://www.kemenkeu.go.id/informasi-publik/publikasi/berita-utama/Beasiswa-KIP,-LPDP,-UKT-Perguruan-Tinggi"&gt;ratusan triliun pos anggaran negara disunat&lt;/a&gt;. Tanpa alasan yang jelas dari pemerintah, isu bergerak liar di media massa, media &lt;em&gt;online&lt;/em&gt;, dan jagat maya, memunculkan spekulasi bahwa Indonesia tengah tercekik jatuh tempo utang luar negeri &lt;a href="https://nasional.kontan.co.id/news/utang-jatuh-tempo-di-2025-pemerintah-bakal-pertimbangkan-pinjaman-baru"&gt;berjumlah jumbo&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Di sisi lain, ada program makan bergizi gratis yang membutuhkan &lt;a href="https://www.kompas.id/artikel/anggaran-makan-bergizi-gratis-dapat-membengkak-jadi-rp-171-triliun-di-tahun-pertama"&gt;biaya besar&lt;/a&gt;. Di tambah lagi, masih ada beban proyek pembangunan Ibu Kota Negara Nusantara—yang kabar burungnya akan menjadi &lt;a href="https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20250123070511-92-1190452/misteri-di-balik-ramai-ramai-investor-tunda-proyek-ikn-usai-era-jokowi"&gt;kota mangkrak&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Melansir &lt;a href="https://www.tempo.co/ekonomi/4-kementerian-sudah-tetapkan-angka-pemotongan-anggaran-2025-1207862"&gt;Tempo.co&lt;/a&gt;, Kementerian Perdagangan, Badan Usaha Milik Negara, Hak Asasi Manusia, dan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendiktisaintek) menyatakan akan mengencangkan ikat pinggang dengan adanya kebijakan ini.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Alhasil, mahasiswa dan sejumlah kalangan masyarakat kembali turun ke jalan memprotes kebijakan pemerintah kebijakan yang dianggap tidak berpihak kepada rakyat. Ada kesenjangan politik anggaran di saat &lt;a href="https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-7786292/13-tuntutan-bem-si-di-puncak-demo-indonesia-gelap-20-februari"&gt;penetapan kabinet terlalu gemuk, koalisi yang berujung bagi-bagi kursi, sementara dana pendidikan disunat&lt;/a&gt;. Publik lantas bertanya-tanya, bagaimana kelanjutan program pembangunan masyarakat yang dijanjikan semasa kampanye?&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Minim penjelasan yang memantik keresahan publik&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Kondisi keuangan negara yang tidak transparan memicu banyak pertanyaan. Sebagai akademisi, saya pun mulai bertanya-tanya, mau dibawa ke mana negeri ini? &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Awal Januari 2025, publik mendapat berita bahwa pencairan &lt;a href="https://www.youtube.com/watch?v=QbvFn-KGMvk"&gt;tunjangan kinerja (tukin)&lt;/a&gt; dosen terkendala. Realitas pahit harus dihadapi masyarakat. Tapi pertanyaannya, apakah pemerintah mendengar kegelisahan publik?&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Tidak dipungkiri, dalam keuangan negara ada begitu banyak &lt;a href="https://www.bps.go.id/id/statistics-table/2/MTA4MiMy/tabel-anggaran-belanja-pemerintah-pusat-berdasarkan-fungsi.html"&gt;fungsi alokasi&lt;/a&gt; yang perlu mendapat perhatian, seperti pelayanan umum, pertahanan, keuangan, perlindungan sosial, hak asasi manusia, hukum, dan sebagainya. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Beberapa fungsi, seperti pendidikan, dimandatkan porsinya untuk dialokasikan di APBN sebagai &lt;a href="https://djpk.kemenkeu.go.id/?ufaq=apakah-yang-disebut-dengan-mandatory-spending"&gt;&lt;em&gt;mandatory spending&lt;/em&gt;&lt;/a&gt;. Akan tetapi, mana yang akan menjadi prioritas pemerintah?&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Program makan bergizi gratis, misalnya, berkali-kali ditegaskan sebagai &lt;a href="https://katadata.co.id/berita/nasional/67c68fb0a8856/prabowo-setujui-tambahan-anggaran-makan-siang-gratis-untuk-82-9-juta-penerima"&gt;prioritas&lt;/a&gt; oleh Presiden Prabowo dan jajaran menterinya. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Namun, apakah program ini harus mengorbankan sektor lainnya yang juga krusial? Masyarakat nyatanya tengah dilanda isu sosial-ekonomi yang lebih berdampak seperti &lt;a href="https://www.kompas.com/jawa-timur/read/2025/02/04/062600988/kelangkaan-elpiji-3-kg-dan-bbm-di-indonesia-pakar-ungkap-penyebabnya?page=all"&gt;kelangkaan gas elpiji&lt;/a&gt;, &lt;a href="https://www.tempo.co/politik/ukt-berpotensi-naik-imbas-pemangkasan-anggaran-kemendiktisaintek--1206423"&gt;uang kuliah&lt;/a&gt; (UKT) yang berpotensi naik, hingga minimnya &lt;a href="https://kumparan.com/haris-ghe/generasi-muda-melimpah-lapangan-kerja-minim-jalan-tengah-untuk-indonesia-24Xdwxg1wlN"&gt;ketersediaan lapangan pekerjaan&lt;/a&gt;. &lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Keresahan yang mengikis kepercayaan publik&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Belum selesai kegaduhan yang ditimbulkan oleh program makan siang gratis, tiba-tiba pemerintah kembali meresahkan publik dengan gebrakan &lt;a href="https://www.antaranews.com/berita/4671405/bpi-danantara-resmi-berdiri-berikut-visi-dan-misinya#:%7E:text=Jakarta%20(ANTARA)%20%2D%20Pada%20Senin,yang%20bertugas%20mengelola%20investasi%20pemerintah."&gt;&lt;em&gt;superholding&lt;/em&gt; BUMN Danantara&lt;/a&gt;. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Keresahan masyarakat ini terbukti dari hasil mini riset digital yang saya lakukan menggunakan &lt;a href="https://brand24.com/?adgr=txt-brand-iv&amp;amp;keyword-ext=brands%2024&amp;amp;placement&amp;amp;location=9123182&amp;amp;gad_source=1&amp;amp;gclid=CjwKCAiArKW-BhAzEiwAZhWsIGQqbgQYqw-QFuR3hEEXHhDJR-_-8sTDfiq3qqc1CfRbemW5vaKX6hoCxjEQAvD_BwE"&gt;Brand24&lt;/a&gt;, alat analisis sentimen publik di media sosial dan media massa &lt;em&gt;online&lt;/em&gt;. Saya menelusuri sentimen publik soal pengurangan anggaran dengan menggunakan kata kunci “pemotongan anggaran” selama periode 1-15 Februari 2025.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Hasilnya menunjukkan bahwa tren perbincangan publik di media &lt;em&gt;online&lt;/em&gt; maupun media sosial terlihat meroket, terutama pada 12 Februari 2025, dengan puncak perbincangan sebanyak 887 postingan. Hari itu bertepatan dengan rapat pemerintah DPR dalam rangka mempercepat pembahasan tentang rekonstruksi anggaran.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Minimnya penjelasan dari pemerintah atas semua manuver otak-atik anggaran berujung pada tergerusnya kepercayaan publik. Hal ini saya buktikan pada Tabel I tentang sentimen dan kata kunci “pemotongan anggaran” melalui metode dan waktu penelitian yang sama menunjukkan bahwa sentimen negatif jauh lebih dominan dibandingkan sentimen positif. Hal ini memperkuat hipotesis adanya keresahan publik tentang pengelolaan anggaran negara.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sentimen publik tersebar pada beberapa medium, baik di media sosial maupun media massa &lt;em&gt;online&lt;/em&gt;. Pada medium &lt;em&gt;news&lt;/em&gt; (berita media &lt;em&gt;online&lt;/em&gt;) misalnya, sentimen negatif jauh lebih dominan dengan total mencapai 391 konten yang mengkritisi pemotongan anggaran. Demikian juga pada media sosial, di YouTube, Facebook, TikTok, dan X sentimen negatif secara keseluruhan mendominasi. Paling menonjol yakni pada X dengan total jumlah postingan sentimen negatif mencapai 511 postingan. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Jika diperhatikan, X menjadi salah satu medium yang populer untuk publik, khususnya dalam memperbincangkan isu-isu politik dan kebijakan. Sedangkan, YouTube menjadi medium yang menarik karena menyajikan informasi beserta audio-visual, sehingga publik dapat memperoleh gambaran situasi dengan lebih nyata. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Gambar 2 di bawah ini mempertegas bahwa media &lt;em&gt;online&lt;/em&gt; memberikan kontribusi signifikan dalam membangun opini publik. Jumlah konten pemberitaan yang tinggi memiliki korelasi dengan jumlah perbincangan yang tinggi. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Secara keseluruhan, tren perbincangan tentang pemotongan anggaran terus meningkat sejak 1-15 Februari 2025. Hal ini tentu patut menjadi catatan bagi pemerintah tentang perlunya transparansi dan komunikasi yang lebih jelas kepada publik. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Masyarakat berhak mengetahui bagaimana keputusan pemotongan anggaran ini akan berdampak pada sektor-sektor krusial seperti pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial. Tanpa adanya kejelasan dalam alokasi anggaran, ketidakpercayaan publik terhadap pemerintah akan semakin meningkat.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Selain itu, respons pemerintah terhadap kritik publik juga menjadi faktor penting dalam membangun kepercayaan masyarakat. Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi yang secara rinci menjelaskan alasan utama pemotongan anggaran dan bagaimana strategi pemerintah untuk mengatasi dampak negatif yang mungkin terjadi. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Padahal transparansi informasi khususnya kebijakan di era perkembangan teknologi ini merupakan hal &lt;a href="https://repository.uin-suska.ac.id/13905/7/7.%20BAB%20II__2018543ADN.pdf"&gt;fundamental dalam asas &lt;em&gt;good governance&lt;/em&gt;&lt;/a&gt;. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Situasi ini memunculkan pertanyaan lain, apakah ada upaya dari pemerintah untuk mencari sumber pendapatan lain dalam rangka menyeimbangkan anggaran negara? Misalnya, pertimbangan pemerintah dalam efisiensi belanja negara, optimalisasi pajak, dan mengevaluasi kembali proyek-proyek negara yang memakan anggaran besar. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Jika keresahan publik terus meningkat dan tidak ada langkah konkret dari pemerintah dalam merespons kritik ini, maka bukan tidak mungkin gelombang demonstrasi akan semakin besar. Mahasiswa, akademisi, dan berbagai elemen masyarakat lainnya akan terus mempertanyakan arah kebijakan pemerintah dan meminta pertanggungjawaban atas keputusan yang diambil.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Pemerintah perlu memperbaiki komunikasinya&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Ke depannya, pemerintah diharapkan dapat mengkomunikasikan segala manuver kebijakannya dengan lebih baik kepada publik. Sebagai individu yang berprofesi sebagai dosen dalam bidang komunikasi, saya berargumen bahwa pemerintah perlu menata ulang bagaimana sistem komunikasi kebijakan publik yang transparan, terarah, dan bermuatan informasi secara lugas disampaikan agar publik dapat memperoleh informasi yang jelas dan transparan. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pada akhirnya, pemerintah harus segera mengambil langkah konkret untuk meredam keresahan publik. Jika tidak, ketidakpercayaan yang semakin besar bisa berujung pada instabilitas yang lebih luas. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dialog yang terbuka, transparansi dalam pengelolaan anggaran, serta kebijakan yang mempertimbangkan kesejahteraan rakyat harus menjadi prioritas utama dalam menghadapi tantangan keuangan negara ke depan. Jika tidak ada perubahan, bukan tidak mungkin dan cepat atau lambat demo lanjutan &lt;a href="https://www.tempo.co/politik/muncul-wacana-aksi-indonesia-gelap-jilid-2-pimpinan-dpr-pemerintah-lagi-bekerja--1215903"&gt;Indonesia Gelap episode II&lt;/a&gt; benar-benar akan terjadi.&lt;/p&gt;&lt;img src="https://counter.theconversation.com/content/251608/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" /&gt; &lt;p class="fine-print"&gt;&lt;em&gt;&lt;span&gt;Paskalia tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.&lt;/span&gt;&lt;/em&gt;&lt;/p&gt;</content> <summary>Pemerintah perlu menata ulang bagaimana sistem komunikasi kebijakan publik yang transparan, terarah, dan bermuatan informasi secara jelas kepada masyarakat.</summary> <author> <name>Paskalia, Lecturer, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya </name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/profiles/paskalia-2326135"/> </author> <rights>Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.</rights> </entry> <entry> <id>tag:theconversation.com,2011:article/251475</id> <published>2025-03-10T06:24:31Z</published> <updated>2025-03-10T06:24:31Z</updated> <link rel="alternate" type="text/html" href="https://theconversation.com/bagaimana-kenaikan-dan-penurunan-berat-badan-sama-sama-memengaruhi-menstruasi-251475"/> <title>Bagaimana kenaikan dan penurunan berat badan sama-sama memengaruhi menstruasi?</title> <content type="html">&lt;p&gt;Terkadang, mungkin kita menyadari bahwa perubahan berat badan sering kali diiringi dengan perubahan siklus haid.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Lalu, apa hubungan antara berat badan dan menstruasi?&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Menjaga berat badan tetap seimbang menjadi kunci siklus menstruasi yang teratur. Berikut alasannya, beserta ciri penting yang jadi pertanda kalau kamu harus ke dokter.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Peran hormon&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Siklus menstruasi—termasuk ketika masa pendarahan dan ovulasi—diatur oleh keseimbangan hormon, khususnya &lt;a href="https://www.healthdirect.gov.au/oestrogen"&gt;estrogen&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Ovarium sebagai alat reproduksi perempuan terhubung ke otak melalui &lt;a href="https://link.springer.com/chapter/10.1007/978-3-319-44558-8_1"&gt;sistem sinyal hormonal&lt;/a&gt;. Sistem ini menjadi pengendali hormon yang mengatur siklus menstruasi.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Otak bertugas memproduksi hormon penting bernama hormon pelepas gonadotropin atau &lt;em&gt;&lt;a href="https://www.sciencedirect.com/topics/biochemistry-genetics-and-molecular-biology/gonadotropin-releasing-hormone"&gt;gonadotropin releasing hormone&lt;/a&gt;&lt;/em&gt; (GnRH) di hipotalamus (salah satu bagian otak). Hormon tersebut mendorong pelepasan hormon-hormon lain yang menginstruksikan ovarium untuk memproduksi estrogen dan melepaskan sel telur yang matang (ovulasi).&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Namun, pelepasan GnRH &lt;a href="https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC6068835/#:%7E:text=Among%20these%20factors%2C%20hypothalamic%20GnRH,LH%20secretion%20from%20the%20pituitary"&gt;bergantung pada&lt;/a&gt; level estrogen dan energi tubuh. Dua hal ini sangat berkaitan dengan berat badan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Estrogen utamanya diproduksi di ovarium, tetapi sel lemak juga memproduksi estrogen. Inilah mengapa berat badan—dalam hal ini lemak tubuh—dapat memengaruhi menstruasi.&lt;/p&gt; &lt;figure class="align-center "&gt; &lt;img alt="Perempuan berpiyama berbaring di tempat tidur sambil memegang botol air panas." src="https://images.theconversation.com/files/650240/original/file-20250220-38-vmq0vs.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/650240/original/file-20250220-38-vmq0vs.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=400&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/650240/original/file-20250220-38-vmq0vs.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=30&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=400&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/650240/original/file-20250220-38-vmq0vs.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=15&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=400&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/650240/original/file-20250220-38-vmq0vs.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=503&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/650240/original/file-20250220-38-vmq0vs.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=30&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=503&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/650240/original/file-20250220-38-vmq0vs.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=15&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=503&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"&gt; &lt;figcaption&gt; &lt;span class="caption"&gt;Sel lemak memproduksi estrogen, hormon krusial dalam siklus menstruasi.&lt;/span&gt; &lt;span class="attribution"&gt;&lt;a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/woman-home-suffering-menstrual-pain-cramps-2375614985"&gt;Halfpoint/Shutterstock&lt;/a&gt;&lt;/span&gt; &lt;/figcaption&gt; &lt;/figure&gt; &lt;h2&gt;Apakah kekurangan berat badan berpengaruh ke menstruasi?&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Tubuh kita memprioritaskan penyimpanan energi. Ketika &lt;a href="https://link.springer.com/article/10.1007/s00421-020-04516-0"&gt;cadangan energi rendah&lt;/a&gt;, tubuh akan menghentikan proses yang tak esensial, salah satunya reproduksi.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kondisi ini dapat terjadi ketika kita kekurangan berat badan atau mengalami penurunan berat badan secara drastis. Kondisi ini juga dapat terjadi pada &lt;a href="https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC5820163/"&gt;pelaku olahraga intens&lt;/a&gt; atau saat nutrisi tubuh seseorang tidak memadai.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kondisi stres pada tubuh tersebut membuat hipotalamus memasuki mode bertahan hidup. Hasilnya, tubuh menurunkan produksi hormon penting terkait ovulasi, termasuk estrogen, dan menghentikan menstruasi.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;a href="https://www.healthdirect.gov.au/what-to-do-if-you-are-underweight"&gt;Kekurangan berat badan&lt;/a&gt; secara kronis membuat tubuh tidak memiliki cukup energi untuk menopang fungsi reproduksi sehingga dapat &lt;a href="https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC5820163/"&gt;menyebabkan gangguan menstruasi&lt;/a&gt; termasuk amenorea (tidak terjadinya menstruasi).&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Hal ini menyebabkan tubuh memiliki kadar estrogen yang sangat rendah. Ini dapat menimbulkan risiko kesehatan serius, termasuk infertilitas dan pengeroposan tulang.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Absennya menstruasi tidak selalu perlu dikhawatirkan. Yang perlu kita waspadai adalah kondisi tak bertenaga yang kronis. Kedua hal tersebut memiliki hubungan. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memperhatikan siklus haid dan perubahan berkepanjangan yang terjadi dalam tubuh.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Bagaimana kelebihan berat badan memengaruhi menstruasi?&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Tingginya lemak tubuh dapat meningkatkan level estrogen.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Saat berat badan berlebih, tubuh kita menyimpan energi ekstra dalam sel lemak. Ini memicu produksi &lt;a href="https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC9449629/#bib0077"&gt;estrogen dan hormon lain&lt;/a&gt; yang dapat menimbulkan peradangan pada tubuh. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Jika kita memiliki banyak sel lemak, tubuh kita memproduksi hormon-hormon tersebut secara berlebihan. Kondisi ini dapat memengaruhi fungsi normal lapisan rahim (endometrium).&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Estrogen berlebih dan peradangan dapat mengganggu sistem arus balik ke otak dan &lt;a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0015028201030102#:%7E:text=Thus%2C%20it%20can%20be%20proposed,to%20the%20response%20of%20their"&gt;menghentikan proses ovulasi&lt;/a&gt;. Kondisi ini bisa membuat menstruasi &lt;a href="https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC9877159/"&gt;tidak teratur&lt;/a&gt; atau haid yang terlewat.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Selain itu, keadaan tadi juga &lt;a href="https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC8052524/"&gt;dapat menyebabkan&lt;/a&gt; rasa sakit saat haid (dismenore) dan pendarahan yang berlebihan (menoragia).&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Terkadang, memiliki berat badan berlebih juga bisa memperburuk sindrom pramenstruasi atau PMS (&lt;em&gt;pre-menstrual syndrome&lt;/em&gt;). &lt;a href="https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/20874240/"&gt;Salah satu penelitian menemukan&lt;/a&gt; bahwa setiap kenaikan 1 kg (m²) pada BMI (&lt;em&gt;body mass index&lt;/em&gt;), risiko PMS naik sebesar 3%. Perempuan dengan BMI melebihi 27.5 kg/m² memiliki risiko jauh lebih tinggi dibanding perempuan dengan BMI di bawah 20 kg/m².&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Hal lain yang mungkin dapat terjadi&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Perubahan berat badan kadang kala berkaitan dengan keseimbangan hormon yang melatarbelakangi kondisi tertentu.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Contohnya, individu dengan sindrom polikistik ovarium atau &lt;a href="https://www.nichd.nih.gov/health/topics/pcos/conditioninfo/symptoms"&gt;polycystic ovarian syndrome&lt;/a&gt; (PCOS) dapat mengalami kenaikan berat badan atau sulit menurunkan berat badan. Sebab, mereka memiliki hormon yang tidak seimbang, termasuk hormon testosteron yang lebih tinggi.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sindrom tersebut juga berkaitan degan siklus haid yang tidak teratur dan pendarahan yang lebih berat. Maka dari itu, jika mengalami gejala ini, ada baiknya kamu berkonsultasi dengan dokter.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Serupa tapi tak sama, perubahan berat badan dan siklus menstruasi tak teratur di usia paruh baya dapat menjadi tanda &lt;a href="https://www.jeanhailes.org.au/resources/perimenopause-fact-sheet"&gt;perimenopause&lt;/a&gt;—periode sebelum menopause (saat kita benar-benar berhenti menstruasi).&lt;/p&gt; &lt;figure class="align-center "&gt; &lt;img alt="Seorang perempuan berusia pertengahan empat puluh tahun menggendong anak perempuannya." src="https://images.theconversation.com/files/650541/original/file-20250221-32-u9i9n4.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/650541/original/file-20250221-32-u9i9n4.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=400&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/650541/original/file-20250221-32-u9i9n4.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=30&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=400&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/650541/original/file-20250221-32-u9i9n4.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=15&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=400&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/650541/original/file-20250221-32-u9i9n4.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=503&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/650541/original/file-20250221-32-u9i9n4.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=30&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=503&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/650541/original/file-20250221-32-u9i9n4.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=15&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=503&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"&gt; &lt;figcaption&gt; &lt;span class="caption"&gt;Perubahan berat badan dan siklus haid bisa menjadi pertanda datangnya menopause.&lt;/span&gt; &lt;span class="attribution"&gt;&lt;a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/happy-indian-mother-having-fun-city-2088855433"&gt;Sabrina Bracher/Shutterstock&lt;/a&gt;&lt;/span&gt; &lt;/figcaption&gt; &lt;/figure&gt; &lt;h2&gt;Kapan harus waswas?&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Perubahan kecil pada jadwal atau lamanya menstruasi umumnya tak perlu dikhawatirkan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sama halnya terkait perubahan kecil pada berat badan, perubahan ini umumnya tidak akan signifikan memengaruhi menstruasi. Bisa juga perubahannya tak kentara sehingga kita tak menyadarinya.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Namun, perlu diingat bahwa menstruasi yang teratur merupakan aspek penting bagi kesehatan perempuan. Terkadang perubahan di jadwal, intensitas pendarahan, ataupun rasa sakit dapat menjadi pertanda kondisi kesehatan lainnya.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Jika terdapat perubahan yang dirasa mengganggu, berkonsultasilah dengan penyedia layanan kesehatan.&lt;/p&gt;&lt;img src="https://counter.theconversation.com/content/251475/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" /&gt; &lt;p class="fine-print"&gt;&lt;em&gt;&lt;span&gt;Para penulis tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi di luar afiliasi akademis yang telah disebut di atas.&lt;/span&gt;&lt;/em&gt;&lt;/p&gt;</content> <summary>Baik kelebihan ataupun kekurangan berat badan dapat menyebabkan gangguan pada menstruasi.</summary> <author> <name>Mia Schaumberg, Associate Professor in Physiology, School of Health, University of the Sunshine Coast</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/profiles/mia-schaumberg-423480"/> </author> <author> <name>Laura Pernoud, PhD Candidate in Women's Health, School of Health, University of the Sunshine Coast</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/profiles/laura-pernoud-2270982"/> </author> <rights>Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.</rights> </entry> <entry> <id>tag:theconversation.com,2011:article/251627</id> <published>2025-03-10T02:00:32Z</published> <updated>2025-03-10T02:00:32Z</updated> <link rel="alternate" type="text/html" href="https://theconversation.com/as-memanas-membongkar-kontroversi-asal-usul-covid-19-dari-kebocoran-laboratorium-251627"/> <title>AS memanas: Membongkar kontroversi asal-usul COVID-19 dari kebocoran laboratorium</title> <content type="html">&lt;p&gt;Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (AS), CIA kembali menyelidiki dugaan bahwa wabah COVID-19 berasal dari kebocoran laboratorium di Wuhan, Cina. Dalam wawancaranya dengan media sayap kanan &lt;em&gt;Breitbart News&lt;/em&gt; pada 24 Januari lalu, Direktur CIA yang baru &lt;a href="https://www.breitbart.com/politics/2025/01/24/exclusive-cia-director-ratcliffe-day-one-thing-chinese-origins-Covid-wuhan-lab-leak/"&gt;John Ratcliffe&lt;/a&gt; mengatakan bahwa penyelidikan ini menjadi salah satu agenda intelijen yang diprioritaskan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sehari berselang,&lt;em&gt;The New York Times&lt;/em&gt; melaporkan bahwa CIA (yang semula ragu-ragu) kini semakin yakin dengan dugaan mereka, kendati masih di &lt;a href="https://web.archive.org/web/20070302125700/https://web.archive.org/web/20070302125700/https://www.dni.gov/press_releases/20070202_release.pdf#page=5"&gt;level keyakinan terendah&lt;/a&gt;. Dengan begitu, dari seluruh lembaga intelijen AS yang menyelidiki asal-usul COVID-19, ada tiga lembaga yang mendukung teori kebocoran lab, antara lain CIA, FBI, dan Departemen Energi (DOE).&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sementara itu, &lt;a href="https://web.archive.org/web/20230623234918/https://www.dni.gov/files/ODNI/documents/assessments/Report-on-Potential-Links-Between-the-Wuhan-Institute-of-Virology-and-the-Origins-of-Covid-19-20230623.pdf#page=4"&gt;laporan tahun 2023&lt;/a&gt; menyebutkan bahwa empat lembaga intelijen AS lainnya—termasuk Dewan Intelijen Nasional (NIC)—lebih condong kepada hipotesis bahwa kemunculan COVID-19 terjadi secara alami. Sisanya, satu lembaga belum mengambil sikap.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Mengungkap teori kebocoran laboratorium&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Menurut &lt;a href="https://www.nytimes.com/2025/01/25/us/politics/cia-Covid-lab-leak.html"&gt;&lt;em&gt;The New York Times&lt;/em&gt;&lt;/a&gt;, penyelidikan ulang CIA tidak didasarkan pada bukti baru, melainkan penafsiran ulang dari data sebelumnya. Namun, CIA belum mempublikasikan alasan di balik penyelidikan ulang maupun data pendukungnya, sehingga mustahil untuk mengevaluasi keandalan dan keakuratan kesimpulan mereka.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Hal ini kian rumit karena “kebocoran laboratorium” merupakan istilah umum yang mencakup beberapa skenario, tapi terkadang saling bertentangan. Mengonfirmasi &lt;a href="https://web.archive.org/web/20250205010108/%20https:/edition.cnn.com/2023/02/27/politics/intel-community-Covid-origins/index.html"&gt;laporan CNN tahun 2023&lt;/a&gt; mengenai perubahan sikap Departemen Energi AS, &lt;em&gt;The New York Times&lt;/em&gt; mencatat bahwa DOE mengidentifikasi Pusat Pengendalian Penyakit Wuhan (WCDC) sebagai kemungkinan sumber wabah COVID-19. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sementara FBI mengaitkannya dengan kebocoran laboratorium di Institut Virologi Wuhan (WIV). Saat artikel ini dituliskan, CIA belum mengungkapkan skenario mana yang dianggap paling masuk akal.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kendati &lt;a href="https://www.annualreviews.org/content/journals/10.1146/annurev-virology-093022-013037"&gt;WCDC&lt;/a&gt; bukanlah lab penelitian, beberapa karyawannya berpartisipasi dalam program pengambilan sampel satwa liar ketika wabah terjadi. Pada akhir 2019, WCDC berpindah lokasi dekat dengan Pasar Huanan di Wuhan. Sebuah teori yang melibatkan WCDC mengonfirmasi bukti bahwa kasus COVID-19 yang terdeteksi paling awal—secara epidemiologis (pola penyebaran penyakit) dan geografis—berkaitan dengan pasar dan menunjukkan bahwa kemunculan virus terjadi secara alami.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sebaliknya, WIV merupakan lembaga penelitian yang beroperasi di dua kampus. Salah satunya berlokasi 12 kilometer dari pasar, jika dilihat dari jarak dekat. Sementara lokasi kedua menaungi laboratorium P4 (satu-satunya lab biosekuriti level 4 untuk riset super virus di Asia), berjarak 27 kilometer dari pasar. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Secara umum, skenario mengenai keterlibatan WIV menduga bahwa eksperimen virus corona—yang ditujukan untuk meningkatkan penularan atau virulensi (kemampuan merusak) virus—dilakukan dengan &lt;a href="https://www.daera-ni.gov.uk/articles/biosecurity"&gt;biosekuriti&lt;/a&gt; (tindakan pertama pengendalian wabah) yang dianggap tidak aman, yaitu pada level 2. Karena itu, dugaan kebocoran dari laboratorium biosekuriti level 4 di Wuhan tidak relevan dengan skenario ini.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;iframe src="https://www.google.com/maps/d/embed?mid=1YGo-I5WKSxBzA69zLbrPcySNPfYUi3o&amp;amp;ehbc=2E312F&amp;amp;z=10&amp;amp;ll=30.61658,114.26229" allowfullscreen="0" width="100%" height="500" caption="" &lt;iframe=""&gt;&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;em&gt;Peta interaktif di atas menyoroti lokasi laboratorium Wuhan—WCDC berwarna biru dan dua kampus WIV berwarna ungu—dengan Pasar Huanan berwarna merah. Mengklik simbol di sudut kiri atas akan membuka panel yang menunjukkan keterangan peta. WCDC terletak di dekat pasar; dapat dilihat dengan memperbesar gambar.&lt;/em&gt;&lt;/p&gt; &lt;p&gt;SARS-CoV-2 (virus penyebab COVID-19) memiliki asal-usul tunggal. Jika virus ini memang lolos dari lab, mustahil virus bocor secara bersamaan dari dua laboratorium terpisah yang melakukan beragam jenis penelitian. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dua hipotesis yang saling bertentangan ini tidak memvalidasi teori kebocoran laboratorium. Ini bahkan belum mempertimbangkan skenario alternatif yang menyatakan bahwa virus ini justru direkayasa di &lt;a href="https://www.newsweek.com/Covid-19-lab-leak-theory-united-states-north-carolina-cdc-head-robert-redfield-trump-1987571"&gt;laboratorium AS&lt;/a&gt;, baru kemudian dikirim ke Wuhan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Selain asal-usul virus, sifat virus juga memantik perdebatan berbagai skenario kebocoran laboratorium. Apakah SARS-CoV-2 merupakan virus alami yang secara tidak sengaja menginfeksi seorang ilmuwan selama kerja lapangan? Apakah virus yang dibiakkan di laboratorium, ditularkan melalui sel atau hewan? Atau apakah virus dimodifikasi secara genetik? &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sekali lagi, SARS-CoV-2 bukanlah virus alami dari hasil eksperimen lab. Kumpulan argumen yang didasari premis saling bertentangan tidak memperkuat dugaan laporan insiden yang berkaitan dengan penelitian di laboratorium.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Nihil bukti COVID-19 berasal dari lab&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Hipotesis mengenai asal-usul COVID-19 dari kebocoran laboratorium akan jauh lebih berbobot jika muncul bukti definitif yang menunjukkan bahwa sebuah lab di Wuhan mengkaji nenek moyang SARS-CoV-2 pada akhir Desember 2019.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Contohnya dalam kasus wabah penyakit kaki dan mulut (FMD) tahun 2007 di Inggris bagian selatan. Hasil &lt;a href="https://www.theguardian.com/uk/2007/aug/05/footandmouth.ruralaffairs"&gt;pengurutan genom virus&lt;/a&gt; dengan cepat mengarahkan para penyelidik ke laboratorium berkeamanan tinggi setempat yang meneliti virus serupa. &lt;a href="https://assets.publishing.service.gov.uk/media/5a7c7289e5274a5255bceb57/0312.pdf"&gt;Hasil penyelidikan&lt;/a&gt; mengungkapkan bahwa wabah FMD berasal dari pipa pembuangan yang rusak di lab tersebut. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sebaliknya, hingga saat ini belum ada virus yang teridentifikasi dan bisa diurutkan genomnya sebagai nenek moyang langsung SARS-CoV-2. Jika virus ini benar-benar muncul dari insiden yang berkaitan dengan penelitian, maka ada dua kemungkinannya:&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pertama, virus tersebut merupakan virus alami yang belum terkarakterisasi, bahkan tidak diketahui oleh para ilmuwan yang menelitinya. Kedua, virus tersebut merupakan virus yang sebelumnya telah terkarakterisasi dan belum diungkapkan—karena baru saja diidentifikasi ataupun menjadi bagian dari program rahasia—sehingga dirahasiakan oleh para ilmuwan di Wuhan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Hal tersebut khususnya berlaku jika SARS-CoV-2 merupakan hasil rekayasa genetika. Ketika virus dimodifikasi di laboratorium, artinya urutan genetiknya telah diketahui beberapa peneliti sebelum pandemi. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Namun, pada 2021, &lt;a href="https://web.archive.org/web/20211029192027/%20https://www.dni.gov/files/ODNI/documents/assessments/Declassified-Assessment-on-Covid-19-Origins.pdf#page=7"&gt;Komunitas Intelijen AS&lt;/a&gt; menyimpulkan bahwa para peneliti di WIV tidak mengetahui SARS-CoV-2 sebelum pandemi terjadi. Dengan begitu, belum ada data konkret yang mendukung hipotesis COVID-19 dihasilkan dari rekayasa laboratorium.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Teori dugaan COVID-19 bersumber dari lab juga memicu spekulasi mengenai keterlibatan intelijen Cina maupun AS. &lt;a href="https://www.marshall.senate.gov/wp-content/uploads/MWG-FDR-Document-04-11-23-EMBARGOED.pdf"&gt;Komite Senat AS&lt;/a&gt; mengajukan &lt;a href="https://bush.tamu.edu/wp-content/uploads/2024/12/MUDDY-WATERS-First-Installment-REPUBLISHED-12-12-24.pdf"&gt;skenario khusus yang melibatkan Cina&lt;/a&gt;, setelah kematian mencurigakan seorang ilmuwan yang berbasis di Beijing saat tengah meneliti vaksin baru pada 2020.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Teori lainnya mengarah pada EcoHealth Alliance. LSM yang berbasis di AS ini sebelumnya bekerja sama dengan WIV dalam mengumpulkan dan mempelajari virus corona alami, hingga akhirnya Presiden AS Donald Trump tiba-tiba &lt;a href="https://www.nature.com/articles/d41586-020-02473-4"&gt;menghentikan pendanaan mereka&lt;/a&gt; pada musim semi 2020. Presiden EcoHealth Alliance sejak saat itu &lt;a href="https://oversight.house.gov/wp-content/uploads/2025/01/Dr.-Daszak-HHS-ARM_1.17.2025_Redacted.pdf"&gt;dilarang menerima hibah federal AS&lt;/a&gt; selama lima tahun dan menuai kritik terkait masalah pengawasan. Hal ini termasuk keterlambatan pelaporan percobaan virus corona &lt;em&gt;chimeric&lt;/em&gt; (bermateri genetik dua atau lebih virus berbeda), serta kegagalan menyediakan buku catatan laboratorium WIV.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Salah satu tokoh paling terkenal yang dikaitkan dengan teori keterlibatan AS adalah Anthony Fauci, mantan penasihat COVID Gedung Putih dan kepala lembaga yang mendanai kolaborasi EcoHealth Alliance dan WIV. Namun, tuduhan terhadap Fauci terlalu berlebihan, melampaui persetujuannya terhadap hibah penelitian. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Ada narasi yang mengklaim bahwa Fauci sengaja mendorong diskusi mengenai asal-usul pandemi, kemudian menekan dan menyuap para peneliti agar mengubah kesimpulan mereka soal kemunculan COVID-19 terjadi secara alami. &lt;a href="https://theconversation.com/origine-du-Covid-lhistoire-mouvementee-dun-article-scientifique-majeur-200401"&gt;Tidak ada bukti&lt;/a&gt; untuk mendukung klaim ini.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Mengantisipasi kemungkinan pembalasan dari Trump dan Partai Republik, mantan Presiden Joe Biden memberikan amnesti (penghapusan hukuman) kepada Fauci terlebih dahulu. Namun, Presiden Trump yang baru terpilih, &lt;a href="https://www.bbc.com/news/articles/cvg49jz7v8no"&gt;telah mencabut pengawalan keamanan pribadi Fauci&lt;/a&gt;. Senator AS dari Partai Republik &lt;a href="https://xcancel.com/RandPaul/status/1881328949021573590"&gt;Rand Paul&lt;/a&gt; bahkan berjanji untuk melanjutkan upaya mengadili Fauci.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;COVID-19 terjadi alami juga masih kontroversi&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Ketiadaan data yang mendukung teori COVID-19 bersumber dari lab, membuat banyak skenario bermunculan—sehingga segala kemungkinan bisa terjadi. Sejauh ini, data mengenai asal-usul COVID-19 yang tersedia, menunjukkan bahwa virus tersebut mungkin secara alami berasal dari hewan yang dijual di Pasar Huanan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Beberapa jenis data dari beragam penelitian di Cina, mendukung hipotesis ini, seperti: tempat tinggal pasien COVID-19 pertama berada di sekitar Pasar Huanan—terlepas dari apakah kasus ini secara epidemiologis berkaitan dengan pasar atau tidak. Kemudian, &lt;a href="https://www.science.org/doi/10.1126/science.abp8715"&gt;dua garis keturunan SARS-CoV-2 awal&lt;/a&gt; terdeteksi di pasar tersebut. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kami juga &lt;a href="https://www.cell.com/cell/fulltext/S0092-8674(24)00901-2"&gt;menganalisis&lt;/a&gt; data &lt;a href="https://www.science.org/content/article/Covid-19-origins-missing-sequences"&gt;Pusat Pengendalian Penyakit Cina&lt;/a&gt; (CCDC), yang menunjukkan bahwa anjing rakun dan musang—&lt;a href="https://www.cell.com/cell/fulltext/S0092-8674(24)00901-2"&gt;spesies&lt;/a&gt; yang menyebabkan wabah &lt;a href="https://www.science.org/doi/10.1126/science.1087139"&gt;SARS&lt;/a&gt; sebelumnya—dijual di sudut barat daya pasar, tempat sering terdeteksinya &lt;a href="https://www.science.org/doi/10.1126/science.abp8715"&gt;jejak SARS-CoV-2&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Namun, saat tim CCDC hendak mengambil sampel di Pasar Huanan—hanya beberapa jam setelah pasar ditutup—anjing rakun dan musang sudah tidak ada lagi. Akibatnya, tidak ada jejak infeksi langsung yang dapat dideteksi. Pun, bukti pasti yang diharapkan sebagian orang mungkin tidak akan pernah terungkap.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kemungkinan besar, memunculkan dugaan bukti ini juga tidak akan menyelesaikan perdebatan. Konfirmasi tambahan diperlukan guna menunjukkan bahwa hewan-hewan di Pasar Huanan tidak mengalami infeksi sekunder oleh manusia. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Di sisi lain, mereka yang skeptis bisa saja berpendapat bahwa hewan-hewan itu berasal dari laboratorium. Dengan kata lain, kontroversi ini masih jauh dari selesai.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Untuk saat ini, fokus rezim Trump dalam menyelediki dalang pandemi COVID-19 akan tetap menjadi sorotan. Senator Rand Paul, yang kini menjabat Ketua Komite Keamanan Dalam Negeri dan Urusan Pemerintahan (HSGAC) telah menjadikan isu ini &lt;a href="https://www.statnews.com/2024/11/22/rand-paul-senate-investigation-Covid-19-origin-lab-leak-theory-anthony-fauci-nih/"&gt;sebagai hobinya&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pada akhirnya, Komunitas Intelijen AS perlu membuka hasil penyelidikan ulang. Hal ini mungkin dapat membantu menarik benang merah dari sejumlah teori yang saling bertentangan mengenai muasal pandemi. Namun, di saat bersamaan, pemerintah AS mungkin saja secara tidak adil &lt;a href="https://nypost.com/2024/11/14/us-news/rand-paul-to-target-Covid-cover-up-as-head-of-senate-homeland-security-committee/"&gt;menargetkan para ilmuwan&lt;/a&gt;—yang berisiko menimbulkan lebih banyak korban tak bersalah.&lt;/p&gt;&lt;/iframe&gt;&lt;/p&gt;&lt;img src="https://counter.theconversation.com/content/251627/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" /&gt; &lt;p class="fine-print"&gt;&lt;em&gt;&lt;span&gt;Florence Débarre menerima dana pada tahun 2022 dari platform MODCOV19 yang digagas National Institute for Mathematical Sciences and their Interactions (Insmi, CNRS) untuk pemodelan dinamika awal sebuah epidemi.&lt;/span&gt;&lt;/em&gt;&lt;/p&gt;</content> <summary>Asal-usul SARS-CoV-2 kerap diperdebatkan. Kendati banyak ilmuwan mendukung teori kemunculan virus terjadi secara alami, CIA mengungkap pandangan berbeda.</summary> <author> <name>Florence Débarre, Directrice de recherche CNRS, chercheuse en biologie évolutive, Sorbonne Université</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/profiles/florence-debarre-1382217"/> </author> <rights>Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.</rights> </entry> <entry> <id>tag:theconversation.com,2011:article/251620</id> <published>2025-03-08T21:36:52Z</published> <updated>2025-03-08T21:36:52Z</updated> <link rel="alternate" type="text/html" href="https://theconversation.com/agar-nasionalisme-tidak-bolong-anak-muda-indonesia-perlu-mendengarkan-musik-keroncong-251620"/> <title>Agar nasionalisme tidak bolong, anak muda Indonesia perlu mendengarkan musik keroncong</title> <content type="html">&lt;p&gt;Tidak hanya musik Klasik, &lt;em&gt;Pop, Jazz dan Soul&lt;/em&gt;, mendengarkan alunan musik keroncong juga dapat membuat batin merasa tentram. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Irama musik keroncong yang unik dan terkesan minimalis seakan membius siapa saja yang mendengarkannya. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Perkembangan musik keroncong dari tahun ke tahun memang sangat menarik untuk diikuti. Kini, di abad ke-21, musik keroncong diharapkan dapat tetap bersinar dan semakin menjangkau pencinta musik dari berbagai macam kalangan, termasuk anak muda.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Bukan hanya sekedar hiburan, ada banyak manfaat bila kita memainkan atau mendengarkan genre musik ini. Salah satu manfaat yang signifikan adalah pengaruh musik &lt;a href="https://ejournal.upi.edu/index.php/antomusik/article/view/32991/14540"&gt;keroncong terhadap kesehatan mental&lt;/a&gt; dan dapat meningkatkan jiwa nasionalisme. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sebab, kebanyakan musik keroncong pada zamannya memiliki lirik yang membicarakan &lt;a href="https://www.rri.co.id/medan/hobi/1199640/keroncong-sejarah-perjuangan-dan-eksistensinya-di-indonesia"&gt;simbol perjuangan&lt;/a&gt;, nilai-nilai Pancasila, kecintaan terhadap tanah air dan keindahan alam Indonesia, yang pada masa itu menjadi media ekspresi semangat kebangsaan anak muda Indonesia.&lt;/p&gt; &lt;hr&gt; &lt;p&gt; &lt;em&gt; &lt;strong&gt; Baca juga: &lt;a href="https://theconversation.com/riset-tunjukkan-pengaruh-musik-keroncong-pada-kesehatan-mental-247567"&gt;Riset tunjukkan pengaruh musik keroncong pada kesehatan mental&lt;/a&gt; &lt;/strong&gt; &lt;/em&gt; &lt;/p&gt; &lt;hr&gt; &lt;p&gt;Sejarah telah membuktikan, musik keroncong memiliki keunggulan dalam beradaptasi dan berasimilasi, sehingga diyakini akan tetap terdengar sepanjang masa.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Merayakan Hari Musik Nasional tahun ini, kami berbincang dengan &lt;a href="https://theconversation.com/profiles/mustika-andini-2295097"&gt;Mustika Andini&lt;/a&gt;, Mahasiswa Program Doktoral Kajian Budaya, dari Universitas Sebelas Maret.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Perempuan muda yang akrab dipanggil dengan nama Andin atau Tika ini memberikan pandangannya soal sejarah, hingga harapan serta keresahannya terhadap perkembangan musik keroncong di Indonesia. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;“Seni ini harusnya dinamis ya, tidak bisa statis, kalau statis bisa saja terjadi kepunahan. Dalam konteks keroncong, saat ini sudah banyak juga ditemukan orang-orang yang mengekspresikan musik keroncong dengan gayanya sendiri, dan itu bagus untuk perkembangan musik keroncong di Indonesia. Doakan saja, semoga musik keroncong diakui sebagai warisan budaya tak benda UNESCO.” ujar Mustika. &lt;/p&gt; &lt;hr&gt; &lt;p&gt;Tonton video lengkap &lt;em&gt;Ask the Expert&lt;/em&gt; soal musik keroncong di sini:&lt;/p&gt; &lt;iframe width="100%" height="424" src="https://www.youtube.com/embed/krOP3-i0RZE?si=L_K8beoQz16E0EfP" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""&gt;&lt;/iframe&gt; &lt;p&gt;&lt;em&gt;Tonton video-video seputar sains menarik lainnya hanya di channel YouTube dan TikTok The Conversation Indonesia, jangan lupa ikuti dan berlangganan sekarang juga!&lt;/em&gt;&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;a href="https://www.youtube.com/@ConversationIDN"&gt;YouTube The Conversation Indonesia&lt;/a&gt;&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;a href="https://www.tiktok.com/@conversationidn?lang=en"&gt;TikTok The Conversation Indonesia&lt;/a&gt;&lt;/p&gt;&lt;img src="https://counter.theconversation.com/content/251620/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" /&gt; </content> <summary>Ada banyak manfaat bila kita memainkan atau mendengarkan genre musik ini.</summary> <author> <name>Rino Putama, Multimedia Producer, The Conversation Indonesia</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/id/team#rino-putama"/> </author> <rights>Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.</rights> </entry> <entry> <id>tag:theconversation.com,2011:article/251070</id> <published>2025-03-08T03:16:27Z</published> <updated>2025-03-08T03:16:27Z</updated> <link rel="alternate" type="text/html" href="https://theconversation.com/kisah-perempuan-muara-gembong-bertahan-di-tengah-abrasi-251070"/> <title>Kisah perempuan Muara Gembong bertahan di tengah abrasi</title> <content type="html">&lt;blockquote&gt; &lt;blockquote&gt; &lt;p&gt;“Siapa yang salah? Karena manusia juga kan? Hutan-hutan dibersihkan untuk tambak. Pada akhirnya kita ‘ndak bisa menyalahkan alam."—warga Muara Gembong (53).&lt;/p&gt; &lt;/blockquote&gt; &lt;/blockquote&gt; &lt;p&gt;Pada tahun 1980-an, Muara Gembong dijuluki &lt;a href="https://www.kompas.id/baca/metro/2022/11/01/muara-beting-kampung-dollar-yang-terancam-hilang"&gt;"kampung dolar”&lt;/a&gt;, karena melimpahnya &lt;a href="https://news.detik.com/x/detail/spotlight/20230717/Tenggelamnya-Desa-Para-Miliarder/"&gt;udang&lt;/a&gt;, kepiting, dan ikan hasil tambak di daerah tersebut. Penghasilan masyarakat—yang sebagian besar merupakan nelayan tambak—bisa mencapai Rp20-30 juta per bulan pada masa itu.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Namun, kejayaan itu kini tinggal cerita. Sejak tahun 2000-an, dampak eksploitasi pesisir dan pembabatan hutan mangrove untuk lahan tambak mulai terasa. Abrasi terjadi, pantai terkikis sedikit demi sedikit hingga permukaan air laut naik dan menggusur tambak-tambak milik warga. Para nelayan dan buruh tambak di pesisir utara Kabupaten Bekasi, Jawa Barat itu kehilangan mata pencarian utama. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Lantaran tambak telah hilang, setiap pasang, air pun langsung merangsek ke rumah-rumah warga. Sebagian warga akhirnya memilih pindah dan mencari sumber penghidupan di tempat lain karena daerah tersebut sudah tak layak huni. Sebagian lagi memilih tetap bertahan, terutama warga yang bukan pemilik tambak di Desa Muara Beting. Mereka tidak punya biaya maupun tujuan lain untuk pindah. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Menyiasati air laut yang terus masuk ke permukiman, warga membuat lantai tambahan dari bambu dan kayu agar barang-barang mereka tidak terendam. Warga juga membangun jembatan kayu seadanya sebagai akses penghubung ke jalan utama, karena jalan yang ada sebelumnya sudah tenggelam. Setiap pukul enam sore, air biasanya mulai pasang dan warga sudah sulit melakukan kegiatan MCK (mandi, cuci, dan kakus) karena kamar mandi sudah banjir.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Di tengah situasi ini, perempuan-perempuan Muara Gembong berdiri di garis depan, bertahan dan berupaya mencari sumber penghasilan alternatif untuk menyambung hidup keluarga mereka. Namun, perjuangan mereka tidak mudah. Studi lapangan yang saya lakukan bersama sejumlah rekan peneliti dari ITB dan &lt;a href="https://telusuri.id/ngaji-ekologi-di-pesisir-muaragembong/"&gt;Labtek Apung&lt;/a&gt; mengidentifikasi banyak kendala yang mereka hadapi, mulai dari keterbatasan infrastruktur hingga minimnya akses modal.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Wlingi laut sebagai sumber ekonomi alternatif&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Pagi itu, sekitar pukul delapan, 27 Oktober 2024, saya mengikuti ibu-ibu pesisir Muara Gembong menyusuri tepi pantai. Mereka mengumpulkan wlingi laut (&lt;em&gt;Cyperus malaccensis&lt;/em&gt;)—rumput liar yang tumbuh di pesisir dan air payau. Warga lokal sering menyebutnya 'dot’.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sebelum terjadi abrasi, ibu-ibu Muara Gembong sebenarnya sudah sangat familier dengan keberadaan tanaman ini. Mereka biasa menganyam wlingi laut untuk dijadikan matras atau karpet. Tapi, kegiatan itu dulu sebatas untuk mengisi waktu luang. Setelah tambak hilang dan suami mereka tak lagi punya mata pencarian yang tetap, para perempuan Muara Gembong bergiat menganyam wlingi laut untuk mencari sumber pendapatan alternatif. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sebagian perempuan lainnya mengembangkan berbagai produk olahan makanan dari mangrove. Misalnya, mereka mengolah buah dari pohon pidada (&lt;em&gt;Sonneratia caseolaris&lt;/em&gt;) menjadi kudapan tradisional seperti dodol, sirup, hingga keripik. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sayangnya, produk-produk ini belum dipasarkan luas. Akses jalan yang sulit dan minimnya infrastruktur untuk membawa produk mereka ke pasar menjadi kendala utama. Selain itu, modal mereka juga terbatas. Keterbatasan ini membuat ibu-ibu Muara Gembong hanya membuatnya saat ada pesanan, biasanya dari tetangga atau kerabat, sehingga penghasilannya pun tak banyak.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sehelai tikar anyaman misalnya, biasa dijual dengan kisaran harga Rp50.000- Rp100.000, tergantung dari luas anyamannya. Dalam satu minggu, ibu-ibu Muara Gembong biasanya mampu menghasilkan satu anyaman wlingi laut. Sehingga, pendapatan yang diperoleh dari hasil anyaman tersebut rata-rata Rp400.000-Rp600.000 per bulan. Duit itu biasanya dipakai untuk membeli kebutuhan sehari-hari, seperti sembako.&lt;/p&gt; &lt;blockquote&gt; &lt;blockquote&gt; &lt;p&gt;“Saat ekonomi susah, beli beras saja sulit. Kami akhirnya tidak harus bergantung pada suami dengan menganyam wlingi laut,” ujar perempuan penganyam wlingi di Muara Gembong (47).&lt;/p&gt; &lt;/blockquote&gt; &lt;/blockquote&gt; &lt;h2&gt;Program pemberdayaan salah sasaran&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Pada 2023, ada angin segar dari Pemerintah Kabupaten Bekasi yang mengesahkan peraturan daerah tentang kemudahan perlindungan dan pemberdayaan koperasi dan &lt;a href="https://bekasikab.go.id/perda-koperasi-dan-umkm-disahkan-pj-bupati-bekasi-yakin-mampu-ciptakan-lapangan-kerja-lebih-luas"&gt;usaha mikro&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan, peraturan ini ditujukan untuk mendorong pengembangan UMKM dengan memberikan perlindungan serta kemudahan bagi usaha kecil dalam berbagai aspek, termasuk akses ke pasar ritel.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Aturan itu mendorong perusahaan-perusahaan di sekitar Muara Gembong mengembangkan program-program &lt;a href="https://bekasi.inews.id/read/516419/dorong-umkm-naik-kelas-muj-onwj-luncurkan-program-level-up"&gt;pemberdayaan masyarakat&lt;/a&gt; melalui tanggung jawab sosial atau &lt;em&gt;Corporate Social Responsibility&lt;/em&gt; (CSR).&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Tapi sayangnya, kedatangan mereka tidak membantu masyarakat kecil. Program-program CSR yang masuk justru menyasar usaha yang sudah &lt;a href="https://www.instagram.com/pemkabbekasi/p/C_AeWAyJ6iC/?img_index=5"&gt;mapan&lt;/a&gt; dan siap masuk ke pasar ritel modern, bukannya membantu usaha-usaha rintisan. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Program yang dibawa juga acap ‘tidak nyambung’ dengan kondisi di Muara Gembong. Salah satunya adalah &lt;a href="https://www.bridgestone.co.id/in/about/news/press-release/press-release-2023/bridgestone_gelar_pelatihan_membatik_untuk_kedua_kalinya_di_muara_gembong"&gt;program membatik&lt;/a&gt; yang kini sudah dihentikan karena sulit menemukan bahan-bahan untuk membuat batik, seperti lilin, di wilayah pesisir.&lt;/p&gt; &lt;blockquote&gt; &lt;blockquote&gt; &lt;p&gt;“Pernah ada program pelatihan batik mangrove, namun tidak terpikirkan oleh pembuat program tentang pemeliharaan alat dan ketersediaan bahan setelahnya. Hasil pelatihan tidak dapat dilanjutkan oleh masyarakat karena lilin hanya bisa dibeli di tempat yang agak jauh,” ujar salah satu perempuan Muara Gembong (46).&lt;/p&gt; &lt;/blockquote&gt; &lt;/blockquote&gt; &lt;h2&gt;Warga butuh program berbasis potensi dan kebutuhan lokal&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Dari studi yang kami lakukan, perempuan di pesisir Muara Gembong lebih membutuhkan dukungan untuk usaha yang sudah mereka jalankan, seperti kerajinan wlingi laut atau produk olahan mangrove. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pemerintah semestinya fokus membantu warga mengembangkan opsi ekonomi alternatif yang berkelanjutan sesuai dengan potensi lokal. Warga sangat butuh dukungan untuk meningkatkan produksi dan pemasaran produk mereka. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pembangunan akses jalan yang lebih baik akan mempermudah distribusi produk mereka ke pasar yang lebih luas. Literasi digital juga penting agar warga bisa memanfaatkan media sosial untuk promosi dan penjualan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Ketahanan para perempuan Muara Gembong membuka peluang pendapatan alternatif yang berpotensi menciptakan ekonomi kreatif yang berkelanjutan. Hal ini seharusnya menjadi inspirasi kebijakan yang lebih inklusif sekaligus mengajak kita berpikir lebih jauh tentang bagaimana ekonomi masyarakat bisa dikembangkan dengan pendekatan berbasis pengetahuan lokal. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;em&gt;Muhammad Raditya Alfin Ghifari dari Departemen Antropologi, Universitas Brawijaya (UB) berkontribusi sebagai asisten peneliti dalam riset ini.&lt;/em&gt;&lt;/p&gt;&lt;img src="https://counter.theconversation.com/content/251070/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" /&gt; &lt;p class="fine-print"&gt;&lt;em&gt;&lt;span&gt;Gilang Mahadika tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.&lt;/span&gt;&lt;/em&gt;&lt;/p&gt;</content> <summary>Tulisan ini meninjau resiliensi perempuan dalam menghadapi kerusakan lingkungan akibat ekspansi tambak yang masif di wilayah pesisir Muara Gembong.</summary> <author> <name>Gilang Mahadika, Research Fellow, Departemen Sejarah, Universitas Gadjah Mada </name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/profiles/gilang-mahadika-2330866"/> </author> <rights>Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.</rights> </entry> <entry> <id>tag:theconversation.com,2011:article/251722</id> <published>2025-03-07T15:24:38Z</published> <updated>2025-03-07T15:24:38Z</updated> <link rel="alternate" type="text/html" href="https://theconversation.com/dari-ekspresi-hingga-simbol-identitas-bagaimana-media-sosial-mengubah-persepsi-publik-tentang-jilbab-251722"/> <title>Dari ekspresi hingga simbol identitas: Bagaimana media sosial mengubah persepsi publik tentang jilbab</title> <content type="html">&lt;figure&gt;&lt;img src="https://images.theconversation.com/files/653801/original/file-20250307-56-dvqvqj.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;rect=15%2C0%2C2501%2C1667&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=496&amp;amp;fit=clip" /&gt;&lt;figcaption&gt;&lt;span class="caption"&gt;Ilustrasi sejumlah gaya jilbab yang digunakan perempuan. &lt;/span&gt; &lt;span class="attribution"&gt;&lt;a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-vector/seamless-pattern-modern-independent-muslim-women-2263272299"&gt;Hour_Glass/Shutterstock&lt;/a&gt;&lt;/span&gt;&lt;/figcaption&gt;&lt;/figure&gt;&lt;p&gt;Hingga beberapa tahun lalu, masih ada stereotip yang melekat kuat dalam masyarakat mengenai jilbab dan perempuan Muslim. Terdapat sejumlah pandangan umum bahwa perempuan berhijab &lt;a href="https://www.aspirasionline.com/2024/03/menelisik-stereotip-perempuan-berhijab-di-balik-julukan-the-nuruls/"&gt;kurang modern&lt;/a&gt; dan tidak bebas dalam memilih jalur karier karena akan membatasi perempuan untuk bisa berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial atau politik. Jilbab bahkan seringkali dianggap sebagai &lt;a href="https://mahasiswa.co.id/hijab-dalam-islam-antara-ketaatan-dan-tren-modern/6705/"&gt;simbol keterbelakangan&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Saat ini pun masih banyak anggapan bahwa jilbab dapat membatasi perempuan dalam mengekspresikan diri atau menghambat kreativitas. Mengenakan jilbab bahkan kerap dianggap hasil dari paksaan lingkungan. Namun, kehadiran media sosial telah mengubah persepsi masyarakat tentang jilbab.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kehadiran &lt;em&gt;influencers&lt;/em&gt; di ranah sosial media telah membantu membentuk opini publik tentang jilbab. Jilbab kini berangsur-angsur tak lagi dilihat sebagai batasan, tetapi justru sebagai bagian dari &lt;a href="https://eprints.ums.ac.id/43969/24/NASPUB%20LIA-1.pdf"&gt;identitas&lt;/a&gt; yang dapat mereka, para perempuan, banggakan.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Peran ‘influencer’ muslimah&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Sejumlah &lt;a href="https://www.ice.id/article/influencer/influencer-hijab-indonesia"&gt;&lt;em&gt;influencer&lt;/em&gt; Muslimah&lt;/a&gt; yang &lt;a href="https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/tabligh/article/download/211-228/12035"&gt;aktif di media sosial&lt;/a&gt; seperti di Instagram, YouTube, dan TikTok, berhasil membangun citra bahwa perempuan berjilbab bisa tetap berkarier, mandiri, dan berpengaruh. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Ria Ricis, misalnya, dikenal sebagai YouTuber berjilbab dengan konten hiburan yang positif. Ada juga Ayudia Bing Slamet yang menampilkan gaya hijab simpel dalam &lt;em&gt;vlog&lt;/em&gt; keluarga. Ada pula Sivia Azizah yang memadukan hijab dengan &lt;em&gt;street style&lt;/em&gt; (gaya fesyen kasual yang tumbuh di jalanan). Mereka menginspirasi perempuan Muslim untuk tetap percaya diri dalam berbagai bidang, dari &lt;a href="https://www.ice.id/article/influencer/influencer-hijab-indonesia"&gt;fesyen hingga bisnis&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Para &lt;em&gt;influencer&lt;/em&gt; tersebut juga menunjukkan bahwa jilbab bukan hambatan dalam berkarya, melainkan &lt;a href="https://www.lunahijab.co.id/hijab-sebagai-tren-anak-muda-di-zaman-sekarang/"&gt;kekuatan dalam membangun identitas&lt;/a&gt; yang unik dan inspiratif.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Contoh lain yang menarik adalah Halima Aden, model berhijab pertama yang tampil di sampul majalah Sports Illustrated. Keberadaannya di dunia modeling membuktikan bahwa industri mode mulai menerima keberagaman dan membuka peluang bagi perempuan Muslim untuk menunjukkan bakat mereka tanpa harus mengorbankan keyakinan mereka.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;a href="https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/tabligh/article/download/211-228/12035"&gt;Sebuah studi&lt;/a&gt; tahun 2024 menemukan bahwa konten yang dibuat oleh &lt;em&gt;influencer&lt;/em&gt; Muslimah, seperti tutorial jilbab dan diskusi tentang pengalaman pribadi mereka, membantu mengurangi stigma negatif terhadap jilbab di masyarakat.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Selain itu, interaksi di media sosial memungkinkan komunitas Muslimah untuk berbagi pengalaman dan mendukung satu sama lain, menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan positif.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dengan menyajikan konten tentang tutorial jilbab, tips gaya hidup, hingga advokasi sosial, mereka membantu mengubah narasi soal jilbab dan perempuan yang selama ini cenderung stereotipikal. Mereka juga menjadi &lt;em&gt;role model&lt;/em&gt; bagi banyak perempuan muda yang ingin menjalani kehidupan modern tanpa harus meninggalkan nilai-nilai keimanan mereka.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Jilbab sebagai simbol ‘empowerment’&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Alih-alih menjadi hambatan, banyak perempuan Muslim kini melihat hijab sebagai sumber kekuatan dan pemberdayaan. &lt;a href="https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/tabligh/article/download/211-228/12035"&gt;Penelitian tahun 2024&lt;/a&gt; menunjukkan bahwa jilbab tidak hanya berfungsi sebagai simbol religius, tetapi juga sebagai identitas sosial dan budaya yang kuat.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dalam konteks Indonesia, jilbab telah menjadi bagian integral dari identitas perempuan Muslim, mencerminkan komitmen mereka terhadap nilai-nilai agama dan budaya.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Selain itu, jilbab juga menjadi bagian dari identitas perempuan Muslim yang aktif di bidang akademis dan profesional. &lt;a href="https://scholarhub.ui.ac.id/cgi/viewcontent.cgi?article=1078&amp;amp;context=paradigma"&gt;Penelitian lainnya&lt;/a&gt; menunjukkan bahwa banyak perempuan Muslim merasa lebih dihargai karena jilbab membuat mereka lebih fokus pada intelektualitas dan kompetensi daripada sekadar penampilan fisik.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Ini membuktikan bahwa jilbab bukanlah alat pengekangan, tetapi justru elemen yang memperkuat kepercayaan diri dan profesionalisme.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dengan semakin banyaknya perempuan berjilbab yang mencapai kesuksesan di berbagai bidang, kita melihat bahwa jilbab tidak menjadi penghalang, melainkan alat pemberdayaan yang memungkinkan mereka untuk mengekspresikan diri dan berkontribusi secara maksimal dalam masyarakat.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Ini menciptakan contoh positif bagi generasi mendatang dan mendorong terciptanya lingkungan kerja yang lebih inklusif dan menghargai keberagaman.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Mendobrak dikotomi antara mode dan keimanan&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Dengan bergesernya persepsi publik terhadap jilbab, perempuan Muslim kini lantang menolak dikotomi antara mode dan keimanan. Ini tercermin dalam pesatnya perkembangan &lt;a href="https://arahnusa.id/identitas-perempuan-muslimah-tantangan-dan-kontribusi-dalam-masyarakat-modern/"&gt;industri &lt;em&gt;modest fashion&lt;/em&gt;&lt;/a&gt; yang memperkenalkan koleksi pakaian yang tetap &lt;em&gt;fashionable&lt;/em&gt; namun sesuai dengan nilai-nilai Islam.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Selain itu, jilbab juga menjadi sarana bagi perempuan Muslim untuk mengekspresikan gaya pribadi mereka. Dari gaya kasual hingga &lt;em&gt;high fashion&lt;/em&gt;, banyak desainer dan &lt;em&gt;fashion blogger&lt;/em&gt; Muslim yang membuktikan bahwa menutup aurat tidak berarti harus meninggalkan estetika dalam berbusana.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sebagai contoh, &lt;a href="https://www.antaranews.com/berita/481899/dian-pelangi-perkenalkan-hijab-fashion-kepada-dunia"&gt;Dian Pelangi&lt;/a&gt;, seorang desainer asal Indonesia, telah membawa tren mode Muslim ke panggung dunia dan menunjukkan bahwa fesyen bisa berjalan selaras dengan nilai-nilai religius.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Begitu pula dengan &lt;a href="https://www.islampos.com/hana-tajima-mualaf-populerkan-hijab-inggris-5407/"&gt;Hana Tajima&lt;/a&gt;, seorang desainer Muslimah keturunan Inggris-Jepang, yang &lt;a href="https://www.antaranews.com/berita/2049306/hana-tajima-for-uniqlo-rayakan-kenyamanan-dan-kesederhanaan"&gt;berkolaborasi dengan Uniqlo&lt;/a&gt; dalam menciptakan koleksi &lt;em&gt;modest wear&lt;/em&gt; (pakaian sopan dan sederhana) yang &lt;em&gt;stylish&lt;/em&gt; namun tetap sesuai dengan nilai-nilai keislaman.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Mereka menjadi bukti hidup bahwa perempuan Muslim bisa menjadi bagian dari dunia mode tanpa harus mengorbankan nilai-nilai yang mereka yakini. Jilbab, fesyen, dan kemajuan kini bukanlah hal yang bertentangan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dengan berkembangnya industri &lt;em&gt;modest fashion&lt;/em&gt;, meningkatnya representasi di media, serta semakin banyaknya figur publik yang mengenakan hijab, stereotip tentang perempuan Muslim semakin terkikis.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Fenomena ini juga menunjukkan bahwa jilbab bukan sekadar simbol keagamaan, melainkan bagian dari ekspresi diri dan identitas perempuan Muslim di era modern.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Seiring dengan berkembangnya industri fesyen, kehadiran jilbab di panggung global semakin diterima. Ke depannya, industri mode diharapkan semakin inklusif dengan menyediakan lebih banyak ruang bagi desainer Muslim dan koleksi &lt;em&gt;modest fashion&lt;/em&gt; di pasar internasional.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Selain itu, perubahan sosial yang semakin mendukung keberagaman dapat membantu menghilangkan stereotip. Para perempuan Muslim di seluruh dunia terus membuktikan bahwa mereka bisa tetap berdaya, mandiri, dan kreatif tanpa harus memilih antara iman dan fesyen.&lt;/p&gt;&lt;img src="https://counter.theconversation.com/content/251722/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" /&gt; &lt;p class="fine-print"&gt;&lt;em&gt;&lt;span&gt;Sry Lestari Samosir, S.Pd., M.Sos tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.&lt;/span&gt;&lt;/em&gt;&lt;/p&gt;</content> <summary>Kehadiran influencers melalui media sosial membentuk opini publik tentang jilbab–yang awalnya dilihat sebagai batasan, kini menjadi bagian dari identitas.</summary> <author> <name>Sry Lestari Samosir, S.Pd., M.Sos, Dosen Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/profiles/sry-lestari-samosir-s-pd-m-sos-1633240"/> </author> <rights>Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.</rights> </entry> <entry> <id>tag:theconversation.com,2011:article/251466</id> <published>2025-03-07T02:50:43Z</published> <updated>2025-03-07T02:50:43Z</updated> <link rel="alternate" type="text/html" href="https://theconversation.com/dari-banjir-ke-banjir-mengapa-kita-masih-gagap-menghadapi-bencana-251466"/> <title>Dari banjir ke banjir, mengapa kita masih gagap menghadapi bencana?</title> <content type="html">&lt;p&gt;Banjir sering datang tiba-tiba di berbagai daerah di Indonesia. Baru-baru ini, bah dengan ketinggian mencapai tiga meter menggenangi permukiman warga hingga pusat perbelanjaan di &lt;a href="https://www.tempo.co/politik/cerita-korban-banjir-bekasi-air-datang-tiba-tiba-selasa-dini-hari-hingga-capai-3-meter-1215040"&gt;Bekasi&lt;/a&gt;, Jawa Barat dan meluas ke berbagai wilayah Jabodetabek. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Bulan lalu, banjir juga melanda &lt;a href="https://www.detik.com/sulsel/makassar/d-7779294/5-hari-banjir-makassar-belum-surut-2-196-warga-masih-mengungsi"&gt;Kota Makassar&lt;/a&gt;, Sulawesi Selatan. Air tak surut-surut selama lima hari. Area rawa sampai perumahan elite di daerah tinggi yang &lt;a href="https://bukamatanews.id/read/2025/02/18/janji-palsu-bebas-banjir-penghuni-perumahan-bukit-baruga-demo-pengembang"&gt;diklaim bebas banjir&lt;/a&gt; pun ikut terendam. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Mayoritas wilayah gagap menghadapi banjir. Sistem prediksi banjir yang kurang akurat membuat langkah mitigasi selalu telat dilakukan. Imbasnya, “wilayah langganan banjir” terus menjadi korban, kerugian yang dialami masyarakat pun semakin besar. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Akurasi prediksi banjir dan strategi mitigasi bencana harus segera diperkuat agar kita tidak selalu waswas setiap kali musim hujan datang.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Tren banjir kian mengkhawatirkan&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Dalam 20 tahun terakhir, tren banjir di Indonesia terus naik. Pada awal 2000-an, proporsi banjir masih sekitar 20–30% dari total bencana setiap tahun.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Angka ini kemudian meroket menjadi 54,5% pada 2012, lalu naik menjadi 55,1% pada 2024. Artinya, lebih dari separuh &lt;a href="https://dibi.bnpb.go.id/statistik_menurut_bencana"&gt;bencana di Indonesia&lt;/a&gt; dalam dua dekade terakhir adalah banjir.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Penyebab utama luapan banjir, yaitu kombinasi curah hujan ekstrem akibat &lt;a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2214581824002921"&gt;perubahan iklim&lt;/a&gt;, buruknya sistem drainase, serta &lt;a href="https://journal.ipb.ac.id/index.php/jtanah/article/view/38295"&gt;perubahan fungsi lahan&lt;/a&gt; yang semakin tak terkendali.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Area-area resapan dipenuhi beton dan aspal. Hujan deras yang mestinya bisa terserap tanah, kini mengalir mencari tempat baru—dan sayangnya, tempat itu adalah rumah-rumah warga. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Meski kejadian banjir makin sering, sistem prediksi dan mitigasi kita masih tertinggal. Dokumen perencanaan daerah, seperti Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Detail Tata Ruang (RDTR), Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH), serta Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) hanya mengandalkan data dari &lt;a href="https://inarisk.bnpb.go.id/"&gt;InaRISK&lt;/a&gt; Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), yang bersifat kualitatif. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Data ini hanya memberi gambaran umum mengenai tingkat bahaya banjir (rendah, sedang, tinggi), tanpa memberikan detail, seperti luas area terdampak, kedalaman genangan, serta pola dan kecepatan aliran air.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;a href="https://sites.google.com/view/krb-bnpb/proses-krb"&gt;Kajian Risiko Bencana (KRB)&lt;/a&gt; yang digunakan untuk memetakan risiko banjir juga masih berbasis pada kondisi morfologi (bentuk dan karakteristik lahan), tanpa mempertimbangkan dampak dari perubahan fungsi lahan dan perubahan iklim. Ibarat membaca peta, tanpa melihat kondisi jalan terkini, sistem ini membuat langkah kita selalu tertinggal dalam mengatasi banjir.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Pendekatan sistem prediksi banjir&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Sistem prediksi banjir yang akurat mendapat perhatian serius dalam berbagai studi ilmiah. Berdasarkan basis data jurnal internasional &lt;a href="https://www.scopus.com/"&gt;SCOPUS&lt;/a&gt;, ada sekitar 472 artikel (1970-2025) yang membahas metode pemetaan dan prediksi banjir.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dari berbagai studi tersebut, setidaknya ada empat metode pendekatan utama yang bisa digunakan dengan kelebihan dan keterbatasan masing-masing, antara lain:&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;strong&gt;1. &lt;em&gt;Machine learning&lt;/em&gt; (ML) dan &lt;em&gt;artificial intelligence&lt;/em&gt; (AI)&lt;/strong&gt;&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;em&gt;Machine learning&lt;/em&gt; (ML) dan &lt;em&gt;artificial intelligence&lt;/em&gt; (AI) bisa memprediksi dan memetakan risiko banjir lebih akurat dengan tingkat akurasi &lt;a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1674987120302073"&gt;87%&lt;/a&gt;. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;a href="https://www.mdpi.com/2072-4292/17/3/524"&gt;Model&lt;/a&gt; yang bisa digunakan, seperti &lt;em&gt;Random Forest&lt;/em&gt;, &lt;em&gt;Support Vector Machine&lt;/em&gt; (SVM), &lt;em&gt;Extreme Gradient Boosting&lt;/em&gt; (XGBoost), &lt;em&gt;Artificial Neural Networks&lt;/em&gt; (ANN), &lt;em&gt;Convolutional Neural Networks&lt;/em&gt; (CNN), dan &lt;em&gt;Spatio-Temporal Attention Gated Recurrent Unit&lt;/em&gt; (STA-GRU). &lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;a href="http://mdpi.com/2306-5338/10/7/141"&gt;Pendekatan&lt;/a&gt; ini memiliki kemampuan analisis &lt;em&gt;big data&lt;/em&gt; dan bisa memahami pola yang sulit dilihat manusia. Modelnya juga bisa diperbarui secara &lt;em&gt;real-time&lt;/em&gt;, jadi lebih adaptif terhadap perubahan iklim. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kekurangannya, metode ini butuh data dan daya komputasi berkualitas tinggi untuk melatih model. Selain itu, beberapa model sering dianggap sebagai &lt;em&gt;black box&lt;/em&gt;—yang hasilnya sulit untuk ditafsirkan secara langsung.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;strong&gt;2. Pendekatan spasial multi kriteria&lt;/strong&gt;&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Metode ini membuat peta risiko banjir berdasarkan berbagai faktor, seperti curah hujan, topografi (bentuk dan unsur permukaan tanah), serta jenis tanah. Dengan menggunakan &lt;a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0195925523001208"&gt;alat&lt;/a&gt; berupa &lt;em&gt;Analytic Hierarchy Process&lt;/em&gt; (AHP) dan &lt;em&gt;Multi-Criteria Decision-Making&lt;/em&gt; (MCDM), data-data ini diberi bobot dan di-&lt;em&gt;overlay&lt;/em&gt; untuk menentukan wilayah mana yang paling rawan banjir.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kelebihan pendekatan ini, mudah dipahami karena divisualisasikan dalam peta spasial dan tidak perlu komputer atau sistem canggih untuk mengoperasikannya. Sementara kelemahan utamanya adalah cenderung subjektif karena mengandalkan penilaian pembobotan manusia. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Metode ini juga kurang bisa menangkap dinamika perkembangan banjir dari waktu ke waktu. Beberapa penelitian menunjukkan metode ini memiliki tingkat akurasi sekitar &lt;a href="https://link.springer.com/article/10.1007/s10661-022-10111-x"&gt;78%&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;strong&gt;3. Pemodelan hidrologi dan hidrodinamika&lt;/strong&gt;&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Metode ini bisa disebut “simulasi banjir” yang mencoba memahami bagaimana air bergerak di permukaan. &lt;a href="https://journals.sfu.ca/ijg/index.php/journal/article/view/3033"&gt;Model&lt;/a&gt; yang sering digunakan untuk simulasi hidrologi, di antaranya &lt;em&gt;Rainfall-Runoff-Inundation&lt;/em&gt; (RRI), &lt;em&gt;Soil and Water Assessment Tools&lt;/em&gt; (SWAT), serta &lt;em&gt;Hydrologic Engineering Center - Hydrologic Modeling System&lt;/em&gt; (HEC-HMS). &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Adapun simulasi hidrodinamika memakai &lt;em&gt;1D/2D Hydrodynamic Modeling&lt;/em&gt; (HEC-RAS, TELEMAC-2D, LISFLOOD-FP) dan &lt;em&gt;Storm Water Management Model&lt;/em&gt; (SWMM).&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;a href="https://link.springer.com/article/10.1007/s42452-021-04460-4"&gt;Pendekatan ini&lt;/a&gt; memiliki akurasi yang tinggi mencapai 98%. Model ini juga bisa digunakan untuk mensimulasikan berbagai skenario perubahan iklim dan perubahan penggunaan lahan. Namun, kelemahan utama pendekatan ini adalah butuh data input yang sangat spesifik dan waktu komputasi yang lebih lama. Selain itu, model ini memerlukan kalibrasi dan validasi agar hasil yang diperoleh benar-benar menyerupai kondisi lapangan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;strong&gt;4. Statistik dan &lt;em&gt;Non-Stationary&lt;/em&gt;&lt;/strong&gt;&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2590123024018887"&gt;Pendekatan&lt;/a&gt; ini mirip dengan melihat pola di masa lalu untuk memperkirakan risiko di masa depan. Dengan memakai teknik, seperti &lt;em&gt;Flood Frequency Analysis&lt;/em&gt; (FFA), &lt;em&gt;Log-Pearson Type III Distribution&lt;/em&gt;, dan &lt;em&gt;Bayesian Statistical Methods&lt;/em&gt;, para peneliti bisa menganalisis data historis banjir untuk memprediksi kemungkinan kejadian ekstrem berikutnya.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Keunggulan pendekatan ini terletak pada kemampuannya menganalisis tren jangka panjang dan memprediksi kemungkinan terjadinya banjir. Namun, tingkat kesalahan cukup besar, &lt;a href="https://www.mdpi.com/2073-4441/15/21/3808"&gt;37-47%&lt;/a&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Selain itu, metode ini memiliki &lt;a href="https://link.springer.com/article/10.1007/s00477-022-02174-6"&gt;kelemahan&lt;/a&gt; tidak bisa menangkap aspek spasial serta kurang mempertimbangkan perubahan hidrologi yang terjadi akibat perubahan lingkungan dari waktu ke waktu.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Optimasi langkah untuk prediksi banjir akurat&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Jepang adalah salah satu negara yang patut di contoh sebagai “laboratorium hidup” dalam mengatasi banjir. Meski sering mengalami cuaca ekstrem, mereka cepat tanggap dan memiliki sistem mitigasi yang baik.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pemerintah Jepang memanfaatkan &lt;a href="https://www.preventionweb.net/news/predicting-and-managing-flood-risks-extreme-rain-events-japan"&gt;studi-studi ilmiah&lt;/a&gt; yang dilakukan oleh universitas atau lembaga penelitian dengan baik. Misalnya dalam dokumen &lt;a href="https://www.kankyo.metro.tokyo.lg.jp/policy_others/zeroemission_tokyo/adaptation/plan/"&gt;&lt;em&gt;Tokyo Climate Change Adaptation Plan&lt;/em&gt;&lt;/a&gt;, pemerintah Jepang memperhitungkan skenario banjir paling ekstrem untuk membangun infrastruktur drainase secara bertahap pada lokasi-lokasi yang telah diidentifikasi berdasarkan riset. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Mereka juga mengembangkan sistem peringatan dini untuk memperingatkan masyarakat sebelum banjir terjadi, menerapkan aturan pembangunan rumah yang lebih tahan banjir, dan membangun lebih banyak area hijau dan resapan air dalam tata ruang wilayah.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Di Indonesia, biang banjir yang kompleks memerlukan pendekatan sistem prediksi yang lebih canggih. Salah satu model yang bisa dipakai adalah model &lt;em&gt;hybrid&lt;/em&gt;—kombinasi model hidrologi-hidrodinamika dan &lt;em&gt;machine learning&lt;/em&gt;.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Model hidrologi-hidrodinamika penting untuk menganalisis faktor-faktor fisik yang memengaruhi banjir, seperti perubahan lahan dan iklim, sedangkan &lt;em&gt;machine learning&lt;/em&gt; bisa mempelajari pola banjir dari data historis.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dengan metode ini, BMKG misalnya, bisa memberikan perkiraan yang lebih detail dan akurat soal area yang akan tergenang dan seberapa dalam genangannya saat banjir melanda.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Berbagai universitas di Indonesia sebenarnya sudah banyak melakukan riset soal banjir, termasuk mengenai sistem prediksi. Masalahnya, hasil riset kampus kurang dilirik dalam pengambilan kebijakan. Seharusnya, kajian ilmiah lebih sering masuk dalam dokumen perencanaan pembangunan, agar kebijakan yang diambil benar-benar berbasis data, bukan sekadar reaktif setiap kali banjir datang.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sudah saatnya kita berinvestasi dalam sistem prediksi berbasis data yang lebih akurat dan strategi mitigasi yang lebih proaktif. Jangan sampai banjir terus menjadi “tamu tak diundang” yang datang tanpa peringatan, sementara kita hanya bisa pasrah dan menunggu air surut.&lt;/p&gt;&lt;img src="https://counter.theconversation.com/content/251466/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" /&gt; &lt;p class="fine-print"&gt;&lt;em&gt;&lt;span&gt;Munajat Nursaputra tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.&lt;/span&gt;&lt;/em&gt;&lt;/p&gt;</content> <summary>Banjir terus datang, tapi kita masih gagap. Dengan pendekatan ilmiah, prediksi bisa ditingkatkan. Namun, apakah kebijakan sudah berbasis data atau masih reaktif?</summary> <author> <name>Munajat Nursaputra, Lecturer and Researcher in Geospatial Information Systems for Forestry and Environment, Universitas Hasanuddin</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/profiles/munajat-nursaputra-2338034"/> </author> <rights>Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.</rights> </entry> <entry> <id>tag:theconversation.com,2011:article/251303</id> <published>2025-03-07T02:09:50Z</published> <updated>2025-03-07T02:09:50Z</updated> <link rel="alternate" type="text/html" href="https://theconversation.com/kalap-saat-berbuka-puasa-tak-hanya-menguras-dompetmu-tapi-juga-memicu-bencana-251303"/> <title>Kalap saat berbuka puasa tak hanya menguras dompetmu, tapi juga memicu bencana</title> <content type="html">&lt;p&gt;Fenomena sampah makanan saat Ramadan menjadi masalah tahunan &lt;a href="https://en.antaranews.com/news/277833/reduce-food-waste-during-ramadan-ministry-urges-people"&gt;di Indonesia&lt;/a&gt;, terutama akibat kebiasaan kalap makan dan &lt;a href="https://phys.org/news/2015-03-hungry-people-food.html"&gt;&lt;em&gt;hungry buying&lt;/em&gt;&lt;/a&gt; setelah seharian berpuasa. Rasa lapar yang menumpuk selama puasa sering kali membuat kita membeli atau mengambil makanan secara berlebihan tanpa mempertimbangkan kapasitas perut. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Kebiasaan ini tidak hanya berdampak pada pemborosan uang dan &lt;a href="https://www.frontiersin.org/journals/nutrition/articles/10.3389/fnut.2024.1377120/full"&gt;gangguan kesehatan&lt;/a&gt;, tetapi juga meningkatkan beban sampah yang dapat merusak lingkungan. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Saat Ramadan, jumlah sampah organik yang berasal dari sisa makanan di Indonesia naik &lt;a href="https://en.antaranews.com/news/277833/reduce-food-waste-during-ramadan-ministry-urges-people"&gt;rata-rata 20%&lt;/a&gt;. Hal ini tentu menimbulkan beban bagi lingkungan, mengingat Indonesia merupakan salah satu &lt;a href="https://journal.poltekparmakassar.ac.id/index.php/pusaka/article/view/305"&gt;penghasil sampah makanan terbesar&lt;/a&gt; di dunia.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Ke mana sampah pergi?&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Setelah makanan terbuang dan menjadi &lt;em&gt;food waste&lt;/em&gt;, pertanyaannya adalah, “Ke mana akhirnya sampah ini berlabuh?” &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dari rumah tangga, restoran, atau tempat berbuka puasa, sampah organik biasanya dikumpulkan di tempat sampah, lalu diangkut oleh petugas kebersihan ke tempat pembuangan sementara (TPS) sebelum akhirnya dibawa ke &lt;em&gt;landfill&lt;/em&gt; alias tempat pembuangan akhir (TPA). &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sayangnya, di Indonesia, sistem pengolahan sampah &lt;a href="https://unair.ac.id/telaah-kondisi-terkini-tpa-di-indonesia-solusi-atau-ancaman/"&gt;masih menghadapi berbagai tantangan&lt;/a&gt;. Sebagian besar sampah makanan langsung dibuang begitu saja ke TPA, &lt;a href="https://data.goodstats.id/statistic/alasan-separuh-masyarakat-ri-tidak-memilah-sampah-5Dm7e"&gt;tanpa proses pemilahan&lt;/a&gt; atau pengolahan lebih lanjut, sehingga menambah beban pada &lt;em&gt;landfill&lt;/em&gt; yang sudah hampir penuh.&lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Ledakan gas sampah makanan dan longsor&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Sampah makanan menimbulkan dampak lingkungan yang luas, terutama dalam pengelolaan sampah di tempat pembuangan akhir, di antaranya:&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;strong&gt;1. Cemari sumber air sekitar&lt;/strong&gt;&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sampah organik yang tidak terkelola dengan baik akan menghasilkan &lt;a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0048969724018102"&gt;&lt;em&gt;leachate&lt;/em&gt; (lindi)&lt;/a&gt;, yaitu limbah cair yang meresap ke dalam tanah dan mencemari sumber air di sekitarnya.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Lindi dapat &lt;a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0048969723049665"&gt;memperburuk kualitas air tanah&lt;/a&gt;, merusak tanah di kawasan &lt;a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0048969723049665"&gt;pertanian&lt;/a&gt;, serta berpotensi &lt;a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0048969723076568"&gt;menyebarkan bibit penyakit&lt;/a&gt; pada manusia. &lt;/p&gt; &lt;figure class="align-center "&gt; &lt;img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/652709/original/file-20250303-32-p9g61k.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/652709/original/file-20250303-32-p9g61k.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=406&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/652709/original/file-20250303-32-p9g61k.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=30&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=406&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/652709/original/file-20250303-32-p9g61k.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=15&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=600&amp;amp;h=406&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/652709/original/file-20250303-32-p9g61k.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=45&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=510&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/652709/original/file-20250303-32-p9g61k.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=30&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=510&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/652709/original/file-20250303-32-p9g61k.jpg?ixlib=rb-4.1.0&amp;amp;q=15&amp;amp;auto=format&amp;amp;w=754&amp;amp;h=510&amp;amp;fit=crop&amp;amp;dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"&gt; &lt;figcaption&gt; &lt;span class="caption"&gt;Tumpukan sampah di TPA Bantar Gebang, Jawa Barat. Kebanyakan sampahmu akan berakhir di sini.&lt;/span&gt; &lt;span class="attribution"&gt;&lt;span class="source"&gt;(Rumbo a lo desconocido/Shutterstock)&lt;/span&gt;&lt;/span&gt; &lt;/figcaption&gt; &lt;/figure&gt; &lt;p&gt;&lt;strong&gt;2. Perburuk kondisi iklim&lt;/strong&gt;&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Selain itu, sampah makanan yang &lt;a href="https://www.epa.nsw.gov.au/-/media/epa/corporate-site/resources/wasteregulation/fogo/24p4522-emissions-impacts-from-landfilling-food-waste.pdf"&gt;membusuk&lt;/a&gt; di tempat pembuangan juga menghasilkan &lt;a href="https://www.tritechsolutions.nl/media/5027/scharff-et-al-2023-the-impact-of-landfill-management-approaches-on-methane-emissions.pdf"&gt;gas metana (CH₄)&lt;/a&gt;. Gas ini memiliki efek pemanasan global &lt;a href="https://www.epa.gov/gmi/importance-methane"&gt;28 kali lebih kuat&lt;/a&gt; dari karbon dioksida (CO₂), sehingga berkontribusi terhadap perubahan iklim. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;strong&gt;3. Picu ledakan, kebakaran, dan longsor&lt;/strong&gt;&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Gas metana yang terperangkap di tumpukan sampah juga dapat terkumpul dan menciptakan &lt;a href="https://www.health.wa.gov.au/%7E/media/Corp/Documents/Health-for/Public-health-act/position-statement-landfill-gases.pdf"&gt;tekanan tinggi&lt;/a&gt;. Jika tidak dikelola dengan baik, gas tersebut berisiko meledak sehingga dapat memicu &lt;a href="https://www.dcceew.gov.au/sites/default/files/documents/waste-fires-australia-cause-concern-2016.pdf"&gt;kebakaran besar&lt;/a&gt;. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Ketika ledakan terjadi, api yang menyala akan sulit dipadamkan karena sampah organik terus menghasilkan gas metana baru. Kebakaran di &lt;em&gt;landfill&lt;/em&gt; sering berlangsung selama berhari-hari hingga &lt;a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0956053X04001849"&gt;berpekan-pekan&lt;/a&gt;, mengeluarkan &lt;a href="https://opus.lib.uts.edu.au/bitstream/10453/49135/1/Fattaletal2016WasteFiresinAustralia.pdf"&gt;asap beracun&lt;/a&gt; yang mencemari udara dan membahayakan kesehatan warga sekitar.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Akumulasi sampah yang terus bertambah juga menyebabkan &lt;em&gt;overload&lt;/em&gt; di TPA, yang dapat meningkatkan &lt;a href="https://neptjournal.com/upload-images/(45)B-3710.pdf"&gt;tekanan pada struktur &lt;em&gt;landfill&lt;/em&gt;&lt;/a&gt;. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Apabila kelebihan beban, bencana bisa terjadi, seperti &lt;a href="https://www.tempo.co/lingkungan/ledakan-tpa-leuwigajah-insiden-paling-parah-yang-pernah-terjadi-di-indonesia-141803"&gt;Tragedi Ledakan Leuwigajah 2005&lt;/a&gt; di Jawa Barat yang menyebabkan banyak korban jiwa, hingga &lt;a href="https://waste4change.com/blog/tpa-cipeucang-longsor-pada-22-mei-2020/"&gt;longsor di TPA Cipeucang&lt;/a&gt;. &lt;/p&gt; &lt;h2&gt;Menekan &lt;em&gt;food waste&lt;/em&gt;: bijak berbuka puasa&lt;/h2&gt; &lt;p&gt;Saat Ramadan, kita perlu lebih bijak saat berbuka puasa untuk mengurangi sampah makanan langsung dari sumbernya (manusia). &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dengan mengambil makanan secukupnya, merencanakan konsumsi dengan baik, serta menghindari pembelian impulsif hanya karena promo atau porsi besar, kita bisa mengurangi limbah makanan yang tidak perlu.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Apakah mengurangi konsumsi cukup untuk mencegah bencana? Sayangnya tidak. Pengelolaan sampah organik yang sudah terlanjur ada juga harus diperhatikan.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Sebelum sampai ke tempat pembuangan akhir, sampah makanan bisa kita manfaatkan kembali, misalnya sebagai &lt;a href="https://www.sustainableagriculture.eco/post/the-role-of-composting-in-reducing-food-waste-and-enriching-soil"&gt;kompos untuk pertanian&lt;/a&gt; atau &lt;a href="https://fst.unair.ac.id/blog/2024/12/28/mengelola-sampah-organik-sebagai-pakan-unggas-solusi-berkelanjutan-untuk-mengurangi-limbah/#:%7E:text=Sampah%20organik%20yang%20berasal%20dari,wortel%2C%20kubis%2C%20dan%20kangkung"&gt;pakan ternak&lt;/a&gt;. Ada juga &lt;a href="https://ftmm.unair.ac.id/biodigester-mengubah-sampah-organik-untuk-ketahanan-energi/"&gt;teknologi biodigester&lt;/a&gt; untuk mengelola sampah menjadi energi.&lt;/p&gt; &lt;p&gt;&lt;div data-react-class="InstagramEmbed" data-react-props="{&amp;quot;url&amp;quot;:&amp;quot;https://www.instagram.com/p/C7Lnj9rvpVT&amp;quot;,&amp;quot;accessToken&amp;quot;:&amp;quot;127105130696839|b4b75090c9688d81dfd245afe6052f20&amp;quot;}"&gt;&lt;/div&gt;&lt;/p&gt; &lt;p&gt;Pemerintah juga harus memerbaiki pengelolaan sampah di tempat pembuangan akhir. Harus ada &lt;a href="https://www.rawearthenvironmental.com.au/capabilities/leachate-gas-monitoring"&gt;pemantauan kualitas lindi&lt;/a&gt; untuk mencegah pencemaran air tanah dan penyebaran penyakit di sekitar TPA. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Gas metana yang dihasilkan dari sampah organik juga sebaiknya tidak dibiarkan begitu saja, melainkan dimanfaatkan sebagai &lt;a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1364032123006068#:%7E:text=For%20generating%20electricity%2C%20methane%20is,reach%2064%25%20%5B11%5D"&gt;energi alternatif&lt;/a&gt; untuk menyalakan kompor ataupun pembangkit listrik. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Terakhir, pemerintah juga perlu &lt;a href="https://archive.epa.gov/epawaste/nonhaz/municipal/web/pdf/isenberg.pdf"&gt;mendesain area penumpukan sampah&lt;/a&gt; yang lebih aman dan stabil untuk mencegah bencana longsor seperti yang pernah terjadi di berbagai TPA. &lt;/p&gt; &lt;p&gt;Dengan kombinasi konsumsi bijak saat berbuka dan pengelolaan sampah yang lebih baik, kita dampak meredam dampak negatif sampah makanan, baik dari segi lingkungan maupun kesehatan masyarakat.&lt;/p&gt;&lt;img src="https://counter.theconversation.com/content/251303/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" /&gt; &lt;p class="fine-print"&gt;&lt;em&gt;&lt;span&gt;Rian Mantasa Salve Prastica terafiliasi dengan Politeknik Pekerjaan Umum, Kementerian Pekerjaan Umum.&lt;/span&gt;&lt;/em&gt;&lt;/p&gt;</content> <summary>Bencana karena kalap makan terjadi karena ‘hungry buying’ kita, kemudian diperparah oleh sistem pemilahan dan pengelolaan sampah yang buruk di Indonesia.</summary> <author> <name>Rian Mantasa Salve Prastica, PhD student studying urban stormwater management, Environmental Engineering research group, School of Civil Engineering, The University of Queensland</name> <foaf:homepage rdf:resource="https://theconversation.com/profiles/rian-mantasa-salve-prastica-1358150"/> </author> <rights>Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.</rights> </entry> </feed>